ANALISIS KEMAMPUAN KERUANGAN DAN SELF EFFICACY PESERTA DIDIK DALAM MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER BERBASIS BUDAYA DEMAK

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN KERUANGAN DAN

SELF

EFFICACY

PESERTA DIDIK DALAM MODEL

PEMBELAJARAN

TREFFINGER

BERBASIS

BUDAYA DEMAK

TESIS

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Oleh

Sri Lestari

0401513035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015


(2)

i

PENGESAHAN UJIAN TESIS

Tesis dengan judul ” Analisis Kemampuan Keruangan dan Self-EfficacyPeserta Didik dalam Model PembelajaranTreffingerBerbasis Budaya Demak” Karya,

Nama : Sri Lestari NIM : 0401513035

Program Studi : Pendidikan Matematika S-2

telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang pada hari kamis, tanggal 8 Oktober 2015.

Semarang, Oktober 2015

Panitia Ujian

Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr. H. Achmad Slamet, M.Si. Prof. Dr. Kartono, M.Si.

NIP. 196105241986011001 NIP.195602221980031002 Penguji I Penguji II

Dr. Scolastika Mariani, M.Si. Prof. Dr. Hardi Suyitno, M.Pd

NIP. 19650210 199102 2 001 NIP. 19500425 197903 1 001 Penguji III

Prof. Dr. St. Budi Waluya, M.Si.


(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.

Semarang, Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,

Sri Lestari


(4)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO.

“Pembelajaran menggunakan model Treffinger berbasis budaya Demak akan meningkatkanself efficacypeserta didik sehingga pembelajaran lebih efektif”

PERSEMBAHAN.

Karya ini ku persembahkan kepada : 1. Mahasiswa Unnes

2. Mahasiswa PPS Unnes Angkatan 2013 3. Guru Matematika


(5)

iv

ABSTRAK

Lestari, S. 2015.Analisis Kemampuan Keruangan dan Self-Efficacy Peserta Didik dalam Model Pembelajaran Treffinger Berbasis Budaya Demak.. Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Prof. Dr. St. Budi Waluya, M.Si., II. Prof. Dr. Hardi Suyitno, M.Pd.

Kata Kunci: Kemampuan Keruangan,Self-Efficacy,Treffinger, Budaya Demak Kemampuan keruangan matematika yang kurang memuaskan menjadi persoalan pembelajaran di SMK. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis self efficacy dan kemampuan keruangan peserta didik serta menguji keefektifan model pembelajaran tersebut dalam upaya meningkatkan kemampuan keruangan peserta didik SMK.

Penelitian ini menggunakan metode kombinasi desain concurrent triangulation. Semua rumusan masalah akan dicarikan jawabannya dengan metode kualitatif dan kuantitatif secara seimbang. Analisis self efficacy dan kemampuan keruangan akan di bahas dari berbagai sudut pandang metode pengumpulan data. Efektivitas hasil dengan metode kuantitatif yaitu eksperimen dengan One Sample Group Designe. Uji ketuntasan kemampuan keruangan memakai uji beda rata-rata satu pihak dan uji beda proporsi. Uji peningkatan kemampuan keruangan dengan memakai uji t- berpasangan serta uji Gain.

Uji efektifitas memberikan hasil berupa: (a) kemampuan keruangan matematika telah mencapai dengan rata-rata melebihi KKM 75. Proporsi peserta didik yang mendapat nilai kemampuan keruangan > 75 telah melampaui 75 %; (b) kemampuan keruangan peserta didik sesudah perlakuan lebih baik dari pada kemampuan keruangan peserta didik sebelum perlakuan. Secara rata-rata klasikal diperoleh nilai GainyangTernormalkan( ) sebesar 72,65 % atau 0,7265 yang berarti tafsiran peningkatan TKK yang terjadi termasuk kategori tinggi. Hasil analisis self efficacy dan kemampuan keruangan peserta didik dari penelitian pembelajaran tersebut adalah peserta didik yang mempunyai kemampuan keruangan yang tinggi cenderung mempunyai self efficacy yang tinggi. Dimensi

self efficacyyang paling berpengaruh pada kemampuan keruangan adalah dimensi

generality.

Berdasarkan ketercapaian kriteria tersebut berarti Pembelajaran Treffinger

berbasis budaya Demak efektif dapat meningkatkan kemampuan keruangan peserta didik SMK untuk materi geometri. Pembelajaran Treffinger berbasis budaya Demak perlu dikembangkan lagi variasi pembelajaran dengan materi dan tingkatan yang lain.


(6)

v

ABSTRACT

Lestari, S. 2015. Analysis of Spatial Abilities and Self-Efficacy through Treffinger based on Demak Culture. Thesis, Mathematics Education Program, Post Graduate Program, State University of Semarang. Advisorr: I. Prof. Dr. St. Budi Waluya, M.Si., II. Prof. Dr. Hardi Suyitno, M.Pd.

Keywords: Spatial Abilities, Self-Efficacy, Treffinger, Demak Culture

Mathematical spatial abilities which less satisfactory become learning problems in SMK. The purpose of this study is to analyse self efficacy and spatial abilities and effectiveness test of the learning model in an effort to improve the mathematical spatial ability of learners vocational high school.

This study uses a combination of concurrent triangulation design. All the formulation of the problem will be answered with a qualitative and quantitative methods in a balanced. The effectiveness of the results of the quantitative method is experimental with one sample group designe. Mathematicalspatial ability’stest use different average test and different proportions test. The increasing test of spatial abilities using paired t-test and Gain test.

Effectiveness test provides results in the form of: (a) the spatial abilities have reached completeness individual and classical. The proportion of spatial ability reached 75% ; (b) the spatial ability is increased. The value ofGain( ) is 72,65 % or 0,7265 it means that the level of increasing spasial ability is high. The result of analysis self efficacy and spatial abilities is the students who have high spatial abilities so they have high self efficacy. Generality which the dimention of self efficacy is the most factor in spatial ability.

Based on these criteria mean learning achievement Treffinger based on Demak Culture can effectively improve the spatial abilities of learners vocational high school to materials geometry. Learning Treffinger based on Demak Culture needs to be developed further with a variety of learning material and other levels.


(7)

vi

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penyusunan tesis dengan judul “Analisis Kemampuan Keruangan dan Self-Efficacy Peserta Didik dalam Model Pembelajaran Treffinger Berbasis Budaya Demak” dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari sepenuhnya, sebelum dan selama penyusunan tesis ini, penulis mendapatkan bantuan, bimbingan, dukungan dan motivasi yang tiada henti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Achmad Slamet, M.Si, Direktur Program Pascasarjana Unnes, yang telah memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan, penelitian, dan penulisan tesis ini.

2. Prof. Dr. St. Budi Waluya, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Unnes sekaligus sebagai dosen pembimbing I, yang selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan penyusunan tesis ini serta dengan sabar memberikan bimbingan, arahan dan saran sehingga tesis ini dapat tersusun dengan baik.

3. Prof. Dr. Kartono, M.Si., Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Unnes, yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam penyusunan tesis ini.


(8)

vii

4. Prof. Dr. Hardi Suyitno, M.Pd , dosen pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan bimbingan, arahan dan saran serta motivasi sehingga tesis ini dapat tersusun dengan baik.

5. Dr. Scolastika Mariani, M.Si., dosen pendidikan matematika Unnes yang telah bersedia menjadi validator yang memberikan penilaian serta saran terhadap tesis dan perangkat pembelajaran yang disusun peneliti.

6. Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sebagai dasar penulisan tesis ini.

7. Drs. Subekhan, M.Pd, Kepala SMK Negeri 1 Demak beserta guru dan staf TU, yang telah memberikan ijin dan membantu hingga penelitian ini selesai. 8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi atas

terselesaikannya tesis ini.

Mudah-mudahan segala bantuan, bimbingan, motivasi dan doa restu dari semuanya dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa dan senantiasa mendapatkan anugerah dan karunia dari-Nya.

Penulis sadar bahwa dalam tesis ini masih banyak terdapat kekurangan, baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu penegetahuan.

Semarang, Oktober 2015

Sri Lestari


(9)

viii

DAFTAR ISI

Hal

PENGESAHAN UJIAN TESIS... i

PERNYATAAN KEASLIAN... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT...v

PRAKATA... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah...1

1.2. Identifikasi Masalah ...7

1.3. Cakupan Masalah ...8

1.4. Rumusan Masalah ...8

1.5. Tujuan Penelitian ...9

1.6. Manfaat Penelitian ...9

1.6.1. Manfaat Teoritis ...9


(10)

ix

BAB II KAJIAN PUSATAKA, KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Kajian Pustaka...11

2.2. Kerangka Teoritis...13

2.2.1. Teori Belajar...13

2.2.2. Model PembelajaranTreffinger...21

2.2.3. Budaya Demak ...25

2.2.4. ModelTreffingerBerbasis Budaya Demak...27

2.2.5. Kemampuan Keruangan ...28

2.2.6. Self-Efficacy...34

2.2.7. Hasil Belajar ...36

2.2.8. Materi Geometri ...37

2.3. Kerangka Berpikir ...41

2.4. Hipotesis Penelitian...41

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian ...42

3.2. Desain Penelitian...45

3.3. Sumber Data Penelitian...46

3.4. Teknik Pengumpulan Data...47

3.5. Instrumen Penelitian...50

3.6. Teknik Analisis Data...51

3.6.1. Analisis Data Kevalitan Perangkat Pembelajaran ...51

3.6.2. Analisis Ujicoba Soal TKK ...57


(11)

x

3.6.4. Uji Peningkatan ...65

3.6.5. Analisis Data Kualitatif...67

3.6.6. Analisis Data Kualitatif dan Kuantitatif...68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ...69

4.1.1. Uji Ketuntasan...69

4.1.2. Uji Peningkatan ...72

4.1.3. Deskripsi Kefektifan Pembelajaran...74

4.2. PaparanSelf Efficacydan Kemampuan Keruangan ...76

4.2.1. Subyek Penelitian Pilihan ...76

4.2.2. Self Efficacy ...78

4.2.3. Kemampuan Keruangan...94

4.2.4. PembahasanSelf Efficacy...118

4.2.5. Pembahasan Kemampuan Keruangan...121

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ...124

4.3.1. Pembahasan Hasil Uji Ketuntasan ...124

4.3.2. Pembahasan Peningkatan Kemampuan Keruangan ...124

4.3.3. PembahasanSelf Efficacydan Kemampuan Keruangan 125 BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan ...135

5.2. Implikasi...137

5.3. Saran...137


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Tahapan ModelTreffinger ...24

Tabel 2.2 Perbedaan ModelTreffingerdengan ModelTreffingerBerbasis budaya Demak...28

Tabel 2.3 Hasil Survey Elemen Kemampuan Keruangan Maier ...33

Tabel 2.4 Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan materi dalam geometri...39

Tabel 3.1 KriteriaSelf efficacy ...50

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Validator ...54

Tabel 3.3 Revisi Silabus Berdasarkan Masukan Validator ...55

Tabel 3.4 Revisi RPP Berdasarkan Masukan Validator ...55

Tabel 3.5 Revisi LKPD Berdasarkan Masukan Validator ...56

Tabel 3.6 Revisi Bahan ajar Berdasarkan Masukan Validator ...57

Tabel 3.7 Revisi Tes Kemampuan Keruangan...58

Tabel 3.8 Hasil Validasi Perangkat Pebelajaran ...58

Tabel 3.9 Kriteria Validitas Butir Soal ...60

Tabel 3.10 Interpretasi Koefisien Reliabilitas...61

Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ...62

Tabel 3.12 Kriteria Daya Pembeda ...63

Tabel 3.13 Hasil Analisis dan Uji Coba Perangkat Tes ...64

Tabel 3.14 Kriteria Nilai Gain ...68


(13)

xii

Tabel 4.2 Hasil Peningkatan TKK ...75

Tabel 4.3 Klasifikasi Kemampuan Keruangan ...77

Tabel 4.4 Klasifikasi Hasil PostesSelf-efficacy...78

Tabel 4.5 Cuplikan Hasil Pretet ...79

Tabel 4.6 Hasil Angket PostesSelf-efficacySubjek Penelitian SP-1...81

Tabel 4.7 Gain Ternormalisasiself efficacySP-1 ...83

Tabel 4.8 Hasil Angket PostesSelf-efficacySubjek Penelitian SP-2...84

Tabel 4.9 Gain Ternormalisasiself efficacySP-2 ...87

Tabel 4.10 Hasil Angket PostesSelf-efficacySubjek Penelitian SP-3...88

Tabel 4.11 Gain Ternormalisasiself efficacySP-3 ...90

Tabel 4.12 Hasil Angket PostesSelf-efficacySubjek Penelitian SP-4...92

Tabel 4.13 Gain TernormalisasiSelf efficacySP-4...94

Tabel 4.14 Rekapitulasi NilaiSelf Efficacy ...119

Tabel 4.15 Rekapitulasi Uji GainSelf efficacypada Subjek Pilihan Penelitian 120 Tabel4.16 Rekapitulasi Kemampuan Keruangan Dan Self Efficacy Subyek Penelitian ...127


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1.1 Contoh Jawaban Salah Satu Peserta Didik...2

Gambar 1.2 Model Kubus Dalam Penyelesaian Soal ...3

Gambar 2.1 Contoh Spatial Perception ...31

Gambar 2.2 ContohSpatial Visualisation...31

Gambar 2.3 Contoh Mental rotation ...31

Gambar 2.4 Contoh Mental rotationdan Solusinya ...32

Gambar 2.5 Contoh Spatial Relationdan Solusinya ...32

Gambar 2.6 Contoh. Spatial Relation...32

Gambar 2.7 Contoh Spatial Orientation ...33

Gambar 2.8 Contoh LatihanSpatial Ability ...33

Gambar 2.9 Spatial AbilityMenurut Carrol ...34

Gambar 2.10 Kerangka Berpikir ...42

Gambar3.1 Langkah-Langkah Penelitian Kombinasi Desain Atau Model Concurrent Triangulation...46

Gambar 4.1 Grafik Hasil PengamatanSelf EfficacySP-1...80

Gambar 4.2 Grafik Hasil PengamatanSelf EfficacySP-2...84

Gambar 4.3 Grafik Hasil PengamatanSelf EfficacySP-3...87

Gambar 4.4 Grafik Hasil PengamatanSelf EfficacySP-4 ...91

Gambar 4.5 Hasil Pretest SP-1 No Soal.1 AspekSpatial Perception...95

Gambar 4.6 Hasil Postest SP-1 No Soal.1 AspekSpatial Perception...95

Gambar 4.7 Hasil Pretest SP-1 No Soal.1 AspekSpatial Relation...95


(15)

xiv

Gambar 4.9 Hasil Pretes SP-1 Soal No.2 AspekMental Rotation...96

Gambar 4.10 Hasil Postes SP-1 Soal No.2 AspekMental Rotation ...97

Gambar 4.11 Hasil Pretes SP-1 Soal No. 3 AspekSpatial Visualization. ...97

Gambar 4.12 Hasil postes SP-1 Soal No. 3 AspekSpatial Visualization...98

Gambar 4.13 Hasil pretes SP-1 Soal No. 4 AspekSpatial Orientation....99

Gambar 4.14 Hasil postes SP-1 Soal No. 4 aspekSpatial orientation. ...99

Gambar 4.15 Grafik Hasil Tes Kemampuan Keruangan Sp-1...100

Gambar 4.16 Hasil Pretes SP-2 Soal No. 1 AspekSpatial Perception. ...102

Gambar 4.17 Hasil Postes SP-2 Soal No. 1 AspekSpatial Perception. ...102

Gambar 4.18a Hasil pretes SP-2 Soal No. 1 AspekSpatial Relation. ...102

Gambar 4.18b Hasil postes SP-2 Soal No. 1 AspekSpatial Relation. ...103

Gambar 4.19a Hasil pretes SP-2 Soal No.2 AspekMental Rotation...103

Gambar 4.19b Hasil Postes SP-2 Soal No.2 AspekMental Rotation...104

Gambar 4.20 Hasil pretes SP-2 Soal No. 3 AspekSpatial Visualization. ...104

Gambar 4.21 Hasil postes SP-2 Soal No. 3 AspekSpatial Visualization. ...105

Gambar 4.22 Hasil pretes SP-2 Soal No. 4 AspekSpatial Orientation...105

Gambar 4.23 Hasil postes SP-2 Soal No. 4 AspekSpatial Orientation...106

Gambar 4.24 Grafik Hasil Tes Kemampuan Keruangan SP-2 ...107

Gambar 4.25 Hasil pretes SP-3 soal no. 1 aspekspatial perception....108

Gambar 4.26 Hasil postes SP-3 soal no. 1 aspekspatial perception...108

Gambar 4.27 Hasil pretes SP-3 soal no. 1 aspekspatial relation...109

Gambar 4.28 Hasil postes SP-3 soal no. 1 aspekspatial relation...109


(16)

xv

Gambar. 4.30 Hasil Prostes SP-3 Soal No.2 AspekMental Rotation...110

Gambar 4.31 Hasil Pretes SP-3 Soal No. 3 AspekSpatial Visualization...110

Gambar 4.32 Hasil Postes SP-3 Soal No. 3 AspekSpatial Visualization....111

Gambar 4.33 Hasil Pretes SP-3 Soal No. 4 AspekSpatial Orientation...111

Gambar 4.34 Hasil Postes SP-3 Soal No. 4 AspekSpatial Orientation...112

Gambar 4.35 Grafik Hasil Tes Kemampuan Keruangan SP-3 ...112

Gambar 4.36 Hasil Pretes SP-4 Soal No. 1 AspekSpatial Perception...114

Gambar 4.37 Hasil Postes SP-4 Soal No. 1 AspekSpatial Perception...114

Gambar 4.38 Hasil Pretes SP-4 Soal No. 1 AspekSpatial Relation...114

Gambar 4.39 Hasil Postes SP-4 Soal No. 1 AspekSpatial Relation...115

Gambar 4.40 Hasil Pretes SP-4 Soal No.2 AspekMental Rotation...115

Gambar 4.41 Hasil Postes SP-4 Soal No.2 AspekMental rotation...116

Gambar 4.42 Hasil Pretes SP-4 Soal No.3 Aspek Spatial Visualization....116

Gambar 4.43 Hasil Postes SP-4 Soal No.3 Aspek Spatial Visualization. ...117

Gambar 4.44 Hasil Postes SP-4 Soal No.4 Aspek Spatial Orientation. ...117

Gambar.4.45 Grafik Hasil Tes Kemampuan Keruangan SP-4 ...118

Gambar 4.46 Grafik Peningkatan SkorSelf EfficacyEmpat Peserta Didik Pilihan ...120

Gambar 4.47 Grafik Rekapitulasi Self Efficacy Tiap DimensiLima Peserta Didik Pilihan ...121

Gambar4.48 Grafik Hasil Pretest Dan Postest Setiap Aspek Kemampuan Keruangan ...123


(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1 Penggalan Silabus ...144

Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...148

Lampiran A.3 Bahan Ajar Peserta Didik ...186

Lampiran A.4 Lembar Kerja Peserta Didik ...217

Lampiran A.5 Kisi-kisi Ujicoba Tes Kemampuan Keruangan ...231

Lampiran A.6 Soal dan Kunci Jawaban Tes Kemampuan Keruangan ...234

Lampiran A.7 Kisi-kisi dan AngketSelf Efficacy...245

Lampiran A.8 Kisi-Kisi dan Pedoman Wawancara ...247

Lampiran A.9 Lembar PengamatanSelf efficacy ...249

Lampiran A.10 Kisi-kisi Pretes dan Postes Kemampuan Keruangan...256

Lampiran A.11 Soal dan Kunci Jawaban Pretes Kemampuan Keruangan ...256

Lampiran A.12 Soal dan Kunci Jawaban Postes Kemampuan Keruangan...256

Lampiran B.1 Lembar Validasi Silabus ...264

Lampiran B.2 Lembar Validasi RPP ...272

Lampiran B.3 Lembar Validasi Bahan Ajar Peserta Didik...282

Lampiran B.4 Lembar Validasi LKPD ...297

Lampiran B.5 Lembar Validasi TKK ...297

Lampiran C.1 Rekap Analisis Uji Coba TKK ...311

Lampiran C.2 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ...322

Lampiran D.1 Daftar Nama Peserta Didik ...327

Lampiran D.2.1 Hasil Pretest Kemampuan Keruangan ...328


(18)

xvii

Lampiran D.3 Klasifikasi Pretest Kemampuan Keruangan ...334

Lampiran D.4.1 Hasil PengamatanSelf EfficacyPertemuan 1-5 ...337

Lampiran D.4.2 RekapitulasiSelf EfficacySetiap Pertemuan ...337

Lampiran D.5 Uji GainSelf Efficacy ...347

Lampiran D.6 Hasil Postest AngketSelf Efficacy...348

Lampiran D.7 Hasil Postest Kemampuan Keruangan ...352

Lampiran D.8 Rekapitulasi hasil TKK danSelf Efficacy...355

Lampiran D.9 Uji Homogenitas ...356

Lampiran D.10 Uji Normalitas ...358

Lampiran D.11 Uji Ketuntasan ...359

Lampiran D.12 Uji T Berpasangan ...361

Lampiran D.13 Uji Perbedaan Rata-Rata Gain TKK ...363

Lampiran E.1 Surat Ijin Penelitian ...365

Lampiran E.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...362

Lampiran E.3 Daftar Nama Validator ...363

Lampiran E.4 Jadwal Penelitian ...364

Lampiran E.5 Foto Kegiatan Penelitian ...365


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu pelajaran yang diajarkan dalam kurikulum sekolah adalah matematika. Menurut James dan James yang dikutip Suherman (2003:16) mengatakan matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lain dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.

Menurut Johnson dan Myklebust sebagaimana dikutip oleh Abdurrahman (2012:202) menyebutkan matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Menurut Cornelius sebagaimana yang dikutip Abdurrahman (2012:204) mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi


(20)

2

pengalaman, (4) sarana untuk meningkatkan kreativitas, (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Menurut Abdurrahman (2012:203) bidang studi matematika yang diajarkan di SD mencakup tiga cabang, yaitu aritmetika, aljabar dan geometri. Pada dasarnya geometri mempunyai peluang yang lebih besar untuk dipahami peserta didik dibandingkan dengan cabang matematika yang lain. Hal ini karena ide-ide geometri sudah dikenal oleh peserta didik sejak sebelum mereka masuk sekolah, misalnya garis, bidang dan ruang. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa materi geometri kurang dikuasai oleh sebagian besar peserta didik. Masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar geometri.

Permasalahan dalam pembelajaran geometri ditemukan peneliti ketika mengajarkannya di SMK Negeri 1 Demak dimana geometri kurang dipahami dengan baik. Dimana soal- soal yang diberikan saat pembelajaran berlangsung tidak terselesaikan dengan baik. Berikut salah satu soal yang diberikan, tentukan jarak antara titik R dengan bidang PWU pada kubus PQRS.TUVW! Panjang rusuk kubus 12 cm.


(21)

3

Pada Gambar 1.1, terlihat bahwa peserta didik belum dapat mengerjakan dengan baik. Peserta didik tersebut menuliskan bahwa jarak = 12 cm padahal 12 cm itu adalah panjang rusuk kubus PQRS.TUVW. Terlihat juga kemampuan keruangannya belum baik, spatial orientation, mental orientation dan spatial visualization sangat lemah dalam menggambar sketsa penyelesaian masalahnya.. Pada pengerjaannya peserta didik tidak menggunakan petunjuk pada soal yang terkait dengan jawaban soal tersebut. Menggunakan petunjuk/ informasi pada soal dapat mempermudah mengerjakan soal. Penyeselesaian soal diatas seharusnyaseperti gambar 1.2 berikut.

Gambar 1.2 Model kubus dalam penyelesaian soal

Perhatikan persegi panjang PRVT !

Garis RT berpotongan tegak lurus dengan Garis PN dititik O, sehingga jarak R ke Bidang PWU adalah RO.

P Q

R S

V

W

T

U

O

N

V T

R

P

O N


(22)

4

Perhatikan segitiga PTN! PN = PT2TN2

=

144

72

=

216

=

6

6

cm. L. Δ PTN = ½. PT. TN = ½. PN. TO

12.6 2 = . 6 6. 36 2 = 3 6TO

TO = =4 3cm

Dengan demikian RO = RT–TO =12 3-4 3=8 3cm.

Data tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran materi geometri di SMK Negeri 1 Demak rataan dari 2 kelas paket keahlian Administasi Perkantoran sebesar 55. Hal ini masih dibawah KKM yang ditetapkan (KKM = 75). Ini berarti proses pembelajaran yang selama ini terjadi belum mencapai keberhasilan sesuai yang diharapkan. Menurut Lerner sebagaimana yang dikutip oleh Abdurrahman (2012:210) beberapa karakteristik anak berkesulitan belajar matematika yaitu adanya gangguan dalam hubungan keruangan, abnormalitas persepsi visual, asosiasi visual-motor, perseverasi, kesulitan mengenal dan memahami simbol, gangguan penghayatan tubuh, kesulitan dalam bahasa dan membaca, performance IQ jauh lebih rendah daripada verbal IQ.


(23)

5

Marunic dan Galzar (2012) menyebutkan diantara delapan kecerdasan manusia terdapat kemampuan keruangan di dalamnya. Katsioludis (2014: 88) menyebutkan kemampuan keruangan merupakan komponen kritis dalam kemampuan intelektual. Hasil penelitian Oostermeijer (2014) menunjukkan aktivitas kemampuan keruangan sebagai mediator antara permainan konstruktif dan prestasi anak-anak dalam keruangan. Hasil penelitian Smith yang dikutip Orthon (2004:148) adalah kemampuan keruangan merupakan kunci dalam komponen kemampuan matematika. Olkun (2003) mengatakan kemampuan keruangan merupakan manipulasi objek dan bagian-bagiannya dalam ruang 2D dan 3D. Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan keruangan adalah penting dan dapat ditingkatkan melalui aktivitas yang tepat. Yilmas (2009) mengatakan kemampuan keruangan merupakan hal komprehensif yang memiliki efek pada kehidupan sehari-hari, prestasi akademik, dan sukses dalam tipe pekerjaan tertentu.

Hasil penelitian Lee (2007) menunjukkan bahwa peserta didik kemampuan spasial tinggi mampu membangun koneksi antara gambar visual yang saling terkait bahkan ketika gambar saling berhubungan yang lokasinya jauh satu sama lain. Di sisi lain, peserta didik dengan kemampuan spasial rendah mengalami kesulitan relatif lebih dalam membangun hubungan antara gambar visual saling jauh. Tosto (2014) mengatakan kemampuan spasial terkait dengan kemampuan matematika. Pernyataan Tosto sejalan dengan pernyataan Clement dan Sarama (2007:489) bahwa berpikir keruangan adalah hal yang penting karena merupakan kemampuan manusia yang esensial yang berkontribusi dalam kemampuan


(24)

6

matematika. Maier (1998:66) mengatakan kemampuan keruangan tanpa diragukan lagi merupakan salah satu aspek investigasi kecerdesan manusia yang paling baik.

McLeod dan Ortega (1993:21) mengatakan NCTM menekankan pada isu afektif dalam publikasi Standar kurikulum dan evaluasi pada sekolah matematika. Dua tujuan utamanya adalah membantu peserta didik memahami nilai matematika dan membangun kepercayaan diri peserta didik. Menurut Fennema dan Peterson yang dikutip oleh McLeod dan Ortega (1993:27) banyak penelitian ranah afektif pendidikan matematika yang mengfokuskan pada kepercayaan terhadap diri sendiri. Zimmerman (2000) mengatakan ketika dipelajari sebagai variabel mediasi dalam studi pelatihan, self-efficacy telah terbukti responsif terhadap perbaikan metode belajar peserta didik (terutama yang melibatkan regulasi diri yang lebih besar) dan prediksi hasil prestasi. Bukti empiris ini perannya sebagai mediator ampuh belajar dan motivasi belajar peserta didik, hal ini memberikan pandangan kepada pendidik bahwa keyakinan diri peserta didik tentang kemampuan akademik yang memainkan peran penting dalam motivasi mereka untuk mencapainya

Geometri merupakan materi matematika yang dianggap sulit, kurang diminati, dan dihindari oleh sebagian besar peserta didik. Melalui model pembelajaran yang tepat diharapkan peserta didik dapat memahami bangun ruang dengan baik. Selain kemampuan keruangan, peserta didik juga dapat mengembangkan self efficacy mereka. Model pembelajaran memegang peranan penting dalam keberhasilan pembelajaran. Salah satu model yang tepat untuk


(25)

7

pembentukan self efficacy dan meningkatkan kemampuan keruangan adalah modelTreffinger .

Model pembelajaran treffinger ini dapat mengatasi permasalahan dengan memperhatikan fakta-fakta penting yang ada di lingkungan sekitar lalu memunculkan berbagai gagasan dan memilih solusi yang tepat untuk kemudian diimplementasikan secara nyata. Karakteristik yang paling dominan dalam model pembelajaran Treffinger ini adalah upayanya dalam mengintegrasikan dimensi kognitif dan afektif peserta didik untuk mencari arah-arah penyelesaian yang akan ditempuhnya untuk memecahkan masalah. Artinya peserta didik diberi keleluasaan untuk berkreativitas menyelesaikan masalahnya sendiri dengan cara-cara yang ia kehendaki. Tugas guru adalah membimbing peserta didik agar arah-arah yang ditempuh oleh peserta didik ini tidak keluar dari permasalahan (Huda, 2013:320).

Budaya Demak dalam penelitian ini adalah masjid Agung Demak. Masjid Agung Demak memiliki nilai historis yang sangat tinggi, selain itu bentuk bangunan masjid yang sangat cocok untuk mengvisualisasikan bangun ruang dalam materi geometri.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari beberapa permasalahan yang telah disebutkan dalam latar belakang, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.

(1) Rendahnya self efficacy peserta didik dalam pembelajaran matematika, karena matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan tidak


(26)

8

menarik. Hal ini ditunjukkan dari hasil observasi dan wawancara pada peserta didik.

(2) Kemampuan keruangan dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan geometri masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dengan data yang menyatakan rataan dari 2 kelas paket keahlian Administrasi Perkantoran SMK N 1 Demak sebesar 55 masih jauh di bawah KKM yang ditentukan yaitu sebesar 75.

1.3 Cakupan Masalah

Batasan masalah yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini, yaitu. (1) Penelitian hanya dilakukan pada peserta didik kelas X SMK Negeri 1

Demak.

(2) Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. (3) Materi matematika yang dijadikan bahan penelitian ini adalah Geometri. (4) Ranah afektif yang diambil dan diteliti dalam proses pembelajaran untuk

meningkatkan kemampuan keruangan adalahself efficacy.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan masalah dalam penelitian kombinasi ini adalah sebagai berikut.

(1) Apakah kemampuan keruangan dalam model pembelajaran treffinger


(27)

9

(2) Apakah ada peningkatan kemampuan keruangan peserta didik yang dikenai pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran

Treffingerberbasis budaya Demak ?

(3) Bagaimana Self efficacy dan kemampuan keruangan pada peserta didik kelas X AP1 SMK Negeri 1 Demak?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

(1) Menguji ketuntasan kemampuan keruangan peserta didik dalam model pembelajarantreffingerberbasis budaya Demak.

(2) Menguji adanya peningkatan kemampuan keruangan peserta didik dalam model pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran

Treffingerberbasis budaya Demak.

(3) Menganalisis self efficacy dan kemampuan keruangan yang bagaimana yang terjadi pada peserta didik kelas X AP1 SMK Negeri 1 Demak.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah diperolehnya perangkat pembelajaran yang berguna:

1.6.1 Manfaat Teoritis


(28)

10

(2) Dapat menjadi bahan referensi atau memberikan masukan kepada peneliti lain dan/atau penelitian lanjutan demi pengembangan bidang pendidikan khususnya pendidikan matematika.

1.6.2 Manfaat Praktis

Dapat memberikan sumbangan yang baik untuk guru dan sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan kemampuan keruangan peserta didik.


(1)

Marunic dan Galzar (2012) menyebutkan diantara delapan kecerdasan manusia terdapat kemampuan keruangan di dalamnya. Katsioludis (2014: 88) menyebutkan kemampuan keruangan merupakan komponen kritis dalam kemampuan intelektual. Hasil penelitian Oostermeijer (2014) menunjukkan aktivitas kemampuan keruangan sebagai mediator antara permainan konstruktif dan prestasi anak-anak dalam keruangan. Hasil penelitian Smith yang dikutip Orthon (2004:148) adalah kemampuan keruangan merupakan kunci dalam komponen kemampuan matematika. Olkun (2003) mengatakan kemampuan keruangan merupakan manipulasi objek dan bagian-bagiannya dalam ruang 2D dan 3D. Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan keruangan adalah penting dan dapat ditingkatkan melalui aktivitas yang tepat. Yilmas (2009) mengatakan kemampuan keruangan merupakan hal komprehensif yang memiliki efek pada kehidupan sehari-hari, prestasi akademik, dan sukses dalam tipe pekerjaan tertentu.

Hasil penelitian Lee (2007) menunjukkan bahwa peserta didik kemampuan spasial tinggi mampu membangun koneksi antara gambar visual yang saling terkait bahkan ketika gambar saling berhubungan yang lokasinya jauh satu sama lain. Di sisi lain, peserta didik dengan kemampuan spasial rendah mengalami kesulitan relatif lebih dalam membangun hubungan antara gambar visual saling jauh. Tosto (2014) mengatakan kemampuan spasial terkait dengan kemampuan matematika. Pernyataan Tosto sejalan dengan pernyataan Clement dan Sarama (2007:489) bahwa berpikir keruangan adalah hal yang penting karena merupakan kemampuan manusia yang esensial yang berkontribusi dalam kemampuan


(2)

matematika. Maier (1998:66) mengatakan kemampuan keruangan tanpa diragukan lagi merupakan salah satu aspek investigasi kecerdesan manusia yang paling baik.

McLeod dan Ortega (1993:21) mengatakan NCTM menekankan pada isu afektif dalam publikasi Standar kurikulum dan evaluasi pada sekolah matematika. Dua tujuan utamanya adalah membantu peserta didik memahami nilai matematika dan membangun kepercayaan diri peserta didik. Menurut Fennema dan Peterson yang dikutip oleh McLeod dan Ortega (1993:27) banyak penelitian ranah afektif pendidikan matematika yang mengfokuskan pada kepercayaan terhadap diri sendiri. Zimmerman (2000) mengatakan ketika dipelajari sebagai variabel mediasi dalam studi pelatihan, self-efficacy telah terbukti responsif terhadap perbaikan metode belajar peserta didik (terutama yang melibatkan regulasi diri yang lebih besar) dan prediksi hasil prestasi. Bukti empiris ini perannya sebagai mediator ampuh belajar dan motivasi belajar peserta didik, hal ini memberikan pandangan kepada pendidik bahwa keyakinan diri peserta didik tentang kemampuan akademik yang memainkan peran penting dalam motivasi mereka untuk mencapainya

Geometri merupakan materi matematika yang dianggap sulit, kurang diminati, dan dihindari oleh sebagian besar peserta didik. Melalui model pembelajaran yang tepat diharapkan peserta didik dapat memahami bangun ruang dengan baik. Selain kemampuan keruangan, peserta didik juga dapat mengembangkan self efficacy mereka. Model pembelajaran memegang peranan penting dalam keberhasilan pembelajaran. Salah satu model yang tepat untuk


(3)

pembentukan self efficacy dan meningkatkan kemampuan keruangan adalah modelTreffinger .

Model pembelajaran treffinger ini dapat mengatasi permasalahan dengan memperhatikan fakta-fakta penting yang ada di lingkungan sekitar lalu memunculkan berbagai gagasan dan memilih solusi yang tepat untuk kemudian diimplementasikan secara nyata. Karakteristik yang paling dominan dalam model pembelajaran Treffinger ini adalah upayanya dalam mengintegrasikan dimensi kognitif dan afektif peserta didik untuk mencari arah-arah penyelesaian yang akan ditempuhnya untuk memecahkan masalah. Artinya peserta didik diberi keleluasaan untuk berkreativitas menyelesaikan masalahnya sendiri dengan cara-cara yang ia kehendaki. Tugas guru adalah membimbing peserta didik agar arah-arah yang ditempuh oleh peserta didik ini tidak keluar dari permasalahan (Huda, 2013:320).

Budaya Demak dalam penelitian ini adalah masjid Agung Demak. Masjid Agung Demak memiliki nilai historis yang sangat tinggi, selain itu bentuk bangunan masjid yang sangat cocok untuk mengvisualisasikan bangun ruang dalam materi geometri.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari beberapa permasalahan yang telah disebutkan dalam latar belakang, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.

(1) Rendahnya self efficacy peserta didik dalam pembelajaran matematika, karena matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan tidak


(4)

menarik. Hal ini ditunjukkan dari hasil observasi dan wawancara pada peserta didik.

(2) Kemampuan keruangan dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan geometri masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dengan data yang menyatakan rataan dari 2 kelas paket keahlian Administrasi Perkantoran SMK N 1 Demak sebesar 55 masih jauh di bawah KKM yang ditentukan yaitu sebesar 75.

1.3 Cakupan Masalah

Batasan masalah yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini, yaitu. (1) Penelitian hanya dilakukan pada peserta didik kelas X SMK Negeri 1

Demak.

(2) Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015. (3) Materi matematika yang dijadikan bahan penelitian ini adalah Geometri. (4) Ranah afektif yang diambil dan diteliti dalam proses pembelajaran untuk

meningkatkan kemampuan keruangan adalahself efficacy.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan masalah dalam penelitian kombinasi ini adalah sebagai berikut.

(1) Apakah kemampuan keruangan dalam model pembelajaran treffinger berbasis budaya Demak tuntas?


(5)

(2) Apakah ada peningkatan kemampuan keruangan peserta didik yang dikenai pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Treffingerberbasis budaya Demak ?

(3) Bagaimana Self efficacy dan kemampuan keruangan pada peserta didik kelas X AP1 SMK Negeri 1 Demak?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

(1) Menguji ketuntasan kemampuan keruangan peserta didik dalam model pembelajarantreffingerberbasis budaya Demak.

(2) Menguji adanya peningkatan kemampuan keruangan peserta didik dalam model pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran Treffingerberbasis budaya Demak.

(3) Menganalisis self efficacy dan kemampuan keruangan yang bagaimana yang terjadi pada peserta didik kelas X AP1 SMK Negeri 1 Demak.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah diperolehnya perangkat pembelajaran yang berguna:

1.6.1 Manfaat Teoritis


(6)

(2) Dapat menjadi bahan referensi atau memberikan masukan kepada peneliti lain dan/atau penelitian lanjutan demi pengembangan bidang pendidikan khususnya pendidikan matematika.

1.6.2 Manfaat Praktis

Dapat memberikan sumbangan yang baik untuk guru dan sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan kemampuan keruangan peserta didik.