Trombus vena biasanya dimulai di vena betis yang kemudian meluas sampai vena proksimal. Trombus biasanya dibentuk pada daerah aliran darah yang lambat
atau yang terganggu. Stasis merupakan predisposisi trombosis karena mencegah faktor koagulasi aktif dilarutkan oleh darah yang tidak aktif, mencegah klirens faktor
koagulasi aktif, dan mencegah bercampurnya faktor koagulasi aktif dengan penghambatnya Tambunan, 2009.
2.3. Aspirin 2.3.1. Definisi
Acetylsalicylic acid
, atau dikenal sebagai aspirin merupakan obat golongan antitrombosit yang dapat menghambat agregasi trombosit sehingga menyebabkan
terhambatnya pembentukan trombus yang terutama sering ditemukan pada sistem arteri Rosmiati dan Gan, 1995.
2.3.2. Mekanisme Kerja
Aspirin menghambat sintesis tromboksan A
2
TXA
2
di dalam trombosit dan prostasiklin PGI
2
di pembuluh darah dengan menghambat secara ireversibel enzim siklo-oksigenase akan tetapi siklo-oksigenase dapat dibentuk kembali oleh sel
endotel. Sebagai akibatnya terjadi pengurangan agregasi trombosit Rosmiati dan Gan, 1995. Trombosit tidak dapat mensintesis protein karena tidak mempunyai inti
sel, sehingga setelah pemberian aspirin, sintesis TXA
2
tidak terjadi sampai trombosit yang berkenaan diganti dalam tujuh hingga sepuluh hari Rang et al., 2012.
2.3.3. Farmakokinetik
Aspirin diserap dari lambung dan usus kecil. Aspirin memiliki sifat kelarutan air yang rendah yang merupakan faktor pembatas dalam penyerapan. Aspirin dapat
deasetilasi dengan cepat di dinding usus, hati, plasma, dan jaringan lain untuk melepaskan asam salisilat yang merupakan bentuk aktif. Aspirin terikat pada protein
Universitas Sumatera Utara
plasma sekitar 80 dan memiliki volume distribusi sebesar 0.17 Lkg. Aspirin secara perlahan memasuki otak, tetapi bebas melintasi plasenta. Kedua aspirin dan asam
salisilat terkonjugasi dalam hati dengan membentuk
salicyluric acid
dan
glucuronic acid
. Beberapa metabolit kecil lainnya juga diproduksi. Metabolit tersebut diekskresi melalui filtrasi glomerulus serta sekresi tubular. Biasanya, hanya 110 diekskresikan
sebagai asam salisilat bebas, tapi dapat ditingkatkan dengan alkalinisasi. Waktu paruh aspirin adalah 15-20 menit. Namun, proses metabolisme menjadi jenuh selama
rentang terapeutik; waktu paruh obat dengan dosis antiinflamasi mugkin sekitar delapan sampai dua belas jam sedangkan selama keracunan mungkin sampai 30 jam.
Dengan demikian, proses eliminasi tergantung pada dosisnya Tripathi, 2008.
2.3.4. Efek Samping
Efek samping aspirin misalnya rasa tidak enak di perut, mual, dan perdarahan saluran cerna biasanya dapat dihindarkan bila dosis per hari tidak lebih dari 325 mg.
Penggunaan bersama antasid atau antagonist H
2
dapat mengurangi efek tersebut. Obat ini dapat mengganggu hemostasis pada tindakan operasi dan bila diberikan bersama
heparin atau antikoagulan oral dapat meningkatkan risiko perdarahan Rosmiati dan Gan, 1995. Efek samping aspirin, terutama pada saluran pencernaan, yang
bagaimanapun, jelas berhubungan dengan dosis, sehingga dosis rendah sering 75 mg sekali sehari biasanya dianjurkan untuk tromboprofilaksis.
Thromboprophylaxis
disediakan untuk orang yang berisiko tinggi menderita penyakit kardiovaskular Rang et al., 2012.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Tempat Aksi Obat Antiplatelet Rang et al., 2012.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Propolis 2.4.1. Definisi