minat, adanya keterlibatan penuh dan terciptanya makna, pemahaman, dan nilai yang membahagiakan pada pelajarKhodijah,2014.
Emosi di bedakan sebagai berikut: 1 Respons Yang Cepat Tetapi Ceroboh. Pikiran emosional jauh lebih cepat dari pikiran rasional, mengesampingkan
pemikiran hati – hati, tanpa analisis. Analisis merupakan ciri khas akal yang berpikir. Tindakan yang muncul dari pikiran emosional akan membawa kepastian yang sangat
kuat, 2 Perasaan dan pikiran yang rasional membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk menanggapi di bandingkan waktu yang dibutuhkan pikiran emosional.
Dorongan pertama yang muncul adalah situasi emosional yaitu: dorongan hati. Reaksi emosional yang kedua yaitu lebih lambat dari respons sebab di goda dan di
olah terlebih dahulu dalam pikiran sebelum sampai pada perasaan, 3 Realisasi simbolik logika pikiran emosional bersifat asosiatif artinya bahwa unsur yang
melambangkan suatu realitas, atau memicu kenangan terhadap realitas itu, merupakan hal yang sama dengan realitas tersebutKhodijah,2014.
B. Defenisi kecerdasanIntelligences
Tiap kecerdasan harus memiliki feature yang berkembang, dapat di observasi di populasi special, menyediakan bukti berupa sosialisai di otak dan mendukung system
notasi. Intelligence dapat di defenisikan sebagai: 1 Kemampuan memecahkan masalah yang dialaminya pada kehidupan nyata. 2 Kemampuan mengembangkan
masalah baru untuk di pecahkan. 3 Kemampuan membuat suatu atau menawarkan suatu layanan yang di hargai dalam budayanya. Intelligences adalah macam – macam
bahasa yang semua orang menggunakannya dan di pengaruhi sebagian oleh budaya tempat orang di lahirkan. Bahasa itu adalah akal untuk belajar, untuk memecahkan
masalah dan membuat apa yang manusia bisa menggunakannyaSumadiredja, 2014.
Beberapa factor yang mempengaruhi kemampuan intelektual individu yaitu: 1 Keturunan, 2 latar belakang sosial ekonomi, 3 lingkungan hidup. Lingkungan yang
kurang baik akan menghasilkan kemampuan intelektual yang kurang baik pula. Lingkungan yang di nilai paling buruk bagi perkembangan kemampuan inteligensi
adalah panti – panti asuhan serta intitusi lainnya, terutama bila anak di tempatkan disana sejak awal kehidupannya, 4 Kondisi fisik. Keadaan gizi yang kurang baik,
kesehatan yang buruk, perkembangan fisik yang lambat, menyebabkan tingkat kemampuan mental yang rendah, 5 Iklim emosi. Iklim emosi dimana individu
dibesarkan mempengaruhi perkembangan mental individu yang bersangkutanSlameto,2003.
1. Faktor – Faktor yang mempengaruhi kemampuan intelektual Terdapat banyak factor yang mempengaruhi kemampuan intelektual
seseorang, meliputi aspek – aspek fisik, emosional latar belakang sosial, ekonomi, keturunan, dan lingkungan. Berikut yang mempengaruhi kemampuan intelektual
berfungsi secara optimal: a.
Factor fisik. a Kesehatan umum. Siswa – siswa kurang tampak responsif, kurang memperhatikan atau tampak tidak memiliki motivasi untuk belajar,
kemungkinan besar disebabkan karena kondisi kesehatan mereka yang kurang baik. Pengajar hendaknya memperhatikan adanya gejala – gejala ini yang
mungkin membutuhkan pengobatan; b Kelemahan – kelemahan sensorik. sering kali di nilai dengan “slow learner”, atau menunjukkan masalah –
masalah tingkah laku, seringkali disebabkan karena kerusakan, cacat visual atau pendengaran yang tidak diketahui. Mereka tidak mampu melihat atau
mendengar sebaik mahasiswa lainnya. Gejala – gejala yang biasanya terlihat
antara lain membaca buku terlalu dekat dengan mata, bersandar kemuka atau memiringkan kepala untuk melihat papan tulis atau sesuatu yang sedang di
perlihatkan pengajar, mata selalu merah, berair. Menunjukkan sedikit atau tidak ada minat di dalam kelompok – kelompok diskusi dan jarang berpartisipasi di
dalam kelompok diskusi; c Hiperkinetik dan Hipokinetik. Hiperkinetik merupakan pengertian yang menyangkut tingkah laku individu yang sulit diam
di tempat. Ia selalu meninggalkan bangku, memegang – megang sesuatu, berputar – putar. Hipokinetik merupakan pengertian yang berhubungan dengan
tingkah laku yang lambat, apatis, malu, takut menjamukanSlameto,2003. b.
Factor emosional. Secara fisik umumnya berada dalam kondisi sehat. Mereka bebas dari gangguan – gangguan atau kerusakan sensorik yang serius. Masalah
kesehatan mental sering kali dianggap salah satu factor utama yang tidak hanya merintangi belajar, tetapi juga motivasi untuk mencapai prestasi sebaik
mungkin. Bila kata mental menunjuk pada proses – proses kognitif atau intelektual, kesehatan mental lebih menunjuk pada aspek penyesuaian diri serta
aspek kehidupan sosial dari orang yang bersangkutan. Seseorang yang secara mental sehat biasanya adalah yang memiliki konsep diri positif dan yang
merasa bahwa dirinya berharga. Ia merasa kebutuhan – kebutuhan dirinya cukup terpenuhi, seperti kebutuhan akan rasa aman, cinta, harga diri. Ia merasa
bebas dari perasaan – perasaan frustasi, cemas, tegang, konflik, rendah diri, salah dan lain – lainSlameto,2003.
c. Factor motivasi. Seringkali siswa yang tergolong cerdas tampak bodoh karena
tidak memiliki motivasi untuk mencapai prestasi sebaik mungkin. Misalnya karena kebutuhan untuk berprestasi pada diri sendiri kurang atau mungkin tidak
ada. Ada tidaknya motivasi untuk berprestasi cukup mempengaruhi kemampuan intelektual agar dapat berfungsi secara optimalSlameto,2003.
C. Defenisi Kecerdasan Emosi Emotional Intelligences