Defenisi Emosi Hubungan Kecerdasan Emosi Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Semester III Akademi Kebidanan Universitas Prima Indonesia Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Emosi

Selama ini kajian – kajian tentang belajar kurang memperhatikan peran dan pengaruh emosi pada proses dan hasil belajar yang dicapai seseorang. Tetapi sejak orang mulai memperhatikan peran besar otak dalam segala bentuk prilaku manusia, maka emosi mulai jadi perhatian, termasuk peranannya dalam meningkatkan hasil belajar. Emosi tidak lagi dipandang sebagai penghambat dalam kehidupan sebagaimana pandangan konvensional, melainkan sebagai sumber kecerdasan, kepekaan, peran menghidupkan perkembangan dan penalaran yang baik. Bahkan saat ini disadari bahwa untuk mencapai keberhasilan belajar, maka proses belajar yang terjadi haruslah menyenangkan. Defenisi emosi dirumuskan secara bervariasi oleh para psikolog, dengan orientasi teoritis yang berbeda – bedaKhodijah,2014. Emosional adalah suatu reasi kompleks yang melibatkan kegiatan dan perubahan yang mendalam serta diiringi degan perasaan yang kuat. Emosi juga kadang – kadang di bangkitkan oleh motivasi, sehingga antara emosi dan motivasi terjadi hubungan interaktif . Pengalaman menunjukkan bahwa apabila kita termotivasi, maka kita akan terstimulasi secara emosionalKhodijah,2014. Suatu keinginan besar untuk melarikan diri selalu disertai dengan rasa ketakutan, suatu gerakan untuk menyerang dan menghancurkan, selalu disertai dengan kemarahan. Emosi sering kali disamakan dengan dengan perasaan, namun keduanya dapat dibedakan. Emosi bersifat lebih intens dibandingkan dengan perasaan, sehingga perubahan jasmaniah yang ditimbulkan oleh emosi lebih jelas di bandingkan dengan perasaan. Aspek – aspek emosi mencakup : a Perasaan subjectif, b Dasar fisiologis perasaan emosional, c Pengaruh emosi terhadap persepsi, berfikir, dan prilaku, d Kelengkapan motivasional tertentu, dan e Cara emosi ditunjukkan dalam bahasa, ekspresi wajah, dan gestureKhodijah,2014. 1. Fungsi Emosi Bagi manusia, emosi tidak hanya berfungsi untuk survival, atau sekedar untuk mempertahankan hidup, seperti pada hewan. Akan tetapi, emosi juga berfungsi sebagai energizer atau pembangkit energi yang memberikan kegairahan dalam kehidupan manusia. Selain itu, emosi juga merupakan messenger atau pembawa pesan. Sebagai sarana untuk mempertahankan hidup, emosi memberikan kekuatan pada manusia untuk membela dan mempertahankan diri terhadap adanya gangguan atau rintangan, adanya perasaan cinta, sayang, cemburu, marah, atau benci, membuat manusia dapat menikmati hidup dalam kebersamaan dengan manusia lain. Sebagai pembangkit energi, emosi positif seperi cinta dan sayang memberikan pada kita semangat dalam bekerja, bahkan juga semangat untuk hidup. Sebaliknya emosi negative, seperti sedih dan benci, membuat kita merasakan hari – hari yang suram dan nyaris tidak ada gairah untuk hidupKhodijah,2014. Sebagai pembawa pesan, emosi memberitahu kita bagaimana keadaan orang – orang yang berada di sekitar kita, terutama orang – orang yang kita cintai dan sayangi, sehingga kita dapat memahami dan melakukan sesuatu yang tepat dengan kondisi tersebutKhodijah,2014. 2. Jenis dan Pengelompokan Emosi Secara garis besar emosi manusia dibedakan dalam dua bagian, yaitu emosi yang menyenangkan atau emosi positif, dan emosi yang tidak menyenangkan atau emosi negative. Emosi yang menyenagkan adalah emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang yang mengalaminya, di antaranya adalah cinta, sayang, senang, gembira, kagum, dan sebagainya, sedang emosi yang tidak menyenangkan adalah emosi yang menimbulkan persaan negatif pada orang yang mengalaminya, di antaranya adalah sedih, marah, benci, takut, dan sebagainya. Mengingat banyaknya jenis emosi tersebut para ahli tidak memiliki kesamaan pendapat tentang pengelompokan emosi. Akan tetapi, ekspresi wajah tertentu untuk keempat emosi takut, marah, sedih, dan senang di kenali oleh bangsa – bangsa di seluruh dunia. Ini menunjukkan bahwa keempat emosi tersebut adalah emosi inti atau emosi dasar pada manusia. Manusia mempunyai tiga jenis emosi dasar yang telah dibawa sejak lahir dan akan berkembang sesuai dengan pengaruh lingkungan, yaitu emosi takut, marah dan cintaKhodijah,2014. 3. Teori – Teori Emosi Ada tiga teori emosi, yaitu : teori sentral, teori berfikir, dan teori kepribadian. a. Teori sentral Menurut teori ini, gejala kejasmanian merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu. Jadi individu mengalami emosi terlebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan – perubahan dalam kejasmaniannya. Menurut teori ini, orang menangis karena merasa sedih. Teori atau pendapat ini di kenal dengan teori sentralKhodijah,2014. b. Teori periferal Menurut teori ini orang tidak menangis karena susah, tapi sebaliknya ia susah karena menangis. Dengan demikian, emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap perubahan – perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respon terhadap stimulus – stimulus yang datang dari luar. Teori ini lebih menitik beratkan pada hal – hal yang bersifat perifer dari pada yang bersifat sentralKhodijah,2014. c. Teori Kepribadian Menurut teori ini, emosi merupakan suatu aktivitas pribadi, dimana pribadi ini tidak dapat di pisah – pisahkan dalam jasmani dan psikis sebagai dua substansi yag terpisah. Karena itu maka emosi meliput pula perubahan – perubahan kejasmanianKhodijah,2014. 4. Fisiologi Emosi Ada dua respon tubuh yang terjadi ketika seseorang emosi. Pola respon pertama adalah Emergency, atau yang di kenal dengan respons Flight – or - flight. Respons ini terjadi bila kondisi emosi aktif atau bangkit. Misalnya ketika kita marah atau takut, terjadi peningkatan aktivitas – aktivitas dalam system perifer saraf simpatetik; aktivitas ini menimbulkan perubahan – perubahan tubuh sepert : peningkatan tekanan jantung, pembuluh darah dalam otot membesar sehingga tubuh siap beraksi, gula darah di mobilisasi dalam liver, hormon epineprin dan norepinephrin di lepaskan dari kelenjar adrenalin, pupil mata membesar, dan pembuluh darah perifer kulit tertarik, sehingga mengurangi kemungkinan pendarahan dan meningkatkan persediaan darah ke ototKhodijah,2014. Sebagai akibatnya, tegangan otot dan pernapasan menjadi meningkat. Bentuk respon tubuh yang kedua adalah respon relaksasi relaxation respon yang timbul bila kondisi emosi kita dalam keadaan tenang atau meditatif. Pola respon tubuh selama kondisi relaksasi meliputi penurunan aktivitas dalam system saraf simpatetik maupun somatik, akan tetapi system saraf simpatetik justru meningkat. Hal tersebut selanjutnya menyebabkan reaksi tubuh lainnya yang berlawanan dengan kondisi emosi aktif atau bangkitKhodijah,2014. 5. Pengaruh Emosi pada Belajar Emosi berpengaruh besar pada kualitas dan kuantitas belajar. Emosi yang positif dapat mempercepat proses belajar dan mencapai hasil belajar yang lebih baik, sebaliknya emosi yang negatif dapat memperlambat belajar atau bahkan menghentikannya sama sekali. Penjelasan tentang hal ini dapat diambil dari teori modern tentang struktur dan cara kerja otak. Otak manusia terdiri dari tiga bagian dan pemanfaatan seluruh bagian otak dapat membuat belajar lebih cepat, lebih menarik, dan lebih efektif. Dari ketiga bagian otak tersebut, bagian otak yang memainkan peran dalam belajar adalah neorokorteks, sedang yang memainkan peran besar dalam emosi adalah system limbicKhodijah,2014. Jika siswa mengalami emosi positif, maka sel – sel saraf akan mengirim impuls –impuls positif ke neurokorteks dan proses belajar pun dapat terjadi. Sebaliknya, jika siswa mengalami emosi negatif, maka tertutup kemungkinan untuk timbulnya impuls – impuls yang mendorong belajar, tetapi yang terjadi adalah meningkatnya fungsi mempertahankan diri terhadap emosi yang tidak menyenangkan . akibatnya, proses belajar menjadi lamban atau bahkan terhenti. Karena itu, pembelajaran yang berhasil haruslah di mulai dengan menciptakan emosi positif, pada diri pelajar. Jika siswa mengalami emosi positif, mereka dapat menggunakan neurokorteks untuk tugas – tugas belajarKhodijah,2014. Untuk menciptakan emosi positif pada diri siswa dapat di lakukan dengan berbagai cara, di antaranya adalah dengan menciptakan lingkungan lingkungan belajar yang menyenangkan. Lingkungan yang di maksud disini mencakup linkungan fisik dan lingkungan psikologis mencakup penggunaan music untuk meningkatkan hasil belajar. Penataan ruang kelas, seperti penataan tempat duduk, pajangan dan penyediaan wewangian, memainkan peranan penting dalam menciptakan emosi positif dalam belajar. Kegembiraan belajar sering kali merupakan penentu utama kualitas dan kuantitas belajar yang dapat terjadi. Kegembiraan berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh dan terciptanya makna, pemahaman, dan nilai yang membahagiakan pada pelajarKhodijah,2014. Emosi di bedakan sebagai berikut: 1 Respons Yang Cepat Tetapi Ceroboh. Pikiran emosional jauh lebih cepat dari pikiran rasional, mengesampingkan pemikiran hati – hati, tanpa analisis. Analisis merupakan ciri khas akal yang berpikir. Tindakan yang muncul dari pikiran emosional akan membawa kepastian yang sangat kuat, 2 Perasaan dan pikiran yang rasional membutuhkan waktu sedikit lebih lama untuk menanggapi di bandingkan waktu yang dibutuhkan pikiran emosional. Dorongan pertama yang muncul adalah situasi emosional yaitu: dorongan hati. Reaksi emosional yang kedua yaitu lebih lambat dari respons sebab di goda dan di olah terlebih dahulu dalam pikiran sebelum sampai pada perasaan, 3 Realisasi simbolik logika pikiran emosional bersifat asosiatif artinya bahwa unsur yang melambangkan suatu realitas, atau memicu kenangan terhadap realitas itu, merupakan hal yang sama dengan realitas tersebutKhodijah,2014.

B. Defenisi kecerdasanIntelligences