Nyamuk sebagai Vektor Penyakit Malaria Nyamuk sebagai Vektor Penyakit Filariasis

20

2.2.1 Nyamuk sebagai Vektor Penyakit Malaria

Vektor siklik satu-satunya untuk penyakit malaria pada manusia dan pada kera adalah nyamuk Anopheles. Sementara itu, penyakit malaria pada burung dapat disebabkan oleh nyamuk Anopheles dan Culex. Spesies-spesies Anopheles berikut adalah spesies yang penting di antara vektor malaria : 1. A. culicifacies Asia Bagian Selatan 2. A. hyrcanus sinensis Asia Tenggara, Kepulauan Pasifik 3. A. fluviatilis India 4. A. maculatus Asia Tenggara dan Timur, Taiwan 5. A. minimus Asia Tenggara dan Timur, Taiwan 6. A. stephensi Asia Selatan 7. A. sundaicus Asia Tenggara dan Selatan, Indonesia 8. A. umbrosus Asia Tenggara, Indonesia 9. A. farauti Kepulauan Solomon, Hebrides, Irian, New Britain sampai Sulawesi Bagian Timur, Australia 10. A. punctulatus Irian, Solomon, pulau-pulau lain

2.2.2 Nyamuk sebagai Vektor Penyakit Filariasis

Nyamuk Culex adalah vektor dari penyakit filariasis Wuchereria bancrofti dan Brugia malayi. Jumlah spesies Anopheles, Aedes, Culex, dan Mansonia cukup banyak, tetapi kebanyakan dari spesies tersebut tidak penting sebagai vektor alami. Universitas Sumatera Utara 21 Di daerah tropis dan subtropis, Culex quinquefasciatus fatigans, nyamuk penggigit di lingkungan perumahan dan perkotaan, yang berkembang biak dalam air setengah kotor di sekitar tempat tinggal manusia, merupakan vektor umum penyakit filariasis bancrofti yang mempunya periodisitas nokturnal. Aedes polynesiensis adalah vektor umum filariasis bancrofti nonperiodisitas di beberapa Kepulauan Pasifik Selatan. Nyamuk ini hidup di luar kota di semak-semak tidak pernah dalam rumah dan berkembang biak di dalam tempurung kelapa dan lubang pohon. Nyamuk ini lebih menyukai darah manusia, walaupun juga mengisap darah binatang peliharaan mamalia dan unggas. 2.2.3 Nyamuk sebagai Vektor Penyakit Demam Berdarah Demam berdarah Dengue Haemmorhagic Fever DHF adalah penyakit endemis yang disebabkan oleh virus dengue yang terdapat di daerah tropis dan subtropis yang kadang-kadang menjadi epidemik. Virus penyakit ini membutuhkan multiplikasi 8-10 hari sebelum nyamuk menjadi infektif. Penyakit ini khususnya ditularkan oleh nyamuk spesies Aedes, terutama Aedes aegypti. Penyakit ini merupakan penyakit endemis di Indonesia dan terjadi sepanjang tahun terutama pada saat musim penghujan. Chandra, 2007 Gejala klinis DHF berupa demam tinggi yang berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari dan manifestasi perdarahan yang biasanya didahului dengan terlihatnya tanda-tanda khas berupa bintik-bintik merah petechia pada bagian- bagian badan penderita. Penderita dapat mengalami sindrom syok dan meninggal Gandahusada, 2006. Universitas Sumatera Utara 22

2.3 Pengendalian Vektor