6
Tabel 2.1. Klasikasi Etiologi DM
Tipe Tipe 1
Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolute
1. Autoimun
2. Idiopatik
Tipe 2 Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin
disertai defisiensi insulin relative sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resistensi insulin
Tipe lain 1.
Defek genetik fungsi sel beta 2.
Defek genetik kerja insulin 3.
Penyakit eksokrin pankreas 4.
Endokrinopati 5.
Karena obat atau zat kimia 6.
Infeksi 7.
Sebab imunologi yang jarang 8.
Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM Diabetes Mellitus
gestasional
Sumber: PERKENI, 2011
2.1.3. Faktor Risiko
Faktor risiko diabetes mellitus umumnya di bagi menjadi 2 golongan besar yaitu :
1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
a. Umur
Manusia mengalami penurunan fisiologis setelah umur 40 tahun. Diabetes Mellitus sering muncul setelah manusia memasuki umur rawan
tersebut. Semakin bertambahnya umur, maka risiko menderita diabetes Mellitus akan meningkat terutama umur 45 tahun kelompok risiko
tinggi. Risiko untuk menderita intoleransi glukosa meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Usia 45 tahun harus dilakukan
pemeriksaan DM PERKENI, 2011. b.
Jenis kelamin Jenis kelamin pria dan wanita memiliki perbedaan prevalensi kejadian
diabetes Mellitus, akan tetapi beberapa penelitian memiliki hasil yang
7
berbeda. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa prevalensi pria yang menderita diabetes Mellitus lebih tinggi dibandingkan wanita,
sementara penelitian di Indonesia menunjukkan prevalensi wanita yang menderita
diabetes Mellitus lebih tinggi dibandingkan pria Chukwu, et al, 2013. c.
Bangsa dan Etnik d.
Riwayat keluarga e.
Riwayat kelahiran bayi Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi 4000 gram atau riwayat
pernah menderita DM gestasional DMG. Riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg. Bayi yang lahir dengan BB rendah
mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding dengan bayi lahir dengan BB normal PERKENI, 2011.
2. Faktor yang dapat dimodifikasi
a. Obesitas
Obesitas merupakan faktor predisposisi terjadinya resistensi insulin. Pada resistensi insulin, hormone sensitive lipase di jaringan adiposa
menjadi aktif sehingga lipolisis trigliserid di jaringan adiposa akan meningkat. Hal tersebut akan mengakibatkan asam lemak bebas yang
berlebihan. Asam lemak bebas akan memasuki aliran darah dan sebagian digunakan sebagai sumber energi dan sebagian lagi dibawa ke hati,
dimana di hati digunakan sebagai bahan pembuatan trigliserid. Di hati asam lemak bebas diubah menjadi trigliserid dan juga mejadi bagian dari
VLDL. VLDL pada keadaan resistensi insulin ini akan kaya trigliserid. Oleh sebab itu pada keadaan resistensi insulin terjadi kelainan profil
lipid serum, dimana terjadi peningkatan trigliserid, penurunan HDL, serta peningkatan small dense LDL Kartika P dan Suhartono, 2013.
b. Aktifitas fisik yang kurang
c. Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah sistole 140 mmHg atau tekanan darah diastole 90 mmHg. Hipertensi dapat
menimbulkan berbagai penyakit yaitu stroke, penyakit jantung koroner,
8
gangguan fungsi ginjal, gangguan penglihatan. Namun, hipertensi juga dapat menimbulkan resistensi insulin dan merupakan salah satu faktor
risiko terjadinya diabetes mellitus PERKENI,2011. d.
Stres atau depresi e.
Gaya hidup yang tidak sehat Gaya hidup sekarang yang lebih cenderung menyukai makanan siap saji
atau makanan yang tinggi kalori, karbohidrat, dan lemak serta gaya hidup dengan kegiatan yang sifatnya praktis, cepat, dan menyenangkan
untuk diperoleh mengakibatkan terjadinya penimbunan lemak karena tidak adanya aktivas yang mengurai lemak.
2.1.4. Penegakan Diagnosis