mengancam setiap saat. Perasaan lelah kerapkali muncul ketika bangun di pagi hari, justru sebelum saatnya bekerja misalnya berupa perasaan yang bersumber
dari terganggunya emosi. Sejumlah orang kerapkali menunjukkan gejala-gejala seperti meningkatnya ketidakstabilan jiwa, depresi, kelesuan umum seperti tidak
bergairah kerja, dan meningkatnya sejumlah penyakit fisik Ramandhani, 2003.
2.3.3 Penyakit Berhubungan dengan Kelelahan
Kelelahan berkepanjangan adalah yang dilaporkan sendiri, persisten konstan kelelahan yang berlangsung setidaknya satu bulan. Kelelahan kronis
adalah kelelahan yang dilaporkan sendiri berlangsung setidaknya enam bulan berturut-turut. Kelelahan kronis dapat berupa persisten atau kambuh. Kelelahan
kronis adalah gejala dari banyak penyakit dan kondisi. Menurut Kuswana 2014, beberapa kategori utama penyakit yang berhubungan dengan kelelahan antara lain
sebagai berikut. a.
Gangguan darah seperti anemia dan hemochromatosis. b.
Kanker dalam hal ini disebut kelelahan kanker. c.
Sindrom kelelahan kronis CFS. d.
Gangguan makan yang dapat menghasilkan kelelahan karena gizi yang tidak memadai.
e. Depresi dan gangguan mental lainnya yang menampilkan perasaan
depresi. f.
Penyakit jantung. g.
Kurang tidur atau gangguan tidur. h.
Sroke.
2.3.4 Penyebab Kelelahan Kerja
Akar masalah kelelahan umum terjadi karena monotonnya pekerjaan, intensitas dan lamanya kerja mental dan fisik yang tidak sejalan dengan kehendak
tenaga kerja yang bersangkutan, keadaan lingkungan yang berbeda dari estimasi semula, tidak jelasnya tanggung jawab, kekhawatiran yang mendalam dan konflik
batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. Pengaruh dari keadaan yang menjadi sebab kelelahan tersebut seperti berkumpul dalam tubuh dan
mengakibatkan pe rasaan lelah Suma‘mur, 2013.
2.3.5 Proses Terjadinya Kelelahan
Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan peredaran darah, dimana produk-produk sisa ini bersifat bisa membatasi
kelangsungan aktivasi otot. Suma‘mur 2013 menjelaskan keadaan dan perasaan lelah adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaraan yaitu otak cortex ceberi
yang dipengaruhi atas dua sistem saraf antagonis yaitu sistem penghambat dan sistem penggerak. Sistem penghambat bekerja terhadap thalamus yang mampu
menurunkan kemampuan manusia beraksi dan menyebabkan kecenderungan untuk tidur. Sistem penggerak terdapat dalam formasio retikularis yang dapat
merangsang pusat-pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari organ-organ dalam tubuh ke arah kegiatan bekerja, berkelahi, melarikan diri dan lain-lain.
Dengan demikian, keadaan seseorang pada suatu saat bergantung pada hasil kerja kedua sistem ini. Apabila sitem penggerak lebih kuat dari sistem
penghambat, maka keadaan orang tersebut ada dalam keadaan segar untuk bekerja. Sebaliknya, apabila sistem penghambat lebih kuat dari system penggerak
maka orang akan mengalami kelelahan. Itulah sebabnya, seseorang yang sedah lelah dapat melakukan aktivitas secara tiba-tiba apabila mengalami suatu peristiwa
yang tidak terduga dengan ketegangan emosi. Demikian juga kerja yang monoton bisa menimbulkan kelelahan walaupun beban kerjanya tidak seberapa.
2.3.6 Cara Mengatasi Kelelahan