CONTOH BUKTI SETORAN KASIR…………………………… 73

2.9 Pelayanan Kefarmasian

Pelayanan di Apotek Kimia Farma 320 Bandung antara lain: pelayanan resep, pelayanan enggros, promosi dan edukasi, UPDS/swamedikasi, PIO, delivery services , dan pelayanan swalayan farmasi.

i) Pelayanan Resep Pelayanan resep adalah suatu proses pelayanan terhadap permintaan tertulis dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan, dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan dan perundang-undangan kefarmasian yang berlaku (Presiden RI, 2009). Penerimaan resep di Apotek Kimia Farma 320 Bandung terbagi atas penerimaan resep tunai dan penerimaan resep kredit.

a. Pelayanan Resep Tunai Pelayanan resep tunai adalah penerimaan resep yang pembayarannya dilakukan secara tunai atau dengan kartu kredit. Bagan alur pelayanan resep tunai dapat dilihat pada Lampiran 7, Gambar III.8. Alur pelayanan obat resep tunai sebagai berikut:

1. Apoteker menerima resep kemudian melakukan skrining resep dengan memeriksa administratif (keabsahan dan kelengkapan resep), farmasetik (ketersediaan obat yang diminta) kemudian diperiksa juga pertimbangan klinis. Formulir skrining dapat dilihat pada Lampiran 8, Gambar III.9. Keabsahan dan kelengkapan resep meliputi: nama, alamat, nomor SIP, tanda tangan/paraf dokter penulis resep, nama obat, dosis, jumlah dan aturan pakai, nama pasien, umur, alamat, dan nomor telepon

2. Jika terdapat keraguan atau resep tidak terbaca maka petugas mengkonfirmasikan hal tersebut pada dokter yang bersangkutan.

3. Jika semua obat yang diminta dalam resep tersedia, petugas apotek menghitung dan menginformasikan harga obat yang harus dibayar oleh pasien.

4. Jika pasien setuju atas biaya tersebut pasien melakukan pembayaran kemudian kasir mencatat data pasien (nama, alamat, nomor telepon), membuat struk pembayaran rangkap dua yang dilengkapi dengan nomor dan divalidasi oleh kasir, dimana satu untuk diberikan kepada pasien dan satu untuk ditempelkan pada resep. Resep tersebut diserahkan kepada petugas peracikan.

5. Jika obat yang diminta tidak tersedia atau jumlahnya kurang dari yang diminta maka petugas akan menghubungi Apotek Kimia Farma lainnya atau apotek swasta lain untuk melengkapi kekurangan tersebut. Petugas akan membuatkan bon pengambilan barang sebagai tanda bukti pengambilan oleh pasien jika obatnya sudah ada atau ketika diantarkan langsung oleh petugas apotek ke rumah pasien. Jika obat yang diminta tidak dapat disediakan maka petugas akan menghubungi dokter yang bersangkutan untuk menawarkan penggantian obat.

6. Petugas peracikan menyiapkan obat yang diminta dengan cara mengambilnya dari rak penyimpanan obat dan meraciknya untuk obat-obat yang membutuhkan peracikan. Setiap obat yang diambil dari rak penyimpanannya harus disertai dengan pengisian pada kartu stok sesuai dengan jumlah obat yang diambil dengan disertai tanggal pengambilan dan paraf petugas apotek yang mengambil.

7. Seluruh obat yang diminta disatukan dengan resepnya dalam suatu wadah untuk dibuat etiket berdasarkan resep. Contoh kemasan, etiket, dan label dapat dilihat pada Lampiran 9, Gambar III.10,

III.11, III.12, dan III.13.

8. Jika ada resep yang harus diulang atau ditebus sebagian, maka asisten apoteker akan membuat salinan resep. Jika pasien memerlukan kuitansi, maka asisten apoteker akan membuat kuitansi tersebut. Kuitansi dan salinan resep diserahkan pada saat penyerahan obat kepada pasien. Blanko salinan resep dan kuitansi dapat dilihat pada Lampiran 10 Gambar III.14 dan Lampiran 11 Gambar III.15.

9. Obat yang telah diberi etiket dan kuitansi serta salinan resep kemudian diperiksa kesesuaiannya dengan resep.

10. Apoteker atau asisten apoteker kemudian menyerahkan obat kepada pasien disertai pemberian informasi mengenai aturan pakai obat, cara pakai obat, dan informasi lain yang diperlukan.

11. Resep yang telah diproses dikumpulkan dalam satu bundel menurut nomor urut dan tanggal resep.

12. Monitoring penggunaan obat

13. Setelah penyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksanakan pemantauan penggunaan obat.

b. Pelayanan Resep Kredit Alur pelayanan resep kredit dapat dilihat pada Lampiran 12. Gambar

III.16. Pelayanan resep kredit dilakukan untuk karyawan dari perusahaan yang telah mempunyai ikatan kerja sama dengan Apotek Kimia Farma. Prosedur layanan resep kredit pada dasarnya sama dengan layanan resep tunai, perbedaannya hanya pada administrasi, dan cara pembayaran. Pembayaran resep kredit dilakukan oleh perusahaan pada periode yang telah ditetapkan dalam perjanjian. Pencatatan terhadap pelayanan resep kredit dipisahkan dengan pelayanan resep tunai, resep, dan struk penjualan resep kredit diserahkan ke BM untuk selanjutnya dilakukan penagihan kepada perusahaan yang bersangkutan. Resep-resep kredit yang dapat dilayani harus disertai dengan persetujuan perusahaan (cap) dan tanda tangan dokter perusahaan. Obat yang telah disiapkan dapat diambil sendiri ke apotek sesuai perjanjian atau diantarkan ke perusahaan yang bersangkutan.

ii) Promosi dan edukasi Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus memberikan edukasi apabila masyarakat ingin mengobati diri sendiri untuk penyakit ringan dengan memilihkan obat yang sesuai dan apoteker harus berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasi informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet/ brosur, poster, penyuluhan, dan lain-lainnya.

iii) Pelayanan enggros Pelayanan enggros adalah pelayanan pembelian dalam jumlah banyak yang biasanya dilakukan oleh puskesmas, poliklinik atau dokter yang tempatnya jauh dari apotek. Alur pelayanan enggros: pemesan menyerahkan surat pesanan. Untuk obat dalam jumlah besar surat pesanan ditandatangani oleh dokter penanggung jawab puskesmas atau poliklinik. Faktur dibuat rangkap tiga untuk penjualan kredit, satu lembar diserahkan kepada pembeli, dan dua lembar disimpan sebagai alat tagih. Untuk pembelian tunai, faktur dibuat rangkap dua dan ditandatangani oleh APA atau asisten apoteker yang berwenang.

iv) Pelayanan UPDS/ swamedikasi Pelayanan UPDS/ swamedikasi dilakukan atas permintaan langsung dari pasien. Pelayanan ini meliputi pelayanan obat bebas, obat bebas terbatas, obat tradisional, kosmetik, alat kesehatan, dan obat keras tertentu yang termasuk dalam DOWA (Daftar Obat Wajib Apotek) atau SK Menkes No. 919 Tahun 1993 tentang kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep. Jika permintaan tersebut mengandung obat keras, maka perlu dilakukan pengisisan formulir permintaan obat UPDS yang berisi nama dan alamat pemohon, keluhan, nama obat, jumlah, harga, dan tanda tangan APA serta pemohon.

Obat yang dapat diserahkan tanpa resep harus memenuhi kriteria sebagai berikut (Menkes RI, 1993):

a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak dibawah usia 2 tahun dan orang tua diatas 65 tahun.

b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit

c. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.

d. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia.

e. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pelayanan UPDS adalah pemberian informasi obat. Petugas apotek harus dapat memastikan bahwa pasien dengan permintaan obat UPDS sudah terbiasa dan mengetahui cara pemakaian obat tersebut. Jika pasien baru pertama kali menggunakannya, maka apoteker berkewajiban memberikan penjelasan mengenai obat tersebut, baik cara pakai maupun dosis penggunaan, serta verifikasi akhir terhadap pemahaman pasien. Selain itu, hal-hal yang perlu diinformasikan adalah tujuan pengobatan, lama pengobatan, efek samping yang mungkin terjadi, dan hal-hal yang harus dilakukan maupun yang harus dihindari oleh pasien dalam menunjang pengobatan. Dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap pasien, Apotek Kimia Farma 320 Bandung memberikan jaminan waktu pelayanan ialah tidak lebih dari 15 menit untuk resep tanpa obat racikan dan 30 menit untuk resep dengan obat racikan. Apotek Kimia Farma 320 Bandung akan memberikan potongan harga sebesar 5% kepada pasien jika waktu pelayanan yang dijanjikan tidak terpenuhi. Jaminan waktu pelayanan ini akan diaudit setiap bulan dan dikategorikan memenuhi Key Performance Indicator (KPI) Kimia Farma Apotek jika pelayanan resep tanpa racikan tidak melebihi 5% dari total pelayanan resep tanpa racikan sebulan pada apotek yang bersangkutan. Jaminan waktu layanan ini berlaku di seluruh Apotek Kimia Farma untuk meningkatkan salah satu kualitas pelayanan Apotek Kimia Farma (cepat, lengkap, dan ramah).

v) Pelayanan informasi obat PIO yaitu memberikan semua penjelasan mengenai terapi yang diberikan oleh dokter kepada pasien sehingga tercapai hasil terapi yang optimal. PIO di apotek bertujuan memberikan dasar pengertian mengenai penggunaan obat yang aman dan efektif serta memberikan informasi yang objektif kepada berbagai pihak. PIO dilakukan pada saat penyerahan obat kepada pasien. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas v) Pelayanan informasi obat PIO yaitu memberikan semua penjelasan mengenai terapi yang diberikan oleh dokter kepada pasien sehingga tercapai hasil terapi yang optimal. PIO di apotek bertujuan memberikan dasar pengertian mengenai penggunaan obat yang aman dan efektif serta memberikan informasi yang objektif kepada berbagai pihak. PIO dilakukan pada saat penyerahan obat kepada pasien. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas

vi) Delivery services (layanan antar) Delivery services diperuntukkan baik bagi resep perorangan yang dilakukan melalui telepon. Petugas apotek mencatat nama pasien, alamat, nomor telepon, serta nama obat dan jumlahnya. Setelah pemeriksaan stok obat dan harga obat pada komputer, petugas menginformasikan harga obat kepada pelanggan, jika harga disetujui, petugas apotek akan menjemput resep, dan memeriksa keabsahan dan kelengkapannya, kemudian dilakukan pembayaran. Pembuatan salinan resep dan kuitansi dilakukan di tempat (bila perlu). Layanan ini juga dapat dilakukan bagi pasien yang menyerahkan resep di apotek dan meminta jasa pengantaran obat (dapat dikarenakan obat tidak tersedia atau jumlahnya kurang). Dalam hal ini, petugas apotek akan memberikan tanda bukti untuk pengambilan obat kepada pasien, untuk ditukar pada saat penyerahan obat oleh petugas apotek.

vii) Pelayanan swalayan farmasi Di Apotek Kimia Farma 320 bandung terdapat swalayan yang melakukan penjualan barang-barang perbekalan farmasi dan non-farmasi, seperti alat kesehatan, kosmetika perawatan wajah, kulit, obat-obat bebas berbentuk tablet, kapsul, cair, multivitamin, produk herbal/ jamu, dan madu serta makanan dan minuman ringan, sabun, shampo, dan lain-lain. Barang-barang tersebut diatur sedemikian rupa sehingga konsumen dapat memilih barang yang dibutuhkan dengan leluasa. Pembayaran dilakukan di kasir disertai dua faktur, yaitu satu untuk pembeli dan satu lagi untuk arsip. Pemasukan dan pengeluaran barang swalayan dicatat pada kartu stok masing-masing.

2.10 Pengelolaan Resep

Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dan dokter hewan kepada APA untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dan dokter hewan kepada APA untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai

2.11 Pemusnahan Resep

Resep yang masuk ke Apotek Kimia Farma 320 Bandung, baik resep tunai maupun resep kredit, dalam pengelolaannya berdasarkan prosedur tetap pengelolaan resep sebagai berikut:

i) Resep asli dikumpulkan berdasarkan tanggal yang sama dan diurutkan sesuai nomor resep.

ii) Resep yang berisi narkotika dipisahkan atau digaris bawah dengan tinta merah.

iii) Resep yang berisi psikotropika dipisahkan digaris bawah dengan tinta biru. iv) Resep dibundel sesuai dengan kelompoknya v) Bundel resep ditulis tanggal, bulan, dan tahun yang mudah dibaca serta

disimpan di tempat yang telah ditentukan. vi) Penyimpanan bundel resep dilakukan secara berurutan dan teratur sehingga memudahkan untuk penelusuran resep. vii) Resep yang diambil dari bundel pada saat penelusuran harus dikembalikan pada bundel semula tanpa merubah urutan. viii) Resep yang telah disimpan selama tiga tahun dapat dimusnahkan sesuai tata cara pemusnahan.

Resep yang telah disimpan selama tiga tahun dimusnahkan oleh APA dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang disaksikan sekurang-kurangnya oleh satu orang pertugas apotek (asisten apoteker). Pemusnahan resep harus dibuatkan berita acara pemusnahan. Laporan pemusnahan resep dibuat sebanyak empat rangkap.

Prosedur tetap pemusnahan resep:

i) Memusnahkan resep yang telah disimpan tiga tahun atau lebih.

ii) Tata cara pemusnahan:

a. Resep narkotika dihitung lembarannya.

b. Resep lain ditimbang.

c. Resep dihancurkan, lalu dikubur atau dibakar.

iii) Membuat berita acara pemusnahan. Khusus untuk obat golongan narkotika dan psikotropika, dalam melakukan pemusnahan, peraturan menetapkan:

a. Membuat berita acara

1. Apotek mengumpulkan bukti fisik perbekalan narkotika yang rusak dan kadaluarsa yang akan dimusnahkan.

2. Membuat panitia pemusnahan narkotika dan mengundang Dinas Kesehatan Daerah Tingkat II atau Kepala Balai POM untuk menyaksikan pemusnahan tersebut.

3. Membuat berita acara rangkap tiga yang berisi tentang: hari, tanggal, dan tahun pemusnahan, nama dan jumlah narkotika, cara pemusnahan, dan tanda tangan APA.

b. Mengirim berita acara pemusnahan yang ditujukan kepada:

1. Dinas kesehatan Dati II/ Kodya

2. Tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Tingkat I dan Kepala Balai POM

2.12 Kegiatan Administrasi

Kegiatan administrasi dari Apotek Kimia Farma 320 Bandung seperti setoran tunai, Laporan Ikhtisar Penjualan Harian (LIPH) tunai dan kredit serta Laporan Rekapitulasi Penggunaan Dana Kas Kecil telah dialihkan ke BM Bandung setiap Kegiatan administrasi dari Apotek Kimia Farma 320 Bandung seperti setoran tunai, Laporan Ikhtisar Penjualan Harian (LIPH) tunai dan kredit serta Laporan Rekapitulasi Penggunaan Dana Kas Kecil telah dialihkan ke BM Bandung setiap

i) Administrasi personalia Kegiatan administrasi personalia adalah memantau disiplin karyawan melalui pengisian absensi di komputer, mencatat kehadiran dan alasan ketidakhadiran karyawan, menghitung jam lembur, menyelenggarakan administrasi kepegawaian, penyiapan pembayaran pendapatan karyawan, mencatat dan membuat surat masuk dan surat keluar, serta pemeliharaan aktiva. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian mencakup kegiatan pelaporan prestasi karyawan, pembuatan data usulan pengangkatan jabatan, pelaporan mutasi karyawan, dan pelaporan ketenagakerjaan ke instansi terkait. Selain itu juga bertanggungjawab dalam pembuatan daftar gaji dan potongan gaji karyawan. Pemeliharaan aktiva meliputi pembayaran rekening listrik, air, telepon, dan penyediaan sarana dan prasarana kerja yang dibutuhkan kantor, dan menyiapkan usulan pemeliharaan dan investasi.

ii) Administrasi Keuangan Kegiatan administrasi keuangan meliputi administrasi penjualan dan pembelian sebagai berikut:

a. Administrasi penjualan Laporan penjualan apotek berupa LIPH baik untuk penjualan tunai (LIPHT) maupun kredit (LIPHK) yang dibuat setiap hari. LIPTH diverifikasi dengan bon penjualan tunai. Kasir kecil dari tiap shift kerja bertanggungjawab untuk mencatat hasil penjualan setiap hari pada akhir jam akhir kerja pada buku setoran kasir apotek dan menyetorkan uang hasil penjualan ke bagian tata usaha. Tata usaha merekapitulasinya dalam bukti setoran kasir yang didokumentasikan dalam bentuk mutasi kas kemudian menyerahkannya kepada unit bisnis manager beserta uang hasil penjualan. Bila terjadi ketidaksesuaian data yaitu terjadi selisih nominal yang cukup besar antara data pada kasir kecil dengan

LIPHT maka dilakukan pemeriksaan. Bila setelah diperiksa terbukti terjadi kesalahan, maka petugas yang melakukan kesalahan harus mengganti selisih nominal tersebut dengan uang gaji yang diterimanya. Kesalahan tersebut dapat terjadi karena kelalaian pengisian data ke dalam komputer saat terjadi penjualan dan kesalahan pemasukan data. LIPHK diverifikasi dengan resep kredit. Jika data telah sesuai dan lengkap maka LIPHK beserta lampiran resep kredit diserahkan kepada BM piutang dagang untuk ditagihkan pada instansi yang bersangkutan. Contoh format LIPH dapat dilihat pada Lampiran 13, Gambar III.17.

b. Administrasi pembelian Administrasi pembelian (pengeluaran) merupakan pengeluaran apotek yang terdiri atas biaya operasional, biaya tunjangan kesehatan, dan biaya lain-lain. Biaya operasional meliputi biaya bahan bakar, biaya jamuan tamu, pembelian mendesak, dan pembelian alat tulis. Petugas yang melakukan verifikasi terhadap bukti-bukti yang ada kemudian dibuat rekapitulasinya berupa laporan pengguna dana kas kecil (LRPDKK). Laporan tersebut dijadikan satu dokumen dengan bukti setoran kas menjadi mutasi kas. Laporan mutasi kas ditandatangani verifikator dan kepala apotek kemudian diserahkan kepada BM beserta bukti pemasukan uang ke bank. Contoh bukti setoran kasir dapat dilihat pada Lampiran 14, Gambar III.18.

c. Kimia Farma information system (KIS) KIS merupakan sistem informasi yang digunakan dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan di PT. Kimia Farma Apotek. Sistem informasi ini online ke diseluruh Apotek Kimia Farma dan memungkinkan BM untuk memantau suatu kegiatan transaksi di apotek dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan mengenai pengadaan barang. Sistem ini pun menyediakan aplikasi untuk menangani transaksi jual dan beli secara resep dan non resep baik yang dibayar tunai ataupun kredit.

Dengan menggunakan sistem/aplikasi ini, maka waktu yang dibutuhkan dalam melayani transaksi pembayaran menjadi lebih singkat. Aplikasi ini dapat memberikan data dan menganalisis pareto serta mengetahui level stock produk maupun jumlah yang perlu diadakan untuk pengadaan barang apotek. Pengelolaan keuangan apotek berupa data- data transaksi penjualan ataupun pembelian dapat diperoleh secara cepat. Hal ini memudahkan dalam pembuatan berbagai laporan keuangan seperti LIPH.

d. Administrasi perpajakan Administrasi perpajakan berupa biaya pajak yang harus dibayar oleh Apotek Kimia Farma 320 Bandung, yang pelaksanannya dilakukan oleh BM, meliputi:

1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN), berdasarkan selisih antara PPN masukan dan PPN keluaran. PPN masukan berasal dari Perusahaan Kena Pajak (PKP) yang barangnya dibeli oleh apotek, sedangkan PPN keluaran dikenakan kepada konsumen sebesar 10% dari jumlah harga pembelian.

2. Pajak Penghasilan (PPh), diperoleh dari pemotongan gaji pegawai apotek setiap bulannya yaitu sebesar 5-10% dari gaji.

3. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dikenakan atas tanah dan bangunan yang ditempati oleh apotek yang dikeluarkan setiap 1 tahun sekali.

e. Administrasi lain-iain Administrasi lain-lain, seperti laporan penolakan resep/ obat. Laporan penolakan resep/obat dibuat setiap bulan untuk obat yang tidak dapat diberikan atas permintaan resep atau UPDS karena persediaan tidak ada atau stock out.

BAB IV TUGAS KHUSUS POSTER KANKER SERVIKS

4.1 (10) Latar Belakang

Kanker serviks sampai saat ini merupakan salah satu penyebab kematian kaum wanita yang cukup tinggi baik di negara –negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan hasil survey oleh World Health Organitation (WHO) (2010) dilaporkan kejadian kanker serviks sebesar 500.000 kasus baru di dunia. Kejadian kanker serviks di Indonesia, dilaporkan sebesar 20 –24 kasus kanker serviks baru setiap harinya.

Insiden kanker serviks bervariasi dari 10/100.000 di negara barat sampai 40/100.000 di negara berkembang. Tingginya angka penderita kanker serviks di negara berkembang disebabkan oleh kurangnya program skrining dan fasilitas kesehatan yang berkembang dan berkualitas, serta tingginya prevalensi infeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang onkogenik.

Kanker serviks terjadi mulai dari dekade kedua kehidupan. Insiden puncak pada usia 45-54 tahun untuj kanker invasif dan 30 tahun untuk lesi prekanker. Di negara berkembang seperti negara –negara Asia Pasifik, puncak insiden kanker serviks terdapat pada usia 35 –54 tahun. Penurunan puncak insiden kanker serviks diperkirakan akibat program skrining aktif guna mendeteksi lesi prekanker sedini mungkin dan faktor resiko lain seperti perilaku seksual dan paritas.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diketahui bahwa salah satu kanker yang berbahaya untuk perempuan adalah kanker serviks yang memiliki kenaikan kasus setiap tahunnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan perhatian khusus untuk masalah tersebut.

4.2 (10) Definisi Kanker Serviks

Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah leher rahim (serviks), yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina). Kanker ini paling umum pada sistem reproduksi wanita. Kanker serviks terjadi ketika sel pada serviks (leher rahim) mulai tumbuh tidak terkontrol dan kemudian dapat menyerang jaringan terdekat atau menyebar ke seluruh tubuh. Secara hitologi terdapat dua tipe utama kanker serviks yaitu karsinoma skuamosa dan adenokarsinoma. Karsinoma skuamosa terdiri dari 80 –95 % kanker dan terjadi lebih sering pada usia lanjut. Sisa dari kasus yang ada adalah adenokarsinoma yang terjadi lebih sering pada wanita usia muda dan cenderung akan menjadi kanker agresif (berkembang dengan cepat)

Kanker merupakan suatu kelompok penyakit yang berbeda dibandingkan dengan 100 penyakit yang lain, yang ditandai dengan adanya pertumbuhan sel yang tidak terkontrol, penyerbuan jaringan lokal dan menyebar ke jaringan lain di tubuh.

4.3 (10) Faktor resiko

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker serviks, antara lain adalah :

i) Usia produksi

ii) Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda

iii) Jumlah paritas iv) Tingkat pendidikan v) Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang vi) Riwayat kanker serviks pada keluarga vii) Berganti–ganti pasangan seksual viii) Merokok ix) Defisiensi zat gizi x) Trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi, dan iritasi menahun xi) Gangguan sistem kekebalan

4. 4. (10) Diagnosa Kanker Serviks

i) Gejala dan Tanda Lesi prakanker dan kanker stadium dini biasanya asimtomatik dan hanya dapat terdeteksi dengan pemeriksaan sitologi. Jika sudah terjadi kanker akan timbul gejala yang sesuai dengan penyakitnya, yaitu dapat lokal atau tersebar. Gejala yang timbul dapat berupa perdarahan pasca-senggama atau dapat juga terjadi perdarahan yang terjadi diluar masa haid dan pasca menopause . Jika tumornya besar dapat terjadi infeksi dan menimbulkan cairan (duh) berbau yang mengalir keluar dari vagina. Bila penyakitnya sudah lanjut, akan timbul nyeri panggul, gejala yang berkaitan dengan kandung kemih dan usus besar. Gejala lain yang timbul. Dapat berupa gangguan organ yang terkena misalnya otak (nyeri keplala, gangguan kesadaran), paru (sesak atau batuk darah), tulang (nyeri atau patah), hati (nyeri perut kanan atas, kuning atau pembengkakan) dan lain –lain.

ii) Penegakan diagnosis Diagnosis definitif harus didasarkan pada konfirmasi histopatologi dari hasil biopsi lesi sebelum pemeriksaan dan tatalaksana lebih lanjut dilakukan.

4. 5 (10) Skrining

Sejak dua dekade terakhir terdapat kemajuan dalam pemahaman tentang riwayat alamiah dan terapi lanjutan dari kanker serviks. Infeksi HPV sekarang telah dikenal sebagai penyebab utama kanker serviks, selain itu sebuah laporan sitologi baru telah mengembangkan diagnosis, penanganan lesi prakanker dan protokol terapi spesifik peningkatan ketahanan pasien dengan penyakit dini dan lanjut. Penelitian baru saat ini terfokus pada penentuan infeksi menurut tipe HPV onkogenik, penilaian profilaksis dan terapi vaksin serta pengembangan strategi skrining yang berkesinambungan dengan tes HPV dan metode lain berdasarkan sitologi. Hal ini merupakan batu loncatan untuk mengimplementasikan deteksi dini kanker serviks dengan beberapa macam pemeriksaan seperti tes Pap (Pap Smear), Pap net, servikografi, Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), tes HPV, kolposkopi dan sitologi berbasis cairan (Thin-Layer Pap Smear Preparation)

Namun metode yang sekarang ini sering digunakan diantaranya adalah Tes Pap dan IVA. Test Pap memiliki sensitivitas 51 % dan spesifitas 98 %. Selain itu pemeriksaan Pap Smear masih memerlukan penunjang laboratorium sitologi dan dokter ahli patologi yang relative memerlukan waktu dan biaya yang besar. Sedang IVA memiliki sensitifitas 96 % dan spesifitas 97 % untuk program yang dilaksanakan oleh tenaga medis yang teratih. Hal ini menunjukkan bahwa IVA memiliki sensitifitas yang hamper sama dengan sitologi serviks (Pap Smear) sehingga dapat menjadi metode skrining yang efektif pada Negara berkembang seperti Indonesia.

4. 6 (10) Pencegahan Kanker Serviks

Tidak dapat dipungkiri cara terbaik untuk mencegah kanker serviks saat ini adalah dengan scrining gynaecology dan jika dibutuhkan dilengkapi dengan treatment yang terkait dengan kondisi prakanker. Namun demiian dengan adanya biaya dan rumitnya proses screening dan treatment, cara ini hanya memberikan manfaat yang sedikit di Negara –neara yang membutuhkan pengalaman. Beberapa hal lain yang dapat dilakukan dalam usaha pencegahan terjadinya kanker serviks antara lain :

i) Vaksin HPV Sebuah studi menyatakan bahwa kombinasi vaksinasi HPV dan skrining dapat memberikan manfaat yang besar dalam pencegahan penyakit ini. Vaksin HPV dapat berguna dan cost-effective untuk mengurangi kejadian kanker serviks dan kondisi pra-kanker, khususnya pada kasus ringan. Vaksin HPV terdiri dari dua jenis dapat melindungi tubuh dalam melawan kanker yang disebabkan oleh HPV (tipe 16 dan 18). Salah satu vaksin dapat membantu dan menangkal timbulnya kulit didaerah genital yang diakibatkan oleh HPV 6 dan 11, juga HPV 16 dan 18. Manfaat tersebut telah diuji pada uji klinis tahap III dan harus dapat diwujudkan dalam waktu dekat. Keyakinan hasil uji klinis tahap III ini menunjukkan bahwa vaksin –vaksin tersebut dapat membantu menangkal infeksi HPV dari tipe –tipe diatas dan i) Vaksin HPV Sebuah studi menyatakan bahwa kombinasi vaksinasi HPV dan skrining dapat memberikan manfaat yang besar dalam pencegahan penyakit ini. Vaksin HPV dapat berguna dan cost-effective untuk mengurangi kejadian kanker serviks dan kondisi pra-kanker, khususnya pada kasus ringan. Vaksin HPV terdiri dari dua jenis dapat melindungi tubuh dalam melawan kanker yang disebabkan oleh HPV (tipe 16 dan 18). Salah satu vaksin dapat membantu dan menangkal timbulnya kulit didaerah genital yang diakibatkan oleh HPV 6 dan 11, juga HPV 16 dan 18. Manfaat tersebut telah diuji pada uji klinis tahap III dan harus dapat diwujudkan dalam waktu dekat. Keyakinan hasil uji klinis tahap III ini menunjukkan bahwa vaksin –vaksin tersebut dapat membantu menangkal infeksi HPV dari tipe –tipe diatas dan

ii) Penggunaan kondom Para ahli sebenernya sudah lama meyakininya, tetapi kini mereka punya bukti pendukung bahwa kondom benar –benar mengurangi resiko penularan virus penyebab kulit kelamin (genital warst) dan banyak kasus kanker rahim. Hasil pengkajian atas 82 orang yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine memperlihatkan bahwa wanita yag mengaku pasangannya selalu menggunakan kondom saat berhubungan seksual kemungkinan 70% lebih kecil terkena infeksi HPV yang pasangannya sangat jarang menggunakan kondom. Hasil penelitian memperlihatkan efektifitas penggunaan kondom di Indonesia masih tergolong rendah. Dari survei demografi kesehatan Indonesia pada 2003 (BPS-BKKBN) diketahui bahwa ternyata penggunaan kondom pada pasangan usia subur di negara ini masih sekitar 0,9%

iii) Sirkumsisi pada pria Sebuah studi menunjukkan bahwa sirkumsisi pada pria berhubungan dengan penurunan resiko infeksi HPV pada penis pada kasus seorang pria dengan riwayat multiple sexual partners, terjadi penurunan resiko kanker serviks pada pasangan wanita mereka yang sekarang.

iv) Tidak merokok Tembakau mengandung bahan –bahan karsinogenk baik yang dihisap sebagai rokok/sigaret atau dikunyah. Pada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah serviks 56 kali lebih tinggi dibandingkan didalam serum. Efek langsung bahan –bahan tersebut pada serviks adalah menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi ko-karsinogenik infeksi virus

v) Nutrisi Banyak sayur dan buah mengandung bahan –bahan antioksidan dan berkhasiat mencegah kanker misalnya alpukat, brokoli, kol, wortel, jeruk, anggur, bawang, bayam, tomat. Dari beberapa penelitian ternyata defisiensi asam folat (folic acid), vitamin C, Vitamin E, betakaroten/retinol v) Nutrisi Banyak sayur dan buah mengandung bahan –bahan antioksidan dan berkhasiat mencegah kanker misalnya alpukat, brokoli, kol, wortel, jeruk, anggur, bawang, bayam, tomat. Dari beberapa penelitian ternyata defisiensi asam folat (folic acid), vitamin C, Vitamin E, betakaroten/retinol

C dan beta karoten mempunyai khasiat antioksidan yang kuat. Antioksidan dapat melindungi DNA/RNA terhadap pengaruh buruk radikal bebas yang terbentuk akibat oksidasi karsinogenik bahan kimia. Vitamin E banyak terdapat dalam minyak nabati (kedelai, jagung, biji –bijian dan kacang– kacangan). Vitamin C banyak terdapat dalam sayur –sayuran dan buah– buahan

4.8 (10) Jenis Sediaan dan Komposisi Vaksin Kanker Serviks

Terdapat dua jenis vaksin HPV L1 VLP yang sudah dipasarkan melalui uji klinis yaitu Cervarik dan Gardasil

i) Cervarik Adalah jenis vaksin bivalen HPV 16/18 L1 VLP vaksin yang diproduksi oleh Glaxo Smith Kline Biological, Rixensart, Belgium. Pada preparat ini, protein L1 dari HPV diekspresikan oleh recombinant baculovirus vector dan VLP dari kedua tipe ini diproduksi dan kemudian dikombinasikan sehingga menghasilkan suatu vaksin yang sangat merangsang sistem imun. Preparat ini diberikan secara intramaskular dalam tiga kali pemberian yaitu pada bulan ke 0, kemudian diteruskan bulan ke 1 dan ke 6 masing –masing 0,5 mL

ii) Gardasil Adalah vaksin quadrivalent 40 g protein HPV 11 L1 HPV (gardasil) yang diproduksi oleh Merck) Protein L1 dari VLP HPV tipe 6/11/16/18 diekspresikan lewat suatu recombinant vector Saccharomyces cerevisiae (yeast). Tiap 0,5 cc mengandung 20 g protein HPV 6 L1, 40 g protein HPV 11 L1, 20

g protein HPV 18 L1. Tiap 0,5 ml mengandung 225 amorph aluminium hidroksiphosphate sulfat. Formula tersebut juga mengandung sodium borat. Vaskin ini tidak mengandung timerasol dan antibiotika. Vaksin ini seharusnya disimpan di suhu 20-80 c.

BAB V PEMBAHASAN

Apotek Kimia Farma 320 merupakan apotek pelayanan yang berada dibawah pengelolaan PT. Kimia Farma Apotek di Unit Bisnis Bandung dan PT. Kimia Farma Persero sebagai perusahaan induk. Dalam prakteknya Apotek Kimia Farma 320 merupakan apotek yang sedang mengarah pada pelaksanaan GPP (Good Pharmacy Practice ) yang mengacu pada Pharmaceutical care untuk mengedepankan pelayanan yang baik dalam usaha meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta berusaha untuk memberikan kontribusi berupa keuntungan kepada perusahaan.

Lokasi Apotek Kimia Farma 320 Cinunuk terletak di Jalan Raya Cinunuk 192 yang strategis karena berada dipinggir jalan raya yang dekat dengan pusat keramaian, pertokoan, pemukiman penduduk, dan beberapa pusat kesehatan masyarakat. Tata letak ruangan Apotek Kimia Farma 320 Cinunuk terdiri atas tempat penyerahan resep, meja pelayanan informasi, tempat penyimpanan sediaan farmasi,dan meja peracikan. Sarana dan prasarana Apotek Kimia Farma 320 dilengkapi oleh enam buah ruang praktek dokter, laboratorium klinik, toilet, dapur, mushola, dan ruang tunggu yang dilengkapi televisi. Apotek Kimia Farma 320 Bandung memiliki perbekalan farmasi yang sangat memadai karena selain menyediakan obat-obat guna kepentingan pelayanan resep maupun non resep, apotek juga menyediakan komoditi lainnya di bagian swalayan farmasi seperti alat kesehatan, peralatan farmasi, makanan, minuman, dan food supplement, dan perlengkapan sehari-hari.

Berdasarkan pengamatan APA di Apotek Kimia Farma 320 telah melakukan fungsinya dengan benar karena apoteker selalu berada di apotek pada jam kerja sesuai jadwal dan mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan obat kepada pasien. Apabila APA sedang tidak ada di apotek karena ada suatu hal lain maka apoteker yang bertugas adalah apoteker pendamping. Hal ini sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian yang disebutkan dalam pasal 21 bahwa penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh apoteker.

Dalam pengelolaan administrasi, seluruh Apotek Kimia Farma Bandung berpusat di Business Manager (BM) Bandung, yang secara operasional akan mengkoordinasikan kegiatan administrasi seluruh apotek pelayanan dengan tujuan agar dapat lebih efisien dan efektif. Kegiatan administrasi dan dokumentasi di Apotek Kimia Farma 320 telah terkomputerisasi, sehingga memudahkan setiap bagian untuk mengakses data yang berhubungan dengan seluruh kegiatan, dan memudahkan APA untuk memonitor seluruh kegiatan apotek. Kegiatan administrasi yang dilakukan di Apotek Kimia Farma 320 Bandung adalah administrasi penjualan, administrasi pembelian, dan administrasi personalia. Data yang dilaporkan berupa LIPH tunai dan kredit untuk melihat peningkatan kemajuan yang telah dicapai apotek.

Ada empat kegiatan yang rutin dilakukan oleh setiap apotek, antara lain: pengadaan barang, Penerimaan barang, Penyimpanan barang dan Penyerahan barang.

i) Pengadaan barang, Tujuan dari pengadaan barang adalah mencegah penumpukan barang / overstock (karena 21 hari jatoh tempo harus dibayar) dan mencegah terjadinya penolakan obat. Pada pemesanan barang ada 4 cara yang dapat dilakukan :

a. Pembelian rutin, ini dilakukan setiap minggu dimana seluruh assisten akan melihat buku defecta (stok obat yang menipis), Data di buku defecta diperoleh dari kartu stok yang terdapat pada setiap tempat penyimpanan obat, selain itu perlu diperhatikan juga faktor pola penyakit, kemampuan masyarakat, serta kebutuhan masyarakat di lingkungan apotek. Dari situ ditulis di BPBA yang ditujukan ke BM Bandung melalui email. Ditujukannya semua pesanan ke BM bandung karena Kimia Farma termasuk bisnis ritel / jaringan, Semua pesanan dibaca dan langsung dipisahkan mana yang ada di gudang BM lalu a. Pembelian rutin, ini dilakukan setiap minggu dimana seluruh assisten akan melihat buku defecta (stok obat yang menipis), Data di buku defecta diperoleh dari kartu stok yang terdapat pada setiap tempat penyimpanan obat, selain itu perlu diperhatikan juga faktor pola penyakit, kemampuan masyarakat, serta kebutuhan masyarakat di lingkungan apotek. Dari situ ditulis di BPBA yang ditujukan ke BM Bandung melalui email. Ditujukannya semua pesanan ke BM bandung karena Kimia Farma termasuk bisnis ritel / jaringan, Semua pesanan dibaca dan langsung dipisahkan mana yang ada di gudang BM lalu

b. Dropping, ini adalah salah satu keuntungan bisnis jaringan, dimana kita bias melakukan pengadaan dari Kimia Farma yang lain, cara yang dilakukan pun sama dengan membuat BPBA yang ditujukan ke Apotek Kimia Farma yang dituju dan Apotek Kimia Farma yang dituju juga membuat surat dropping, untuk hitung –hitungan barang nya di apotek kita akan bertambah barang dan di Apotek Kimia Farma yang dimintai barang akan berkurang tetapi harganya tanpa HNA dan PPn.

c. Pembelian mendesak, cara ini adalah jalan terakhir yang diambil untuk memesan barang ke apotek lain selain Apotek Kimia Farma yang artinya akan ada selisih harga sesuai dengan harga jual apotek tersebut, kondisi ini bisa menjadi untung atau rugi karena ketika diberikan ke pasien harganya akan sesuai dengan yang ada dikomputer.

d. Konsinyasi, merupakan sistem kerjasama dengan produk–produk tertentu dimana produk yag dipesan hanya yang terjual dan yang dijadikan faktur.

ii) Penerimaan barang dilakukan di Apotek Kimia Farma, untuk barang yang dikirim dari distributor dilakukan pengecekan melalui faktur dan barang yang dikirim dari BM dicek melalui surat dropping. Dilakukan pengecekan secara fisik, adapun persyaratan penerimaan barang yaitu sesuai antara fisik barang dan faktur, kondisi barang dan dilihat expiredate. Kalau sudah sesuai retur ditandatangan dan di kembalikan kepada pengirim barang.

iii) Penyimpanan barang, barang disimpan dan di-entry dalam komputer, juga dicatat pada kartu stok, sehingga jika terdapat ketidaksesuaian jumlah dalam kenyataan dan kartu stok dapat dicek dalam komputer. Penyusunan barang di Apotek Kimia Farma 320 Bandung dilakukan berdasarkan sistem FIFO (First In First Out), artinya barang yang datang lebih dulu, harus dikeluarkan lebih dulu atau disimpan dibagian depan, sedangkan barang yang terakhir datang disimpan dibagian belakang dan barang yang disimpan iii) Penyimpanan barang, barang disimpan dan di-entry dalam komputer, juga dicatat pada kartu stok, sehingga jika terdapat ketidaksesuaian jumlah dalam kenyataan dan kartu stok dapat dicek dalam komputer. Penyusunan barang di Apotek Kimia Farma 320 Bandung dilakukan berdasarkan sistem FIFO (First In First Out), artinya barang yang datang lebih dulu, harus dikeluarkan lebih dulu atau disimpan dibagian depan, sedangkan barang yang terakhir datang disimpan dibagian belakang dan barang yang disimpan

iv) Penyerahan barang, Apotek Kimia Farma 320 selain melayani resep tunai, juga melayani resep kredit. Alur pelayanan resep baik resep racikan atau non racikan, secara tunai ataupun kredit dilakukan secara teratur sedemikian rupa sehingga efisien. Ketika resep dari pasien diterima oleh bagian kasir, resep tersebut diserahkan ke bagian peracikan untuk diperiksa oleh bagian peracikan ada/tidaknya persediaan obatnya. Jika lengkap, diberi harga, dan dikonfirmasikan kepada pasien. Dalam setiap nota penjualan transaksi, terdapat kotak kontrol yang harus ditandatangani oleh setiap asisten apoteker yang melakukan pengerjaan resep untuk mengantisipasi apabila terjadi kesalahan akan mudah melakukan pengecekan dan penelusuran tanggung jawab. Untuk resep kredit, sistem pembayaran dilakukan dengan melakukan penagihan oleh pihak apotek kepada instansi yang telah bekerja sama dengan apotek. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, Apotek Kimia Farma 320 Bandung melakukan validasi waktu pelayanan resep yaitu 15 menit untuk resep tunai non racikan, dan 30 menit untuk resep tunai racikan. Apabila resep tunai non racikan dilayani lebih dari 15 menit, pasien dapat meminta potongan harga sebesar 5% dari harga obat. Secara umum, waktu puncak pelayanan apotek berdasarkan rata-rata jumlah transaksi adalah pada malam hari mulai dari pukul 17.00 hingga pukul 21.00 WIB, karena pada waktu tersebut adanya praktek dokter dan dokter spesialis. Namun hal tersebut telah diantisipasi sebelumnya oleh manajemen Apotek Kimia Farma 320 Bandung, dengan membagi waktu kerja dan jumlah tenaga kerja disesuaikan dengan tingkat kesibukan di apotek.

Selain pelayanan resep, Apotek Kimia Farma 320 Bandung juga melayani pembelian obat non-resep, yang meliputi obat bebas, obat bebas terbatas, Obat Wajib Apotek (OWA) sebagai bagian dari UPDS atau swamedikasi. Pada pelayanan UPDS pasien dengan bantuan apoteker diberikan kebebasan untuk memilih jenis obat berdasarkan penyakit yang diderita tanpa menggunakan jasa pelayanan dokter sehingga dapat meminimalisasi pengeluaran biaya pengobatan pasien.

PIO di Apotek Kimia Farma 320 Bandung dapat dilakuakan baik secara lisan maupun tulisan. Pelayanan informasi obat dilakukan setiap kali penyerahan obat kepada pasien oleh apoteker mengenai cara penggunaan obat yang aman dan efektif. Informasi yang diberikan biasanya meliputi cara penggunaan obat, indikasi obat, cara penggunaan obat, dan hal-hal umum lainnya yang berkaitan dengan obat maupun penyakit yang diderita pasien. Pada pelayanan UPDS atau swamedikasi pasien secara aktif meminta pelayanan informasi obat kepada apoteker atau asisten apoteker secara mendalam sehingga dengan adanya interaksi pelayanan informasi obat dapat menjadi lebih ideal.

BAB VI KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Melalui Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang telah dilakukan di Apotek Kimia Farma 320 Cinunuk selama satu bulan dari tanggal 1 Maret sampai dengan

31 Maret 2013, dapat disimpulkan bahwa:

i) PKPA merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa program profesi apoteker untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan pengalaman dalam bidang kefarmasian dan manajerial di apotek sehingga setelah melaksanakan PKPA seorang calon apoteker dapat mengetahui dan memahami tugas dan tanggung jawab seorang apoteker di apotek yaitu tidak hanya harus mampu melaksanakan kegiatan teknis kefarmasian tetapi juga harus dapat menguasai ilmu manajemen dalam mengelola sumber daya baik produk maupun sumber daya manusia dan pengelolaan teknis kegiatan di apotek sehingga dapat menjalankan perannya sebagai manajer, retailer, dan profesional.

ii) PKPA telah memberi gambaran mengenai kemampuan profesi yang harus dimiliki dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian melalui praktek secara langsung dalam pelayanan kefarmasian dan manajerial di apotek.

6.2 Saran

Setelah melaksanakan PKPA di Apotek Kimia Farma 320 Cinunuk, serta mengamati dan melakukan berbagai kegiatan, maka beberapa saran yang ingin disampaikan, yaitu:

i) Pengefektifan ruang khusus untuk PIO/konseling yang nyaman bagi pasien, agar dapat menerapkan Pharmaceutical Care dengan efisien, dan dilengkapi lemari yang berguna untuk menyimpan catatan medis pasien.

ii) Mempertahankan dan meningkatkan kondisi pelayanan yang ramah, cepat, dan tepat sehingga kepercayaan masyarakat tetap terjaga dan juga minat pelanggan untuk datang terus meningkat.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22