Kebijakan Fiskal Fungsi Fiskal Dalam Kebijakan Publik

kemampun personal dalam menghasilkan pendapatan serta kepemilikan akumulasi dan warisan kekayaan

3. Fungsi stabilisasi diperlukan untuk mempertahankan atau mencapai

kesempatan kerja yang tinggi, tingkat stabilitas harga yang pantas, neraca pembayaran luar negeri yang sehat dan tingkat ekonomi yang dapat diterima. 2.1.4 Teori Pengeluaran Pemerintah

2.1.4.1 Kebijakan Fiskal

Menurut McEachem dalam Bastias, 2010 Belanja pemerintah, pembayaran transfer, pajak dan pinjaman digunakan dalam kebijakan fiskal untuk mempengaruhi variabel makroekonoi seperti tenaga kerja, tingkat harga dan tingkat GDP. Alat kebijakan fiskal dipisahkan menjadi dua kategori yaitu fiskal stabilisator dan diskrit. Lipsey 1990 mengatakan kebijakan fiskal penstabil otomatik dapat disebut juga sebagai stabilisator merupakan bermacam kebijakan yang dapat menurunkan kecenderungan membelanjakan marjinal dari pendapatan nasional, sehingga pada nantinya dapat mengurangi angka multiplier. Penstabil otomatik dapat mengurangi besarnya fluktuasi pendapatan nasional yang disebabkan oleh berbagai perubahan outonomus pada pengeluaran-pengeluaran seperti investasi dalam Bastias, 2010. Lipsey dikutip oleh Bastias, 2010 juga menjelaskan tiga bentuk penstabil otomatik yang utama sebagi berikut : 1. Pajak Pajak langsung akan mengurangi besarnya fluktuasi pendapatan disposabel yang berkaitan dengan setiap fluktuasi pendapatan nasional. Dengan demikian, pada kecenderungan mengkonsumsi marjinal tertentu dari pendapatan disposabel, pajak langsung mengurangi tingkat kecenderungan membelanjakan marjinal dari pendapatan nasional. 2. Pengeluaran pemerintah Pemerintah melakukan pembelian terhadap barang dan jasa yang cenderung relatif stabil dalam menghadapi variasi pendapatan nasional yang bersifat siklis. Perubahan kecil tersebut dilakukan dengan sangat lambat. Sebaliknya, konsumsi serta pengeluaran untuk investasi cenderung bervariasi sejalan dengan pendapatan nasional. Semakin besar peran pengeluaran pemerintah dalam suatu perekonomian, maka makin kecil pula kadar ketidak-stabilan siklis pada seluruh pengeluaran. Peran pemerintah yang meningkat dalam perekonomian dapat saja merugikan atau menguntungkan. Walaupun demikian, pengeluaran pemerintah merupakan penstabil otomatik yang mujarab dalam perekonomian. 3. Transfer pemerintah Transfer pemerintah misalnya berupa jaminan sosial, jaminan kesejahteraan dan kebijakan bantuan pertanian. Pembayaran transfer memiliki peran sebagai stabilisator, cenderung menstabilkan pengeluaran untuk konsumsi, dalam upaya menghadapi fluktuasi pendapatan nasional. Bastias 2010 menyebutkan kebijakan fiskal yang kedua adalah kebijakan fiskal diskresioner, yaitu pemberlakuan perubahan pajak dan pengeluaran yang dirancang guna mengimbangi kesenjangan yang timbul. Hal tersebut dapat dilakukan secara efektif dengan cara pemerintah secara periodik harus mengambil keputusan untuk merubah kebijakan fiskal. Dalam proses mempertimbangkan kebijakan fiskal diskresioner, perlu mempertimbangkan dua hal seperti kemudahan kebijakan fiskal untuk dirubah dan pandangan rumah tangga dan perusahaan atas kebijakan fiskal pemerintah yang memiliki sifat sementara atau jangka panjang.

2.1.4.2 Pengeluaran Pemerintah Secara Mikro