desentralisasi fiskal memberikan hasil yang lebih baik terhadap penyediaan pelayanan publik. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Ahmad 2011
mengenai pengaruh desentralisasi fiskal bidang kesehatan terhadap angka kematian bayi memiliki pengaruh secara negatif. Untuk penelitian bidang
pendidikan yang dilakukan oleh Akpan 2011 mengenai pengaruh desentralisasi fiskal terhadap angka melek huruf menunjukkan pengaruh yang positif.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka hubungan desentralisasi fiskal dengan
outcome
bidang kesehatan yang dicerminkan melalui angka kematian balita memiliki sifat negatif, dimana saat desentralisasi fiskal meningkat maka
angka kematian balita menurun. Sedangkan
outcome
bidang pendidikan yang dicerminkan melalui angka partisipasi murni SDMI memiliki sifat positif, dimana
saat desentralisasi fiskal meningkat, maka angka partisipasi murni SDMI juga ikut meningkat.
2.1.12 Hubungan PDRB Perkapita Dengan
Outcomes
Bidang Kesehatan dan Pendidikan
PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam wilayah tertentu BPS Jateng, 2010. Sedangkan PDRB
per kapita merupakan jumlah PDRB suatu kabupatenkota dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun di kabupatenkota yang sama Ahmad, 2011.
PDRB yang digunakan ialah PDRB berdasarkan harga berlaku, agar data PDRB dapat mencerminkan pendapatan kotor masyarakat yang sesungguhnya karena
telah memasukkan unsur inflasi didalamnya. Jadi Nilai yang berada di PDRB perkapita menunjukkan pendapatan kotor per kepala atau persatu orang penduduk.
Suparmoko 2002 mengatakan bahwa tiap orang berkesempatan untuk bekerja dan meningkatkan pendapatnya, sehingga dapat memberikan dampak
terhadap kesejahteraan masyarakat. Sedangkan kondisi sejahtera yang diungkapkan oleh Midgley dalam Suharto, 2006 terjadi ketika kehidupan
manusia aman dan bahagia karena kebutuhan dasar akan kesehatan, pendidikan dan tempat tinggal terpenuhi. Selain itu penelitian yang telah dilakukan oleh
Ahmad 2011 menunjukkan adanya pengaruh negatif dan signifikan antara PDRB perkapita terhadap angka kematian bayi. Karena angka kematian baik
untuk bayi maupun balita sangat sensitif terhadap perubahan kesejahteraan, maka angka kematian balita dan ibu juga memiliki sifat negatif terhadap PDRB
perkapita, mengingat PDRB perkapita dapat merefleksikan kemampuan pembiayaan yang dikeluarkan dari uang pribadi. Sedangkan dalam konteks
internasional, terdapat penelitian dalam bidang pendidikan yang telah dilaksanakan oleh Akpan 2011 dan Pena 2007 untuk melihat pengaruh
pendapatan internal terhadap
outcomes
pendidikan berupa angka melek huruf dan angka melanjutkan. Hasil dari penelitian tersebut adalah pendapatan internal dapat
meningkatkan angka melek huruf, dari hal tersebut dapat diketahui bahwa pendapatan internal memiliki sifat positif terhadap angka melek huruf. Begitu juga
dengan angka partisipasi murid yang dapat berfungsi untuk mengetahui proporsi anak yang bersekolah tepat pada waktunya, dimana angka partisipasi tersebut
didukung oleh pendapatan yang dicerminkan melalui PDRB perkapita. Seperti APM SDMI, pada angka melanjutkan yang menunjukkan kemampuan anak
untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi juga dipengaruhi oleh
pendapatan yang dicerminkan melalui PDRB perkapita, karena PDRB perkapita dapat merefleksikan kemampuan pembiayaan yang dikeluarkan dari uang pribadi
guna melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan yang
terjadi pada PDRB perkapita akan memiliki pengaruh yang bersifat negatif terhadap angka kematian balita. Jika PDRB perkapita meningkat, maka angka
kematian balita akan menurun dan sebaliknya jika PDRB perkapita menurun maka angka kematian balita akan meningkat. Selanjutnya hubungan PDRB
perkapita dengan
outcomes
bidang pendidikan yang dicerminkan melalui angka partisipasi murni SDMI memiliki sifat positif. Jika PDRB perkapita meningkat
maka angka partisipasi murid SDMI akan meningkat pula. Demikian sebaiknya, jika PDRB perkapita menurun maka angka partisipasi murid SDMI juga ikut
menurun.
2.1.13 Hubungan Pelayanan Kesehatan Dengan