Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang Ketentuan Tata Masa Bangunan

KAK ZONASI PEMATANGRAYA , Halaman 6 dari 11 dampak terhadap peruntukan yang ditetapkan, kesesuaian dengan kebijakan pemerintah daerah kabupatenkota diluar rencana tata ruang yang ada. 2 Pertimbangan Khusus Pertimbangan Khusus berlaku untuk masing-masing karakteristik guna lahan,kegiatan atau komponen yang akan dibangun dan dapat disusun berdasarkan rujukan terhadap ketentuan maupun standar yang berkait dengan pemanfaatan ruang, rujukan terhadap ketentuan dalam peraturan bangunan setempat dan rujukan terhadap ketentuan khusus bagi unsur bangunankomponen yang dikembangkan.

b. Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang

Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang adalah ketentuan mengenai besaran pembangunan yang diperbolehkan pada suatu zona berdasarkan batasan: 1 Koefisien Dasar bangunan Maksimum KDB Maksimum Penetapan Koefisien Dasar Bangunan Maksimum didasarkan pada pertimbangan tingkat pengisianperesapan air KDH Minimum, kapasi sitas drainase, jenis Penggunaan Lahan. 2 Koefisien Lantai Bangunan Maksimum KLB Maksimum Penetapan besar KLB Maksimum didasarkan pada pertimbangan harga lahan, ketersediaan dan tingkat pelayanan prasarana jalan dampak atau kebutuhan terhadap prasarana tambahan serta ekonomi dan pembiayaan. 3 Ketinggian Bangunan Maksimum 4 Koefisien Dasar Hijau Minimum KDH Minimum Koefisien dasar Hijau Minimum adalah koefisien yang dapat digunakan untuk mewujudkan Ruang Terbuka Hijau dan diberlakukan secara umum pada suatu zonasi. Pertimbangan besar KDH Minimum didasar kan pada pertimbangan tingkat pengisianperesapan air, kapasitas drainase. Beberapa aturan lain dapat ditambahkan dalam Intensitas Pemanfaatan Ruang, antara lain : 1 Koefisien Tapak Basement Maksimum KTB Maksimum Koefisien Tapak Basement Maksimum didasarkan pada batas KDH Minimum yang ditetapkan 2 Koefisien Wilayah Terbangun Maksimum KWT Maksimum Prinsip penetapan KWT sama dengan penetapan KTB tetapi dalam unit blok bukan persil 3 Kepadatan Bangunan atau Unit Maksimum Kepadatan Bangunan ditetapkan berdasarkan pertimbangan faktor kesehatan ketersediaan air bersih, sanitasi, sampah, cahaya mata hari, aliran udara dan ruang antar bangunan, faktor sosial ruang terbuka privat, privasi, perlindungan dan jarak tempuh terhadap fasilitas lingkungan, faktor teknis resiko kebakaran dan keterbatasan lahan untuk bangunanrumah, faktor ekonomi biaya lahan, ketersedi aan dan ongkos penyediaan pelayanan dasar 4 Kepadatan Penduduk Minimum

c. Ketentuan Tata Masa Bangunan

Ketentuan tata masa bangunan adalah ketentuan yang mengatur bentuk, besaran, peletakan dan tampilan bangunan pada suatu zonasi. Komponen ketentuan tata masa bangunan minimum terdiri atas : garis sempadan bangunan minimum dengan mempertimbangkan keselamatan, resiko kebakaran, kesehatan, kenyamanan dan estetika, tinggi bangunan maksimum atau minimum yang ditetapkan dengan mempertimbangkan ke selamatan, resiko kebakaran, KAK ZONASI PEMATANGRAYA , Halaman 7 dari 11 teknologi,estetika dan parasarana dan jarak bebas antar bangunan minimum yang harus memenuhi ketentuan tentang jarak bebas yang ditentukan oleh jenis peruntukkan dan ketinggian bangu nan serta tampilan bangunan optional yang mempertimbangkan warna bangunan, bahan bangunan,tekstur bangunan, muka bangunan, gaya bangunan, keindahan serta keserasian dengan lingkungan sekitarnya.

d. Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimum