Komponen Materi Peraturan Zonasi Pengelompokkan Materi 1 Komponen dari materi wajib yaitu: a.

KAK ZONASI PEMATANGRAYA , Halaman 4 dari 11

III. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

11. Lingkup Pekerjaan Penyususunan Peraturan Zonasi

Ruang lingkup perencanaan dalam penyusunan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Pamatang Raya meliputi wilayah yang mencakup kawasan yang mencirikan areal perkotaan, sedangkan diliineasi wilayah perencanaan adalah bagian dari wilayah perkotaan tersebut yang telah ditetapkan dalam RDTR Kawasan Perkotaan Pamatang Raya. Peraturan Zonasi berfungsi sebagai: a. kelengkapan rencana detail tata ruang; b. perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang; c. rujukan teknis dalam pengembangan pemanfaatan lahan dan penetapan lokasi investasi oleh pemerintah, swasta dan masyarakat; d. acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif; e. acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang; serta f. acuan dalam pengenaan sanksi. Peraturan Zonasi bermanfaat dalam: 1. menjamin dan menjaga kualitas lokal minimum yang ditetapkan; 2. menjaga kualitas dan karakteristik zona dengan meminimalkan kegunaanpenggunaan lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik zona; serta 3. meminimalkan gangguandampak negatif terhadap zona.

a. Komponen Materi Peraturan Zonasi

Peraturan Zonasi memuat ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan, ketentuan intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan tata massa bangunan, ketentuan prasarana dan sarana minimum, ketentuan tambahan, ketentuan khusus, standar teknis, teknik pengaturan zonasi, ketentuan pelaksanaan dan ketentuan perubahan peraturan zonasi.

b. Pengelompokkan Materi

Pengelompokan materi terdiri atas materi wajib dan materi optional. Materi wajib adalah materi yang harus ada dalam peraturan zonasi. Materi optional adalah materi yang dapat dimasukkan dalam peraturan zonasi apabila dianggap perlu. Komponen dari materi wajib berupa: o Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan; o Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang; o Ketentuan tata masa bangunan; o Ketentuan prasarana dan sarana minimum; o Ketentuan pelaksanaan; o Ketentuan perubahan peraturan zonasi. Komponen dari materi optional berupa: o Ketentuan tambahan; o Ketentuan khusus; o Standar teknis; o Tenik pengaturan zonasi.

b.1 Komponen dari materi wajib yaitu: a.

Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan adalah ketentuan yang berisi kegiatan dan penggunaan ruang yang diperbolehkan, bersyarat secara terbatas, diperbolehkan bersyarat dan tidak diperbolehkan pada suatu zona. KAK ZONASI PEMATANGRAYA , Halaman 5 dari 11 Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan dirumuskan berdasarkan ketentuan maupun standar yang terkait dengan pemanfaatan ruang, ketentuan dalam peraturan bangunan setempat dan ketentuan khusus bagi unsur bangunankomponen yang dikembangkan, misalnya pompa bensin, base transceiver station dan sebagainya. Komponen Ketentuan Teknis Zonasi, terdiri dari : Klasifikasi I = Pemanfaatan DiperbolehkanDiizinkan Sifatnya sesuai dengan peruntukan ruang yang direncanakan. Hal ini berarti tidak akan ada peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain dari pemerintah KabupatenKota terhadap pemanfaatan tersebut. Klasifikasi T = Pemanfaatan Bersyarat secara Terbatas Pemanfaatan bersyarat secara terbatas mengandung arti bahwa pemanfaatannya mengandung batasan- batasan sebagai berikut: 1 pembatasan pengoperasian,baik dalam bentuk pembatasan waktu beroperasinya suatu kegiatan di dalam subzona ataupun pembatasan jangka waktu pemanfaatan lahan untuk kegiatan tertentu yang diusulkan; 2 pembatasan intensitas ruang, baik KDB, KLB, KDH, jarak bebas, atau pun ketinggian bangunan. Pembatasan ini dilakukan pemerintah kota kabupaten dengan menurunkan nilai maksimum dan meninggikan nilai minimum dari intensitas ruang dalam peraturan zonasi; 3 pembatasan jumlah pemanfaatan, jika pemanfaatan yang diusulkan telah ada serta mampu melayani dan belum memerlukan tambahan contoh, dalam sebuah zona perumahan yang telah cukup jumlah fasilitas peribadatannya maka pemanfaatan tersebut tidak boleh diijinkan atau diijinkan terbatas dengan pertimbangan-pertimbangan khusus. Klasifikasi B = Pemanfaatan Bersyarat Tertentu Jika sebuah pemanfaatan ruang memiliki tanda B atau merupakan pemanfaatan bersyarat tertentu, berarti untuk mendapatkan ijin, diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu. Persyaratan ini diperlukan mengingat pemanfaatan ruang tersebut memiliki dampak yang besar bagi lingkungan sekitarnya. Persyaratan ini berupa bersyarat umum dan bersyarat spesifik. Contoh untuk bersyarat umum antara lain: 1 penyusunan dokumen AMDAL; 2 penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan UKL dan Upaya Pemanmantauan Lingkungan UPL; 3 penyusunan Analisis Dampak Lalu-lintas ANDALIN 4 mengenakan biaya dampak pembangunan development impact fee, danatau aturan disinsentif lainnya. Contoh untuk bersyarat spesifik yaitu mendapatkan persetujuan dari tetangga sekitarnyaketua RT dan lain sebagainya. Klasifikasi X = Pemanfaatan yang Tidak Diperbolehkan Karena sifatnya tidak sesuai dengan peruntukan lahan yang direncanakan dan dapat menimbulkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan disekitarnya. Penentuan I,T,B dan X untuk kegiatan dan penggunaan lahan pada suatu zonasi didasarkan pada: 1 Pertimbangan Umum Pertimbangan Umum berlaku untuk semua jenis penggunaan lahan, antara lain yaitu : kesesuaian dengan arahan dalam rencana tata ruang kabupatenkota, keseimbangan antara kawasan lindung dan budidaya dalam suatu wilayah, kelestarian lingkungan perlindungan dan pengawasan terhadap pemanfaatan air, udara dan ruang bawah tanah, toleransi terhadap tingkat gangguan dan KAK ZONASI PEMATANGRAYA , Halaman 6 dari 11 dampak terhadap peruntukan yang ditetapkan, kesesuaian dengan kebijakan pemerintah daerah kabupatenkota diluar rencana tata ruang yang ada. 2 Pertimbangan Khusus Pertimbangan Khusus berlaku untuk masing-masing karakteristik guna lahan,kegiatan atau komponen yang akan dibangun dan dapat disusun berdasarkan rujukan terhadap ketentuan maupun standar yang berkait dengan pemanfaatan ruang, rujukan terhadap ketentuan dalam peraturan bangunan setempat dan rujukan terhadap ketentuan khusus bagi unsur bangunankomponen yang dikembangkan.

b. Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang