Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang
KAK RDTR TANAH JAWA , Halaman 13 dari 20
batasan sebagai berikut: 1
pembatasan pengoperasian,baik
dalam bentuk
pembatasan waktu
beroperasinya suatu kegiatan di dalam subzona ataupun pembatasan jangka waktu pemanfaatan lahan untuk kegiatan tertentu yang diusulkan;
2 pembatasan intensitas ruang, baik KDB, KLB, KDH, jarak bebas, atau pun
ketinggian bangunan. Pembatasan ini dilakukan pemerintah kota kabupaten dengan menurunkan nilai maksimum dan meninggikan nilai minimum dari
intensitas ruang dalam peraturan zonasi;
3 pembatasan jumlah pemanfaatan, jika pemanfaatan yang diusulkan telah ada
serta mampu melayani dan belum memerlukan tambahan contoh, dalam sebuah zona perumahan yang telah cukup jumlah fasilitas peribadatannya
maka pemanfaatan tersebut tidak boleh diijinkan atau diijinkan terbatas dengan pertimbangan-pertimbangan khusus.
Klasifikasi B = Pemanfaatan Bersyarat Tertentu Jika sebuah pemanfaatan ruang memiliki tanda B atau merupakan pemanfaatan bersyarat tertentu, berarti untuk
mendapatkan ijin, diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu. Persyaratan ini diperlukan mengingat pemanfaatan ruang tersebut memiliki dampak yang besar bagi
lingkungan sekitarnya. Persyaratan ini berupa bersyarat umum dan bersyarat spesifik.
Contoh untuk bersyarat umum antara lain: 1
penyusunan dokumen AMDAL; 2
penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan UKL dan Upaya Pemanmantauan Lingkungan UPL;
3 penyusunan Analisis Dampak Lalu-lintas ANDALIN
4 mengenakan biaya dampak pembangunan development impact fee, danatau
aturan disinsentif lainnya. Contoh untuk bersyarat spesifik yaitu mendapatkan persetujuan dari tetangga
sekitarnyaketua RT dan lain sebagainya. Klasifikasi X = Pemanfaatan yang Tidak Diperbolehkan Karena sifatnya tidak
sesuai dengan peruntukan lahan yang direncanakan dan dapat menimbulkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan disekitarnya.
Penentuan I,T,B dan X untuk kegiatan dan penggunaan lahan pada suatu zonasi didasarkan pada:
1
Pertimbangan Umum Pertimbangan Umum berlaku untuk semua jenis penggunaan lahan, antara lain
yaitu : kesesuaian dengan arahan dalam rencana tata ruang kabupatenkota, keseimbangan antara kawasan lindung dan budidaya dalam suatu wilayah,
kelestarian lingkungan perlindungan dan pengawasan terhadap pemanfaatan air, udara dan ruang bawah tanah, toleransi terhadap tingkat gangguan dan
dampak terhadap peruntukan yang ditetapkan, kesesuaian dengan kebijakan pemerintah daerah kabupatenkota diluar rencana tata ruang yang ada.
2 Pertimbangan Khusus
Pertimbangan Khusus berlaku untuk masing-masing karakteristik guna lahan,kegiatan atau komponen yang akan dibangun dan dapat disusun
berdasarkan rujukan terhadap ketentuan maupun standar yang berkait dengan pemanfaatan ruang, rujukan terhadap ketentuan dalam peraturan bangunan
setempat
dan rujukan
terhadap ketentuan
khusus bagi
unsur bangunankomponen yang dikembangkan.