KAK RDTR TANAH JAWA , Halaman 12 dari 20
c.   rujukan teknis dalam pengembangan pemanfaatan lahan dan penetapan lokasi investasi oleh pemerintah, swasta dan masyarakat;
d.   acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif; e.   acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang; serta
f.     acuan dalam pengenaan sanksi. Peraturan Zonasi bermanfaat dalam:
1.
menjamin dan menjaga kualitas lokal minimum yang ditetapkan; 2.
menjaga kualitas dan karakteristik zona dengan meminimalkan kegunaanpenggunaan lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik zona; serta
3. meminimalkan gangguandampak negatif terhadap zona.
a. Komponen Materi Peraturan Zonasi
Peraturan  Zonasi  memuat  ketentuan  kegiatan  dan  penggunaan  lahan,  ketentuan intensitas  pemanfaatan  ruang,  ketentuan  tata  massa  bangunan,  ketentuan  prasarana
dan  sarana  minimum,  ketentuan  tambahan,  ketentuan  khusus,  standar  teknis,  teknik pengaturan  zonasi,  ketentuan  pelaksanaan  dan  ketentuan  perubahan  peraturan
zonasi.
b. Pengelompokkan Materi
Pengelompokan  materi  terdiri  atas  materi  wajib  dan  materi  optional.  Materi  wajib adalah  materi  yang  harus  ada  dalam  peraturan  zonasi.  Materi  optional  adalah  materi
yang dapat dimasukkan dalam peraturan zonasi apabila dianggap perlu. Komponen dari materi wajib berupa:
o Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan;
o Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang;
o Ketentuan tata masa bangunan;
o Ketentuan prasarana dan sarana minimum;
o Ketentuan pelaksanaan;
o Ketentuan perubahan peraturan zonasi.
Komponen dari materi optional berupa: o
Ketentuan tambahan; o
Ketentuan khusus; o
Standar teknis; o
Tenik pengaturan zonasi.
b.1 Komponen dari materi wajib yaitu: a.
Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan Ketentuan  kegiatan  dan  penggunaan  lahan  adalah  ketentuan  yang  berisi  kegiatan
dan  penggunaan  ruang  yang  diperbolehkan,  bersyarat  secara  terbatas, diperbolehkan bersyarat dan tidak diperbolehkan pada suatu zona.
Ketentuan  kegiatan  dan  penggunaan  lahan  dirumuskan  berdasarkan  ketentuan maupun  standar  yang  terkait  dengan  pemanfaatan  ruang,  ketentuan  dalam
peraturan
bangunan setempat
dan ketentuan
khusus bagi
unsur bangunankomponen yang dikembangkan, misalnya pompa bensin, base transceiver
station dan sebagainya. Komponen Ketentuan Teknis Zonasi, terdiri dari :
Klasifikasi  I  =  Pemanfaatan  DiperbolehkanDiizinkan  Sifatnya  sesuai  dengan peruntukan ruang yang direncanakan. Hal ini berarti tidak akan ada peninjauan atau
pembahasan  atau  tindakan  lain  dari  pemerintah  KabupatenKota  terhadap pemanfaatan tersebut.
Klasifikasi  T  =  Pemanfaatan  Bersyarat  secara  Terbatas  Pemanfaatan  bersyarat secara  terbatas  mengandung  arti  bahwa  pemanfaatannya  mengandung  batasan-
KAK RDTR TANAH JAWA , Halaman 13 dari 20
batasan sebagai berikut: 1
pembatasan pengoperasian,baik
dalam bentuk
pembatasan waktu
beroperasinya  suatu  kegiatan  di  dalam  subzona  ataupun  pembatasan  jangka waktu pemanfaatan lahan untuk kegiatan tertentu yang diusulkan;
2 pembatasan  intensitas  ruang,  baik  KDB,  KLB,  KDH,  jarak  bebas,  atau  pun
ketinggian  bangunan.  Pembatasan  ini  dilakukan  pemerintah  kota  kabupaten dengan  menurunkan  nilai  maksimum  dan  meninggikan  nilai  minimum  dari
intensitas ruang dalam peraturan zonasi;
3 pembatasan  jumlah  pemanfaatan,  jika  pemanfaatan  yang  diusulkan  telah  ada
serta  mampu  melayani  dan  belum  memerlukan  tambahan  contoh,  dalam sebuah  zona  perumahan  yang  telah  cukup  jumlah  fasilitas  peribadatannya
maka pemanfaatan tersebut tidak boleh diijinkan atau diijinkan terbatas dengan pertimbangan-pertimbangan khusus.
Klasifikasi  B  =  Pemanfaatan  Bersyarat  Tertentu  Jika  sebuah  pemanfaatan  ruang memiliki  tanda  B  atau  merupakan  pemanfaatan  bersyarat  tertentu,  berarti  untuk
mendapatkan  ijin,  diperlukan  persyaratan-persyaratan  tertentu.  Persyaratan  ini diperlukan mengingat pemanfaatan ruang tersebut memiliki dampak yang besar bagi
lingkungan  sekitarnya.  Persyaratan  ini  berupa  bersyarat  umum  dan  bersyarat spesifik.
Contoh untuk bersyarat umum antara lain: 1
penyusunan dokumen AMDAL; 2
penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan UKL dan Upaya Pemanmantauan Lingkungan UPL;
3 penyusunan Analisis Dampak Lalu-lintas ANDALIN
4 mengenakan  biaya  dampak  pembangunan  development  impact  fee,  danatau
aturan disinsentif lainnya. Contoh  untuk  bersyarat  spesifik  yaitu  mendapatkan  persetujuan  dari  tetangga
sekitarnyaketua RT dan lain sebagainya. Klasifikasi  X  =  Pemanfaatan  yang  Tidak  Diperbolehkan  Karena  sifatnya  tidak
sesuai  dengan  peruntukan  lahan  yang  direncanakan  dan  dapat  menimbulkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan disekitarnya.
Penentuan  I,T,B  dan  X  untuk  kegiatan  dan  penggunaan  lahan  pada  suatu  zonasi didasarkan pada:
1
Pertimbangan Umum Pertimbangan  Umum  berlaku  untuk  semua  jenis  penggunaan  lahan,  antara  lain
yaitu  :  kesesuaian  dengan  arahan  dalam  rencana  tata  ruang  kabupatenkota, keseimbangan  antara  kawasan  lindung  dan  budidaya  dalam  suatu  wilayah,
kelestarian  lingkungan  perlindungan  dan  pengawasan  terhadap  pemanfaatan air,  udara  dan  ruang  bawah  tanah,  toleransi  terhadap  tingkat  gangguan  dan
dampak  terhadap  peruntukan  yang  ditetapkan,  kesesuaian  dengan  kebijakan pemerintah daerah kabupatenkota diluar rencana tata ruang yang ada.
2 Pertimbangan Khusus
Pertimbangan  Khusus  berlaku  untuk  masing-masing  karakteristik  guna lahan,kegiatan  atau  komponen  yang  akan  dibangun  dan  dapat  disusun
berdasarkan  rujukan  terhadap  ketentuan  maupun  standar  yang  berkait  dengan pemanfaatan  ruang,  rujukan  terhadap  ketentuan  dalam  peraturan  bangunan
setempat
dan rujukan
terhadap ketentuan
khusus bagi
unsur bangunankomponen yang dikembangkan.
b. Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang