Kerangka Konsepsi Kebijakan Kriminal Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Judi Online Yang Dilakukan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri)

bagian dari sistem peradilan pidana criminal justice system dalam penanggulangan kejahatan. Lebih lanjut ada beberapa tujuan dari sistem peradilan pidana: 49 1. Mencegah masyarakat menjadi korban kejahatan. 2. Menyelesaikan kasus kejahatan yang terjadi sehingga masyarakat puas bahwa keadilan telah ditegakkan dan yang bersalah telah dipidana. 3. Mengusahakan pelaku kejahatan tidak menjadi residivis. Untuk mencapai tujuan sistem peradilan tersebut, dimana dalam penanggulangan kejahatan secara penal, bahwa empat komponen dalam sistem peradilan pidana, yang meliputi kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lembaga permasyarakatan harus bekerja secara integrated criminal justice system. 50

2. Kerangka Konsepsi

Dengan demikian dalam penanggulangan tindak pidana judi online polisi dalam menjalankan tugasnya harus bekerja secara integrated criminal justice system dengan kejaksaan, pengadilan, dan lembaga permasyarakatan dalam rangka tercapainya tujuan sistem peradilan pidana. Kerangka konsepsional yang dipergunakan dalam penelitian merupakan konsep yang terkait langsung dengan variabel penelitian, supaya tidak muncul penafsiran yang berbeda-beda. Untuk memberikan pemahaman-pemahaman yang sama atas istilah yang berhubungan dengan penelitian ini, untuk itu diberikan pengertian operasional terhadap istilah-istilah tersebut yaitu: 49 Romli Atmasasmita, Sistem Peradilan Pidana Kontemporer, Jakarta: Kencana, 2010, hlm. 3 50 Ibid Universitas Sumatera Utara a. Peran adalah sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama, 51 b. Peran kepolisian adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, yang berhubungan dengan penanggulangan tindak pidana judi online. 52 c. Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia Mabes Polri adalah pusat lembaga kepolisian yang mempunyai daerah hukum meliputi seluruh wilayah Indonesia. yang berkaitan dengan penanggulangan tindak pidana judi online. d. Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan, 53 e. Menanggulangi adalah mengatasi, yang khususnya berkaitan dengan penanggulangan judi online. 54 f. Menurut Moeljatno tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman sanksi yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut”. tindak pidana judi online baik dengan sarana penal dan non penal. 55 51 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984 735 52 Pasal 5 ayat 1 UU Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia 53 Ibid, Pasal 1 butir 1 54 Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagaimana dimuat di dalam http:bahasa.cs.ui.ac.idkbbikbbi.php?keyword=tanggulangvarbidang=allvardialek=allvarragam =allvarkelas=allsubmit=kamus, diakses pada tanggal 18 Februari 2013 55 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, Jakarta: RajawaliPers, 2011, hlm. 67 dan 71 Universitas Sumatera Utara g. Judi online dilakukan menggunakan sarana elektronik yang terkait dengan akses internet, sedangkan defenisi judi merujuk pada Pasal 303 ayat 3 KUHP, yang berbunyi: “tiap-tiap permainan tersebut pada umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau mahir. Di situ termasuk segala petaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala petaruhan lainnya. h. Kebijakan kriminal adalah suatu upaya menanggulangi kejahatan secara penal dan non penal. 56 Penanggulangan kejahatan secara penal menitikberatkan pada upaya represif sesudah tindak pidana judi online terjadi, sedangkan jalur non penal lebih menitikberatkan pada sipat preventif sebelum tindak pidana judi online terjadi.

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif dan yuridis empiris. Penelitian 57 56 Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Op. Cit, hlm. 49 yuridis normatif adalah suatu jenis penelitian, dimana hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan law in books atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berprilaku manusia yang dianggap pantas. 57 Amiruddin, dkk, Pengantar Metode Penelitan Hukum, ,Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008, hlm. 118 Universitas Sumatera Utara Sedangkan penelitian 58 Penelitian yuridis normatif digunakan untuk menganalisis peraturan yang berkaitan dengan judi online. Jenis penelitian yuridis empiris digunakan untuk mengkaji penanggulangan tindak pidana judi online secara penal melalui penerapan hukum pidana dan penanggulangan kejahatan secara non penal berupa pencegahan judi online. yuridis empiris adalah penelitian terhadap efektivitas hukum, yang membahas bagaimana hukum beroperasi dalam masyarakat. 2 . Populasi dan Metode Pengambilan Sampel a. Populasi adalah keseluruhan unit atau manusia dapat juga berbentuk gejala atau peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. 59 b. Metode pengambilan sampel. Pengambilan sampel, merupakan proses dengan memilih suatu bagian yang mewakili dari sebuah populasi yang akan diteliti. Dalam berbagai literatur metodologi penelitian tidak ditentukan berapa besar sampel ditentukan, tetapi semakin banyak sampel akan mencerminkan populasi. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah semua yang berhubungan dengan penanggulangan judi online di Mabes Polri. 60 Purposive sampling adalah pemilihan sekelompok subjek atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan Dalam penelitian ini sampel yang akan diambil menggunakan teknik purposive sampling. 58 H.Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hlm. 106 59 Amiruddin, dkk, Op Cit, hlm. 95 60 Ibid, hlm. 96-97 Universitas Sumatera Utara ciri-ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. 61

3. Alat Pengumpul Data