penuaan aspal, dan pengelupasan filmselimut aspal dari permukaan agregat. Jumlah pori yang tersisa setelah beton aspal dipadatkan dapat menjadi indikator
kekedapan air campuran. Tingkat impermebilitas beton aspal berbanding terbalik dengan tingkat durabilitasnya.
7. Mudah dilaksanakan Workability
Sukirman 2003 men
definisikan
mudah dilaksanakan workability adalah kemampuan campuran beton aspal untuk mudah dihamparkan dan dipadatkan.
Tingkat kemudahan dalam pelaksanaan, menentukan tingkat efisiensi pekerjaan. Faktor yang mempengaruhi tingkat kemudahan dalam proses penghamparan dan
pemadatan adalah viskositas aspal, kepekaan aspal terhadap perubahan temperatur, dan gradasi serta kondisi agregat. Revisi atau koreksi terhadap
rancangan campuran dapat dilakukan jika ditemukan kesukaran dalam pelaksanaan.
B. Sifat Volumetrik Dari Campuran Aspal Yang Telah Dipadatkan
1. Void In The Mix VITM
Sukirman 2003 men
definisikan
void in the mix VITM adalah volume pori yang masih tersisa setelah campuran beton aspal dipadatkan. VITM Void In The
Mix ini dibutuhkan untuk tempat bergesernya butiran-butiran agregat, akibat pemadatan tambahan yang terjadi oleh repetisi beben lalu lintas, atau tempat jika
aspal menjadi lunak akibat meningkatnya temperatur. VITM Void In The Mix
yang terlalu besar akan mengakibatkan beton aspal padat berkurang kekedapan airnya, sehingga meningkatnya proses oksidasi aspal yang dapat mempercepat
penuaan aspal dan menurunkan sifat durabilitas beton aspal. VITM Void In The
Mix yang terlalu kecil akan mengakibatkan perkerasan mengalami bleeding jika temperatur meningkat.
Nilai Void In The Mix dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : =
× −
dengan : VITM : volume pori beton aspal padat, dari volume bulk beton aspal
padat. G
mm
: berat jenis maksimum dari beton aspal yang belum dipadatkan. G
mb
: berat jenis bulk dari beton aspal padatkan.
2. Volume Pori dalam Agregat Campuran VMA
Sukirman 2003 men
definisikan volume pori dalam agregat campuran
void in the mineral aggregate VMA adalah benyaknya pori diantara butir-butir agregat
didalam beton aspal padat, dinyatakan persentase. Nilai void in the mineral aggregate dihitung menggunakan rumus :
VMA = −
G G ×
+ P × dengan :
VMA : volume pori antara agregat didalam beton aspal padat, dari
volume bulk beton aspal padat. G
mb
: berat jenis bulk dari beton aspal padat. P
a1
: kadar aspal, terhadap berat agregat. Gsb
: berat jenis bulk dari agregat pembentukan beton aspal padat.
3. Void Filled With Asphalt VFWA
Sukirman 2003 men
definisikan
void filled with asphalt VFWA adalah
persentase pori antara butiran agregat yang terisi aspal. Nilai Void Filled With
Asphalt VFWA yang terlalu tinggi dapat menyebabkan naiknya aspal
kepermukaan saat suhu perkerasan tinggi, sedangkan Void Filled With Asphalt
VFWA yang terlalu rendah berarti campuran bersifat porous dan mudah
teroksidasi. Nilai Void Filled With Asphalt dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut : =
− dengan :
VFWA : volume pori antar butiran yang terisi aspal dari VMA.
VMA : pori antara butir agregat didalam beton aspal padat, dari volume bulk beton aspal padat.
VIM : Volume pori dalam aspal padat, dari volume bulk beton aspal padat.
Untuk menghitung nilai void in the mix VITM, void in the mineral aggregate VMA, dan void filled with asphalt VFWA menggunakan data dan
rumusdibawah ini: Berat jenis aspal gr cc
= Gs
as
Berat jenis agregat gr cc = Gs
ag
Kadar aspal terhadap campuran = b Berat campuran di udara gr
= c Berat campuran dalam air
= e Berat campuran dalam SSD gr
= d Volume campuran cc
= f = d – e Berat volume campuran gr cc
= g = c f a
Kepadatan teoritis maksimum h, gr cc
bjasp asp
bjagr agr
h 100
b Volume aspal terhadap campuran i,
bjAsp g
b i
c Volume aspal terhadap agregat j,
bjagr g
b j
100
d Jumlah kandungan rongga k,
j i
k
100
UDARA
ASPAL
AGREGAT V
mb
VIM
V
mm
VMA
V
sb
V
a
V
se
VFWA
V
ab
Gambar 3.1. Skematik berbagai jenis volume beton aspal Keterangan :
V
mb
: volume bulk dari campuran beton aspal padat. V
sb
: Volume agregat, adalah volume bulk dari agregat volume bagian masif + pori yang ada didalam masing-masing butir agregat.
V
se
: volume agregat, adalah volume efektif dari agregat volume bagian masif + pori yang tidak terisi aspal didalam masing-masing butir agregat.
VMA : Volume pori diantara butir agregat didalam beton aspal padat. V
mm
: Volume tanpa pori dari beton aspal padat. VIM : Volume pori dalam beton aspal padat.
V
a
: volume aspal dalam beton aspal padat. VFA : Volume pori beton aspal yang terisi aspal.
V
ab
: Volume aspal yang terabsorbsi kedalam agregat dari beton aspal padat. =
− .
dengan : G
sb
: berat jenis bulk dari agregat pembentukan beton aspal padat. G
se
: berat jenis efektif dari agregat pembentukan beton aspal padat.
4. Kapadatan atau Density