Novi Nurlaeli, 2015 KRAKTERISASI FRAKSI EKSTRAK AGF MELALUI SKRINING FITOKIMIA DAN SPEKTROSKOPI FTIR
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman yang berpotensi sebagai bionutrien sebagian besar memiliki kemiripan ciri-ciri tanaman, seperti daun lebat dan berwarna hijau mengkilap,
memiliki bau yang khas, memiliki daya tahan yang cukup tinggi dan memiliki kandungan N, P, dan K Taufik, I., 2011:3. Sampai saat ini bionutrien yang telah
ditemukan antara lain berasal dari tanaman AGF, CAF, KPD, MHR, RPS-GE, BCS, BGI, RSR, JPR, dan ARH Nurmala, A.R., 2013:1.
Salah satu bionutrien yang baru-baru ini dikaji adalah bionutrien dengan kode AGF. Fadlie, M., 2011 mengekstrak tanaman AGF dengan pelarut etanol,
etil asetat, diklorometana, dan n-heksana. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak tanaman AGF berpotensi sebagai bionutrien karena mengandung kadar NPK yang
tinggi. Hasil analisis terhadap kadar NPK untuk ekstrak AGF etil asetat yaitu kadar nitrogen sebesar 357 ppm, kadar fosfor sebesar 930 ppm, dan kadar kalium
sebesar 10,255 ppm. Berdasarkan penelitian yang telah dikaji sebelumnya, bahwa pelarut etil asetat merupakan pelarut yang dapat mengekstrak senyawa metabolit
sekunder yang terdapat pada tanaman AGF yang berpotensi sebagai bionutrien dan biopestisida Fadlie, M., 2011:100-101. Etil asetat ialah senyawa aromatik
yang bersifat semipolar dengan rumus struktur CH
3
CH
2
OCOCH
3
sehingga dapat menarik analit-analit yang bersifat polar dan nonpolar Snyder, 1997. Hal ini
berarti pelarut etil asetat mampu menarik komponen senyawa kimia yang terkandung didalam ekstrak Artini, P. E. U. D., dkk. 2013 : 1. Ekstrak AGF etil
asetat berpotensi sebagai biopestisida karena kelompok tanaman yang diberi ekstrak AGF etil asetat tidak terserang layu dan busuk, serta menunjukkan hasil
panen yang baik Fadlie, M., 2011. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemisahan terbaik metabolit
sekunder hasil fraksinasi pada ekstrak AGF terjadi pada eluen etil asetat dan n- heksana dengan perbandingan 3:7, yaitu dapat meningkatkan daya tahan tanaman
khususnya cabai merah keriting Nurmala, A.R., 2013 :37. Karena keberhasilan ekstrak AGF sebagai pupuk organik dan biopestisida sehingga ekstrak AGF
Novi Nurlaeli, 2015 KRAKTERISASI FRAKSI EKSTRAK AGF MELALUI SKRINING FITOKIMIA DAN SPEKTROSKOPI FTIR
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
tersebut dianggap memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan Nur, A.A., 2013:2. Oleh karena itu perlu adanya penelitian lanjutan untuk
mengkonfirmasi hasil fraksinasi pada ekstrak AGF etil asetat dengan perbandingan etil asetat dan n-heksna 3:7 serta mengetahui senyawa metabolit
sekunder dan gugus fungsi yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini terdiri dari tahap preparasi sampel tanaman AGF, tahap
ekstraksi dengan metode maserasi padat-cair, selanjutnya tahap analisis dan karakterisasi dengan kromatografi lapis tipis KLT, skrining fitokimia, dan
spektroskopi FTIR.
B. Rumusan Masalah