Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari pemberian worksheet untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerima dan
mengolah informasi MMI, pemberian kuisioner untuk mengukur usaha mental UM siswa, tes harian bab sistem saraf untuk mengukur tingkat penalaran siswa
terhadap materi sistem saraf HB, dan wawancara yang dilakukan ketika hasil pengukuran MMI dan HB tidak sejalan dengan UM. Adapun rincian teknik
pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Teknik Pengumpulan Data No.
Data Waktu Pengambilan Data
Instrumen
1. Kemampuan
siswa menerima
dan mengolah informasi
MMI Di setiap akhir pembelajaran
Worksheet
2. Usaha mental UM
Di setiap akhir pembelajaran Kuisioner
3. Tingkat pemahaman
siswahasil belajar
HB terhadap
materi sistem saraf Di akhir pembelajaran bab
sistem saraf Soal Tes
4. Lembar observasi
Setelah perhitungan skor dari data MMI dan UM terkumpul
Wawancara
H. Prosedur Pengumpulan Data
Tahap dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap, yaitu: 1.
Tahap Persiapan Tahap persiapan ini meliputi:
a. Membuat instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang dibuat mencakup worksheet mengenai materi sistem saraf, kuisioner tentang respon siswa terhadap strategi pembelajaran
yang dilakukan guru, dan tes harian bab sistem saraf. Kisi-kisi worksheet berisi pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan dengan kompleksitas isi
Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
berbeda atau task complexity Brunken, et al., 2010 berdasarkan standar pengolahan informasi dari Marzano 1993 sedangkan kisi-kisi tes harian
dibentuk berdasarkan standar berpikir kompleks berupa dimensi belajar dari Marzano 1994. Setelah instrumen selesai dibuat, instrumen di judgement
oleh dosen ahli, kemudian dilakukan uji coba. b.
Uji coba instrumen Instrumen yang diuji coba adalah soal tes bab sistem saraf. Uji coba
instrumen dilakukan pada 38 mahasiswa tingkat I jurusan pendidikan biologi FPMIPA UPI. Untuk menganalisis kelayakan soal yang dibuat, maka
diambillah sampel pengujian. Sampel pengujian diambil dari perhitungan 27 untuk kelompok atas dan 27 untuk kelompok bawah dari seluruh
populasi. Setelah dilakukan penghitungan, didapat 10 mahasiswa tingkat atas dan 10 mahasiswa tingkat bawah. Hasil tes yang didapat kemudian dianalisis
dengan menggunakan program ANATES versi 5.0.2. Rincian analisis pokok uji pada tiap butir soal pilihan ganda adalah uji validitas, uji reliabilitas,
tingkat kesukaran soal, dan kualitas pengecoh soal.
1 Uji Validitas Butir Soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan sahih apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria Arikunto,
2013. Berikut rumus uji validitas butir soal dan kriteria validitas pada Tabel 3.8:
r
xy
=
∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑
∑
Deskripsi: r
xy
= Koefisien korelasi = validitas item X = Skor tiap siswa pada item tersebut
Y = Skor total tiap siswa
Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
N = Jumlah seluruh siswa ΣX= Jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut
ΣY= Jumlah skor total seluruh siswa pada test
Tabel 3.8 Kriteria Validitas Koefisien Korelasi
Kriteria Validitas
0,80-1,00 Sangat tinggi
0,60-0,80 Tinggi
0,40-0,60 Cukup
0,20-0,40 Rendah
0,00-0,20 Sangat rendah
Arikunto, 2013 Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus uji validitas butir soal,
diperoleh hasil yang akan diinterpretasikan pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Butir Soal Pilihan Ganda Soal Tes
Kriteria Nomor Soal
Total Keterangan
Tinggi 4, 8, 9, 12, 13, 16
6 Digunakan
Cukup 5, 10, 14, 15, 17
5 Digunakan
Rendah 3, 6, 7
3 Revisi
Sangat rendah 1, 2, 11, 18
4 Revisi, nomor 11
soal diubah
2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran soal, artinya jika kepada siswa-siswa diberikan
tes yang serupa pada waktu yang berbeda maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan yang sama dalam kelompok Arikunto, 2013.
Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Perhitungan uji reliabilitas menggunakan program ANATES versi 5.0.2. Berikut kriteria reliabilitas pada Tabel 3.10:
Tabel 3.10 Kriteria Reliabilitas Koefisien Korelasi
Kriteria Reliabilitas
0,80 - 1,00 Sangat Tinggi
0,60 - 0,79 Tinggi
0,40 - 0,59 Cukup
0,20 - 0,39 Rendah
0,00 - 0,19 Sangat Rendah
Arikunto, 2013 Pengukuran reliabilitas dapat menggunakan indikator yang tercantum
dalam Tabel 3.4. Hasil yang diperoleh untuk perhitungan uji reliabilitas pada soal-soal tes bab sistem saraf yang dihitung dengan bantuan program
ANATES versi 5.0.2 adalah 0,73. Soal pilihan ganda pada soal tes bab sistem saraf dengan hasil uji reliabilitas 0,73 termasuk ke dalam kategori tinggi.
3 Daya Pembeda
Uji daya pembeda merupakan salah satu cara untuk memeriksa apakah pertanyaan yang diberikan dapat membedakan antara siswa yang masuk ke
dalam kategori siswa tingkat atas dan siswa tingkat bawah Arikunto, 2013. Berikut rumus daya pembeda:
Deskripsi: DP= Daya pembeda
U = Jumlah siswa yang menjawab benar dari kelompok atas untuk tiap soal L = Jumlah siswa yang menjawab benar dari kelompok bawah untuk tiap
soal T = Jumlah siswa kelompok tinggi dan rendah
Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Kategorisasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.5. Daya Pembeda dihitung dengan bantuan program ANATES versi 5.0.2. Berdasarkan hasil
perhitungan analisis tiap butir soal, daya pembeda dari soal tes bab sistem saraf dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Kategorisasi Daya Pembeda Koefisien Daya Pembeda
Interpretasi
0,71 – 1.00
Baik sekali 0,41
– 0,70 Baik
0,21 – 0,40
Cukup 0,00
– 0,20 Jelek
Arikunto, 2013 Berdasarkan kategorisasi daya pembeda pada Tabel 3.11, didapatkan hasil
perhitungan daya pembeda soal tes bab sistem saraf yang dijabarkan pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Tes Bab Sistem Saraf
Kriteria Daya Pembeda
Nomor Soal Jumlah
Baik sekali 13
1 Baik
1, 4, 5, 8, 10, 12, 16 7
Cukup 9, 14, 15, 17
4 Jelek
2, 3, 6, 7, 11, 18 6
4 Uji Tingkat Kesukaran Soal
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah, sedang atau sukar sebagaimana penjelasan
Arikunto 2013 yang menjelaskan bahwa tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal. Uji tingkat kesukaran soal
dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Deskripsi: TK= Tingkat kesukaran
U = Jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar untuk tiap soal L = Jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar untuk tiap
soal T = jumlah seluruh siswa dari kelompok tinggi dan kelompok rendah
Tabel 3.13 Interpretasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran
Interpretasi soal
0,00-0,30 Sukar
0,30-0,70 Sedang
0,70-1,00 Mudah
Arikunto, 2013 Berdasarkan interpretasi indeks kesukaran pada Tabel 3.13 di atas,
didapatkan hasil perhitungan tingkat kesukaran pada soal dengan menggunakan program ANATES versi 5.0.2 yang digambarkan pada Tabel
3.14.
Tabel 3.14 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes Bab Sistem Saraf Interpretasi
Nomor Soal Jumlah
Presentase Keterangan
Sangat Sukar 18
1 27,8
Revisi Sukar
6, 11, 12, 15 4
Digunakan
Sedang 1, 2, 3, 4, 5,
8, 10, 13, 14, 16
10 55,6
Digunakan
Mudah 7, 9, 17
3 16,6
Revisi
Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Melaksanakan tes
Dipilih SMA berbasis pesantren dengan karakteristik pesantren memiliki aturan wajib tinggal di asrama bagi siswa-siswanya. Kemudian dari pesantren
tersebut dipilih satu kelas IPA untuk dijadikan subjek penelitian. Selama proses pembelajaran bab sistem saraf, siswa diberikan tes berupa worksheet
dan kuisioner serta pada akhir pembelajaran siswa diberi soal tes yang berisi soal pilihan ganda mencakup keseluruhan materi sistem saraf.
b. Melakukan wawancara
Berdasarkan uraian sebelumnya, wawancara akan digunakan secara kondisional, yaitu saat skor worksheet siswa berbanding terbalik dengan
kuisioner atau skor worksheet siswa berbanding terbalik dengan skor soal tes.
3. Tahap Pasca Pelaksanaan Penelitian
a. Melakukan pengolahan data
Hasil tes dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif serta dideskripsikan untuk mengetahui tingkat beban kognitif siswa pada pembelajaran biologi di
SMA berbasis pesantren. b.
Menyusun kesimpulan Kesimpulan disusun berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dibuat
dan hasil penelitian yang didapat.
I. Analisis Data
Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil perhitungan uji statistika
komponen beban kognitif siswa. Analisis kualitatif digunakan untuk menggambarkan profil komponen beban kognitif siswa berdasarkan rubrik
kategorisasi dan menganalisis strategi mengajar guru serta hasil wawancara yang berkaitan dengan hasil pengukuran beban kognitif siswa. Berikut langkah-langkah
analisis data:
Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
1. Analisis data untuk menggambarkan komponen beban kognitif yang
diinterpretasikan berdasarkan rubrik kategorisasi Tabel 3.3, Tabel 3.5, Tabel 3.6. Analisis ini mencakup:
a. Analisis data dari skor Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi
MMI dan Usaha Mental UM diinterpretasikan dengan dua cara. Cara pertama, Skor Kemampuan Menerima dan mengolah Informasi MMI dan
Usaha Mental UM dihitung berdasarkan skor asal yaitu variabel MMI memiliki rentang skor 0-3 dengan skor maksimal 3 Tabel 3.3. Sedangkan
skor asal dari variabel Usaha Mental UM ada pada rentang 1-4 dengan skor maksimal 1 tabel 3.5. Skor asal yang telah didapat, dapat menentukan
besarnya MMI dan UM berdasarkan rubrik kategorisasi. Interpretasi data dengan cara kedua adalah dengan mengkonversikan data ke dalam skala 100
dari skor asal yang telah didapat. Skor konversi dari variabel MMI dan UM memiliki skor maksimal 100. Skor konversi digunakan dalam uji statistika.
Selain itu, data yang telah dikonversi, digunakan untuk mencari tingkat beban kognitif siswa dengan skor Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi
MMI dan skor Usaha Mental UM dengan perhitungan MMI-UM. Perhitungan ini digunakan berdasarkan pada Tabel 3.15.
Tabel 3.15 Kategori Tingkat Beban Kognitif Tingkat Beban Kognitif
Keterangan
Tidak Ada Beban Kognitif MMI UM
Terdapat Beban Kognitif MMI UM
b. Analisis data Hasil Belajar HB diinterpretasikan langsung ke dalam
konversi skala 100 skor maksimal 100. Data dari variabel Hasil Belajar HB dapat dikategorikan berdasarkan rubrik kategorisasi pada Tabel 3.6.
Skor variabel HB digunakan pula dalam uji statistika. Selain itu, skor Hasil Belajar HB merepresentasikan kemampuan penalaran siswa, sehingga
dibentuk presentase Hasil Belajar HB berdasarkan indikator penalaran dari Marzano 1993.
Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
2. Analisis kuantitatif berdasarkan uji statistika untuk melihat hubungan antar
komponen beban kognitif. Skor konversi yang telah dihasilkan, diuji normalitas dan homogenitasnya untuk menetapkan apakah suatu sampel di
dalam suatu populasi berdistribusi normal dan homogen atau tidak. Perhitungan statistik dilakukan dengan bantuan Statistical Package for Sosial
Science SPSS 20 for Window dengan tipe aplikasi uji Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi α 0,05. Analisis data untuk melihat besarnya
beban kognitif siswa SMA berbasis pesantren dilakukan dengan uji korelasi dan regresi. Uji korelasi dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel
UM terhadap MMI, MMI terhadap HB serta UM terhadap HB dari kelas XI SMA berbasis pesantren yang diukur beban kognitifnya. Keseluruhan data
terdistribusi normal, sehingga uji korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson. Uji korelasi dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 for
window. Uji Regresi dilakukan ketika dua variabel menunjukkan adanya korelasi yang signifikan.
Tabel 3.16 Makna Koefisien Korelasi Makna Koefisien
Korelasi Besar Angka Positif
Besar Angka Negatif
Tidak ada 0,00
0,00 Rendah sekali
0,00 ρ 0,20 -
0,20 ρ -0,00 Rendah
0,20 ρ 0,40 -
0,40 ρ -0,20 Sedang
0,40 ρ 0,60 -
0,60 ρ -0,40 Tinggi
0,60 ρ 0,80 -
0,80 ρ -0,60 Tinggi sekali
0,80 ρ 1,00 -
1,00 ρ -0,80 Panggabean, 2001
Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
J. Bagan Alur Penelitian
Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian
Revisi Instrumen Penyusunan dan Pembuatan Instrumen Penelitian
Uji Coba Instrumen Judgement Instrumen
Studi Kepustakaan Penyusunan Proposal
Seminar Proposal Revisi Proposal
Perizinan Penelitian
Penentuan Sampel Penelitian Perizinan Penelitian Pesantren
Wawancara jika perlu Pelaksanaan Penelitian di Sekolah
Worksheet ICL Kuisioner ECL
Tes Harian GCL
Data Pengolahan data dan Pembahasan
Kesimpulan Penyusunan Laporan Hasil Penelitian
Dita Alawiyah Marcharis, 2015 BEBAN KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA BERBASIS PESANTREN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
60
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Beban Kognitif siswa SMA berbasis pesantren pada pembelajaran biologi materi sistem saraf di sekolah berbasis pesantren sangat bergantung pada tiga
komponen beban kogntif yaitu Kemampuan Menerima dan Mengolah Informasi MMI, Usaha Mental UM, dan Hasil Belajar HB. Siswa-siswa kelas XI SMA
di sekolah berbasis pesantren memiliki MMI yang termasuk ke dalam kategori sedang. Sedangkan UM siswa termasuk ke dalam kategori tidak kesulitan atau
siswa hanya menggunakan sedikit usaha mentalnya dalam mempelajari materi biologi di dalam kelas. Kemudian HB siswa termasuk ke dalam kategori kurang.
Hasil korelasi dari ketiga komponen beban kognitif menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan antara UM terhadap HB nilai r negatif yang
menunjukkan penurunan UM pada siswa berkontribusi signifikan terhadap besarnya HB. Korelasi negatif antara UM-MMI dan korelasi positif antara MMI-
HB menggambarkan bahwa pembelajaran sudah dapat mengendalikan beban kognitif siswa khususnya UM siswa tetapi kurang berpengaruh pada
pengembangan nalar MMI-HB tidak signifikan, dengan kata lain masih ada beban kognitif pada siswa di SMA berbasis pesantren diakibatkan karena adanya
ketidaksesuaian antara strategi pembelajaran dengan kemampuan nalar siswa. Dalam hal ini, hubungan strategi pembelajaran di dalam kelas dengan
pengembangan nalar tidak dapat dijelaskan dengan MMI korelasi MMI terhadap HB tidak signifikan yang berarti proses pembelajaran di dalam kelas menjadi
kurang bermakna akibat proses pembelajaran yang belum diarahkan kepada pengembangan nalar. Sehingga peningkatan nalar siswa berbasis pesantren terjadi
pada proses pembelajaran di luar kelaslingkungan pesantren.