Pendahulan PENGARUH EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS V SDN Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas V SDN Banyurip 02 Tahun Ajaran 2014/2015.

kemandirian, kedisiplinan, dan sebagainya. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah diharapkan tidak menggangu prestasi belajar siswa dikelas. Sebaliknya justru bisa menambah prestasi belajar siswa, kegiatan ekstrakurikuler pramuka juga mengajarkan berbagai pendidikan karakter yang sangat berguna untuk kepribadian siswa. Pendidikan karakter diajarkan berbagai sikap seperti kedisiplinan, kemandirian, kerjasama, tanggung jawab, percaya diri, dan sebagainya. Pendidikan karakter tersebut sangat bermanfaat bagi siswa. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang. Banyak pakar mengatakan bahwa kegagalan penanaman karakter sejak usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah dimasa dewasanya kelak. Selain itu, menanamkan moral kepada generasi muda adalah usaha yang strategis. Oleh karena itu penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mungkin kepada anak-anak adalah kunci utama untuk membangun bangsa. Menurut Nugraha 2013: 5 pramuka adalah wahana yang dilakukan di alam terbuka, maka kegiatan yang dilakukan oleh pamuka selalu di alam terbuka dan membutuhkan pengetahuan serta keterampilan dasar tentang hal tersebut. Sedangkan menurut Suyahman 2014: 23 Pendidikan Dalam Pramuka adalah suatu proses pembinaan dan pengembangan sepanjang hayat yang berkesinambungan atas kecakapan yang dimiliki peserta didik, baik dia sebagai pendidik maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan karakter yang diajarkan di sekolah dasar sangat beragam dan penting untuk kepribadian siswa, salah satunya adalah sikap kemandirian yang harus dimiliki siswa. Menurut Samani dan Hariyanto 2012: 131 mandiri adalah mampu memenuhi kehidupan diri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain dan orang yang mandiri mampu mempertimbangkan pilihan dan membuat keputusan sendiri. Sedangkan menurut Mudjiman 2011: 9 kemandirian belajar adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetemsi yang telah dimiliki. Untuk siswa sekolah dasar sendiri mulai ditanamkan sikap kemandirian terhadap dirinya, misalnya anak mulai diajarkan tentang perannya sebagai murid adalah belajar, maka anak mulai di didik sejak dini untuk mau belajar dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, tidak mudah untuk mengandalkan kemampuan orang lain dan berani menghadapi resiko atas keputusan yang nanti akan di ambilnya. SDN Banyurip 2 merupakan sekolah dasar yang melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka, jadwal untuk ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan pada hari jumat setelah pulang sekolah sampai selesai, kegiatan kepramukaan diikuti oleh siswa kelas III sampai kelas VI. Usia anak SD termasuk golongan pramuka siaga dan penggalang. Mereka berasal dari berbagai latar belakang yang bervariasi baik dilihat dari segi ekonomi, keluarga, afektif, kognitif dan psikomotornya sehingga hal ini dapat mempegaruhi prestasi belajarnya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pembina pramuka tentang kegiatan pramuka yang dilaksanakan ternyata masih ada sebagian siswa yang kurang beminat dalam mengikuti pramuka karena di anggap kurang menyenangkan, pramuka masih bersifat sukarela sehingga mereka mengikuti kalau ingin saja, karena faktor orang tua yang kurang mendukung dan sebagainya. Berdasarkan pengamatan tentang kemandirian belajar siswa dalam belajar juga masih kurang, dilihat dari siswa yang masih mencontek, kurang disiplin dalam mengerjakan tugas dan sebagainya. Dari permasalahan tersebut maka peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh ekstrakurikuler pramuka terhadap kemandirian belajar yang dimiliki siswa, Sehingga peneliti mengangkat judul. “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas V SDN Banyurip 2 Kecamatan Sambungmacan Tahun Ajaran 20142015”.

B. Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Banyurip 2, yang berlokasi di desa Banyurip, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen dan dilaksanakan pada kelas V. Peneliti memilih tempat tersebut karena: faktor jarak rumah yang dekat dengan peneliti sehingga dapat menghemat waktu dan biaya. Berdasarakan hasil observasi, peneliti melihat adanya minat yang rendah siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler pramuka, sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V yang berjumlah 21. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu bebas dan terikat. variabel bebas dalam penelitian ini yaitu ekstrakurikuler pramuka. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kmandirian belajar. Menurut Noor 2012: 75 “Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dngan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan secara khusus diselenggarakan oleh pihak pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolahmadrasah.” Menurut Nugraha 2013: 5 pramuka adalah wahana yang dilakukan di alam terbuka, maka kegiatan yang dilakukan oleh pamuka selalu di alam terbuka dan membutuhkan pengetahuan serta keterampilan dasar tentang hal tersebut. kemandirian belajar adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetemsi yang telah dimiliki. Mudjiman, 2011: 9 Pengumpulan data dilakukan dengan metode angket, dokementasi, wawancara. Metode angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. sugiyono, 2010: 199. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen ini bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang Sugiyono, 2010: 329. Teknik wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam dan jumlah responden yang sedikitkecil. Sugiyono, 2010: 194. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana atau uji t. teknik ini