Variabel Penelitian Definisi Operasional

Maya Cinthya, 2014 PENGARUH KEWENANGAN FORMAL DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KESADARAN BERBIAYA DI PEMERINTAH KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Menentukan metode pengumpulan data 7. Melakukan pengujian hipotesis 8. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis atas uji hipotesis, sekaligus melakukan verifikasi atas teori yang melatarbelakangi penelitian yang dimaksud. Penelitian kausalitas ini didesain untuk memberikan bukti empiris tentang pengaruh kewenangan formal, karakteristik SIKD terhadap kesadaran berbiayadi Pemerintah Kota Bandung.

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai berikut: a. Variabel Bebas Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat.Variabel ini diberi notasi “X”. Variabel bebas dalam penelitian ini, antara lain : Kewenangan Formal X 1 dan Karakteristik Sistem Informasi Keuangan Daerah X 2 b. Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang perubahannya dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah: Cost Conciousness Y Maya Cinthya, 2014 PENGARUH KEWENANGAN FORMAL DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KESADARAN BERBIAYA DI PEMERINTAH KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.2 Definisi Operasional

Adapun definisi dari variabel-variabel diatas yaitu sebagai berikut: a. Kewenangan Formal Kewenangan formal didefinisikan sebagai suatu pilihan yang sengaja diambil manajemen puncak untuk mendelegasikan tipe keputusan ke manajemen tingkat yang lebih rendah dan biasanya terkait dengan sistem pertanggungjawaban. Struktur kewenangan formal merupakan salah satu alat dalam suatu organisasi dimana untuk mengukur variabel tersebut digunakan tiga instrument pertanyaan dari Govindrajan 2000 yang didesain untuk mengungkap keputusan yang tepat untuk didelegasikan kepada para manajer. Ketiga pertanyaan dimaksud, antara lain : 1 Bertanggungjawab atas biaya; 2 Bertanggungjawab mengatur semua hal dan 3 Bertanggungjawab atas target anggaran dan output yang dihasilkan. Ketiga instrumen di atas diukur dengan menggunakan skala likert 1 –5, dimana skala 1 menunjukkan tidak pernah HTP danskala 5 menunjukkan sangat sering SS. Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi b. Karakteristik Sistem Informasi Keuangan Daerah SIKD Karakteristik informasi yang berhubungan dengan informasi keuangan daerah terkait dengan bagaimana persepsi kepala SKPD dalam memperkirakan ketelitian, keterkaitan, ketepatan waktu dan format yang dihasilkan oleh SIKD menyangkut informasi anggaran yang disajikan dalam kegiatan operasional yang bersifat rutin. Sembilan instrument dari Doll dan Torkzadeh 2000 digunakan untuk menunjukkan adanya kepuasan mereka dengan informasi yang disajikan oleh sistem anggaran, yakni 1 Informasi sesuai dengan kebutuhan; 2 Informasi sesuai Maya Cinthya, 2014 PENGARUH KEWENANGAN FORMAL DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KESADARAN BERBIAYA DI PEMERINTAH KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dengan harapan; 3 Informatif; 4 Akurasi informasi; 5 Kepuasan akurasi informasi; 6 Format laporan yang tepat; 7 Informasi jelas; 8 Informasi tepat waktu dan 9 Kepuasan atas informasi anggaran. Dengan tambahan indicator evaluasi, 1 Pentingnya bertanggungjawab atas target anggaran, 2 evaluasi atas kinerja anggaran, 3 Tanggung jawab atas senjangan anggaran, dan 4 memperbaiki senjangan anggaran. Seluruh instrumen di atas diukur dengan menggunakan skala likert 1 – 5, dimana skala 1 menunjukkan tidak pernah TP dan skala 5 menunjukkan sangat sering SS. c. Kesadaran Berbiaya Kesadaran berbiaya merupakan kondisi dimana manajer sangat menyadari tentang arti penting biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam setiap pengambilan keputusan. Instrument meliputi tujuh materi yang dikembangkan oleh Young dan Shields 2000, yaitu 1 Pengetahuan jumlah alokasi dana operasional; 2 Pengetahuan membelanjakan anggaran; 3 Pengetahuan sasaran dan batasan belanja; 4 Kemampuan mengelola biaya operasional; 5 Minimalisasi biaya; 6 Belanja berbasis harga; dan 7 Sadar akan biaya yang terjadi. Ketujuh instrumen di atas diukur dengan menggunakan skala likert 1 – 5, dimana skala 1 menunjukkan sangat tidak setuju STS dan skala 5 menunjukkan sangat setuju SS Maya Cinthya, 2014 PENGARUH KEWENANGAN FORMAL DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KESADARAN BERBIAYA DI PEMERINTAH KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1 Matriks Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel Penelitian Nama Variabel Definisi Indikator Skala Ukur Kewenangan Formal X 1 Suatu pilihan yang sengaja diambil manajemen puncak untuk mendelegasikan tipe keputusan ke manajemen tingkat yang lebih rendah dan biasanya terkait dengan sistem pertanggungjawaban 1 Bertanggungjawab atas biaya; 2 Bertanggungjawab mengatur semua hal 3 Bertanggungjawab atas target anggaran dan output yang dihasilkan. Ordinal Karakteristik SIKD X 2 Suatu sistem yang mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawaban pemerintah 1 Informasi sesuai dengan kebutuhan; 2 Informasi sesuai dengan harapan; 3 Informatif; 4 Akurasi informasi; 5 Kepuasan akurasi informasi; 6 Format laporan yang tepat; 7 Informasi jelas; 8 Informasi tepat waktu; 9 Kepuasan atas informasi anggaran; 10 Pentingnya tanggung jawab atas target anggaran 11 Evaluasi kinerja anggaran 12 Tanggung jawab atas senjangan anggaran 13 Memperbaiki senjangan anggaran Ordinal Kesadaran BerbiayaY Kondisi dimana manajer sangat menyadari 1 Pengetahuan jumlah alokasi dana operasional; Ordinal Maya Cinthya, 2014 PENGARUH KEWENANGAN FORMAL DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KESADARAN BERBIAYA DI PEMERINTAH KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tentang arti penting biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam setiap pengambilan keputusan 2 Pengetahuan membelanjakan anggaran; 3 Pengetahuan sasaran dan batasan belanja; 4 Kemampuan mengelola biaya operasional; 5 Belanja berbasis harga; 6 Sadar akan biaya yang terjadi. Sumber: Young dan Shield 2000, Doll dan Torkzadeh 2000, Govindarajan 2000

3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala Skpd Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness Sebagai Variabel Inte

3 61 202

Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala SKPD Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness Sebagai Variabel Interve

0 57 202

Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Study Kasus Pada Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Di Pemerintah Kota Bandung)

3 29 3

Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala Skpd Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness Sebagai Variabel Interven

0 0 60

Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala Skpd Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness Sebagai Variabel Interven

0 1 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala Skpd Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness

0 1 19

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala Skpd Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness Sebag

0 1 10

PENGARUH KEWENANGAN FORMAL, SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH, PERANAN MANAJERIAL DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KEWENANGAN INFORMAL TERHADAP KINERJA KEPALA SKPD DI JAJARAN PEMERINTAHAN KOTA MEDAN MELALUI COST CONSCIOUSNESS SEBAGAI VARIABEL INTERVEN

0 3 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala SKPD Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness

0 0 19

PENGARUH KEWENANGAN FORMAL, SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH, PERANAN MANAJERIAL DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KEWENANGAN INFORMAL TERHADAP KINERJA KEPALA SKPD DI JAJARAN PEMERINTAHAN KOTA MEDAN MELALUI COST CONSCIOUSNESS SEBAGAI VARIABEL INTERVEN

0 0 17