KESIMPULAN DAN SARAN KEANEKARAGAMAN JENIS LICHENES PADA TEGAKAN POHON RASAMALA (ALTINGIA EXCELSA) DI TAHURA BUKIT BARISAN TONGKOH KAB. KARO DAN HUTAN AEK NAULI PARAPAT KAB.SIMALUNGUN.

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Haematomma accolens 8 Gambar 2.2 Acarospora 8 Gambar 2.3 Xantoria elegans 9 Gambar 2.4 Cladonia portentosa 9 Gambar 2.5 Psora pseudorusselli 10 Gambar 2.6 Morfologi Tallus 10 Gambar 2.7 Altingia excelsa 18 Gambar 2.8 Pohon Rasamala 19 Gambar 3.1 Skema Plot Pengambilan Sampel Pada Tegakan Pohon 23 Gambar 4.1 Pyrenula nitida 32 Gambar 4.2 Pyrenula sp 33 Gambar 4.3 Lepraria sp1. 33 Gambar 4.4 Lepraria sp2 34 Gambar 4.5 Lepraria sp3 34 Gambar 4.6 Lepraria sp4 35 Gambar 4.7 Lepraria incana 35 Gambar 4.8 Collema furfuraceum 36 Gambar 4.9 Graphis scripta 37 Gambar 4.10 Graphis sp. 37 Gambar 4.11 Pyrhospora quernea 38 Gambar 4.12 Lecanora thysanophora 38 Gambar 4.13 Lecanora sp1. 39 Gambar 4.14 Lecanora sp2. 39 Gambar 4.15 Lecanora sp3. 40 Gambar 4.16 Verrucaria maura 41 Gambar 4.17 Verrucaria sp1. 41 Gambar 4.18 Verrucaria sp2. 42 Gambar 4.19 Verrucaria sp2. 42 Gambar 4.20 Lecidella elaeochroma 43 Gambar 4.21 Rimelia reticulata 43 Gambar 4.22 Usnea dasypoga 44 Gambar 4.23 Usnea fillipendula 45 Gambar 4.24 Parmelia sp1. 45 Gambar 4.25 Parmelia sp2. 46 Gambar 4.26 Parmelia sp3. 46 Gambar 4.27 Persentase jenis Lichenes di wilayah Tahura 54 Gambar 4.28 Persentase jenis Lichenes di wilayah Hutan Aek Nauli 55 Gambar 4.29 Dendogram Jenis Lichenes Pada Pohon Rasamala 63 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Tabel Ciri dan Sifat Morfologi Lichenes di Tahura Bukit Barisan Kabupaten Karo 79 Lampiran 2 Tabel Ciri dan Sifat Morfologi Lichenes di Hutan Aek Nauli Parapat 83 Lampiran 3 Tabel Indeks Keanekaragaman Lichenes di Tahura Bukit Barisan Tongkoh dan Hutan Aek Nauli Parapat 87 Lampiran 4 Perhitungan data vegetasi lichenes di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Tongkoh 89 Lampiran 5 Perhitungan data vegetasi lichenes di Hutan Lindung Aek Nauli Parapat 95 Lampiran 6 Foto-foto Pelaksanaan Pengambilan Sampel Penelitian di Lokasi Penelitian 101

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Lumut kerak merupakan salah satu anggota dari tumbuhan tingkat rendah yang mana belum mendapatkan perhatian yang maksimal seperti anggota yang lainnya. Organisme ini sebenarnya merupakan kumpulan antara fungi dan alga, tetapi sedemikian rupa, sehingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu kesatuan. Banyak jenis Ascomycotina dan beberapa jenis Basidiomycotina hidup bersimbiosis dengan alga hijau atau alga biru yang umumnya bersel satu yang membentuk lichenes. Hasairin, 2007 ; Sujana, 2007 Menurut Aththorick dan Siregar 2006, lichenes tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah. Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohon, tetapi dapat juga di atas tanah, terutama di daerah tundra di sekitar kutub utara. Lichenes dapat kita temukan sampai di atas gunung-gunung yang tinggi. Beberapa jenis dapat masuk pada bagian-bagian pinggir batu, oleh karenanya disebut endolitik. Alga dan jamur bersimbiosis membentuk lichenes baru jika bertemu jenis yang tepat. Para ahli mengemukakan berbagai pendapat mengenai pengelompokan atau klasifikasi lichenes dalam dunia tumbuhan. Ada yang berpendapat bahwa lichenes dimasukkan kedalam kelompok yang tidak terpisah dari jamur, tapi kebanyakan ahli berpendapat bahwa lichenes perlu dipisahkan dari jamur atau memiliki kelompok sendiri. Alasan dari pendapat yang kedua ini adalah karena jamur yang membangun tubuh lichenes tidak akan membentuk tubuh lichenes tanpa alga. Hal lain didukung oleh karena adanya zat-zat hasil metabolisme yang tidak ditemui pada alga dan jamur yang hidup terpisah. Yurnaliza, 2002 Menurut Hawksworth 1984, Lichenes dapat tumbuh baik pada kondisi- kondisi lingkungan yang sangat ekstrim, seperti gurun pasir, di Antartica yang mempunyai temperatur di bawah 0 C. Perbedaan geografis menghasilkan banyak sekali variasi dari lichenes tersebut. Lichenes juga merupakan tumbuhan indikator yang peka terhadap pencemaran udara, dengan pertumbuhan kerak tidak hanya mengalami kemunduran di daerah yang terkena polusi tetapi menjadi langka atau menghilang Pratiwi, 2006. Lichenes lumut kerak menurut Suwarso 1995, dapat mempengaruhi komponen ekosistem lain dan juga keberadaannya sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, seperti mempunyai kemampuan dalam menyerap bahan-bahan beracun di udara dan menampilkan gejala yang khas untuk bahan beracun tertentu. Hampir sebagian besar spesies lichenes sangat sensitif terhadap gas belerang dioksida SO 2 dan gas buang lainnya yang berasal dari industri dan kendaraan bermotor. Menurut Suwarso 1995, berdasarkan data Herbarium Bogoriensis Bogor, lichenes di Indonesia berjumlah 40.000 spesies, namun belum banyak peneliti di Indonesia yang menekuni penelitian ini, sehingga peluang untuk meneliti Lichenes di Indonesia masih terbuka luas dan berpotensi. Kenyataan yang diketahui dan ditampilkan dalam buku-buku biologi memperlihatkan bahwa hanya beberapa spesies saja yang dikenal, padahal jumlahnya mencapai 40.000 spesies. Kawasan Hutan sangat potensial untuk habitat pertumbuhan dari lichenes. Salah satu diantaranya hutan yang terdapat di Sumatera Utara merupakan ekosistem hutan hujan tropis yang merupakan habitat makhluk hidup. Hutan- hutan ini belum banyak dilakukan penelitian tentang flora dan faunanya, walaupun ada hanya dibeberapa hutan lindung dan cagar alam yang khusus meneliti fauna dan flora, namun penelitian tentang keanekaragaman dan persebaran lichenes masih jarang dilakukan, seperti pada Hutan Aek Nauli Parapat Kab.Simalungun dan Taman Hutan Raya TAHURA Tongkoh, Berastagi. Kedua kawasan hutan ini dapat dijadikan sebagai lokasi penelitian mengenai keanekaragaman lichenes, khususnya pada tegakan pohon Altingia excelsa Rasamala yang banyak terdapat di Bukit Barisan, TAHURA. Secara umum keadaan fisik dan vegetasi di kedua lokasi penelitian ini berbeda. Tipe vegetasinya dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tipe vegetasi semak belukar, hutan sekunder dan hutan primer dari dataran rendah sampai dataran tinggi mencapai ketinggian ± 2000 m dpl. Topografinya dataran sampai berbukit dengan kemiringan lahan tanah liat dan berpasir. Kawasan hutan ini memiliki bulan basah Curah Hujan 7200 mmbulan selama sembilan bulan berturut-turut, kisaran suhu antara