Latar Belakang PENGARUH PARITAS TERHADAP KARAKTERISTIK ESTRUS KERBAU SETELAH PENYUNTIKAN PGF2α (Prostaglandin F2α) DAN HCG (Human Chorionic Gonadotrophin ).

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerbau sangat bermanfaat bagi petani di Indonesia yaitu sebagai tenaga kerja untuk mengolah sawah, penghasil daging dan susu, serta sebagai tabungan untuk keperluan dikemudian hari. Dalam perkembangannya, produktivitas kerbau masih rendah dibandingkan dengan sapi. Permasalahan utama yang menghambat produktivitas kerbau adalah sulitnya deteksi estrus dan rendahnya respon ovulasi, sehingga perkawinan dilakukan tidak tepat waktu dan rendahnya angka fertilisasi. Berbagai penelitian untuk mengatasi sulitnya deteksi estrus dan rendahnya respon ovulasi telah banyak dilakukan dengan menggunakan Prostaglandin F2α PGF2α maupun kombinasinya dengan Human Chorionic Gonadotrophin HCG. Dengan perlakuan ini, diharapkan estrus dapat terjadi serentak pada sekelompok ternak sehingga waktu ovulasi dapat diduga dan perkawinan dapat dilaksanakan tepat waktu. Dalam mengelola reproduksi ternak, karakteristik estrus sangat penting untuk diketahui. Paritas telah dilaporkan berpengaruh terhadap karakteristik estrus. Hasil penelitian Ismail 2009 yang dilakukan pada kambing, menyatakan ternak yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu kali memperlihatkan gejala estrus lebih awal dan penampakan estrus yang sangat jelas diikuti ternak yang sudah pernah melahirkan satu kali. Ternak yang belum pernah melahirkan memperlihatkan onset estrus lambat dan intensitas estrus kurang jelas. Pada kerbau, informasi tentang pengaruh paritas terhadap karakteristik estrus belum banyak tersedia. Oleh sebab itu, diperlukan pengkajian tentang aspek reproduksi dengan melihat karakteristik estrus kerbau pada berbagai paritas sehingga dapat merancang strategi untuk mengelola reproduksi pada kerbau. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Paritas Terhadap Karakteristik Estrus Kerbau Setelah Penyuntikan PGF2α Prostaglandin F2α dan HCG Human Chorionic Gonadotrophin“.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

PENGARUH PARITAS TERHADAP PERSENTASE ESTRUS DAN KEBUNTINGAN PADA SAPI BALI YANG DISINKRONISASI ESTRUS DENGAN DUA KALI PENYUNTIKAN PROSTAGLANDIN F 2 α (PGF 2 α )

2 48 34

PENGARUH PARITAS TERHADAP PERSENTASE ESTRUS DAN KEBUNTINGAN SAPI PERANAKAN ONGOLE YANG DISINKRONISASI ESTRUS MENGGUNAKAN PROSTAGLANDIN F2α (PGF2α)

1 17 32

RESPON KECEPATAN TIMBULNYA ESTRUS DAN LAMA ESTRUS PADA BERBAGAI PARITAS SAPI BALI SETELAH DUA KALI PEMBERIAN PROSTAGLANDIN F2α (PGF2α

0 36 32

Perbandingan Kualitas Hasil Sinkronisasi Estrus Menggunakan Prostaglandin dengan Penyuntikan Intramuskular dan Intravulva pada Kambing Peranakan Etawah

0 4 53

Gambaran Darah Merah Domba Bunting yang Diberikan Superovulasi dan Penyuntikan Human Chorionic Gonadotropin (hCG) pada Hari ke-6 setelah Perkawinan.

0 6 39

PROFIL HORMON PROGESTERON SETELAH PENYUNTIKAN PGF2α DAN HCG PADA KERBAU PARITAS SATU SERTA HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS ESTRUS DENGAN KEBERHASILAN KEBUNTINGAN KERBAU DI KECAMATAN IV KOTO KABUPATEN AGAM.

0 0 8

PENGARUH PEMBERIAN HORMON PROSTAGLANDHIN F2α DAN GONADOTROPHIN RELEASING HORMONE TERHADAP TIMBULNYA ESTRUS PADA SAPI SIMMENTAL PERANAKAN ONGOLE DALAM PROGRAM SINKRONISASI ESTRUS.

0 0 8

APLIKASI HORMON PROSTAGLANDHIN F2α DAN GONADOTROPHIN RELEASING HORMONE TERHADAP TAMPILAN ESTRUS SAPI SIMMENTAL PERANAKAN ONGOLE DALAM PROGRAM SINKRONISASI ESTRUS.

0 0 12

RESPON KECEPATAN TIMBILNYA ESTRUS DAN LAMA ESTRUS PADA BERBAGAI PARITAS SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) SETELAH DUA KALI PENYUNTIKAN PROSTAGLANDIN F

0 0 9

Chitosan nanoparticle of hCG (Human Chorionic Gonadotrophin) hormone in increasing induction of dairy cattle ovulation

0 1 7