Alasan Memilih Judul PENDAHULUAN
norma hukum, yang mana di antara norma ini tidak boleh bertentangan demi keadilan dan kesejahteraan bersama.
15
Mengenai keadilan dan kesejahteraan bersama, agama Islam juga mengatur hal itu yang mana diterangkan dalam al-
Qur‟an Surat an-Nahl ayat 90:
اَﷲ
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan
berbuat kebijakan, memberi kepada kamu kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran”.
16
Sebagai konsekuensi dari Negara Kebangsaan
nation- state
, di mana Islam tidak menjadi dasar negara, tetapi Islam setara dengan agama lain dan mendapat tempat terhormat dalam
konstitusi, bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia bukanlah Negara Sekuler dan bukan Negara Agama, hukum
Islam tidaklah mungkin dapat secara formil atau langsung menjadi sumber otoritatif satu-satunya bagi hukum nasional.
Tetapi hukum Islam, dapat kontestasinya dengan hukum Barat dan hukum Adat dapat menjadi sumber materil bagi hukum
Nasional.
Dari konteks sejarah, sosial, filsafat dan hukum ketatanegaraan, setidaknya ada dua klasifikasi penting sumber
hukum: sumber hukum formil
sources of low inits formal sense
dan sumber hukum materil
sources of low in its material sense
. Secara ringkas sumber hukum formil adalah proses
15
Ibid
16
Departemen Agama RI,
Al-
Qur‟an dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2005, h. 415.
yang resmi disusun untuk berlakunya suatu kaedah hukum, hal ini secara dominan terkait dengan bentuk dan cara yang
menyebabkan hukum itu secara formal berlaku, sementara sumber hukum materil lebih banyak terkait dengan asal dari
mana materi isi hukum diambil.
17
Sumber hukum formil lazimnya terdiri dari: Konstitusi, Undang-Undang, Kebiasaan, Perjanjian, Keputusan Pengadilan,
Hukum Internasional, Doktrin Ilmu Hukum. Sedangkan sumber hukum materil lebih banyak terdiri dari nilai dan norma hukum
yang hidup sebagai Konstitusi yang tidak tertulis, hubungan antar kekuatan politik, situasi demografis, sosial dan ekonomi,
tradisi yang melembaga bersumberkan dari pandangan keagamaan dan kesusilaan, interpretasi dan pendapat ahli.
18
Sumber hukum materil terkait erat dengan penyebab hukum itu dapat mengikat serta dijalankan dan dipatuhi. Meski
sumber ini seolah tidak berbentuk, terstruktur, dan tersusun seperti sumber hukum formal, namun relevansi sosiologis,
filosofis dan yuridis suatu hukum tidak dapat dipisahkan, apakah hukum yang ditulis di dalam kenyataannya benar-benar
secara materil telah mengacu kepada sumber hukum materil tersebut atau tidak, semakin dekat merujuk dan paralel dengan
sumber hukum materil maka akan semakin menemukan relevansi tersebut.
Oleh karenanya, dalam pengertian yang demikian benar adanya jika dikatakan Negara Hukum Pancasila pasca
amandemen ke empat UUD 1945, pada dasarnya bersifat prismatik yang mana terdiri dari serangkaian sumber yang tidak
mustahil saling bertentangan, tetapi pada saat yang sama akan ditimbang dan bertemu dalam garis kebersesuaianya secara
sosiologis dan natural.
Maka peluang hukum Islam untuk menjadi sumber hukum materil bahkan formil tetaplah terbuka, bahkan lebih
terbuka di era reformasi ini namun peluang tersebut secara lebih intens akan tetap berkompetisi dengan sumber-sumber hukum
17
Muchith A karim,
Pelaksanaan Hukum Wa ris di Kalangan Umat Islam di Indonesia
Jakarta: Maloho Jaya Abadi Press, 2010, h. 2.
18
Ibid
h. 3.