Prosedur Penelitian PROSEDUR PENELITIAN

Pertama, studi persiapan dimulai dengan rasa tertarik terhadap masalah kepemimpinan mahasiswa dan manajemen masjid kampus. Rasa tertarik terhadap masalah ini tidak hanya sebatas ingin tahu tetapi berusaha memahami dan mendalami agar memperoleh gambaran yang jelas tentang bagaimana pentingnya kepemimpinan tertanam, melekat, dan melembaga dalam pikiran dan hati setiap mahasiswa untuk mewujudkannya. Persiapan dilakukan dengan berdiskusi dengan teman sejawat dan mahasiswa S2 atau S3 program studi administrasi pendidikan, mengumpulkan informasi, mencari literatur yang relevan dan membaca studi-studi terdahulu yang berkaitan dengan masalah penelitian ini. Untuk mewujudkan rasa ingin tahu yang mendalam terhadap isu-isu dan masalah-masalah penelitian yang dirumuskan sebagaimana terdapat dalam bab I, maka persiapan selanjutnya adalah menyusun proposal penelitian yang diajukan untuk diseminarkan. Setelah seminar dilaksanakan judul yang diterima untuk dilanjutkan diteliti adalah “Revitalisasi Peranan Masjid dalam Pengembangan Kepemimpinan Mahasiswa”. Kedua, eksplorasi umum yang berarti peneliti melakukan langkah-langkah yaitu: 1 konsultasi, wawancara dan mengurus surat perizinan pada instansi berwenang, 2 menjajagi secara umum pada objek penelitian untuk menetapkan objek yang akan diteliti, 3 mengkaji literatur dan menetapkan kembali fokus penelitian, 4 melakukan bimbingan dengan promotor, ko-promotor dan anggota promotor, berdiskusi dengan teman sejawat yang terpilih untuk memperoleh masukan dan memperkaya wawasan berpikir peneliti, dan 5 melakukan konsultasi secara kontinyu dan mendalam dengan promotor untuk memperoleh legitimasi guna melanjutkan penyelesaian penelitian ini. Ketiga, eksplorasi terpusat dengan cara pengecekan hasil temuan penelitian dan pembahasan serta penulisan laporan hasil penelitian. Tahap eksplorasi terpusat ini meliputi: 1 tahap pengumpulan data yang dilakukan secara rinci dan mendalam untuk merumuskan kerangka konseptual tema-tema di lapangan, 2 melakukan pengumpulan data dan analisis data secara bersama- sama, 3 melakukan pengecekan hasil dan temuan penelitian oleh promotor, ko- promotor dan anggota promotor, dan 4 menulis laporan hasil penelitian untuk diajukan pada tahap ujian disertasi.

C. Latar dan Narasumber Penelitian

Latar atau setting yang dipilih adalah: 1 Mesjid Kampus Universitas Pendidikan Indonesia UPI Bandung yang berlokasi di Jln. Setiabudi Kota Bandung ; 2 Mesjid Kampus Salman Institut Teknologi Bandung yang berlokasi di Jln. Ganesa Kota Bandung; dan 3 Mesjid Kampus Universitas Islam Negeri UIN Bandung yang berlokasi di Jln. AH. Nasution Kota Bandung. Masjid- masjid kampus tersebut dipilih sebagai latar penelitian karena secara empirik mewakili gejala perkembangan dan keunikan permasalahan sebagaimana yang dihadapi oleh masjid kampus pada umumnya. Sedangkan sampel dalam hal ini ialah pilihan peneliti, yaitu aspek, peristiwa, dan manusia yang dijadikan fokus pada saat dan situasi tertentu. Karena itu pemilihan sampel dilakukan terus menerus sepanjang penelitian. Prosedur pengambilan sampel bersifat purposif, sesuai dengan tujuan dan fokus penelitian. Adapun narasumber dalam penelitian ini terdiri atas jamaah masjid, ketua Dewan Kemakmuran Masjid DKM, pengurus masjid, para guru ustad, mentor, dan anggota masyarakat yang memiliki hubungan langsung dan tidak langsung dengan eksistensi ketiga masjid kampus tersebut. Jumlah dan kategori subjek yang akan dijadikan responden, penulis tentukan berdasarkan konsep bola salju; artinya kecukupan sampel diukur berdasarkan kecukupan informasi, data, dan fakta yang telah diperoleh. Ukuran kecukupan informasi, data, dan fakta yang dimaksud tercermin dalam intensitas pengulangan kesamaan keterangan dari beragam kategori subjek tersebut.

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Instrumen penelitian ini tidak berdasarkan definisi operasional. Yang dilakukan ialah menyeleksi aspek-aspek yang khas, berulang kali terjadi, berupa pola atau tema, dan tema itu senantiasa diselidiki lebih lanjut dengan cara yang lebih halus dan mendalam untuk memperoleh makna yang sesungguhnya. Tema itu akan merupakan petunjuk ke arah pembentukan atau pemberian dukungan pada suatu teori yang bersifat ilmiah. Manusia atau peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian ini, karena dipandang lebih cermat sebagaimana diperinci oleh Nasution 1992:21 bahwa: 1 manusia sebagai alat yang peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulans dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bermakna bagi peneliti; 2 manusia sebagai alat yang dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus; 3 tiap situasi merupakan suatu keseluruhan; 4 suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan pengetahuan semata-mata; 5 peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh; 6 hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan segera menggunakannya sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau penolakan; dan 7 manusia sebagai instrumen, respon yang aneh dan yang menyimpang justru diberi perhatian.