Pengaruh Sumber Daya Manusia Serta Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOM
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA SERTA PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA SKPD PADA PEMERINTAHAN
KABUPATEN LANGKAT
OLEH
NAMA : M. ARIF IRSAN
NIM : 050503010
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara
MEDAN 2010
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyataan bahwa skripsi yang berjudul ” Pengaruh Sumber Daya Manusia Serta Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Juli 2010 Yang membuat pernyataan,
M. Arif Irsan NIM: 050503010
(3)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan kemudahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Sumatera Utara. Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah SAW yang safa’atnya diharapkan di akhirat kelak.
Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak. selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs.Idhar Yahya, MBA selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far , MM selaku Dosen Pembanding/ Penguji I dan Bapak Sahrurrahman, SE, Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji II atas saran-sarannya.
5. Kedua orang tua penulis, Ayahanda M. Ali Tarigan, SH dan Ibunda Armainai Kaban, SH. Terima kasih atas semua kasih sayang, do’a,
(4)
dukungan, didikan, dan semangat yang sangat berarti. Semoga penulis dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Medan, Juli 2010 Peneliti,
M. Arif Irsan NIM: 050503010
(5)
ABSTRAK
Penelitian ini mengenai “Pengaruh Sumber Daya Manusia Serta Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sumber daya manusia dan partisipasi anggaran baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja SKPD di Pemerintahan Kabupaten Langkat.
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada merupakan staf yang bertanggung jawab langsung atau menilai garis komando langsung terhadap kepala SKPD sebagai penanggung jawab utama (berdasarkan struktur organisasi), yaitu seluruh sekretaris dan bendahara dari seluruh SKPD Pemerintahan Kabupaten Langkat (25 SKPD). Responden dalam penelitian adalah berjumlah 50 karyawan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian kualitas data, Uji asumsi klasik , uji determinasi dan pengujian hipotesis.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Variabel SDM dan partisipasi anggaran secara simultan berpengaruh secara siknifikan terhadap kinerja SKPD dan Variabel SDM dan partisipasi anggaran secara parsial berpengaruh secara signifikan dan positip terhadap kinerja SKPD.
Kata Kunci: Sumber Daya Manusia, Partisipasi Anggaran dan Kinerja SKPD
(6)
ABTRACT
The research is about effect of human resourch and budget participation to Performance of SKPD to the govermant of langkat. The Purpose of this research is to knowing effect of human resourch and budget participation neither parsial nor simultan participation to Performance of SKPD to the govermant of langkat.
The collecting of date was done through questionare spread to staff that is directly responsible or directly value commando line to head of SKPD as a main authority (base on organization structure), that is all secretary and treasurer from all SKPD the govermant of langkat (25SKPD). Number of Responden in this research is 50. Date analyse that is used in this research is data quality test, classic asumtion test, determination test and hypotesist test.
The result of the research show that variabel of human resourch and budget participation simultanly have a significant effect to Performance of SKPD and variabel of human resourch and budget participation parsially have a significant effect and positive to Performance of SKPD.
Keyword: Human Resourch, Budget Participation and Performance of SKPD
(7)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 7
1. Sumber Daya Manusia ... 8
2. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 8
3. Partisipasi Anggaran ... 13
a. Pengertian Anggaran ... 13
(8)
4. Kinerja SKPD ... 18
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 21
1. Kerangka Konseptual ... 21
2. Hipotesis ... 23
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24
C. Jenis dan Sumber Data ... 27
D. Teknik Pengumpulan Data ... 28
E. Defini Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29
F. Metode dan Teknik Analisis data ... 31
G. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 36
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Pemerintahan Kabupaten Langkat ... 37
B. Analisis Hasil Penelitian ... 69
1. Hasil Uji Kualitas Data... 42
a. Uji Validitas ... 43
b. Uji Reabilitas ... 44
(9)
3. Pengujian Asumsi Klasik ... 45
a. Pengujian Normalitas... 46
b. PengujianHeteroskedastisitas ... 47
c. Pengujian Multikolineritas ... 49
3. Uji Determinasi ... 49
4. Pengujian Hipotesis ... 50
a. Pengujian Simultan (Uji F) ... 50
b. Pengujian Parsial (Uji t) ... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 89
B. Keterbatasan Penelitian ... 90
C. Saran ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 92
(10)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu……….. 20
Tabel 3.1 SKPD Pemerintahan Kabupaten Langkat………...…….. 25
Tabel 3.2 Jumlah SKPD Pemerintahan Kabupaten Langkat ……….……. 26
Tabel 3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……….……. 29
Tabel 4.1 Uji Validitas SDM ... 43
Tabel 4.2 Uji Validitas Partisipasi Anggaran ... 43
Tabel 4.3 Uji Validitas Kinerja SKPD ... 44
Tabel 4.4 Uji Reabilitas ... 44
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Variabel ... 45
Tabel 4.6 Uji Normalitas(One-Sampel kolmogrov-Smirnov Test) ... 47
Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas ... 48
Tabel 4.8 Uji Multikolineritas ... 49
Tabel 4.9 Uji Determinasi ... 49
Tabel 4.10 Uji F ... 50
(11)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 23
Gambar 4.1 Histogram ... 46
Gambar 4.2 Normal probability Plot ... 47
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran i Data Penelitian ... 58
Lampiran ii Tabel Nilai r ... 64
Lampiran iii Uji Validitas ... 65
Lampiran iv Uji Reabilitas ... 66
lampiran v Statistik deskriptif ... 66
Lampiran vi Uji Normalitas ... 67
Lampiran vii Uji Heteroskedastisitas ... 69
Lampiran viii UJi Multikolineritas ... 70
lampiran ix Uji Determinasi ... 70
Lampiran x Uji F ... 71
Lampiran xi Uji t ... 71
(13)
ABSTRAK
Penelitian ini mengenai “Pengaruh Sumber Daya Manusia Serta Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sumber daya manusia dan partisipasi anggaran baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja SKPD di Pemerintahan Kabupaten Langkat.
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada merupakan staf yang bertanggung jawab langsung atau menilai garis komando langsung terhadap kepala SKPD sebagai penanggung jawab utama (berdasarkan struktur organisasi), yaitu seluruh sekretaris dan bendahara dari seluruh SKPD Pemerintahan Kabupaten Langkat (25 SKPD). Responden dalam penelitian adalah berjumlah 50 karyawan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian kualitas data, Uji asumsi klasik , uji determinasi dan pengujian hipotesis.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Variabel SDM dan partisipasi anggaran secara simultan berpengaruh secara siknifikan terhadap kinerja SKPD dan Variabel SDM dan partisipasi anggaran secara parsial berpengaruh secara signifikan dan positip terhadap kinerja SKPD.
Kata Kunci: Sumber Daya Manusia, Partisipasi Anggaran dan Kinerja SKPD
(14)
ABTRACT
The research is about effect of human resourch and budget participation to Performance of SKPD to the govermant of langkat. The Purpose of this research is to knowing effect of human resourch and budget participation neither parsial nor simultan participation to Performance of SKPD to the govermant of langkat.
The collecting of date was done through questionare spread to staff that is directly responsible or directly value commando line to head of SKPD as a main authority (base on organization structure), that is all secretary and treasurer from all SKPD the govermant of langkat (25SKPD). Number of Responden in this research is 50. Date analyse that is used in this research is data quality test, classic asumtion test, determination test and hypotesist test.
The result of the research show that variabel of human resourch and budget participation simultanly have a significant effect to Performance of SKPD and variabel of human resourch and budget participation parsially have a significant effect and positive to Performance of SKPD.
Keyword: Human Resourch, Budget Participation and Performance of SKPD
(15)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang (UU) No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004 dan diubah dengan Peraturan Perundang-undangan (Perpu) No. 3 Tahun 2005 serta UU No. 25 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang direvisi menjadi UU No. 33 Tahun 2004, menjadi tonggak awal dari otonomi daerah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan kepentingan, prioritas, dan potensi daerah tersebut. Dengan pemberian otonomi daerah kabupaten dan kota, pengelolaan keuangan sepenuhnya berada di tangan Pemerintah Daerah.
Pengelolaan keuangan negara/daerah di Indonesia telah banyak mengalami perubahan atau perbaikan seiring dengan semangat reformasi manajemen keuangan pemerintah untuk mencapai keberhasilan otonomi daerah. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya paket peraturan perundang-undangan di bidang keuangan negara beserta peraturan-peraturan turunannya yang juga telah banyak mengalami revisi dan penyempurnaan. Beberapa peraturan terkait dengan implementasi otonomi daerah yang telah dikeluarkan adalah paket undang-undang bidang keuangan negara yakni UU No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara,,
UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksanaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
(16)
Dalam rangka mengimplementasikan perundang-undangan bidang keuangan negara telah dikeluarkan berbagai aturan pelaksanaan dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP), antara lain PP No. 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah dan PP No. 21 tahun 2004 tentang Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga, PP No. 24 tahun 2004 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Peraturan-peraturan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan daerah tersebut di atas sudah diimplementasikan secara bertahap di tahun 2007-2008. Oleh karena itu, setiap daerah sudah mulai mempersiapkan semua perangkat yang diperlukan termasuk menata dan meningkatkan kemampuan SDM Aparaturnya khususnya di bidang keuangan guna mengantisipasi perubahan-perubahan dalam pengelolaan APBD dan pertanggungjawabannya pada akhir tahun anggaran. Berhasil-tidaknya pelaksanaan suatu sistem pengelolaan keuangan daerah sangat tergantung dari kompetensi para pengelolanya sehingga peningkatan kualitas SDM pengelola merupakan hal yang wajib dilaksanakan.
Anggaran pada sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter yang menggunakan dana milik rakyat. Hal inilah yang menjadi perbedaan dengan anggaran sektor swasta karena tidak berhubungan dengan pengalokasian dana dari masyarakat. Pada sektor publik pendanaan organisasi berasal dari pajak dan retribusi, laba perusahaan milik daerah atau negara, pinjaman pemerintah berupa utang luar negri dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan.
(17)
Berdasarkan Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pasal 51 ayat (2), Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran harus menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan dan belanja, yang berada dalam tanggung jawabnya. Hal ini berarti bahwa setiap SKPD harus membuat laporan keuangan unit kerja. Pasal 56 UU ini menyebutkan bahwa laporan keuangan yang harus dibuat setiap unit kerja adalah Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan, sedangkan yang menyusun laporan arus Kas adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum daerah.
Melalui Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang telah direvisi dengan Permendagri No. 59/2007 tentang Perubahan Atas Permendagri No. 13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. implementasi paradigma baru yang berorientasi pada prestasi kinerja diterapkan dalam penyusunan APBD, Sistem akuntansi dan pengelolaan keuangan daerah. Untuk itu maka setiap pemerintah daerah harus dapat mempersiapkan diri untuk melakukan pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan tersebut.
Penggunaan anggaran merupakan konsep yang sering digunakan untuk melihat kinerja organisasi publik. Anggaran yang disusun harus dengan pendekatan kinerja. Penerapan anggaran berbasis kinerja pada instansi pemerintah di Indonesia dicanangkan melalui pemberlakuan UU No. 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara dan diterapkan secara bertahap mulai tahun anggaran 2005.
(18)
Namun demikian, hingga saat ini masih sulit untuk melihat tolak ukur memadai yang dapat dimanfaatkan untuk mengukur kinerja pemerintah daerah secara komprehensif. Padahal tolak ukur ini sangat diperlukan untuk menjadi pedoman, baik bagi pemerintah sendiri maupun pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja pemerintah daerah.
Kabupaten langkat adalah salah satu kabupaten yang terletak di propinsi Sumatera Utara. Dalam pelaksanan pemerintahannya pemerintahan kabupaten langkat terus berusaha meningkatkan kinerja SKPD nya. Penulis Mengutip Pernyataan dari Bupati Langkat Ngogesa Sitepu dalam situs pemerintahan langkat instuksi untuk memacu kinerja SKPD. Ngogesa Sitepu menyatakan adalah sebuah kearifan jika seorang pegawai negeri sipil datang ke kantor tanpa tahu apa yang harus dikerjakannya, sementara beban tugas instansi yang bersangkutan belumlah berjalan secara maksimal. Hal tersebut ditegaskannya saat apel gabungan pasca libur di Halaman Kantor Bupati “Tantangan tugas kedepan tidaklah semakin ringan, sebab masyarakat akan memberikan penilaian positif dan negatif terhadap kinerja kita”, ungkap Ngogesa. Dirinya mengingatkan bahwa profesi seorang PNS hendaklah benar-benar diabdikan bagi terlaksananya tugas pemerintahan, pembangunan dan sosial kemasyarakatan. Disisi lain LKPJ Bupati Langkat tahun anggaran 2009 telah disampaikan dan dibahas beberapa hari lalu, untuk itu beberapa catatan umum dan catatan strategis harus menjadi perhatian SKPD terkait.
(19)
Dalam kesempatan tersebut Bupati mengeluarkan empat instruksi khusus untuk memperkokoh managemen Pemerintah Daerah yakni pertama, diminta jajaran Kepala SKPD agar lebih aktif dan koordinatif serta dapat melakukan evaluasi kinerja masing-masing SKPD secara rutin, kedua, kepada instansi terkait agar lebih terarah dalam menyusun program kegiatan sesuai dengan visi dan misi Bupati Langkat, ketiga meminta kepada para camat untuk mengoptimalkan kapasitas sumber daya aparatur khususnya berkaitan dengan sistem penganggaran yang sesuai dengan tuntutan peraturan dan keempat, menyiapkan data-data yang akurat oleh masing-masing SKPD sebagai bahan pertanggung jawaban untuk saat ini dan kemudian hari.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh sumber daya manusia dan partisipasi anggaran terhadap kinerja SKPD dalam sebuah skripsi dengan judul “Pengaruh Sumber Daya Manusia Serta Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintahan Kabupaten Langkat”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut :”Apakah sumber daya manusia dan partisipasi anggaran berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja SKPD di Pemerintahan Kabupaten Langkat?”
(20)
C.Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sumber daya manusia dan partisipasi anggaran baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja SKPD di Pemerintahan Kabupaten Langkat.
D. Manfaat Penelitian
Adapun penulisan skripsi ini bermanfaat bagi penulis selaku peneliti, pemerintah daerah dan peneliti selanjutnya.
a. Bagi Penulis, melalui penelitian ini diharapkan dapat memperdalam pengetahuan penulis tentang pengaruh sumber daya manusia dan partisipasi anggaran terhadap kinerja SKPD.
b. Bagi Pemerintah Daerah, melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak yang terkait di pemerintah daerah. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi untuk perbaikan kinerja satuan kerja di masa yang akan datang.
c. Bagi peneliti selanjutnuya, penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis, khususnya yang berkaitan dengan sumber daya manusia dan partisipasi anggaran yang berpengaruh terhadap kinerja SKPD.
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang sangat penting untuk setiap usaha, begitu pula untuk pemerintahan agar dapat menjalankan fungsinya sebenar-benarnya. Banyak defenisi yang dapat digunakan untuk mendefenisikan sumber daya manusia. Menurut Susilo (2002:3) ”sumber daya manusia adalah pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi dan misi dan tujuannya”.
”Sumber daya manusia harus didefinisikan bukan dengan apa yang sumber daya manusia lakukan, tetapi apa yang sumber daya manusia hasilkan”, sebagaimana yang dikemukakan oleh David Ulrich (Mathis dan Jackson,2002:4). Maka dari itu, Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang penting bagi setiap usaha. Sumber daya manusia yang berkualitas akan menentukan kejayaan atau kegagalan dalam persaingan (Tambunan,2003:15).
”Nilai sumber daya manusia adalah jumlah nilai dari sumber daya manusia pada sebuah organisasi yang dapat juga disebut sebagai modal intelektual yang terdiri dari orang-orang dalam organisasi, kemampuan yang mereka miliki, dan menggunakannya dalam pekerjaan mereka. Sehingga bagian terpenting dari peningkatan nilai sumber daya manusia adalah dengan mendayagunakan semua bakat-bakat orang-orang yang ada dalam organisasi dan mengambil yang terbaik
(22)
dari populasi yang bervariasi di luar organisasi. Disebabkan perubahan kependudukan tenaga kerja, manajemen sumber daya manusia harus memaksimalkan kapabilitas sumber daya manusia yang bervariasi. Ditambahkan, praktisi sumber daya manusia haruslah orang-orang yang meyakinkan semua tenaga kerja tanpa melihat latar belakang mereka, menyediakan kesempatan untuk mengembangkan kapabilitas mereka ”sebagaimana dikemukakan oleh Mathis dan Jackson (2002:29). Begitu juga dengan pemerintahan, apabila di dalamnya terdapat sumber daya manusia yang berkualitas tentu akan menjadikan daerah tersebut berjaya. Bagi perekonomian negara, kejayaan suatu pemerintahan akan menjadikan perekonomian suatu negara lebih baik. Oleh karena itu meningkatkan kualitas sumber daya manusia sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kinerja dalam bisnis (Kuratko dan Hodgets, 1998:87).
2. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia merupakan pengelolaan orang didalam organisasi secara optimal agar kinerja organisasi pun seperti yang diharapkan. Asumsi yang lahir dari manajemen sumber daya manusia adalah bahwa manusia memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karsa. Semua potensi ini mempengaruhi upaya organisasi dalam pencapaian tujuannya. Bagaimana bagusnya rumusan tujuan dan rencana organisasi, maka akan sia – sia jika unsur sumber daya manusia tidak dikelola secara profesional.
Ada beberapa definisi yang dapat digunakan untuk mendefinisikan manajemen sumber daya manusia. Menurut Stoner (2002:20) “Manajemen
(23)
Sumber Daya Manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang – orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya”.
Menurut Handoko (2000:47):
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan, baik tujuan individu maupun tujuan organisasi. Untuk itu manajemen sumber daya manusia perlu dikelola secara profesional dan baik agar dapat terwujudnya kesinambungan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan perkembangan teknologi dan lingkungan serta kemampuan organisasi. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama suatu organisasi agar dapat berkembang secara produktif dan wajar.
Menurut Mathis dan Jackson (2002:4) “manajemen sumber daya manusia berhubungan dengan sistem rancangan formal dalam suatu organisasi untuk menentukan efektivitas dan efisiensi dilihat dari bakat seseorang untuk mewujudkan sasaran suatu organisasi.
Dari pengertian – pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan suatu gerakan pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang potensial dan perlu dikembangkan sehingga mampu memberikan dampak yang optimal terhadap kinerja organisasi.
Proses manajemen yang akan dibahas dalam hal ini, menekankan pada: a. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia merupakan proses dimana manajer menjamin bahwa organisasi memiliki jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat, dan pada saat yang tepat, yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas –
(24)
tugas yang akan menolong organisasi tersebut mencapai sasaran secara keseluruhan secara efektif dan efisien. Dalam pengertian praktis, bahwa semua manajer harus memastikan bahwa semua pekerjaan dalam area tanggung jawab mereka selalu diisi dengan orang – orang yang berkemampuan yang dapat melakukannya secara tepat.
Menurut Dessler ( 1997 ) mendefinisikan perencanaan pekerjaan sebagai proses memformulasi rencana – rencana untuk mengisi lowongan masa depan berdasarkan pada suatu analisis dari posisi yang diharapkan yang dapat diisi oleh calon yang berasal dari dalam ataupun luar organisasi.
Agar pemenuhan jumlah dan kualitas tenaga kerja dapat tercapai, maka proses perencanaan harus diarahkan pada tujuan utama dari perencanaan itu sendiri. Ada tiga macam tujuan yang ingin dicapai dalam perencanaan SDM, yaitu : 1) menjamin adanya jumlah dan kualitas SDM sesuai dengan waktu yang dibutuhkan, 2) dapat meningkatkan pendayagunaan SDM, dan 3) meningkatkan SDM dan memberikan kepuasan kerja.
b. Perekrutan Sumber Daya Manusia
Penarikan (recruitment) SDM merupakan suatu proses atau tindakan yang dilakukan oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai melalui beberapa tahapan yang mencakup identifikasi dan evaluasi sumber – sumber penarikan tenaga kerja, menentukan kebutuhan tenaga yang diperlukan, proses seleksi, penempatan, dan orientasi tenaga kerja. Penarikan SDM bertujuan untuk menyediakan sumber daya manusia yang cukup agar manajer dapat memilih sumber daya manusia yang memenuhi kualifikasi yang mereka perlukan.
(25)
Agar hasil dari perekrutan dapat dikatakan berhasil atau efektif, maka terdapat empat indikator untuk menunjukkan efektifitas dari perekrutan SDM, yaitu : a) jumlah (kuantitas) pelamar mencukupi, b) kualitas pelamar menunjukkan persyaratan yang dibutuhkan, c) biaya per pelamar yang direkrut, d) waktu yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan yang kosong.
c. Seleksi Sumber Daya Manusia
Seleksi adalah suatu proses untuk memilih individu yang memiliki kualifikasi sesuai dengan persyaratan untuk mengisi jabatan didalam organisasi. Proses seleksi bertujuan untuk menyesuaikan antara kemampuan dan ketrampilan sumber daya manusia yang tertulis dalam lamaran kerja dan apa yang dibutuhkan organisasi. Proses seleksi yang baik akan memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan sebuah organisasi. Oleh karena itu seleksi harus didasarkan pada standar yang jelas. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa dasar kebijaksanaan dalam mengadakan seleksi sumber daya manusia adalah : mengadakan seleksi dengan cara yang paling efektif dan dengan biaya serendah – rendahnya untuk mendapatkan tenaga kerja yang sebaik – baiknya (Manulang : 1981).
d. Sosialisasi atau Orientasi
Orientasi atau Sosialisasi merupakan program yang didesain untuk membekali karyawan baru dengan informasi yang diperlukan agar dapat berfungsi secara baik dan efektif dalam organisasi (Stoner dkk ; 1995). Lebih jauh orientasi ditujukan untuk memperkenalkan sumber daya manusia pada tiga hal yang utama, yaitu : 1) informasi umum mengenai kerja rutin sehari – hari, 2) tinjauan sejarah
(26)
organisasi, tujuan, operasi, dan produk atau jasa, 3) kebijakan organisasi, peraturan kerja, dan tunjangan.
e. Pelatihan dan Pengembangan
Istilah pelatihan (training) mengacu pada serangkaian kegiatan yang memberikan peluang untuk mendapatkan dan meningkatkan keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan. Program pelatihan diberikan kepada karyawan yang baru maupun karyawan yang telah ada, tujuannya adalah untuk menghadapi situasi – situasi yang berubah. Sementara itu program pengembangan (development) dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan untuk pekerjaan masa depan. Pengembangan merupakan suatu proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana karyawan manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis guna mencapai tujuan umum.
Menurut Pigors dan Myers (1961:33)
Pendidikan dan Pelatihan merupakan upaya untuk pengembangan SDM, terutama untuk pengembangan kemampuan intelektual dan kepribadian. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang digunakan oleh suatu organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau ketrampilan pekerja yang sudah menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu.
Untuk pendidikan dan pelatihan ini, langkah awalnya perlu dilakukan analisis kebutuhan atau need assessment, yang menyangkut tiga aspek, yaitu : analisis organisasi, analisis pekerjaan, dan analisis pribadi.
f. Penilaian Prestasi
Prestasi kerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tujuan penilaian prestasi kerja adalah untuk
(27)
mengetahui apakah sumber daya manusia yang ada telah bekerja sesuai dengan standar – standar yang telah ditentukan sebelumnya.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari manajemen sumber daya manusia adalah menetapkan kebijaksanaan organisasi untuk dapat meningkatkan kontribusi atau peranan lain. Manajemen sumber daya manusia berusaha untuk meningkatkan efektivitas perusahaan melalui kebijaksanaan, prosedur dan metode yang digunakan untuk mengelola orang – orang dalam organisasi tersebut.
Menurut Martoyo (1992:84)
Setiap organisasi apapun bentuknya senantiasa akan berupaya dapat tercapainya tujuan organisasi yang bersangkutan dengan efektif dan efisien. Efisiensi maupun efektivitas organisasi sangat tergantung pada baik dan buruknya pengembangan sumber daya manusia/anggota organisasi itu sendiri. Ini berarti bahwa sumber daya manusia yang ada dalam organisasi tersebut secara proporsional harus diberikan pendidikan dan latihan yang sebaik – baiknya, bahkan harus sesempurna mungkin.
3. Partisipasi Anggaran a. Pengertian Anggaran
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis ; yang meliputi seluruh kegiatan lembaga, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter, dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang (Warsito,2005:2). Mardiasmo (2002:61) menyatakan bahwa “anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran”. Sementara menurut Bastian (2005:163) “anggaran dapat diinterpretasikan sebagai paket pernyataan perkiraan
(28)
penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau periode mendatang.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, “anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode”. Widjaja (1995:1) menyebutkan anggaran adalah : “ungkapan keuangan dari program kerja untuk mencapai sasaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan”. Penulis lain mendefinisikan, “anggaran adalah rencana kegiatan keuangan yang berisi perkiraan belanja dalam suatu periode dan sumber pendapatannya” (Bahtiar, 2002:14).
Penganggaran (budgeting) merupakan aktivitas mengalokasikan sumber daya keuangan yang terbatas untuk pembiayaan belanja negara yang cenderung tanpa batas. Penganggaran merupakan aktivitas yang terus menerus dari mulai perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pelaporan, dan pemeriksaan. Proses ini dikenal sebagai siklus anggaran (budget cycle). Siklus ini tidak berjalan secara estafet, tetapi mengalami proses secara simultan. Ketika anggaran masih dilaksanakan dan belum dibuat pelaporan, proses perencanaan dan penyusunan telah dimulai. Disinilah terjadi kesulitan untuk memanfaatkan pelaporan dan hasil pemeriksaan untuk dipakai sebagai masukan dalam proses penyusunan anggaran.
Menurut Bastian (2005:164), anggaran berfungsi sebagai berikut : 1) anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja,
2) anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang,
(29)
3) anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan mekanisme kerja antara atasan dan bawahan,
4) anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja,
5) anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam pencapaian visi organisasi,
6) anggaran merupakan instrumen politik,
7) anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal.
Beberapa fungsi anggaran dalam manajemen organisasi sektor publik menurut Nordiawan (2006:48) antara lain sebagai: alat perencanaan, pengendalian, kebijakan, politik, koordinasi dan komunikasi, penilai kerja, serta komunikasi.
1) Anggaran sebagai alat perencana
Dengan adanya anggaran, organisasi tahu apa yang harus dilakukan dan ke arah mana kebijakan dibuat.
2) Anggaran sebagai alat pengendalian
Dengan adanya anggaran organisasi sektor publik dapat menghindari adanya pengeluaran yang terlalu besar (overspending) atau adanya penggunaan dana yang tidak semestinya (misspending).
3) Anggaran sebagai alat kebijakan
Melalui anggaran organisasi sektor publik dapat menentukan arah atas kebijakan tertentu. Contohnya adalah apa yang dilakukan pemerintah dalam hal kebijakan fiskal, apakah melakukan kebijakan fiskal ketat atau longgar dengan mengatur besarnya pengeluaran yang direncanakan.
4) Anggaran sebagai alat politik
Dalam organisasi sektor publik, melalui anggaran dapat dilihat komitmen pengelola dalam melaksanakan program-program yang telah dijanjikan. 5) Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi
Melalui dokumen anggaran yang komprehensif sebuah bagian atau unit kerja atau departemen yang merupakan suborganisasi dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dan juga apa yang dilakukan oleh bagian / unit kerja lainnya.
6) Anggaran sebagai alat penilai kerja
Anggaran adalah suatu ukuran yang bisa menjadi patokan apakah suatu aktifitas maupun terpenuhinya efisiensi biaya.
7) Anggaran sebagai alat komunikasi
Anggaran dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan menjadikan nilai-nilai nominal yang tercantum sebagai target pencapaian. Dengan catatan, anggaran akan menjadi alat motifasi yang baik jika memenuhi “menantang tetapi masih mungkin untuk dicapai”. Maksudnya adalah suatu anggaran itu hendaknya tidak terlalu tinggi jangan terlalu rendah.
(30)
b. Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran
Proses penganggaran daerah dengan pendekatan kinerja dalam kepmendagri nomor 13 tahun 2006 membuat pedoman penyusunan rancangan APBD yang dilaksanakan oleh tim anggaran eksekutif bersama-sama unit organisasi perangkat daerah atau unit kerja. Secara umum dapat diterangkan bahwa anggaran daerah disusun berdasarkan rencana kerja daerah yang telah disusun baik rencana kerja jangka panjang (RKJP), rencana kerja jangka menengah (RPJM), dan rencana kerja pembangunan daerah (RKPD). Pada tingkat SKPD, anggaran juga disusun berdasarkan rencana jangka menengah SKPD yang sering disebut renstra SKPD. Renstra SKPD dan RKPD menjadi acuan bagi SKPD untuk menyusun rencana kerja (renja) SKPD. Menurut Kepmendagri No. 13 Tahun 2006, Pasal 10, Kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf c mempunyai tugas, yaitu :
a. menyusun RKA-SKPD, b. menyusun DPA-SKPD,
c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja,
d. melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya,
e. melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran, f. melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak,
g. mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan,
h. menandatangani SPM,
i. mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya,
j. mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya,
k. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya, l. mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya,
m. melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah, dan
n. bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.
(31)
Supomo dan Indrianto (1998) menyatakan bahwa “partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan proses dimana individu terlibat dalam penyusunan target anggaran, lalu individu terlibat dievaluasi kinerjanya dan memperoleh penghargaan berdasarkan target anggaran”. SKPD mengikuti pedoman penyusunan rencana kerja dan anggaran dalam menyiapkan dokumen rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah (RKA-SKPD). Isi dari pedoman RKA-SKPD ini yaitu :
1) prioritas dan plafon anggaran (PPA) yang dialokasikan untuk setiap program SKPD berikut rencana pendapatan dan pembiayaan,
2) sinkronisasi program dan kegiatan antar SKPD dengan kinerja SKPD berkenaan sesuai dengan standar pelayanan yang diterapkan,
3) batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD,
4) hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait dengan prinsip-prinsip peningkatan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas penyusunan anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja,
5) dokumen sebagai lampiran meliputi KUA, PPA, kode rekening APBD, format RKA-SKPD, analisis standar belanja, dan standar satuan harga. Dokumen pelaksanaan anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran. PPA adalah program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan
(32)
kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD setelah disepakati oleh DPRD. Rencana kerja dan anggaran RKA-SKPD selanjutnya adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.
4. Kinerja SKPD
SKPD adalah unit kerja Pemerintah Daerah yang mempunyai tugas mengelola anggaran dan barang daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Satuan Kerja dan bertanggung jawab atas aktivitas entitasnya. Pengukuran kinerja secara berkelanjutan akan memberikan umpan balik, sehingga upaya perbaikan secara terus menerus akan mencapai keberhasilan di masa mendatang. Menurut Bastian (2005:74) kinerja adalah “gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi. Bastian (2006:267), “Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan indikator masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), manfaat (benefits), dan dampak (impacts).
Mahsun (2006:198), mengungkapkan bahwa :
Pengukuran kinerja pemerintah daerah diarahkan pada masing-masing Satuan Kerja yang telah diberi wewenang mengelola Sumber daya sebagaimana bidangnya. Setiap satuan kerja adalah pusat pertanggung jawaban yang memiliki keunikan sendiri-sendiri. Dengan demikian perumusan indikator kinerja tidak bisa seragam untuk diterapkan pada semua satuan kerja yang ada. Namun demikian, dalam pengukuran kinerja setiap satuan kerja ini harus tetap dimulai dari pengidentifikasian visi, misi, falsafah, kebijakan, tujuan, sasaran, program, anggaran, serta tugas dan fungsi yang telah ditetapkan.
(33)
Stout (1993) dalam Bastian (2005:275), mengungkapkan “pengukuran/penilaian kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi (mission accomplishment) melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk , jasa, ataupun suatu proses”. Lain halnya menurut Bastian (2006:276), “aspek yang diukur dalam pengukuran kinerja adalah aspek finansial, kepuasan pelanggan, operasi dan bisnis internal, kepuasan pegawai, kepuasan komunitas, dan shareholders/stakeholders, serta waktu”.
Lebih lanjut Bastian (2006:267) menjelaskan bahwa syarat-syarat indikator kinerja adalah sebagai berikut :
a. spesifik, jelas, serta tidak ada kemungkinan kesalahan interpretasi, b. dapat diukur secara objektif baik yang bersifat kuantitatif maupun
kualitatif dan relevan,
c. dapat dicapai, penting, dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan, proses keluaran, hasil, manfaat, dan dampak,
d. harus cukup fleksibel dan sensitif terhadap perubahan/penyesuaian pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan efektif.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian sejenis yang digunakan sebagai tinjauan penelitian terdahulu dalam penelitian ini meliputi penelitian yang dilakukan oleh Azhar (2007) yang meneliti mengenai Pengaruh Sumber Daya Manusia dan Perangkat Pendukungnya terhadap keberhasilan penerapan Permendagri 13 tahun 2006 Pemerintah Kota Langsa, Anggraini (2009) meneliti mengenai Pengaruh Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu, Refikha (2009) mengenai Pengaruh partisipasi
(34)
anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Binjai dan Elsa F.S (2009) mengenai Pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen organisasi terhadap Peningkatan SKPD di Kota Padang Panjang Tinjauan Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti (Tahun )
Judul Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1. Azhar (2007) Pengaruh Sumber Daya Manusia dan Perangkat Pendukungnya terhadap keberhasilan penerapan Permendagri 13 tahun 2006 Pemerintah Kota Langsa. Dependen variabel:Keberh asilan Permendagri 13. Independen variable: Sumber Daya Manusia dan Perangkat Pendukungnya Sumber daya manusia dan perangkat pendukungnya mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keberhasilan penerapan Permendagri 13 tahun 2006. 2. (2009) Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Labuhan Batu Dependen variabel: Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Independen variable: Kinerja SKPD secara parsial partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD, sedangkan komitmen organisasi juga tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD partisipasi
(35)
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis ataupun ekstrapolasi dari kejadian teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan
komitmen organisasi secara simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD
3. Essy Refikha (2009) Pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kota Binjai Dependen variabel: kinerja SKPD. Independen variabel: partisipasi anggara dan komitmen organisasi Partisipasi anggaran dan komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja SKPD
4 Elsa (2009) Pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen organisasi terhadap Peningkatan SKPD di Kota Padang Panjang Dependen variabel: Peningkatan SKPD. Independen variabel: partisipasi anggara dan komitmen organisasi Secara simultan Partisipasi anggaran dan komitmen organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan SKPD. Secara parsial partisipasi anggaran berpengaruh signifikan terhadap peningkatan SKPD
(36)
tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis dan merupakan tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel ataupun masalah yang ada dalam penelitian (Fakultas Ekonomi, 2004).
Sumber daya manusia menunjukkan sejauh mana kemampuan seseorang dalam menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab serta pemahamannya terhadap tujuan yang akan dicapai dalam organisasi. Kemampuan untuk memahami hal tersebut dapat dilihat dari kinerjanya dalam menyelesaikan seluruh tanggung jawabnya. Sumber daya manusia dalam penelitian ini adalah kemampuan dari anggota PPK SKPD dalam melaksanakan tugasnya dalam hal penyusunan laporan keuangan SKPD. Semakin baik sumber daya manusia yang dimiliki oleh kabupaten langkat, semakin baik pula kinerja SKPD hal itu ditandai dengan kecepatan dalam penyusunan rencana dan implementasi dari SKPD tersebut. Sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD.
Sejak diberlakukannya anggaran daerah yang berorientasi pada kinerja maka partisipasi dan pertanggung jawaban pemerintah pada masyarakat sebagai stakeholders daerah menjadi sangat penting. Anggaran yang dibuat dan digunakan dapat dipandang pengaruhnya terhadap kinerja dari hasil yang telah dicapai. Aktivitas pemerintah tidak lagi berorientasi pada tingkat pemerintah di atasnya melainkan pada kepentingan dan pertanggungjawaban publik. Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan
(37)
sasaran publik. Anggaran dengan pendekatan kinerja sangat menekankan pada konsep value for money (ekonomis, efisien, dan efektivitas – 3E) dan tata pemerintahan yang baik (good governance) yang mencakup beberapa prinsip seperti hukum, transparansi, akuntabilitas partisipasi masyarakat, keadilan dan pengikutsertaan, pendelegasian pelayanan, efektivitas dan efisien, serta berkelanjutan. Partisipasi dalam penyusunan anggaran menyangkut suatu proses dimana individu-individu terlibat di dalamnya dan mempunyai pengaruh pada penyusunan target anggaran mereka. Selain itu, partisipasi sebagai suatu proses pengambilan keputusan bersama antara dua pihak atau lebih yang akan membawa pengaruh pada masa yang akan datang bagi para pembuat keputusan. Partisipasi dalam penyusunan anggaran Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD.Kerangka Konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka konseptual Sumber Daya
Manusia (X1)
Partisipasi Anggaran (X2)
Kinerja SKPD (Y)
(38)
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban ataupun dugaan sementara terhadap suatu masalah yang dihadapi, yang masih akan diuji kebenarannya lebih lanjut melalui analisa data yang relevan dengan masalah yang akan terjadi. Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut: sumber daya manusia dan partisipasi anggaran berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja SKPD di Pemerintah Kabupaten Langkat.
(39)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian assosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,2004:11). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan hubungan sumber daya manusia dan partisipasi anggaran sebagai variabel independen dan kinerja SKPD sebagai variabel dependen. Dimana data yang dipelajari adalah data dari sample yang diambil dari populasi. Dimensi waktu penilitian ini adalah cross sectional, yaitu melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel.
B. Populasi dan Sample Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh elemen atau individu yang akan diteliti. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:115) “Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut adalah karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf SKPD dari seluruh SKPD yang ada di Pemerintahan Kabupaten Langkat ( 25 SKPD), dengan rincian sebagai berikut :
(40)
Tabel 3.1
SKPD Pemerintahan Kabupaten Langkat
No SKPD
1 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
2 BADAN KEPENDUDUKAN KB DAN CATATAN SIPIL
3 BADAN KESATUAN BANGSA & PERLINDUNGAN MASYARAKAT 4 BADAN PENGAWAS DAERAH
5 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 6 DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN.
7 DINAS KESEHATAN
8 DINAS KOPERASI, UKM DAN PENANAMAN MODAL DAERAH 9 DINAS PENDAPATAN DAERAH DAN PELAYANAN SATU ATAP 10 DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
11 DINAS PERHUBUNGAN
12 DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
13 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 14 DINAS PERTAMANAN DAN KEBERSIHAN 15 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN 16 DINAS PEKERJAAN UMUM
17 DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI 18 DINAS PERTANAHAN
19 DINAS PENGARUH DAMPAK LINGKUNGAN DAN PERTAMBANGAN ENERGI
20 SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD 21 KANTOR DEPARTEMEN AGAMA
22 KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA 23 KANTOR KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 24 KANTOR SOSIAL
25 KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI Sumber : Pemerintahan Kabupaten Langkat
(41)
Table 3.2
Jumlah Pejabat SKPD Pemerintahan Kabupaten Langkat
Sumber : Pemerintahan Kabupaten Langkat
No. Jabatan Pangkat Jumlah
1 Sekretaris Daerah Esselon II/a 1 orang
2. Kepala Dinas Esselon II/b 16 orang
3. Sekretaris Dewan Esselon II/b 1 orang 4. Staf ahli – Sekretaris Daerah Esselon II/b 3 orang 5. Assisten Sekretaris Daerah Esselon II/b 3 orang
6. Camat Esselon III/a 23 orang
7. Kepala Kantor Esselon III/a 8 orang 8. Sekretaris Dinas Esselon III/a 16 orang
9. Kepala RSUD Esselon III/a 1 orang
10. Tata Usaha RSUD Esselon III/a 1 orang 11. Kepala Bagian – Sekretariat DPRD Esselon III/a 3 orang 12. Kepala Bagian – Sekretariat Daerah Esselon III/a 8 orang 13. Sekretaris Camat Esselon III/b 23 orang 14. Kepala Bidang – Dinas Esselon III/b 50 orang 15. Kepala Bidang – RSUD Esselon III/b 2 orang 16. Kepala Seksi – Dinas Esselon IV/a 150 orang 17. Kepala Sub Bagian – Sekretariat Daerah Esselon IV/a 24 orang 18. Kepala Sub Bagian – Sekretariat DPRD Esselon IV/a 7 orang 19. Kepala Sub Bagian – Kantor Esselon IV/a 32 orang 20. Kepala Sub Bagian - Camat Esselon IV/a 8 orang 21. Kepala Sub Bagian – RSUD Esselon IV/a 7 orang
(42)
2. Sampel Penelitian
Sampel berarti contoh, yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian (Mardalis, 2006:55). Metode pengambilan sample adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2004:78). Adapun pertimbangan penulis dalam mengambil sample adalah sebagai berikut:
a. merupakan staf yang bertanggung jawab langsung atau menilai garis komando langsung terhadap kepala SKPD sebagai penanggung jawab utama (berdasarkan struktur organisasi), yaitu seluruh sekretaris dan bendahara dari seluruh SKPD Pemerintahan Kabupaten Langkat (25 SKPD).
b. responden pernah ikut dalam partisipasi perencanaan anggaran dinas tempatnya bekerja minimal satu kali.
Pada kabupaten langkat terdapat 25 SKPD dan masing-masing SKPD terdiri dari 1 orang bagian Anggaran dan 1 orang bagian sekretaris yang berpartisipasi langsung terhadap perencannaan anggaran pada SKPD tersebut.
Berdasarkan kriteria ini, maka ada sebanyak 50 sample yang memenuhi kriteria tersebut :
Bagian Anggaran : 25 orang Sekretaris : 25 orang Jumlah Sample 50 orang
C. Jenis dan Sumber Data
(43)
1. Data Sekunder, berupa data yang telah diolah yang diperoleh dari perusahaan seperti sejarah ringkas dan struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Langkat.
2. Data Primer, berupa data yang belum diolah yang diperoleh dari hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden. Kuisioner diambil dari penelitian sebelumnya yang telah teruji . Instrumen dalam kuesioner Sumber Daya Manusia diadopsi dari Indah (2008); kuisioner partisipasi dalam penyusunan anggaran diadopsi dari Milani dalam Oktavia (2009); dan kuisioner kinerja manajerial diadopsi dari Mahoney dalam Oktavia (2009). Data penelitian ini merupakan data cross section, yaitu data yang dikumpulkan pada satu waktu tertentu pada beberapa objek dengan tujuan menggambarkan keadaan (Suliyanto, 2006; 134).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data primer yang digunakan adalah teknik kuisioner. Teknik ini merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada responden agar responden tersebut memberikan jawabannya (Suliyanto, 2006:140).
Langkah – langkah pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner langsung diantar ke responden dan diserahkan kepada semua sampel,
2. Setelah 1 minggu, peneliti mengumpulkan kuesioner yang telah diisi responden.
(44)
3. Jika ada responden yang belum mengembalikan daftar pertanyaan tersebut, maka kepada mereka diberi waktu 1 minggu lagi.
4. Setelah batas waktu yang ditentukan dan kuesioner telah dikembalikan oleh responden, maka peneliti akan mengolah data jika jumlah data yang terkumpul sudah lebih dari 30, tetapi jika data belum mencukupi, maka akan dicoba lagi untuk mengirimkan kuesioner kepada responden yang belum mengembalikan kuesioner tersebut.
D. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variable bebas sumber daya manusia dan partisipasi anggran serta variable terikat kinerja SKPD
1. Independen (bebas)
a. Sumber Daya Manusia (X1)
Sumber daya manusia adalah kemampuan dari anggota PPK SKPD dalam melaksanakan tugasnya dalam hal penyusunan laporan keuangan SKPD. Pertanyaan mengenai variable ini terdiri atas lima pertanyaan dengan lima skala Likert, responden diminta untuk menjawab pertanyaan mengenai kualitas SDM yang terdapat ditiap-tiap SKPD. Kategori jawaban dalam pertanyaan ini adalah 1.sangat tidak setuju, 2. Tidak setuju,3. Tidak tahu, 4. Setuju dan 5.
b. Partisipasi Anggaran (X2)
Partsipasi dalam penyusunan anggaran merupakan proses dimana individu terlibat dalam penyusunan target anggaran, lalu individu tersebut dievaluasi kinerjanya dan memperoleh penghargaan berdasarkan target anggaran. (Supomo
(45)
dan indrianto, 1998). Pertanyaan mengenai variable ini terdiri atas lima pertanyaan dengan lima skala Likert. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan mengenai keterlibatan responden dalam proses penyusunan anggaran. Kategori jawaban dalam pertanyaan ini adalah 1.sangat tidak setuju, 2. Tidak setuju,3. Tidak tahu, 4. Setuju dan 5.Sangat setuju. Pertanyaan dalam penelitian ini Menggunakan indikator yang dikembangkan Milani (1975) dalam Mas’ud (2004) meliputi :
-Kontribusi dalam penyusunan,
-Keterlibatan dalam penyusunan anggaran, -Alasan melakukan revisi anggaran, -Usulan kepada atasan,
-Penyelesaian akhir dan meminta pendapat atasan, -Penilaian konsep penyusunan anggaran yang dibuat. 2. Dependen (terikat)
a. Kinerja SKPD
Menurut Kumorotomo (2005,103), kinerja organisasi publik adalah: “Hasil akhir (output) organisasi yang sesuai tujuan organisasi, transparan dalam pertanggungjawaban, efisien, sesuai dengan kehendak pengguna jasa organisasi, visi dan misi organisasi, berkualitas, adil, serta diselenggarakan dengan sarana dan prasarana yang memadai”. Pertanyaan mengenai variable ini Menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Mahoney et al. (1963) dalam Mas’ud (2004) meliputi :
- Perencanaan, - Investigasi,
- Pengkoordinasian, - Pengaturan, - Staffing, - Negosiasi, - Pengawasan, dan
(46)
Tabel 3.3.
Tabel Defenisi Operasional dan pengukuran Variabel
Variabel Defenisi Operasional Pengukuran skala Independen Variabel
1)Sumber daya manusia
(X1)
Sumber daya manusia adalah kemampuan dari anggota PPK SKPD dalam melaksanakan tugasnya dalam hal penyusunan laporan keuangan SKPD.
Sumber daya manusia diukur berdasarkan persepsi mereka tentang kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Variable ini diukur berdasarkan skala likert yaitu mengukur
sikap dengan mengatakan setuju atau ketidaksetujuan terhadap pernyataan yang diajukannya dengan skor 5 (SS=sangat setuju), skor 4 ( S=setuju), skor 3 (TT=tidak tau), skor 2 (TS=tidak setuju), skor 1 (STS=sangat tidak setuju). linkert 2)Partisipasi anggaran (X2) Partsipasi dalam penyusunan anggaran merupakan proses dimana individu terlibat dalam penyusunan target anggaran, lalu individu tersebut dievaluasi kinerjanya dan memperoleh Menggunakan indikator yang dikembangkan Milani
(1975) dalam Mas’ud (2004) meliputi : - Kontribusi dalam
penyusunan,
- Keterlibatan dalam penyusunan
(47)
penghargaan berdasarkan
target anggaran. (Supomo dan indrianto,
1998)
anggaran,
- Alasan melakukan revisi anggaran,
- Usulan kepada
atasan,
- Penyelesaian akhir dan meminta pendapat atasan,
- Penilaian konsep penyusunan anggaran yang dibuat. Dependen Variabel Kinerja SKPD Pemeritahan Kabupaten Langkat (Y) Menurut Kumorotomo (2005,103), kinerja organisasi publik adalah: “Hasil akhir (output) organisasi yang sesuai tujuan organisasi, transparan dalam pertanggungjawaban,
efisien, sesuai dengan kehendak pengguna jasa organisasi, visi dan misi organisasi, berkualitas,
adil, serta diselenggarakan dengan
sarana dan prasarana yang memadai”.
Menggunakan
indikator yang dikembangkan oleh Mahoney et al. (1963) dalam Mas’ud (2004) meliputi : - Perencanaan, - Investigasi, - Pengkoordinasian, - Pengaturan, - Staffing, - Negosiasi, - Pengawasan, dan - evaluasi
linkert
F. Model Dan Teknik Analisis Data 1. Model Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda, karena ada dua variabel independen dan satu variabel dependen. Disamping itu, model analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antara kedua
(48)
variabel tersebut. Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis dengan formulasi sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
Dimana :
Y = Kinerja SKPD
X1 = Sumber Daya Manusia X2 = Partisipasi Anggaran a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi sumber daya manusia b2 = Koefisien regresi Partisipasi Anggaran e = Tingkat kesalahan pengganggu.
2. Pengujian Kualitas Data a. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas menurut Riyadi (2000) dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama. Untuk melihat reliabilitas masing – masing instrument yang digunakan, peneliti menggunakan koefisien cronbach alpha Menurut Nunnally dalam Ghozali (2005) Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
b. Uji Validitas
Validitas data adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau kesahian suatu instrument, sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu
(49)
mengukur apa yang ingin diukurnya (Ancok,1998:120). Hakim (1999) mengemukakan “faktor – faktor yang mengurangi validitas data antara lain kepatuhan responden mengikuti petunjuk pengisian kuesioner dan tidak tepatnya formulasi alat pengukur yaitu bentuk dan isi kuesioner”. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan alat bantu program statistik, dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka butir pertanyaan tersebut valid.
2. Jika r hitung negatif atau r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid.
3. r hitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Corelation
3. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian: (1) normalitas, (2) multikolinearitas, dan (3) heterokedastisitas.
a. Uji Normalitas Data
Tujuan uji Normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mendekati atau mengikuti distribusi normal, yaitu distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Pedoman pengambilan keputusan dengan uji Kolmogorov-Smirnov tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal dapat dilihat dari :
(50)
1) Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas <0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.
2) Nilai Sig. Atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel – variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini disebut variabel – variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel – variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.
Pengujian dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dari model penelitian, jika nilai VIF diatas 2 (Hair,1998:99), maka dapat dikatakan bahwa telah terjadi gejala multikolinearitas dalam model penelitian. c. Uji Heterokedastisitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik.
4. Pengujian Hipotesis
(51)
Uji ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel dependen.
Bentuk pengujiannya :
Ho : b1 = b2 = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha : b1, b2, ≠ 0, artinya semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika probabilitas < 0.10, maka Ha diterima Jika probabilitas > 0.10, maka Ha ditolak b. Uji Signifikan Parsial (Uji – t)
Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadapn variabel dependen.
Bentuk pengujiannya adalah :
Ho : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan :
Jika probabilitas < 0.10, maka Ha diterima Jika probabilitas > 0. 10, maka Ha ditolak
(52)
c. Koefisien determinan (R²)
Pengujian koefisien determinan (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R² ≤ 1). Hal ini berarti R²=0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R² semakin besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R² semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
(53)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum Pemerintahan Kabupaten Langkat a. Sejarah singkat Pemerintahan Kabupaten Langkat
Kesultanan langkat adalah salah satu Kesultanan Melayu yang ada di Sumatera. Pada masa pemerintahan Belanda, Kabupaten Langkat masih berstatus keresidenan dan kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintah yang disebut Residen dan berkedudukan di Binjai dengan Residennya Morry Agesten. Pada awal kemerdekaan Republik Indonesia Sumatera oleh seorang gubernur yaitu Mr.T.Hasan, sedangkan Kabupaten Langkat tetap dengan status keresidenan dengan asisten residen atau kepala pemerintahannya dijabat oleh Tengku Amir Hamzah, yang kemudian diganti oleh Adnan Nur Lubis dengan sebutan Bupati.
Pada tahun 1947-1949, terjadi agresi militer Belanda I, dan II, dan Kabupaten Langkat terbagi dua, yaitu Pemerintahan Negara Sumatera Timur (NST) yang berkedudukan di Binjai dengan kepala pemerintahannya Wan Umaruddin dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedudukan di Pangkalan Brandan, dipimpin oleh Tengku Ubaidulah. Berdasarkan PP No. 7 Tahun 1956 secara administratif Kabupaten Langkat menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan kepala daerahnya (Bupati) Netap Bukit. Mengingat luas Kabupaten Langkat, maka kabupaten Langkat dibagi menjadi 3 (tiga) kewedanan yaitu :
(54)
- Kewedanan Langkat Hulu berkedudukan di Binjai,
- Kewedanan Langkat Hilir berkedudukan di Tanjung Pura, - Kewedanan Langkat Haru berkedudukan di Pangkalan Brandan.
Pada tahun 1963 wilayah kewedanan dihapus sedangkan tugas-tugas administrasi pemerintahan langsung dibawah Bupati serta Asisten Wedana (Camat) sebagai perangkat akhir. Pada tahun 1965-1966 jabatan Bupati KDH. Tingkat II Langkat dipegang oleh seorang Care taher (Pak Wongso) dan selanjutnya oleh Sutikno yang pada waktu itu sebagai Dan Dim 0202 Langkat.
b. Letak Geografis
Secara geografis, kabupaten langkat terletak pada 3,14° - 4,13° Lintang Utara dan 97,52° - 98,85°Bujur Timur. Topografinya sangat beragam mulai dari 0 – 4 meter hingga 3 – 1200 meter dari permukaan laut. Awalnya Kabupaten Langkat beribukota di Binjai. Namun setelah Binjai menjadi Kotamadya, ibukotanya dipindahkan ke Kecamatan Stabat. Dengan Luasnya yang begitu besar yakni 626.329 Ha. Kabupaten Langkat dibagi atas 20 kecamatan, 226 desa, dan 34 kelurahan yang dibagi atas 3 wilayah pembangunan. Batas – batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah utara berbatas dengan selat Malaka dan Prop.NAD, - Sebelah selatan berbatas dengan Dati II Karo,
- Sebelah timur berbatas dengan Dati II Deli Serdang, - Sebelah barat berbatas dengan Dati II Aceh tengah.
(55)
Jumlah penduduk Langkat Tahun 2006 tercatat 1.013.849 jiwa, yang sebagian besar (567.955) berada di usia produktif. Laju pertumbuhan penduduk 1,58 persen jauh dibawah rata-rata pertumbuhan nasional yang 2 persen, laju pertumbuhan ekonomi sebesar 4,14 persen sedangkan jumlah rumah tangga yang ada sebanyak 235.760 KK dan kepadatan penduduk 161,87 jiwa/km² dengan anggaran APBD di tahun 2006 adalah sebesar Rp. 663.903.528,44. Yang lebih besar tentu berkonsekuensi pada semakin besarnya jumlah tenaga kerja yang membutuhkan lapangan pekerjaan. Pendapatan terbesar dari kabupaten langkat yang memiliki motto “Bersatu Sekata Berpadu Jaya” ini masih diperoleh dari sektor pertanian dan perkebunan. Lebih dari 40 persen sektor perkebunan memberikan kontribusi bagi pendapatan Kabupaten Langkat.
c. Visi dan Misi Pemerintahan Kabupaten Langkat
Visi:
Terwujudnya masyarakat Kabupaten Langkat yang religious, maju, dinamis, sejahtera, dan mandiri.
Misi:
1) Menyuguhkan kehidupan beragama yang rukun, toleran, dan penuh kesejukan, memelihara serta mengembangkan budaya dan kearifan.
2) Melaksanakan reformasi secara sungguh-sungguh melalui penyelenggaraan pemerintahan dengan aparatur yang bersih, berorientasi kepada pelayanan publik serta penggunaan anggaran yang pro publik.
(56)
3) Memfokuskan kepada pembangunan nyata perekonomian masyarakat berbasis agro industri pertanian dan bahari serta industri strategis lainnya yang berwawasan lingkungan.
4) Memecah stagnansi pembangunan dengan mengakselerasi secara cerdas pencapaian kesejahteraan masyarakat di bidang daya beli, kualitas pendidikan dan kesehatan.
5) Menumbuhkan investasi yang mampu secara langsung mengangkat perekonomian dan kesejahteraan rakyat.
6) Memperkuat pemberdayaan perempuan dalam pembangunan sosial politik, kesejahteraan sosial dan perlindungan terhadap anak
7) Memperkokoh kualitas demokrasi dengan edukasi politik dan menyertakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan politik.
Membuat kebijakan-kebijakan
Walikota dan wakil walikota wajib memberikan pertanggungjawaban kepada lembaga legislatif dalam bentuk laporan pertanggungjawaban yang telah diaudit oleh Badan Pengawas Keuangan (BPK) setiap tahunnya. Walikota dan wakil walikota melimpahi sebagian wewenangnya kepada Sekretariat Daerah (Sekda) untuk menjalankan tugas-tugas kepala daerah. Tugas-tugas Sekda secara ringkas adalah sebagai berikut :
a) Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh dinas-dinas dan badan-badan di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Langkat.
b) Menyusun rencana pembangunan kabupaten langkat baik jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
(57)
Tugas-tugas Sekda dibantu oleh para asisten kepala dinas dan kepala , badan lingkungan kabupaten langkat, yang terdiri dari empat asisten, enam belas dinas, lima badan, empat kantor, Perusahaan Daerah dan Pengelolaan Perpakiran dan Sekretariat DPRD dan dua puluh tiga camat, dengan perincian sebagai berikut :
a) Asisten Pemerintahan Umum
Untuk asisten pemerintahan umum membawahi tiga bagian yaitu : (1) Bagian Tata Pemerintahan ; (2) Bagian Hukum ; dan (3) Bagian Hubungan Masyarakat.
b) Asisten Perekonomian dan Pembangunan
Untuk asisten perekonomian dan pembangunan membawahi tiga bagian yaitu : (1) Bagian Bina Perekonomian ; (2) Bagian Bina Program ; dan (3) Bagian Hubungan Antar Kota dan daerah.
c) Asisten Kesejahteraan Sosial
Untuk asisten kesejahteraan social membawahi tiga bagian yaitu : (1) Bagian Agama dan Pendidikan ; (2) Bagian Kesejahteraan ; dan (3) Bagian Pemberdayaan Perempuan.
d) Asisten Administrasi Umum
Untuk asisten administrasi umum membawahi dua bagian yaitu : (1) Bagian Keuangan ; dan (2) Bagian Umum.
e) Dinas-dinas
Dinas-dinas yang terbagi oleh : (1) Dinas Pekerjaan Umum ; (2) Dinas Kesehatan ; (3) Dinas Pendidikan ; (4) Dinas Pertanian ; (5) Dinas Perhubungan ; (6) Dinas Perindustrian dan Perdagangan ; (7) Dinas Tenaga
(58)
Kerja ; (8) Dinas Perikanan dan Kelautan ; (9) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ; (10) Dinas Kependudukan ; (11) Dinas Pencegah Pemadaman Kebakaran ; (12) Dinas Tata Kota dan Bangunan ; (13) Dinas Kebersihan ; (14) Dinas Pertamanan ; (15) Dinas Pendapatan ; (16) Dinas Perumahan dan Pemukiman.
f) Kantor
Kantor-kantor yang ada di Kabupaten Langkat terbagi atas : (1) Kantor Departemen Agama ; (2) Kantor Satuan Polisi Pamong Praja ; (3) Kantor Kebudayaan dan Pariwisata ; (4) Kantor Sosial.
g) Badan-badan
Badan-badan yang terbagi atas : (1) Badan Kepegawaian Daerah ; (2) Badan Kependudukan dan Catatan Sipil ; (3) Badan Pengawas Daerah ; (4) Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat ; (5) Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah.
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Kualitas Data
Sebelum dilakukan pengujian data baik untuk deskripsi data penelitian maupun untuk pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis, maka perlu dilakukan uji validitas dan Reliabilitas data. Uji ini perlu dilakukan karena jenis data penelitian adalah data primer.
(59)
a. Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan software SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid. Berdasarkan hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan untuk mengukur masing-masing variabel penelitian dinyatakan valid. Hal ini dapat dilihat bahwa seluruh r hitung lebih besar r tabel. Dimana nilai r tabel untuk sampel sebanyak 50 adalah 0,297, sebagaimana dapat digambarkan pada tabel 4.1, 4.2 dan 4.3 sebagai berikut.
Tabel 4.1
Uji Validitas Sumber Daya Manusia
r hitung r tabel (n=50, α=5%) Keterangan Kesimpulan 0.68 0.279 r hitung > r tabel valid 0.70 0.279 r hitung > r tabel valid 0.70 0.279 r hitung > r tabel valid 0.74 0.279 r hitung > r tabel valid 0.50 0.279 r hitung > r tabel valid
Tabel 4.2 Partisipasi Anggaran
r hitung r tabel (n=50, α=5%) Keterangan Kesimpulan 0.81 0.279 r hitung > r tabel valid 0.76 0.279 r hitung > r tabel valid 0.88 0.279 r hitung > r tabel valid 0.88 0.279 r hitung > r tabel valid 0.92 0.279 r hitung > r tabel valid 0.89 0.279 r hitung > r tabel valid 0.88 0.279 r hitung > r tabel valid
(60)
Tabel 4.3 Kinerja SKPD
r hitung r tabel (n=50, α=5%) Keterangan Kesimpulan 0.69 0.279 r hitung > r tabel valid 0.81 0.279 r hitung > r tabel valid 0.93 0.279 r hitung > r tabel valid 0.95 0.279 r hitung > r tabel valid 0.94 0.279 r hitung > r tabel valid 0.93 0.279 r hitung > r tabel valid 0.90 0.279 r hitung > r tabel valid 0.88 0.279 r hitung > r tabel valid 0.93 0.279 r hitung > r tabel valid b. Uji Rebilitas
Setelah dilakukan uji validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas data yaitu dengan melihat nilai cronbach’s alpha. Jika nilai Cronbach’s alpha lebih besar dari 0.6 maka kuesioner penelitian tersebut dinyatakan reliabel. Hasil pengujian data menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian dinyatakan reliabel. Menurut Nunnally dalam Ghozali (2005) Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Hasil uji reabilitas dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Uji Reabilitas
No Variabel Cronbach
Alpha
Kriteria Status 1 Sumber daya manusia 0.654 0.6 Reliabel 2 Partisipasi anggaran 0.942 0.6 Reliabel
(61)
2. Deskripsi Hasil Penelitian
Tabel 4.5 Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SDM 50 5.00 20.00 9.3400 2.47938
Partisipasi_anggaran 50 8.00 35.00 25.6400 5.71700 Kinerja_SKPD 50 23.00 74.00 60.8600 13.01649 Valid N (listwise) 50
Untuk memberikan gambaran mengenai variabel penelitian sumber daya manusia, partisipasi anggran dan kinerja SKPD, peneliti menggunakan tabel statistik deskriptif yang ditunjukkan pada tabel 4.1 diatas. Dari tabel tersebut , berdasarkan jawaban dari 50 responden dapat diambil gambaran sebagai berikut:
a. Variabel sumber daya manusia memiliki nilai minimum total jawaban responden sebesar 5dan nilai maksimum sebesar 20, sehingga diperoleh skor jawaban rata-rata (mean) 9.34 dengan standar deviasinya 2.47938, b. Variabel partisipasi anggaran memiliki nilai minimum total jawaban
responden sebesar 8 dan nilai maksimum sebesar 35, sehingga diperoleh skor jawaban rata-rata (mean) 25.64 dengan standar deviasinya 5.71700, c. Variabel kinerja SKPD memiliki nilai minimum total jawaban responden
sebesar 23 dan nilai maksimum sebesar 74, sehingga diperoleh skor jawaban rata-rata (mean) 60.8600 dengan standar deviasinya 13.01649.
3. Pengujian Asumsi Klasik
Dalam analisis ini perlu dilihat terlebih dahulu apakah data tersebut bisa dilakukan pengujian model regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk
(62)
menentukan model regresi dapat diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi klasik ini terdiri pengujian normalitas, multikolinearitas, dan pengujian heteroskedastisitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah cross-section. Oleh kerana itu, pengujian autokorelasi tidak perlu dilakukan.
a. Pengujian Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan dengan melihat uji grafik, maka dapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal. Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai tingkat signifikansi Kolmogorov Smirnov (Asymp. Sig. (2-tailed)) pada tabel 4.6 sebesar 0.517. Jika signifikansi nilai Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa data mempunyai distribusi normal. Hal ini juga didukung dengan grafik histogram pada gambar 4.1 dimana tidak terjadi penyimpangan pada gambar grafik dan grafik normal p-plot pada gambar 4.2 dimana pola data mengikuti garis diagonal. Tabel dan Grafik uji normalitas dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 4.1 Histogram
(63)
Gambar 4.2 Normal P-Plot
Tabel 4.6
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 50
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 9.87593418 Most Extreme
Differences
Absolute .115
Positive .067
Negative -.115
Kolmogorov-Smirnov Z .817
Asymp. Sig. (2-tailed) .517
a. Test distribution is Normal.
b. Pengujian Heteroskedastisitas
Pengujian asumsi heterokedastisitas menyimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. Dengan kata lain terjadi kesamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hal ini dapat dilihat pada grafik scatterplot (gambar 4.3) dimana terlihat penyebaran titik-titik yang
(64)
menyebar secara acak dengan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan Tabel 4.7 uji glejer dimana semua variabel independennya memiliki signifikan lebih besar dari 0,05. Nilai signifikansi untuk variabel SDM adalah 0,762 (>0.05), untuk variabel partisipasi anggaran adalah 0,67 (>0,05). Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini.
Gambar 4.3
scatterplot
Tabel 4.7 uji Glejer Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 19.081 4.905 3.890 .000
SDM .093 .306 .040 .304 .762
Partisipasi_anggaran
-.470 .133 -.463
-3.533 .067 a. Dependent Variable: absut
(65)
c. Pengujian Multikolineritas
Hasil uji multikolineritas menunjukkan tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerance value lebih kecil dari 0,1.Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil analisis pada tabel 4.9 didapat nilai VIF untuk variabel SDM adalah 1.037 (<10) dan nilai tolerance sebesar 0.964 (>0,1), nilai VIF untuk variabel partisipasi anggaran adalah 1 (<10) dan nilai tolerance sebesar 0.964 ( >0.1). Dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji gejala multikolinearitas.
Tabel 4.8 Uji Multikolineritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 44.388 9.471 4.687 .000
SDM -1.540 .592 -.293 -2.602 .012 .964 1.037
Partisipasi_anggaran 1.203 .257 .529 4.689 .000 .964 1.0
a. Dependent Variable: Kinerja_SKPD
4. Hasil Uji Determinasi
Tabel 4.9 Uji Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
(66)
a. Predictors: (Constant), Partisipasi_anggaran, SDM a. Dependent Variable: Kinerja_SKPD
Besarnya pengaruh variabel independen dengan dependen dalam penelitian ini dapat dilihat melalui uji determinasi. Hasil penelitian ini dapat dilihat dari nilai R, R Square dan Adjusted R Square. Berdasarkan hasil uji determinasi pada tabel 4.10 diperoleh nilai R adalah 0.651, R Square 0.424 dan Adjusted R Square 0.40. Nilai R= 0.651 berarti hubungan antara SDM dan partisipasi anggaran sebesar 65.1% artinya terdapat hubungan yang erat antara kedua variabel independen itu. Nilai R Square sebesar 0.424 berarti 42.4 % kinerja SKPD dapat dijelaskan oleh SDM dan partisipasi anggaran. Sedangkan sisanya 57.6 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Nilai Adjusted R Square sebesar 0.40 berarti 40% kinerja SKPD dapat dijelaskan oleh SDM dan partisipasi anggaran. Sedangkan sisanya 60 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Ada dua pilihan disini, apakah memakai R Square atau Adjusted R Square. Jika variabel lebih dari dua variabel maka yang dipakai adalah Adjusted R Square.
5. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Simultan (Uji F)
Tabel 4.10 Uji F ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3522.850 2 1761.425 17.322 .000a
Residual 4779.170 47 101.684
Total 8302.020 49
(1)
Lampiran vi
Uji Validitas
SDM
r hitung
r tabel (n=50
, α=5%)
Keterangan
Kesimpulan
0.68
0.279
r hitung > r tabel
Valid
0.70
0.279
r hitung > r tabel
Valid
0.70
0.279
r hitung > r tabel
Valid
0.74
0.279
r hitung > r tabel
Valid
0.50
0.279
r hitung > r tabel
Valid
Partisipasi Anggaran
r hitung
r tabel (n=50,
α=5%)
Keterangan
Kesimpulan
0.81
0.279
r hitung > r tabel
Valid
0.76
0.279
r hitung > r tabel
Valid
0.88
0.279
r hitung > r tabel
Valid
0.88
0.279
r hitung > r tabel
Valid
0.92
0.279
r hitung > r tabel
Valid
0.89
0.279
r hitung > r tabel
Valid
0.88
0.279
r hitung > r tabel
Valid
Kinerja SKPD
r hitung
r tabel (n=50
, α=5%)
Keterangan
Kesimpulan
0.69
0.279
r hitung > r tabel
Valid
0.81
0.279
r hitung > r tabel
Valid
0.93
0.279
r hitung > r tabel
Valid
0.95
0.279
r hitung > r tabel
Valid
0.94
0.279
r hitung > r tabel
Valid
0.93
0.279
r hitung > r tabel
Valid
0.90
0.279
r hitung > r tabel
Valid
0.88
0.279
r hitung > r tabel
Valid
(2)
Lampiran vi
Uji Reabilitas
SDM
Reliability Statistics Cronbach'sAlpha N of Items
.654 5
Partisipasi Anggaran
Reliability Statistics Cronbach'sAlpha N of Items
.942 7
Kinerja SKPD
Reliability Statistics Cronbach'sAlpha N of Items
.964 9
Lampiran vii
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SDM 50 5.00 20.00 9.3400 2.47938
Partisipasi_anggaran 50 8.00 35.00 25.6400 5.71700 Kinerja_SKPD 50 23.00 74.00 60.8600 13.01649 Valid N (listwise) 50
(3)
Lampiran viii
Uji Normalitas
(4)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 50
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 9.87593418 Most Extreme Differences Absolute .115
Positive .067
Negative -.115
Kolmogorov-Smirnov Z .817
Asymp. Sig. (2-tailed) .517
a. Test distribution is Normal.
Lampiran ix
Uji Heteroskedastisitas
(5)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 19.081 4.905 3.890 .000
SDM .093 .306 .040 .304 .762
Partisipasi_anggaran
-.470 .133 -.463 3.533 - .067 a. Dependent Variable: absut
Lampiran ix
Uji Multikolineritas
Coefficients
aModel
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std. Error
Beta
Toleranc
e
VIF
1
(Constant)
44.388
9.471
4.687 .000
SDM
-1.540
.592
-.293 -2.602 .012
.964
1.037
Partisipasi_anggaran
1.203
.257
.529
4.689 .000
.964
1.0
a. Dependent Variable: Kinerja_SKPD
lampiran x
Uji Hipotesis
Variables Entered/RemovedbModel
Variables Entered
Variables
Removed Method 1 Partisipasi_angg
aran, SDMa . Enter
(6)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .651a .424 .400 10.08387
a. Predictors: (Constant), Partisipasi_anggaran, SDM b. Dependent Variable: Kinerja_SKPD
Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 3522.850 2 1761.425 17.322 .000a
Residual 4779.170 47 101.684 Total 8302.020 49
a. Predictors: (Constant), Partisipasi_anggaran, SDM b. Dependent Variable: Kinerja_SKPD
Uji t
CoefficientsaModel
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 44.388 9.471 4.687 .000
SDM 1.540 .592 .293 2.602 .012
Partisipasi_anggaran 1.203 .257 .529 4.689 .000 a. Dependent Variable: Kinerja_SKPD