Implementasi Kebijakan dalam Pengadaan Sumber Daya Aparatur Pemerintah Daerah (Studi Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara)
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DALAM PENGADAAN
SUMBER DAYA APARATUR PEMERINTAH DAERAH
(
Studi Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Gunung Tua Kabupaten PadangLawas Utara)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Administrasi Negara
DISUSUN OLEH :
EVI HARDIYANTI SIMAMORA
NIM. 110903002
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh :
Nama : Evi Hardiyanti Simamora
Nim : 110903002
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Judul : Implementasi Kebijakan dalam Pengadaan Sumber Daya Aparatur Pemerintah Daerah (Studi Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara).
Medan 18 Maret 2015
Dosen Pembimbing Ketua Departemen
Ilmu Administrasi Negara
Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si NIP: 196401081991021001 NIP: 196401081991021001
Dekan,
FISIP USU MEDAN
Prof. Drs. Badaruddin, M.Si NIP: 196805251992031002
(3)
ABSTRAK
Implementasi Kebijakan dalam Pengadaan Sumber Daya Aparatur
Pemerintah Daerah (Studi Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara)
Nama : Evi Hardiyanti Simamora (110903002)
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ( Universitas SumateraUtara)
Dosen Pembimbing : Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan modal dasar dalam proses pembangunan nasional, oleh karena itu maka kualitas SDM senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan supaya tercapai tujuan yang diharapkan. Hal ini bertujuan agar organisasi dapat mengelola sumber daya manusia yang baik, sehingga diperoleh tenaga kerja yang benar-benar diandalkan dalam mencapai sasaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara akurat dan sistematif mengenai sifat-sifat populasi dan daerah tertentu.
Implementasi kebijakan dalam pengadaan sumber daya aparatur pemerintah daerah yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten Padang Lawas Utara sudah berjalan dengan baik, walaupun masih terjadi beberapa hambatan dan masalah dalam proses pengadaan tersebut.
(4)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis. Terutama nikmat atas kehidupan yang masih dirasakan oleh penulis sampai saat ini serta nikmat kesehatan yang diberikan hingga penelitian dan penulisan skripsi ini selesai dilakukan. Penulis juga tidak lupa mengucapkan shalawat beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Skripsi ini merupakan sebuah karya tulis yang diperlukan untuk melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan program pendidikan Strata 1 (S1) di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, serta sebagai wadah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang telah diperoleh selama masa perkuliahan.
Adapun judul skripsi ini adalah “Implementasi Kebijakan dalam Pengadaan Sumber Daya Aparatur Pemerintah Daerah (Studi pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara)”.
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi Kebijakan dalam Pengadaan Sumber Daya Aparatur Pemerintah Daerah di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara.
(5)
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis tidak menutup diri atas kritik atau saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapatkan bantuan, dukungan, dan doa dari keluarga tercinta. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang tersayang yaitu Ayahanda Alm. Donner Simamora dan Ibunda Rosmaini Dasopang, abangku Baginda Simamora dan Zulkhoiri Simamora, kakakku Netti Yusnaida Simamora, dan kedua adekku tersayang Eva Nurjannah Simamora dan Fatya Meyla Dinni Simamora yang senantiasa memberikan motivasi dan mendoakan di setiap langkah perjalanan hidup penulis sejak dilahirkan, dibesarkan, hingga saat ini dapat memperoleh gelar Sarjana. Kepada Ayahanda dan Ibunda, terima kasih karena telah menjadi orang tua yang sangat luar biasa dan sangat sayang kepada penulis. Penulis akan selalu berusaha menjadi anak yang dapat memberikan kebahagiaan bagi Ayahanda dan Ibunda tercinta.
Selain itu penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, membimbing, dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini secara langsung maupun tidak langsung, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Zakaria, M.SP selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, juga sebagai Dosen Pembimbing Skripsi dan Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan bimbingannya kepada penulis selama proses perkuliahan dan yang
(6)
telah bersedia meluangkan waktunya dalam mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Elita Dewi, M.SP selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak/Ibu Staf Pengajar FISIP USU yang telah berjasa dalam memberikan banyak bekal ilmu, nasehat, bimbingan, serta arahan kepada penulis selama penulis menimba ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
6. Kepada Staf Pegawai Administrasi yang ada di Departemen Ilmu Administrasi Negara khususnya Kak Dian dan Kak Mega yang telah banyak membantu segala urusan administratif penulis selama masa perkuliahan hingga menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Bapak Idris Tanjung selaku Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara yang dengan senang hati telah menerima penulis untuk melakukan penelitian di kantornya, dan terima kasih atas kesediaannya memberikan segala informasi yang dibutuhkan oleh penulis.
8. Terima kasih kepada seluruh Kepala Bidang yang ada di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara yang telah bersedia membantu dan menerima penulis untuk bisa memperoleh informasi yang dibutuhkan.
9. Kepada seluruh Pegawai atau Staf yang ada di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
(7)
10.Terima kasih kepada sahabat-sahabatku tercinta Rissa Nurfiani Harhap, Finta Kuhini, Hayati a.k.a Nurholijah Siregar, Mardiana Hutagalung, Kak Siska dan adek sepupu terbaik sekaligus sahabat Fitri Yanni Dewi Siregar, yang banyak memberikan dukungan dan berbagi keceriaan yang luar biasa apabila telah berkumpul dengan mereka semua, semoga di waktu yang akan datang kita akan menjadi orang-orang yang sukses dan akan terus ingat pada hari-hari kita sebagai mahasiswi-mahasiswi Ilmu Administrasi Negara FISIP USU.
11.Terima kasih untuk teman-teman magang Kelompok 1 Desa Mekar Baru (Qori’ah, Tyas, Amel, Susi, Fani, Meria, Karim, Martin, Hartoko, Manatar, dan Elyas). 12.Terima kasih untuk seluruh Teman-Teman AN 011 yang tidak bisa penulis sebutkan
satu-persatu, atas kenangan selama masa perkuliahan kurang lebih 4 tahun ini, semoga kita semua sukses dan berguna bagi diri sendiri, keluarga, agama, dan negara. Amin.
13.Terima kasih kepada sahabat-sahabat dan saudara yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Terima kasih atas bantuan, motivasi, dan doanya kepada penulis.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Medan, Maret 2015
Penulis
Evi Hardiyanti Simamora
110903002
(8)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Kerangka Teori ... 7
1.5.1 Kebijakan Publik ... 7
1.5.1.1 Pengertian Kebijakan Publik ... 7
1.5.1.2 Pendekatan dalam Studi Kebijakan Publik ... 8
1.5.1.3 Proses Kebijakan Publik ... 8
1.5.2 Implementasi Kebijakan ... 10
1.5.2.1 Pengertian implementasi ... 10
1.5.2.2 Model-model Implementasi Kebijakan ... 11
1.5.3 Sumber Daya Aparatur ... 13
(9)
1.5.3.2 Pengertian Sumber Daya Aparatur ... 14
1.5.3.3 Proses Pengadaan Sumber Daya Aparatur Pemerintah Daerah ... 15
1.5.3.3 Manajemen Sumber Daya Aparatur ... 16
1.5.4 Pengertian Pemerintah Daerah ... 17
1.5.5 Badan Kepegawaian Daerah ... 18
1.6 Definisi Konsep ... 19
1.7 Sistematika Penulisan ... 21
BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian ... 22
2.2 Lokasi Penelitian ... 22
2.3 Informan Penelitian ... 23
2.4 Teknik Penelitian Data ... 24
2.5 Teknik Analisis Data ... 23
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Keadaan Geografis ... 25
... 3.1.1 Pembagian Wilayah Kecamatan di Kabupaten Padang Lawas Utara 26 3.2 Keadaan Demografis ... 27
3.3 Sejarah Berdirinya Badan Kepegawaian Daerah Padang Lawas Utara ... 27
... 3.4 Landasan Hukum 30 3.5 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN ... 33
3.5.1 Visi dan Misi BKD Kabupaten Padang Lawas Utara ... .33
(10)
3.5.3 Strategi BKD ... 35
3.5.4 Kebijakan BKD ... 36
3.6 PROGRAM DAN KEGIATAN ... 37
3.6.1 Program dan Kegiatan Lokalitas Kewenangan BKD ... 37
3.7 Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan ... 41
3.8 Tugas dan Fungsi BKD ... 43
BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1 Data Primer ... 55
BAB V ANALISIS DATA 5.1 Umum ... 65
5.2 Rekrutmen CPNS ... 66
5.3 Proses Pengadaan Pegawai Negeri Sipil ... 66
5.4 Implementasi kebijakan BKD dalam pelaksanaan rekrutmen CPNS ... 67
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 73
6.2 Saran ... 76
(11)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 ... 33
Tabel 3.2 ... 42
Tabel 3.3 ... 42
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Pembagian Wilayah Kecamatan di Kabupaten Padang Lawas Utara ... 26
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil Dokumentasi 2. Pengajuan Judul Skripsi 3. Surat Permohonan
4. Surat Penunjukan Dosen Pembimbing 5. Undangan Seminar Proposal
6. Jadwal Seminar Proposa 7. Daftar Hadir Seminar Proposal 8. Berita Acara Seminar Proposal
9. Surat Izin Penelitian Fakultas ke Kantor Badan Kepegawaian Kabupaten Padang Lawas Utara
10.Surat Keterangan Selesai Penelitian 11.Laporan Bimbingan Skripsi
12.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil
13.Keputusan Bupati Padang Lawas Utara Nomor 810/298/K/2013 Tentang Pembentukan Panitia Pelaksana Pengadaan CPNS Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun Anggaran 2013
14.Daftar Jumlah CPNS Formasi Umum Kabupaten Padang Lawas Utara
15.Lampiran Surat Keputusan Bupati Padang Lawas Utara Nomor 810/418/K/2013 Tentang Penetapan Peserta yang Lulus Ujian CPNS Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara Formasi Umum Tahun 2013
(14)
ABSTRAK
Implementasi Kebijakan dalam Pengadaan Sumber Daya Aparatur
Pemerintah Daerah (Studi Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara)
Nama : Evi Hardiyanti Simamora (110903002)
Departemen : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ( Universitas SumateraUtara)
Dosen Pembimbing : Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan modal dasar dalam proses pembangunan nasional, oleh karena itu maka kualitas SDM senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan supaya tercapai tujuan yang diharapkan. Hal ini bertujuan agar organisasi dapat mengelola sumber daya manusia yang baik, sehingga diperoleh tenaga kerja yang benar-benar diandalkan dalam mencapai sasaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara akurat dan sistematif mengenai sifat-sifat populasi dan daerah tertentu.
Implementasi kebijakan dalam pengadaan sumber daya aparatur pemerintah daerah yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten Padang Lawas Utara sudah berjalan dengan baik, walaupun masih terjadi beberapa hambatan dan masalah dalam proses pengadaan tersebut.
(15)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Perjalanan otonomi daerah di Indonesia merupakan isu menarik untuk diamati dan dikaji, karena semenjak para pendiri negara menyusun format negara, isu menyangkut pemerintahan lokal telah diakomodasikan dalam Pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 beserta penjelasannya. Pemerintahan Daerah dalam pengaturan Pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 telah mengakui adanya keragaman dan hak asal-usul yang merupakan bagian dari sejarah panjang bangsa Indonesia. Meskipun Negara Republik Indonesia menganut prinsip negara kesatuan dengan pusat kekuasaan berada pada Pemerintah Pusat namun karena heterogenitas yang dimiliki bangsa Indonesia baik kondisi sosial, ekonomi, budaya maupun keragaman tingkat pendidikan masyarakat, maka desentralisasi atau distribusi kekuasaan/kewenangan dari Pemerintah Pusat perlu dialirkan kepada daerah yang berotonom. Sejak kemerdekaan sampai saat ini distribusi kekuasaan/kewenangan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah selalu bergerak pada titik keseimbangan yang berbeda. Perbedaan ini sangat jelas terlihat dengan menggunakan konsep bandul, yang selalu bergerak secara sistematis pada dua sisi yaitu pusat dan daerah. Dengan kata lain, bahwa pada suatu waktu bobot kekuasaan terletak pada Pemerintah Pusat, pada kesempatan lain bobot kekuasaan ada pada Pemerintah Daerah. Kondisi yang demikian ini disebabkan karena dua hal. Pertama, karena pengaturan undang-undang tentang Pemerintahan Daerah, sejak kemerdekaan sampai tahun 2005 (1945-2005) Indonesia telah memiliki delapan undang-undang tentang Pemerintahan Daerah. Masing-masing Undang-undang Pemerintahan Daerah tersebut memiliki ciri dan karakteristik tersendiri, termasuk pengaturan tentang seberapa besar pembagian bobot kekuasaan antara pusat dan daerah. Jika kita cermati secara analitis terlihat
(16)
bahwa titik berat bobot kekuasaan ternyata berpindah-pindah pada masing-masing kurun waktu berlakunya suatu Undang-undang Pemerintahan Daerah. Kedua, disebabkan adanya perbedaan interpretasi dan implementasi terhadap Undang-undang Pemerintah Daerah yang disebabkan kepentingan penguasa pada masa berlakunya UU Pemerintahan Daerah. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 merupakan produk dan diimplementasikan selama Orde Baru. UU Nomor 5 Tahun 1974 diproses dalam waktu yang cukup lama melalui pembahasan yang intensif dengan berbagai pihak. Selain itu perjalanan panjang pemerintahan sebelum Proklamasi dan setelah Proklamasi telah menjadi masukan yang sangat berarti untuk melahirkan Pemerintahan Daerah yang kuat dan stabil karena kepentingan politis, atau karena konflik antara eksekutif dengan legislatif, atau karena dominannya Pemerintah Pusat dari Pemerintah Daerah.
Dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah yang baru, yakni UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memberikan warna tersendiri sebagai sebuah produk perundang-undangan di masa yang penuh dengan perubahan. Misalnya dalam undang-undang tersebut diberikan penegasan tentang makna otonomi daerah, seperti pada pasal 1 ayat 5 : “bahwa Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.
Dalam konteks Pemerintahan Daerah, di era otonomi luas dituntut adanya keterbukaan, akuntabilitas, ketanggapan, dan kreativitas dari segenap jajaran birokrasi publik. Dalam dunia yang penuh kompetitif, sangat diperlukan kemampuan birokrasi dan sumber daya aparatur untuk memberikan tanggapan atau responsif terhadap berbagai tantangan secara akurat, bijaksana, adil dan efektif.
(17)
Sehubungan dengan itu Pemerintah Daerah perlu meningkatkan penyiapan Sumber Daya Manusia yang mempunyai keterampilan profesional. Pendidikan serta latihan-latihan manajemen yang profesional bagi aparat dan masyarakat sudah harus lebih ditingkatkan. Termasuk profesionalisme manajemen pendidikan dan pelatihan masyarakat maupun aparatur, juga etos kerja dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan masyarakat yang memiliki etika profesional yang tinggi.
Dari hasil pengamatan selama pelaksanaan otonomi daerah, masih banyak kelemahan dan masalah dalam bidang sumber daya aparatur pemerintah daerah, antara lain dibidang kualitas. Pemerintah daerah masih dihadapkan dengan masalah masih banyaknya aparatur yang belum memenuhi kompetensi dan profesionalisme yang memadai dengan bidang tugas masing-masing, seperti tingkat pendidikan yang tidak memadai, tidak memiliki keahlian dan keterampilan yang cukup. Meskipun aparatur yang berpendidikan sarjana (S1) berjumlah cukup besar, namun komposisinya menurut bidang-bidang keahlian belum seimbang, sehingga banyak jabatan yang diduduki oleh aparatur yang kurang tepat kompetensinya. Untuk mengatasi kondisi sumber daya aparatur yang demikian itu diperlukan upaya-upaya yang sistematis dalam meningkatkan kualitas sumber daya aparatur pemerintah daerah agar lebih mampu bekerja secara optimal dalam melaksanakan tugas. Hal itu hanya mungkin tercapai melalui pengembangan sumber daya aparatur pemerintah daerah dalam berbagai aspek, baik aspek intelektual, aspek manajerial, aspek teknis, maupun aspek sikap dan prilaku. Ke empat aspek ini harus dilakukan upaya pengembangannya dikalangan aparatur karena sangat menentukan kinerja mereka, sehingga diperlukan kebijakan yang tepat dan efektif dari semua pihak yang terkait dengan pengembangan sumber daya aparatur pemerintah daerah.
Melihat masalah-masalah yang sering dialami oleh kebanyakan organisasi mengenai SDM, maka yang harus diperbaiki adalah proses penerimaan atau rekrutmennya. Dalam hal
(18)
ini untuk mencapai proses yang maksimal diperlukan banyak metode. Baik itu dalam hal seleksi, wawancara, serta bahkan penempatan-penempatan yang tepat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh orang-orang yang nantinya akan bekerja di dalam organisasi. Sehingga kita dapat lebih mudah melakukan penilaian hasil kerja dari orang-orang yang ada dalam organisasi. Salah satu cara dalam mencari sumber daya manusia yang berkualitas yaitu melalui sistem rekrutmen dan seleksi pegawai.
Proses rekrutmen dan seleksi sumber daya manusia tidak boleh diabaikan, hal ini disebabkan untuk menjaga supaya tidak terjadi ketidaksesuaian antar apa yang diinginkan dan apa yang didapat. Artinya organisasi tersebut tidak memperoleh pegawai yang tidak tepat, dalam arti kualitas dan kuantitasnya. Apabila terjadi hal yang tidak diinginkan oleh organisasi tersebut dapat dikatakan kemungkinan aktifitas kerja kurang efektif dan efisien, maka organisasi tersebut akan mengalami kegagalan. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas dan dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan, dibutuhkan suatu metode rekrutmen yang dapat digunakan dalam proses penarikan dengan dilandasi suatu perencanaan yang benar-benar matang.
Rekrutmen sebagai suatu proses pengumpulan calon pemegang jabatan yang sesuai dengan sumber daya manusia untuk menduduki suatu jabatan dalam fungsi pemekerjaan (employee function). SDM-PNS ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2013 tentang pengadaan pegawai negeri sipil. Meskipun sistem rekrutmen telah diatur dalam peraturan pemerintah sebagai upaya untuk menjaring SDM-PNS yang kompeten namun dalam implementasinya belum mempunyai kebutuhan yang dapat menunjang keberhasilan kinerja dan profesionalisme SDM-PNS. Kondisi SDM-PNS demikian ini antara lain disebabkan oleh perencanaan kepegawaian saat ini belum didasarkan pada kebutuhan nyata sesuai dengan kebutuhan organisasi. Hal tersebut bukan saja karena proses rekrutmen & seleksi itu sendiri telah menyita waktu, biaya dan tenaga, tetapi juga karena menerima orang
(19)
yang salah untuk suatu jabatan akan berdampak pada efisiensi, produktivitas, dan dapat merusak moral kerja pegawai yang bersangkutan dan orang-orang di sekitarnya
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara. Untuk itu penulis mengambil judul penelitian :
“Implementasi Kebijakan dalam Pengadaan Sumber Daya Aparatur Pemerintah Daerah ( Studi pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara).”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka penulis dalam melakukan penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut :
“Bagaimana Implementasi Kebijakan dalam Pengadaan Sumber Daya Aparatur Pemerintah Daerah pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara?”
I.3. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah mempunyai jalan dan tujuan yang ingin dicapai dalam penyelenggaraannya. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah dalam upaya melakukan pengadaan pegawai di instansi-instansi pemerintah di Kabupaten Padang Lawas Utara.
(20)
2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pengadaan calon pegawai negeri sipil pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah di Kabupaten Padang Lawas Utara.
I.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat secara ilmiah
Untuk menambah pengetahuan dan informasi serta bahan referensi untuk penelitian berikutnya.
2. Manfaat secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi terhadap pemecahan permasalahan yang ada.
3. Manfaat secara akademis sebagai tahap dalam mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah dan sebagai syarat dalam menyelesaikan pendidikan Strata Satu Departemen Ilmu Administrasi Negara.
I.5 Kerangka Teori
Kerangka teori diperlukan untuk memudahkan penelitian, sebab teori merupakan pedoman berfikir bagi peneliti. Oleh karena itu seorang peneliti harus terlebih dahulu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti tersebut menyoroti masalah yang dipilihnya. Menurut (Singarimbun, 1995:25), teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.
1.5.1 Kebijakan Publik
(21)
James E. Anderson (1979:3) mendefinisikan kebijakan publik sebagai kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan dan aparat pemerintah. Walaupun disadari bahwa kebijakan publik dapat dipengaruhi oleh para aktor dan faktor pemerintah dari luar pemerintah. Kebijakan publik dipahami sebagai pilihan kebijakan yang dibuat oleh pejabat atau badan pemerintah dalam bidang tertentu, misalnya bidang pendidikan, politik, ekonomi, pertanian, industri, pertahanan, dan sebagainya.
Kebijakan publik menurut Thomas Dye (1981:1) adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan. Definisi kebijakan publik dari Thomas Dye tersebut mengandung makna bahwa (1) kebijakan publik tersebut dibuat oleh badan pemerintah, bukan organisasi swasta (2) kebijakan publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh badan pemerintah.
1.5.1.2 Pendekatan dalam Studi Kebijakan Publik
Dalam studi kebijakan publik terdapat dua pendekatan, yakni : pertama dikenal dengan istilah analisis kebijakan, dan kedua kebijakan publik politik (Hughes, 1994: 145). Pada pendekatan pertama, studi analisis kebijakan lebih terfokus pada pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan dengan menggunakan model-model statistik dan matematika yang canggih. Sedangkan pada pendekatan kedua, lebih menekankan pada hasil dan outcome dari kebijakan publik daripada penggunaan metode statistik, dengan melihat interaksi politik sebagai faktor penentu, dalam berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan lingkungan.
Pada pendekatan pertama, pendekatan kuantitatif digunakan dalam pembuatan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil benar-benar rasional menurut pertimbangan untung rugi. Keputusan yang diambil adalah keputusan yang memberikan manfaat bersih paling optimal.
(22)
1.5.1.3 Proses Kebijakan Publik
Proses analisis kebijakan publik menurut William N. Dunn adalah serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Aktivitas politis tersebut nampak dalam serangkaian kegiatan yang mencakup penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian kebijakan.
Dalam penyusunan agenda kebijakan ada tiga kegiatan yang perlu dilakukan yakni; (1) Membangun persepsi dikalangan stakeholders bahwa sebuah fenomena benar-benar dianggap sebagai masalah. Sebab bisa jadi suatu gejala oleh sekelompok masyarakat tertentu dianggap masalah, tetapi oleh sebagian masyarakat yang lain atau elite politik bukan dainggap sebagai masalah; (2) Membuat batasan masalah; dan (3) Memobilisasi dukungan agar masalah tersebut dapat masuk dalam agenda pemerintah. Memobilisasi dukungan ini dapat dilakukan dengan cara mengorganisir kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat, dan kekuatan-kekuatan politik, publikasi melalui media massa dan sebagainya.
Pada tahap formulasi dan legimitasi kebijakan, analisis kebijakan perlu mengumpulkan dan menganalisis informasi yang berhubungan dengan masalah yang bersangkutan, kemudian berusaha mengembangkan alternatif-alternatif kebijakan, membangun dukungan dan melakukan negoisasi, sehingga sampai pada sebuah kebijakan yang dipilih.
Tahap selanjutnya adalah implementasi kebijakan. Pada tahap ini perlu dukungan sumberdaya, dan penyusunan organisasi pelaksana kebijakan. Dalam proses implementasi sering ada mekanisme insentif dan sanksi agar implementasi suatu kebijakan berjalan dengan baik.
(23)
Dari tindakan kebijakan akan dihasilkan kinerja dan dampak kebijakan, dan proses selanjutnya adalah evaluasi terhadap implementasi, kinerja, dan dampak kebijakan. Hasil evaluasi ini bermanfaat bagi penentuan kebijakan baru di masa yang akan datang, agar kebijakan yang akan datang lebih baik dan lebih berhasil.
1.5.2. Implementasi Kebijakan
1.5.2.1 Pengertian implementasi
Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Artinya yang dilaksanakan dan diterapkan adalah yang telah dirancang atau didesain untuk kemudian dijalankan sepenuhnya.
Implementasi kebijakan adalah tahap pembuatan keputusan diantara pembentukan sebuah kebijakan seperti halnya pasal-pasal sebuah undang-undang legislatif, pengeluaran sebuah peraturan eksekutif, pelolosan keputusan pengadilan, atau keluarnya standar peraturan dan konsekuensi dari kebijakan bagi masyarakat yang mempengaruhi beberapa aspek kehidupannya. Jika kebijakan diambil secara tepat, maka kemungkinan kegagalan pun masih bisa terjadi, jika proses implementasi tidak tepat.
Van Meter dan Van Horn dalam Budi Winarno (2005:102) mendefinisikan implementasi kebijakan publik sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh organisasi publik yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan sebelumnya. Tindakan-tindakan ini mencakup usaha-usaha untuk mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dlam rangka melanjutkan usaha-usaha untuk mencapai perubahan-perubahan besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan.
(24)
A. Model George C. Edwards III (1980)
Dalam pandangan Edwards III, implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel, yakni: (1) komunikasi, (2) sumberdaya, (3) disposisi, dan (4) struktur birokrasi. Keempat variabel tersebut juga saling berhubungan satu sama lain.
(1). Komunikasi
Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementator mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran sehingga akan mengurangi distorsi. Apabila tujuan dan sasaran sautu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran.
(2). Sumberdaya
Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secar jelas dan konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumberdaya tersebut dapat berwujud sumberdaya manusia, yakni kompetensi implementor, dan sumberdaya finansial. Sumberdaya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar efektif. Tanpa sumberdaya, kebijakan hanya tinggal di kertas menjadi dokumen saja.
(3). Disposisi
Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif.
(25)
(4). Struktur Birokrasi
Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek struktur yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi standar (standard operating procedures atau SOP). SOP menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam bertindak.
B. Model Merilee S. Grindle (1980)
Keberhasilan implementasi menurut Merilee S. Grindle (1980) dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan dan lingkungan implementasi. Variabel isi kebijakan ini mencakup : (1) Sejauh mana kepentingan kelompok sasaran atau target groups termuat dalam isi kebijakan; (2) Jenis manfaat yang diterima oleh target group; (3) Sejauhmana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan; (4) Apakah letak sebuah program sudah tepat; (5) Apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya dengan rinci; dan (6) Apakah sebuah program didukung oleh sumberdaya yang memadai.
Sedangkan variabel lingkungan kebijakan mencakup : (1) Seberapa besar kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan; (2) Karakteristik institusi dan rejim yang sedang berkuasa; (3) Tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.
C. Model Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier (1983)
Menurut Mazmanian dan Sabatier (1983), ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi, yakni : (1) Karakteristik dari masalah (2) Karakteristik kebijakan/undang-undnag (3) Variabel lingkungan.
(26)
1.5.3.1 Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan modal dasar dalam proses pembangunan nasional, oleh karena itu maka kualitas SDM senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan supaya tercapai tujuan yang diharapkan. Hal ini bertujuan agar organisasi dapat mengelola sumber daya manusia yang baik, sehingga diperoleh tenaga kerja yang benar-benar diandalkan dalam mencapai sasaran. Selain itu aktivitas manajemen sumber daya manusia dapat di lihat dari dua aspek yaitu, aspek kualitas dan aspek kuantitas. Aspek kualitas mencakup sumber daya manusia baik secara fisik maupun non fisik dan juga meliputi kecerdasan mental dalam pelaksanaan pembangunan. Sedangkan aspek kuantitas mencakup jumlah sumber daya manusia yang tersedia.
Sumber Daya Manusia yang besar hanya akan berguna dan bermanfaat bilamana mereka benar-benar dapat mengabdikan dirinya dan berkarya besar untuk mengisi perjuangan kemerdekaan dengan pembangunan.
1.5.3.2 Pengertian Sumber Daya Aparatur
Secara umum aparatur dapat diartikan sebagai alat “negara” namun ada juga yang beranggapan bahwa aparatur diartikan sebagai “pegawai negeri” yang mengandung pengertian sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara pada pasal 1 ayat 2 berbunyi :
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pengertian sumber daya aparatur menurut Badudu dan Sutan dalam kamus umum Bahasa Indonesia, adalah terdiri dari kata sumber yaitu, tempat asal dari mana sesuatu datang, daya yaitu usaha untuk meningkatkan kemampuan, sedangkan aparatur yaitu pegawai yang
(27)
bekerja di pemerintahan. Jadi, sumber daya aparatur adalah kemampuan yang dimiliki oleh pegawai untuk melakukan sesuatu (Badudu dan Sutan, 1996).
Berdasarkan pendapat di atas, bahwa sumber daya aparatur merupakan sesuatu yang dimiliki seorang pegawai yang berkemampuan untuk melakukan pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya. Sumber daya aparatur merupakan faktor penting untuk meningkatkan kinerja suatu pemerintahan. Untuk itu sumber daya aparatur perlu dikelola melalui pemberian pendidikan dan pelatihan yang diterapkan oleh pemerintah, untuk mengembangkan sumber daya aparatur.
1.5.3.3 Proses Pengadaan Sumber Daya Aparatur Pemerintah Daerah. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah proses kegiatan untuk mengisi formasi yang lowong. Lowongan formasi dalam suatu satuan organisasi Negara pada umumnya disebabkan oleh 2 (dua) yaitu, adanya Pegawai Negeri Sipil yang berhenti atau adanya perluasan organisasi. Karena pengadaan Pegawai Negeri Sipil ini adalah untuk keperluan, baik dalam arti jumlah, maupun dalam arti mutu. Kebijakan pengadaan PNS ini diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2013 tentang Pengadaan Pegawai Negeri sipil.
- Proses pengadaan pada dasarnya meliputi kegiatan-kegiatan: a) Pengidentifikasian kebutuhan untuk melakukan pengadaan;
b) Mengindentifikasi persyaratan kerja;
c) Menetapkan sumber-sumber kandidat;
d) Menyeleksi kandidat;
e) Memberitahukan hasilnya kepada para kandidat; dan
(28)
Instansi yang menetapkan jumlah pegawai yang direkrut, yaitu Badan Kepegawaian Negara dan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) karena terkait dengan anggaran yang masih menanggung semua gaji PNS. Sedangkan instansi yang berwenang melakukan rekrutmen pada pemerintah pusat adalah biro/bagian kepegawaian dari masing-masing instansi, sedang di daerah yang bertanggung jawab adalah Badan Kepegawaian Derah (BKD).
1.5.3.4 Manajemen Sumber Daya Aparatur
Manajemen sumber daya aparatur adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi pengadaan, pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu anggota organisasi pemerintahan. Manajemen sumber daya aparatur juga menyangkut cara-cara mendesain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenaga kerjaan.
Kemudian dapat dikatakan lebih lanjut, proses yang digunakan dalam pengadaan sumber daya aparatur yakni dengan proses rekrutmen/penarikan pegawai. Rekrutmen/penarikan pegawai adalah proses untuk mendapatkan orang yang tepat b agi suatu jabatan tertentu, sehingga orang tersebut mampu bekerja secara optimal dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Rekrutmen merupakan serangkaian aktivitas untuk mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang di perlukan guna menutupi kekurangan yang di identifikasi dalam perencanaan kepegawaian. Rekrutmen dapat juga dilakukan untuk menambah pegawai baru ke dalam suatu satuan kerja yang kegiatannya semakin menuntut aktivitas yang tinggi.
(29)
Pemerintahan diharapkan dengan adanya proses rekrutmen yang baik dan efektif
berdampak bagi perkembangan organisasi kedepannya untuk memperoleh sumberdaya manus ia yang berkuliatas.
Pada dasarnya Pegawai Negeri Sipil (PNS)/ Aparatur Sipil Negara di negara manapun mempunyai tiga peran yang serupa. Pertama, sebagai pelaksana peraturan dan perundangan yang telah ditetapkan pemerintah. Untuk mengemban tugas ini, netralitas PNS/ASN sangat diperlukan. Kedua, melakukan fungsi manajemen pelayanan publik. Ukuran yang dipakai untuk mengevaluasi peran ini adalah seberapa jauh masyarakat puas atas pelayanan yang diberikan PNS/ASN. Apabila tujuan utama otonomi daerah adalah mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, sehingga desentralisasi dan otonomi terpusat pada pemerintah kabupaten dan pemerintah kota, maka PNS/ASN pada daerah-daerah tersebut mengerti benar keinginan dan harapan masyarakat setempat. Ketiga, PNS harus mampu mengelola pemerintahan. Artinya pelayanan pada pemerintah merupakan fungsi utama PNS. Setiap kebijakan yang diambil pemerintah harus dapat dimengerti dan dipahami oleh setiap PNS sehingga dapat dilaksanakan dan disosialisasikan sesuai dengan tujuan kebijakan tersebut. Dalam hubungan ini maka manajemen dan administrasi PNS harus dilakukan secara terpusat, meskipun fungsi-fungsi pemerintahan lain telah diserahkan kepada pemerintah kota dan pemerintah kabupaten dalam rangka otonomi daerah yang diberlakukan saat ini.
1.5.4 Pengertian Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Dengan demikian peran pemerintah daerah adalah segala sesuatu yang dilakukan dalam bentuk cara tindak baik dalam rangka melaksanakan otonomi daerah sebagai suatu hak, wewenang, dan kewajiban pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(30)
Selain itu, peran pemerintah daerah juga dimaksudkan dalam rangka melaksanakan desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas perbantuan sebagai wakil pemerintah di daerah otonom yaitu untuk melakukan:
1. Desentralisasi yaitu melaksanakan semua urusan yang semula adalah kewenangan pemerintahan menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Dekonsentrasi yaitu menerima pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu untuk dilaksanakan; dan
3. Tugas pembantuan yaitu melaksanakan semua penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
1.5.5 Badan Kepegawaian Daerah
Badan ini dibentuk setelah pelaksanaan otonomi daerah tahun 1999. Badan ini yang mengurusi administrasi kepegawaian pemerintah daerah baik di pemerintah daerah kabupaten/kota maupun pemerintah daerah provinsi. Hampir sebagian besar BKD hanya di tingkat kabupaten/kota sedangkan di tingkat provinsi banyak yang masih menggunakan biro yakni Biro Kepegawaian.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah disebutkan kewenangan mengatur kepegawaian mulai dari rekrutmen sampai dengan pensiun berada di kabupaten/kota. Pembentukan BKD pada umumnya didasarkan pada Peraturan Daerah masing-masing. Sebelum pelaksanaan otonomi daerah semua urusan kepegawaian
(31)
berada di pemerintah pusat adapun yang ada di daerah hanya sebagai pelaksana administrasi kepegawaian dari kebijakan pemerintah pusat.
1.6 Definisi Konsep
Konsep merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk menjabarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
1. Menurut Robert Eyestone Kebijakan publik dapat didefinsikan sebagai hubungan suatu unit pemerintah dengan lingkungannya. Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai democratic governance, dimana didalamnya terdapat interaksi negara dengan rakyatnya dalam rangka mengatasi persoalan publik.
2. Implementasi kebijakan merupakan tahapan yang sangat penting dalam keseluruhan struktur kebijakan. Tahap ini menentukan apakah kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah benar-benar aplikabel di lapangan dan berhasil menghasilkan output dan outcomes seperti yang direncanakan. Untuk dapat mewujudkan output dan outcomes yang ditetapkan, maka kebijakan publik perlu diimplementasikan. Dalam pandangan George III menjelaskan bahwasanya implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu:
- Komunikasi - Sumber Daya - Disposisi
- Struktur Birokrasi
3. Sumber Daya Aparatur adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu lembaga pemerintahan disamping faktor lain seperti uang, alat-alat yang
(32)
berbasis teknologi misalnya komputer dan internet. Oleh karena itu, sumber daya
aparatur harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi pemerintahan dalam
me-wujudkan pegawai yang profesional dalam melakukan pekerjaan.
4. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Selain itu, peran pemerintah daerah juga dimaksudkan dalam rangka melaksanakan desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan sebagai wakil pemerintah di daerah otonom.
5. Badan Kepegawaian Daerah merupakan badan yang mengurusi adminis-
trasi kepegawaian pemerintah daerah baik di pemerintah daerah kabupaten/kota maupun pemerintah daerah provinsi.
(33)
1.7 Sistematika Penulisan BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep, dan sistematika penulisan.
BAB II: METODE PENELITIAN
Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknikpengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB III: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini memuat gambaran lokasi penelitian berupa sejarah singkat Badan Kepegawaian Daerah Padang Lawas Utara, visi, misi dan struktur organisasi Badan Kepegawaian Daerah Padang Lawas Utara.
BAB IV : PENYAJIAN DATA
Bab ini memuat hasil penelitian lapangan dan dokumentasi yang diperoleh yang akan di analisis.
BAB V : ANALISIS DATA
Bab ini berisikan analisa data dari setiap data yang disajikan yang diperoleh setelah melakukan penelitan di lapangan.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang diperoleh dari seluruh hasil penelitian dan didalamnya terdapat juga saran-saran yang berguna dan bermanfaat serta sifatnya membangun terkiat dengan hasil penelitian.
(34)
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1. Bentuk Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47), penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara akurat dan sistematif mengenai sifat-sifat populasi dan daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis.
2.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah di Jalan Lintas Umum Gunungtua – Padang Sidimpuan, km 4 Kecamatan padang bolak Kabupaten Padang Lawas Utara.
2.3. Informan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel (Suyanto: 2005: 171).
Adapun informan dalam penelitian ini meliputi tiga macam yaitu :
1. Informan Kunci : adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara
2. Informan Utama : adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah
(35)
Pegawai Tetap/Honorer di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara.
Untuk mendukung data-data yang diperoleh dari informan kunci dan utama, maka perlu memperoleh informasi tambahan dari informan tambahan. Dalam hal ini informan tambahan adalah warga yang dipilih secara purposive.
2.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian teknik pengumpulan data dilakukan dengan mencari data, mengumpulkan data berupa teknik pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder.
1. Teknik Pengumpulan Data Primer
Teknik pengumpulan data primer yaitu teknik pengumpulan data yang langsung diperoleh dari lapangan atau lokasi penelitian, teknik ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Wawancara, yaitu dengan memberikan pertanyaan kepada sejumlah pihak yang terkait dengan masalah penelitian. Dalam metode ini akan digunakan metode wawancara mendalam dengan orang-orang yang berkompeten di bidang-bidang yang ingin diteliti, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.
b. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap sejumlah acuan yang berkenaan dengan topik penelitian di lokasi penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan, yang terdiri dari:
(36)
a. Penelitian Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah penelitian.
b. Studi Dokumentasi, yaitu teknik yang digunakan dengan menelaah catatan tertulis, dokumen dengan arsip yang menyangkut masalah yang diteliti yang berhubungan dengan instansi yang terkait.
2.5. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data yang diadopsi penulis dalam penelitian dengan menggunakan teknik analisis kualitatif, yaitu dengan menggunakan wawancara mendalam, yaitu mengajukan pertanyaan demi pertanyaan secara terus-menerus hingga jawaban tersebut mencapai titik jenuh. Data yang diperoleh akan segera dianalisis melalui reduksi data yang berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian akan memudahkan peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencarinya apabila diperlukan. Jadi teknik analisis data dengan menggunakan teknik analisis kualitatif, yaitu dengan menyajikan data yang diperoleh dilapangan, diteliti dan kemudian dianalisis berdasarkan kemampuan nalar sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti kemudian menarik kesimpulan.
Dalam melakukan analisis data, menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009:246) ada langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:
1. Reduksi Data
Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah
(37)
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apay ang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada sesuai dengan pemahaman dan interpretasi peneliti.
(38)
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Keadaan Geografis
Kabupaten Padang Lawas Utara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia, yakni hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan. Ibukota kabupaten ini adalah Gunung Tua.
3.1.1 Pembagian Wilayah Kecamatan di Kabupaten Padang Lawas Utara.
Kabupaten Padang Lawas Utara terdiri dari 9 kecamatan yaitu:
Batang Onang
Dolok
Dolok Sigompulon
Halongonan
Hulu Sihapas
Padang Bolak
(39)
Portibi
Simangambat 3.2 Keadaan Demografis
Penduduk merupakan unsur terpenting bagi suatu daerah meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, dan mata pencaharian penduduk daerah setempat. Jumlah Penduduk Padang Lawas Utara pada hasil sensus 2012 berjumlah 223.531 jiwa dengan kepadatannya 57 per kilometer persegi, yang pada tahun 2013 meningkat menjadi 225.621 jiwa dengan pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun sekitar 2,18 persen. Penduduk Kabupaten Padang Lawas Utara mayoritas memeluk agama islam, dan mata pencaharian dari penduduk Kabupaten Padang Lawas Utara adalah sebagai petani dan peternak.
3.3 Sejarah Berdirinya Badan Kepegawaian Daerah Padang Lawas Utara
Berdasarkan Undang-undang No. 37 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Padang Lawas Utara di Propinsi Sumatera Utara sebagai salah satu hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan bersama-sama baik pemerintah setempat, pemuka masyarakat dan juga tokoh agama membentuk pemerintahan yang baru, yaitu Kabupaten Padang Lawas Utara. Dan selanjutnya Badan Kepegawaian Daerah merupakan salah satu elemen penting dalam melancarkan tugas-tugas pemerintahan Kabupaten Padang Lawas Utara terutama dalam bidang kepegawaian.
Peraturan perundang-udangan yang melandasi keberadaan Badan Kepegawaian Daerah khususnya dan Lembaga Pemerintah secara luas merupakan penegasan keberadaan Badan Kepegawaian Daerah secara institusional. Ditetapkannya Keputusan Presiden No. 159 Tahun 2000 Tentang Pedoman Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah.
Ketersediaan SDM pegawai Badan Kepegawaian Daerah secara kuantitatif jumlah 44 pegawai yang merupakan daya dukung potensial dan aset yang sangat berharga bagi Badan
(40)
Kepegawaian Daerah dalam menghadirkan produk dan jasanya untuk jumlah keseluruhan 3.301 pegawai Kabupaten Padang Lawas Utara (Per Oktober 2013).
Infrastruktur organisasi mengacu pada kelengkapan struktur organisasi seperti jabatan (struktural) serta norma, standar, dan prosedur internal yang mengatur perilaku kerja pegawai. Infrastruktur jabatan struktural yang ada terdiri atas : Kepala Badan Eselon II, Sekretaris dan tiga Kepala Bidang yang semuanya Eselon III serta tiga Kasubbag, enam Kasubbid semuanya Eselon IV. Disamping jabatan tersebut diatas secara internal juga telah dilengakapi dengan norma dan prosedur kerja, agar Badan Kepegawaian Daerah mampu mengemban tugas dan fungsinya sebagai bagian dari pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan.
Infrastruktur organisasi menjadi faktor penguat bagi setiap organisasi publik, karena
dengan infrastruktur ini organisasi mekanistik berproses melaksanakan tugas fungsi dan jbatan yang ditetapkan. Disamping itu merupakan manifestasi keberadaan organisasi dihadapan stakeholdernya. Sedangkan norma dan prosedur kerja menjadi bagian dari nilai/etika organisasi yang menuntun pegawai untuk berprilaku, seperti : keteladanan, disiplin, ketaatan, tanggung jawab, prakarsa dan kerjasama.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Padang Lawas Utara adalah 3.301 orang, dimana pegawainya tersebar di wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara yang terdiri dari 9 Kecamatan yakni Kecamatan Hulu Sihapas, Kecamatan Batang Onang, Kecamatan Padang Bolak Julu, Kecamatan Padang Bolak, Kecamatan Portibi, Kecamatan Halongonan, Kecamatan Simangambat, Kecamatan Dolok, Kecamatan Dolok Sigompulon yang terbagi atas Dua Kelurahan yakni Kelurahan Gunung Tua dan Kelurahan Batang Onang, serta ada 2 Sekretariat, 5 Badan, 1 Inspektorat, 12 Dinas, 2 Kantor, dan 1 Satuan Polisi Pamong Praja. Sesuai dengan kondisi Kabupaten Padang Lawas Utara yang belum memiliki wilayah suatu perkantoran khusus, dimana merupakan daerah pemekaran, sehingga Badan, Dinas, Kantor di
(41)
Kab. Padang Lawas Utara masih saling berjauhan sehingga proses koordinasi sedikit terhambat.
Dengan ditetapkannya UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), diamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan, dengan jenjang perencanaan tahunan. Untuk setiap daerah (kabupaten/kota) harus menetapkan Rencana Pembangunan Jnagka Panjang (RPJP) Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2015 yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan tahunan, penyusunannya dengan memperhatikan seluruh aspirasi pemangku kepentingan pembangunan melalui penyelenggaraan Musrenbang tahunan yang diselenggarakan secara berjenjang untuk keterpaduan Rancangan Kerja SKPD.
Sesuai amanat tersebut maka Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah pada tahun 2014 ini menyusun Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2015. Renja skpd merupakan dokumen rencana pembangunan SKPD yang berjangka waktu 1 (satu) tahun guna mengoperasionalkan RKPD yang disertai dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan pencapaian kinerja pelayanan masyarakat yang sudah dicapai oleh SKPD, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2015 merupakan rencana pembangunan tahunan yang pada dasarnya disusun untuk mewujudkan visi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Padang lawas Utara tahun 2014-2018 seperti yang tertuang dalam Rencana Strategis Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
(42)
Padang Lawas Utara tahun 2014-2018 : “ Terwujudnya Aparatur Pemerintah yang baik, berrkualitas, profesional dan sejahtera”.
3.4 Landasan Hukum
Dasar hukum penyusunan Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2015 adalah :
a) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
b) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
c) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
d) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undnag Nomor 12 Tahun 2008 (Lemabaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
e) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
(43)
f) Undang-undang Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Padang Lawas Utara di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4753);
g) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4663);
h) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian UrusanPmerintahan
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82);
i) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keungan
Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4755);
j) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
k) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia);
(44)
Adapun Kondisi Jumlah Pegawai Eselonering yang ada saat ini dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:
TABEL 3.1 : Komposisi Jumlah Pegawai Eselonering
No Jabatan Tersedia Terisi Kosong
1 Eselon II a 1 - 1
2 Eselon II b 24 22 2
3 Eselon III a 35 34 1
4 Eselon III b 64 64 -
5 Eselon IV a 394 200 194
6 Eselon IV b 45 18 27
Jumlah 563 338 225 Sumber : Subbid Jabatan Struktural dan Fungsional Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2013
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa komposisi SDM berdasarkan jumlah pegawai eselonering yang ada di Badan Kepegawaian Daerah Padang Lawas Utara yang terisi pada saat ini berjumlah 338 orang yang terdiri dari Eselon IIa kosong dan eselon IIb 22 orang, Eselon IIIa sebanyak 34 orang dan yang menduduki Eselon IIIb 64 orang dan eselon IVa 200 orang dan yang terakhir eselon IVb sebanyak 18 orang.
3.5 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
3.5.1 Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan dan pandangan jauh kedepan, kemana organisasi akan dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif secara produktif.
(45)
Visi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara adalah :
“TERWUJUDNYA APARATUR PEMERINTAH YANG BAIK, BERKUALITAS, PROFESIONAL DAN SEJAHTERA”.
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
Misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara adalah :
1. Mengembangkan dan Meningkatkan Kualitas Pelayanan Administrasi Umum Kepegawaian.
2. Mengembangkan dan meningkatakan Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Berbasis Teknologi Informasi.
3. Mengembangkan dan Meningkatkan Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai.
4. Meningkatkan Kompetensi Pegawai Melalui Pendidikan dan Pelatihan.
Visi Badan Kepegawaian Daerah diambil dari Misi Bupati Kabupaten Padang Lawas Utara/ Kepala Daerah nomor 3 (tiga) yaitu:“ Mewujudkan peran otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab didukung oleh aparatur pemerintah yang baik dan terpercaya (Good Governance) dan partisipasi masyarakat secara luas dalam pembangunan”.
3.5.2 Tujuan BKD
Adapun Tujuan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara sebagai berikut :
1. Mewujudkan Aparatur Pemerintah yang baik dan berkualitas. 2. Mewujudkan Aparatur yang profesional.
(46)
4. Mencapai Kapasitas Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi.
3.5.3 Strategi BKD
Strategi dalam Renstra Badan Kepegawaian Daerah 2009-2013, adalah langkah-langkah upaya yang ditempuh untuk mewujudkan visi dan misi. Untuk itu langkah upaya yang perlu dilakukan Badan Kepegawaian Daerah adalah :
1. Orientasi pembinaan PNS adalah dalam lingkup Kabupaten, dalam pengertian bahwa upaya pengembangan terhadap norma, standar dan prosedur kepegawaian.
2. Menciptakan kondisi antara untuk menjembatani tercapainya tujuan terwujudnya kondisi sistem manajemen kepegawaian dimasa yang akan datang.
3. Menyelenggarakan capacity building kelembagaan untuk mewujudkan keberdayaan Badan Kepegawaian Daerah agar mampu menghadapi tantangan perubahan dan perkembangan dan menyelenggarakan kompe
tensi intinya.
3.5.4 Kebijakan BKD
Kebijakan yang diambil dalam Renstra Badan Kepegawaian Daerah Kab. Padang Lawas Utara adalah :
1. Penerapan Prilaku Aparatur Pemerintah yang baik (Good Governance) pada semua Satuan Kerja Perangkat Daerah.
(47)
3. Mengembangkan Budaya Kerja dan Etos Kerja Pegawai Negeri Sipil di wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara.
4. Melaksankan Pelayanan Prima di bidang Administrasi Kepegawaian.
5. Mewujudkan sistem kompensasi berbasis kinerja, ditetapkan kebijakan mengembangkan sistem kompensasi PNS.
6. Mengembangkan Sitem Manajemen Pegawai Negeri Sipil berbasi kompetensi.
7. Mengoptimalisasikan Sumber Daya Manusia Pegawai Negeri Sipil
Wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara.
3.6 PROGRAM DAN KEGIATAN
3.6.1 Program dan Kegiatan Lokalitas Kewenangan Badan Kepegawaian Daerah
Sebagai instrument kebijakan untuk mencapai sasaran dan tujuan, merupakan rumusan kerja yang akan dioperasionalkan dalam kegiatan dan sub kegiatan. Dalam Renstra Badan Kepegawaian Daerah 2009-2013 telah dirumuskan beberapa program yang dapat diuraikan dibawah ini.
Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan Badan Kepegawaian Daerah antara lain:
Misi 1
Mengembangkan dan meningkatkan kualitas pelayanan administrasi umum kepegawaian.
(48)
Misi merupakan rangkuman uraian tugas dan fungsi dari Badan Kepegawaian Daerah yang kemudian akan dijabarkan dalam Program. Program yang akan dilaksanakan dalam usaha mencapai Misi 1 adalah:
1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan program ini adalah: a) Penyediaan Jasa Surat Menyurat.
b) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik. c) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan.
d) Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor. e) Penyediaan Alat Tulis Kantor.
f) Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan. g) Penyediaan Bahan Makanan dan Minuman.
h) Rapat-rapat Kooordinasi dan Konsulatsi Keluar Daerah. 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. 3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur.
4) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.
5) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
Misi 2:
Mengembangkan dan meningkatkan pengelolaan administrasi kepegawaian berbasis teknologi informasi.
Misi ini merupakan rangkuman dari uraian tugas pokok dan fungsi yang kemudian akan dijabarkan dalam program. Program yang akan dilaksanakan dalam usaha mencapai misi 2 adalah:
(49)
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
2. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur.
3. Program Pengelolaan Sumber Daya Aparatur.
Misi 3:
Mengembangkan dan meningkatkan pembinaan dan kesejahteraan pegawai.
Misi ini merupakan rangkuman dari uraian tugas pokok dan fungsi yang kemudian dijabarkan dalam program. Program yang akan dilaksanakan dalam usaha mencapai misi 3 adalah:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
2. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur.
Misi 4:
Meningkatkan kompetensi pegawai melaui pendidikan dan pelatihan.
Misi ini merupakan rangkuman dari uraian tugas pokok dan fungsi kemudian akan dijabarkan dalam program. Program yang akan dilaksanakan dalam usaha mencapai misi 4 adalah :
1. Program Peningkatan Kapasitass Sumber Daya Aparatur.
2. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur.
(50)
Sumber : Kantor Badan Kepegawaian Daerah 2013
Plt. KEPALA BKD
Idris Tanjung
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIS Idris Tanjung
Plt. SUB BAG KEUANGAN Rizki Ramadi nsyah, SE SUB BAG EVALUASI Tinondang Pohan SUB BAG UMUM Nurhaidah BIDANG PROGRAM PENDATAAN KEPEGAWAIAN
Nanda Suhaimi Lubis, S.Sos
BIDANG
PENGEMBANGAN & PEMBERDAYAAN
Malim Perdana Kusuma Lubis, S.STP, MM
BIDANG MUTASI
Reski Basyah Harahap, S.STP, MSi
Plt. SUBBID PERATURAN, PERENCANAAN&
PENGADAAN
Ira Farisa Rambe, SE
SUBBID PENGOLAHAN DATA & DISIPLIN
PEGAWAI
Elvidayanti Siregar, S.Psi
SUBBID JABATAN STRUKTURAL &
FUNGSIONAL
Eko Prasetyo, S.Sos
Plt.SUBBID PENDIDIKA N & PELATIHAN & KESEJAHTERAAN PEGAWAI Muhamar Umar 9 ’ SUBBID KEPANGKATAN & PENGGAJIAN Andi Syahruddin Marpaung,S.Kom,MM SUBBID PEMINDAHAN & PENSIUN
Imran Affandi Siregar, SH, MM
(51)
3.7 Susunan Kepegawaian dan Perlengkapan
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Struktur Organisasi tersebut diatas, Susunan Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara terdiri dari :
1. Kepala Badan
2. Sekretaris, terdiri dari :
a. Sub Bagian Keuangan
b. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
c. Sub Bagian Umum
3. Bidang Program Pendataan Kepegawaian, terdiri dari:
a. Sub Bidang Peraturan, Perencanaan dan Pengadaan b. Sub Bidang Pengolahan Data dan Disiplin Pegawai
4. Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Pegawai
a. Sub Bidang Jabatan Struktural dan Fungsional
b. Sub Bidang Pendidikan, Pelatihan dan Kesejahteraan Pegawai
5. Bidang Mutasi
a. Sub Bidang Kepangkatan dan Penggajian b. Sub Bidang Pemindahan dan Pensiun
(52)
Tabel 3.2 : Komposisi Pegawai berdasarkan Golongan Kepangkatan
No Golongan Kepangkatan Jumlah (Orang) Presentase
1 I - 0%
2 II 15 34%
3 III 28 63%
4 IV 1 3%
JUMLAH 44 100%
Sumber : Subbag. Umum Badan Kepegawaian Daerah Kab. Padang Lawas Utara 2013
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa komposisi SDM berdasarkan golongan yang ada di Badan Kepegawaian Daerah Padang Lawas Utara untuk golongan IV berjumlah 1 orang, golongan III berjumlah 28 orang, golongan II berjumlah 15 orang, dan golongan I kosong. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata pegawai BKD Padang Lawas Utara mempunyai pangkat golongan III.
Sedangkan kondisi pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara menurut Tingkat Pendidikannya dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut :
Tabel 3.3 : Komposisi SDM berdasarkan pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Presentase
1 SD - 0%
2 SLTP - 0%
3 SLTA 9 20%
4 DIPLOMA I, II, dan III 9 20%
5 STRATA I 24 54%
6 STRATA II 2 6%
7 STRATA III - 0%
JUMLAH 44 100%
Sumber : Subbag. Umum Badan Kepegawaian Daerah Kab. Padang Lawas Utara 2013
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa komposisi SDM berdasarkan strata pendidikan yang ada di Badan Kepegawaian Daerah Padang Lawas Utara rata-rata jenjang pendidikannya adalah Sarjana (S1). Dapat dikatakan bahwa sumber daya manusia yang ada di BKD Padang Lawas Utara sudah memadai dari segi kualitas.
(53)
Jumlah pegawai yang telah mengikuti Diklat Penjenjangan dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4 : Komposisi SDM berdasarkan Diklat Perjenjangan
No Diklat Penjenjangan Jumlah (Orang) Presentase
1 Diklatpim IV 4 80%
2 Diklatpim III 1 20%
3 Diklatpim II - 0%
JUMLAH 5 100%
Sumber : Subbid. Jabatan Struktural dan Fungsional BKD Kab. Padang Lawas Utara 2013
Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah pegawai yang telah mengikuti Diklat Perjenjangan sebanyak 5 orang. Diklatpim IV sebanyak 4 orang dan Diklatpim III sebanyak 1 orang sedangkan Diklatpim II kosong.
3.8 Tugas dan Fungsi BKD
Tugas pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara :
1. Kepala Badan mempunyai :
a. Memimpin kantor dalam
pelaksanaan tugas yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan kebijaksanaan Pemerintah Daerah.
b. Menyiapkan kebijakan umum
Pemerintah Daerah di bidang kepegawaian.
c. Merencanakan pengembangan
kepegawaian daerah.
d. Menyiapkan kebijaksanaan teknis
dalam rangka pengembangan kepegawaian
e. Menyiapkan dan melaksanakan
(54)
sesuai dengan Norma, Standar dan Prosedur yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
f. Pelayanan administrasi
kepegawaian dalam pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural atau fungsional sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
g. Menyiapkan dan menetapkan
pensiun Pegawai Negeri Sipil daerah sesuai dengan nomor, standar dan prosedur yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
h. Menetapkan penggajian, tunjangan
dan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai dengan nomor, standar dan prosedur yang ditetapkan dengan perundang-undangan.
i. Menyelenggarakan Administrasi
Pegawai Negeri Sipil Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten.
j. Mengelola Sistem Informasi
Kepegawaian Daerah (SIMPEG).
k. Penyampaian SIMPEG kepada
Badan Kepegawaian Negara.
l. Menyiapkan dan melaksanakan
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang berlaku.
m. Mengelola Administrasi Umum di
Bidang Kepegawaian, Keuangan, Perlengkapan Peralatan Organisasi dan Ketatausahaan.
(55)
n. Melaksanakan Evaluasi dan Pelaporan dalam pelaksanaan Tugas Pokok Badan Kepegawaian Daerah.
o. Melaksanakan tugas lain sesuai
dengan persetujuan Kepala Dearah.
p. Melaksanakan penilaian terhadap
staf dalam rangka pembuatan DP3 setiap akhir tahun.
2. Sekretariat mempunyai tugas :
a. Menyusun rencana kegiatan
tahunan Badan Kepegawaian Daerah.
b. Menginformasikan dan
mendokumentasikan semua kegiatan Badan Kepegawaian Daerah.
c. Memberikan pelayanan
administrasi umum kepegawaian.
d. Melaksanakan urusan keuangan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh atasan.
f. Mengadakan penilaian terhadap staf
dalam rangka pembuatan DP3 setiap akhir tahun. Sekretariat membawahi :
i. Sub Bagian Keuangan
ii. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
iii. Sub Bagian Umum
3. Sub Bagian Keuangan mempunyai
(56)
a. Menyusun rencana anggaran rutin dan anggaran pembangunan Badan Kepegawaian Daerah.
b. Mengajukan Surat Perintah
Pembayaran (SPP) anggaran rutin.
c. Melakukan pengelolaan tata usaha
keuangan anggaran rutin.
d. Menerima dan menyetor
penerimaan hasil Retribusi PPn/PPh.
e. Melaksanakan pembayaran gaji
pegawai dan pembayaran keuangan.
f. Mengkoordinasikan seluruh
bendahara Badan/Bidang baik rutin maupun pembangunan dalam kegiatan pembangunan.
g. Menyusun laporan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan sesuai bidang tugasnya.
h. Melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh atasan.
i. Mengadakan penilaian terhadap staf
dalam rangka pembuatan DP3 setiap akhir tahun.
4. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
Tugas :
a. Melakukan pengumpulan,
pengolahan dan penyajian data ke instansi-instansi pemerintah di Daerah Kabupaten dalam rangka menyusun informasi kepegawaian.
(57)
b. Melakukan penyusunan informasi kepegawaian daerah melalui analisis statistik kepegawaian sebagai bahan pengambilan keputusan bagi pimpinan.
c. Menganalisa data Pegawai Negeri
Sipil untuk bahan laporan dan bahan kajian Informasi Kepegawaian.
d. Mengevaluasi hasil pelaksanaan
rutin dan pembangunan untuk disusun sebagai bahan laporan bulanan, triwulan, maupun tahunan.
e. Melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh atasan.
f. Mengadakan penilaian terhadap staf
dalam rangka pembuatan DP 3 setiap tahuhn.
5. Sub Bagian Umum tugas :
a. Melakukan penatausahaan surat
menyurat, pengetikan, penggandaan dan tata kearsipan Badan Kepegawaian Daerah.
b. Menyusun rencana kebutuhan
kantor, pemeliharaan inventarisasi perlengkapan operasional Badan Kepegawaian Daerah dan peralatan lainnya.
c. Mengurus pemeliharaan
kebersihan, keamanan Badan Kepegawaian Daerah dan tugas keprotokolan dan perjalanan dinas.
d. Melakukan penyelesaian
administrasi berbagai tagihan/pembayaran yang berhubungan dengan kegiatan urusan dalam.
(58)
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
f. Mengadakan penilaian terhadap staf
dalam rangka pembuatan DP 3 setiap tahun.
6. Bidang Program dan Pendataan
Kepegawaian, terdiri dari :
1) Sub Bidang Peraturan, Perencanaan
& Pengadaan Pegawai mempunyai tugas sebagai berikut :
- Menyiapkan dan menyusun
Peraturan Daerah dibidang Kepegawaian sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan.
- Mengumpulkan bahan penyusunan,
penetapan dan pengusulan formasi PNS dilingkungan Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara.
- Merencanakan kebutuhan Formasi
CPNSD dilingkungan Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara.
- Melaksanakan pengadaan CPNSD
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara
- Penyusunan rencana kegiatan dan
penyiapan bahan dalam rangka pengangkatan pegawai.
- Menyampaikan usul Penetapan
NIP.
- Melaksanakan penempatan CPNSD
(59)
- Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang Kepegawaian skala Kabupaten.
- Menghimpun dan menyiapkan
bahan penyusunan rencana dan program baik rutin maupun pembangunan tiap tahun anggaran.
- Menyusun Daftar Usulan Rencana
Proyek (DURP) yang akan dikonsultasikan dengan BAPPEDA.
- Menyelenggarakan pembinaan dan
pengawasan manajemen PNS di lingkungan Kabupaten Padang Lawas Utara.
- Melaksanakan tugas-tugas lain
yang diberikan oleh pimpinan.
- Mengadakan penilaian terhadap staf
dalanm rangka pembuatan DP 3 setiap akhir tahun
2) Sub Bidang Pengolahan Data &
Disiplin Pegawai mempunyai uraian tugas sebagai berikut :
- Mengumpulkan bahan pembinaan
kedudukan pegawai dan menghimpun peraturan perundang-undangan.
- Menyiapkan bahan dan data dalam
rangka pelaksanaan pembinaan dan penyelesaian hukum kepegawaian.
- Menyelenggarakan proses
pembuatan izin perceraian, izin perkawinan bagi PNS, hukuman disiplin Pegawai dan masalah hukum Kepegawaian lainnya.
- Menyelesaikan administrasi
(60)
- Menyiapkan dan melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian, seperti : KARPEG, KARIS/KARSU, dan lain-lain.
- Memberikan surat izin cuti PNS
sesuai peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian.
- Pemberian penghargaan dan tanda
jasa bagi PNS berprestasi serta pembinaan mental pegawai.
- Melaksanakan pemutakhiran data
PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten melalui aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG).
- Melaksanakan penyusunan Daftar
Urut Kepangkatan PNS.
- Mengadakan penilain terhadap staf
dalam rangka pembuatan DP3 setiap akhir tahu.
7. Bidang Mutasi mempunyai
mempunyai uraian tugas sebagai berikut :
- Melaksanakan Mutasi kepangkatan
Pegawai Negeri Sipil Daerah.
- Melaksanakan pengangkatan,
pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari jabatan struktural maupun fungsional dalam daerah.
- Memproses mutasi perpindahan
umum dari dan ke Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara.
- Mempersiapkan penetapan gaji
(61)
dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
- Melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh atasan.
- Mengadakan penilaian terhadap staf
dalam rangka pembuatan DP3 setiap akhir tahun.
Bidang Mutasi terdiri dari :
- Sub Bidang Kepangkatan dan
Penggajian.
- Sub Bidang Pemindahan dan
Pensiun.
8. Bidang Pengembangan &
Pemberdayaan Pegawai mempunyai tugas melaksanakan urusan pendidikan dan pelatihan, penjengjangan, teknis fungsional serta evaluasi hasil Diklat Pegawai Ngeri Sipil.
- Sub Bidang Pendidikan, Pelatihan
& Kesejahteraan Pegawai mempunyai tugas:
a) Menyiapkan data Pegawai Negeri
Sipil Daerah yang telah memnuhi kriteria untuk mengikuti ujian dinas, Diklat Teknis Fungsional, Diklat Prajabatan dan Pendidikan Perjenjangan.
b) Mengkoordinasikan dan
memfasilitasi Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk mengikuti Ujian Dinas, Diklat Teknis Fungsional, Diklat Prajabatan dan Pendidikan Perjenjangan.
(62)
c) Menganalisa kebutuhan diklat dan menyusun daftar pendidikan dan latihan bagi Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Kabupaten Padang Lawas Utara.
d) Melaksanakan program pendidikan
dan latihan, prajabatan dan pendidikan perjenjangan Diklatpim Tk. IV, Diklatpim Tk. III serta Diklat Teknis Fungsional.
e) Menyiapkan dan menyusun Data
Pegawai Negeri Sipil Daerah yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan perjenjangan Diklatpim Tk. II dan LEMHANAS.
f) Menyiapkan Data Pegawai Negeri
Sipil Daerah yang teelah memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan teknis fungsional, pendidikan program D3, S1, S2 dan S3 dalam peningkatan karier Pegawai.
g) Mengkoordinasikan dan
memfasilitasi Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk mengikuti pendidikan teknis fungsional dan struktural di lingkungan Kabupaten Padang Lawas Utara.
h) Mendata peserta dan alumni
pendidikan dan pelatihan untuk dapat di angkat guna mengisi jabatan fungsional dan struktural di lingkungan Kabupaten Padang Lawas Utara.
i) Mengevaluasi hasil pelaksanaan
(1)
mengetahui informasi terbaru terkait kualifikasi pendidikan nama jurusan yang berbeda disetiap Perguruan Tingggi yang ada.
Dalam proses rekrutmen CPNS BKD juga bekerjasama dengan instansi lainnya agar proses tersebut berjalan dengan lancar. Berikut pernyataan pegawai kantor BKD Ibu Nurhaidah, Kasub Bag Umum, adanya kerjasama dengan instansi lain seperti kerjasama yang terjalin dengan Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan Sekretariat Pemerintah Padang Lawas Utara agar mempermudah dan memperlancar proses perekrutan CPNS.
Terkait Dasar yang dilakukan dalam menetapkan calon pegawai lulus atau tidak, berikut pernyataan dari Pegawai kantor BKD, Saudari Ira Farisa Rambe, SE. Plt. Kasubbid Peraturan, Perencanaan, & Pengadaan, dasar yang dilakukan dalam menetapkan pegawai lulus atau tidak berdasarkan ranking yang dikeluarkan oleh Panitia Seleksi Nasional.
(2)
BAB VI KESIMPULAN
Berdasarkan uraian-uraian yang penulis kemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan terkait dengan Implementasi kebijakan dalam pengadaan sumber daya aparatur pemerintah daerah pada kantor badan kepegawaian daerah gunung tua kabupaten padang lawas utara. Dan dari kesimpulan yang peneliti simpulkan, terdapat beberapa saran yang penulis kemukakan sebagai tindak lanjut dari kesimpulan yang dibuat, yang mungkin dapat diterapkan demi perbaikan ke depan.
6.1 Kesimpulan
Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam proses kebijakan publik. Suatu kebijakan atau program harus diimplementasikan agar mempunyai dampak atau tujuan yang diinginkan. Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian luas merupakan alat administrasi publik dimana aktor, organisasi, prosedur, teknik serta sumber daya diorganisasikan secara bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang diinginkan.
Implementasi kebijakan dalam rekrutmen sumber daya aparatur pemerintah daerah yang dilaksanakan oleh pegawai BKD di Kabupaten padang lawas utara sudah berjalan dengan baik, walaupun masih terjadi beberapa hambatan dalam proses rekrutmen tersebut. Hal ini dapat dilihat dari empat faktor yang berperan penting dalam keberhasilan implementasi, yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi.
1. Badan kepegawaian Daerah Padang Lawas Utara adalah suatu lembaga pemerintah yang berhubungan dengan pelayanan kepegawaian, kompetensi inti mengacu pada tugas dan fungsi yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian Daerah untuk menghadirkan
(3)
produk/jasa di bidang kepegawaian. Hal ini menjadi faktor kekuatan karena BKD menjadi satu-satunya institusi penyelenggara manajemen kepegawaian daerah, sebagaimana amanat peraturan perundang-undangan.
2. Suatu keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak variabel atau faktor, dan masing-masing variabel tersebut harus saling berhubungan satu sama lain. Menurut George Edward III (Winarno, 2002: 126) ada empat faktor yang berperan penting dalam keberhasilan implementasi, yaitu:
a. Komunikasi
Dari segi komunikasi yang terjalin antara Pegawai BKD dan masyarakat selama proses rekrutmen CPNS berlangsung sudah cukup baik, pihak BKD dalam memberikan informasi/sosialisasi tentang adanya penerimaan PNS, mereka melaksanakannya dengan terbuka melalui beberapa pengumuman seperti di koran dan internet.
b. Sumber Daya
Sumber Daya Aparatur yang ada di Kabupaten Padang Lawas Utara belum cukup memadai, masih banyak terdapat dalam bidang tertentu yang membutuhkan pegawai misalnya di daerah-daerah terpencil masih membutuhkan tenaga pengajar yang kompeten agar proses belajar-mengejar berjalan dengan efektif, dan tenaga medis juga masih sangat dibutuhkan karena jarak tempuh yang dilalui masyarakat dari desa tertentu ke ibukota kabupaten cukup jauh dan keterbatasan jumlah transportasi yang ada.
c. Disposisi
Disposisi atau karakter para pegawai yang ada di Kantor BKD juga sudah cukup baik, masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang di berikan pegawai selama proses
(4)
rekrutmen CPNS berlangsung, panitia dalam rekrutmen CPNS tersebut adil dalam memberikan pelayanan tanpa membeda-bedakan yang satu dengan yang lainnya.
d. Struktur Birokrasi
Standar Operating Procedures (SOP) yang dilakukan oleh pihak BKD selama pelaksanaan rekrutmen CPNS berlangsung sudah cukup baik, dasar yang dilakukan dalam menetapkan pegawai lulus atau tidak berdasarkan ranking yang dikeluarkan oleh Panitia Seleksi Nasional. Biasanya menetapkan lulus/tidak dilihat mulai dari kelengkapan berkas pelamar, pendidikan yang sesuai dengan formasi yang dibutuhkan, kemampuan yang dimiliki oleh pelamar. Maka dari hasil tersebut dapat ditetapkan pelamar yang memenuhi syarat untuk lulus menjadi Pegawai Negeri Sipil. Surat keputusan yang resmi dari Bupati Padang Lawas Utara juga dimiliki oleh panitia dalam proses pelaksanaan pengadaan pegawai negeri sipil.
6.2 Saran
1. Pelaksanaan rekrutmen CPNS di Padang Lawas Utara harus dilaksanakan dengan menggunakan sistem Computer Assisted Test sesuai dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 agar berjalan dengan efektif dan efisien dalam memperoleh Calon Pegawai Negeri Sipil.
2. Pihak BKD harus membuat website resmi untuk memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat tentang apasaja yang menjadi tugas dan fungsi yang ada di Kantor BKD.
3. Seharusnya pihak BKD bisa merekrut pegawai yang memiliki potensi yang baik, misalnya dalam menguasai bahasa asing agar bisa mengelola Sistem Informasi Manajemen Daerah tersebut dengan baik
(5)
4. Dalam memberikan informasi tentang adanya rekrutmen CPNS, pihak BKD harus menyebarkan seluas-luasnya kepada masyarakat yang berada di daerah maupun luar daerah agar masyarakat tersebut mengetahuinya tentang adanya rekrutmen CPNS.
5. Membangun suatu daerah memerlukan pegawai yang memiliki potensi/kemampuan dalam bidang tertentu, misalnya dalam bidang manajemen agar pembangunan tersebut lebih terarah.
6. Sarana dan Prasana yang ada harus ditingkatkan lagi, seperti mengembangkan teknologi informasi serta perangkat keras dan kelengkapannya dalam mendukung manjemen kepegawaian.
(6)
Daftar Pustaka
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Kaloh, J. 2007. Mencari Bentuk Otonomi Daerah. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Mangkunegara, A. A. Anwar. 2003. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Bandung: PT Refika Aditama.
Marsono. 2002. Pengembangan Sumber Daya Manusia penyelenggara Otonomi Daerah. Jakarta: CV. Eko Jaya
Saksono, Slamet. 1988. Administrasi Kepegawaian. Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI).
Salam, Alfitra. 2002. Desentralisasi & Otonomi Daerah. Jakarta: LIPI Press, Anggota IKAPI.
Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prijodarminto, Soegeng. 1993. Pegawai Negeri Sipil Posisi, Pengelolaan dan Pembinaan. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2003. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia (YPAPI).
Widjaja, HAW. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sumber perundang-undangan :
Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang AparaturSipil Negara.
Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2013 tentang pengadaan pegawai negeri sipil Sumber Internet :
http://www.academia.edu/4284331/Desentralisasi_Kepegawaian diakses pada 19 November 2014 pukul 07.12