Neng Maemunah, 2013 PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG MATERI PENGUKURAN SUDUT Penelitan Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rohmah Kecamatan Sukajadi Kota
Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pengolahan dan Analisis data dilakukan selama penelitian dari awal sampai akhir. Langkah analisis data yaitu penyeleksian data dengan mengolah
data yang akurat yang dapat menjawab fokus penelitian dan memberikan gambaran tentang hasil penelitian. Data yang diperoleh digolongkan ke dalam
data kualitatif dan kuantitatif.
1. Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa. Data-data kualitatif ini kemudian dipaparkan dalam
bentuk deskripsi dan diintrerpretasikan berdasarkan sikap dan partisipasi siswa selama mengikuti pembelajaran.
2. Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari lembar evaluasi setiap siklus. Setelah data kuantitatif diperoleh kemudian dilakukan analisis data dengan langkah-langkah
sebagai berikut: a
Penskoran Sebelum melakukan evaluasi akhir untuk setiap siklus, terlebih dulu
ditentukan aturan penskoran untuk setiap butir soal. Tabel 3.7
Aturan Penskoran Setiap Item Tes skor
Deskripsi Siswa tidak merespons sama sekali
1 Siswa menulis cara penyelesaian salah, jawaban salah
Neng Maemunah, 2013 PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG MATERI PENGUKURAN SUDUT Penelitan Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rohmah Kecamatan Sukajadi Kota
Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3 Siswa tidak menulis cara penyelesaianm jawaban benar
5 Siswa menulis cara penyelesaian salah, jawaban benar
8 Siswa menulis cara penyelesaian benar, jawaban salah
10 Siswa menulis cara penyelesaian benar, jawaban benar
Diadaptasi dari Randall Nurlaela, 2011 b
Menghitung nilai rata-rata kelas denganrumus Prabawanto, dalam Nurlaela:2011:
= ∑ � �
Keterangan : =
Nilai rata-rata kelas ∑ � =
Total nilai yang diperoleh siswa �
= Jumlah siswa
c Menghitung presentase ketuntasa n belajar klasikal dengan rumus:
=
∑ 65
�
X100 Keterangan:
TB =
ketuntasan belajar ∑
65 = Jumlah siswa yang mendapat nilai lbih besar dari atau sama dengan 65
� =
banyak siswa 100
= bilangan genap
Neng Maemunah, 2013 PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG MATERI PENGUKURAN SUDUT Penelitan Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rohmah Kecamatan Sukajadi Kota
Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
d Pada penelitian ini siswa dikatakan tuntas belajar bila siswa telah mencapai
nilai KKM yang berlaku di kelas IV, yaitu 65. Dan kriteria ketuntasan yang ditetapkan Mulyasa 2006 adalah pembelajaran dikatakan telah belajar tuntas
jika sekurang-kurangnya dapat mengerjakan soal dengan benar 65 dari skor nilai. Sedangkan daya serap klasikal dikatakan baik apabila sekurang-
kurangnya 85 siswa telah mencapai ketuntasan belajar. Apabla siswa tuntas belajarnya 75 maka secara klasikal dikatakan cukup.
60
Neng Maemunah, 2013 PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG MATERI PENGUKURAN SUDUT Penelitan Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rohmah Kecamatan Sukajadi Kota
Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pendekatan konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Tentang
Materi Pengukuran Sudut di kelas IV MI Ar-Rohmah kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun ajaran 20122013, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut: 1.
Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstrruktivisme dalam pembelajaran metematika tentang materi pengukuran sudut, dibuat
sebaik mungkin oleh peneliti, yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006. Dalam setiap perencanaan juga dipersiapkan
instrumen penelitian dan instrumen pembelajaran yang tepat. Perbaikan demi perbaikan selalu dilakukan sesuai dengan hasil observasi pengamat, sehingga
perencanaan untuk siklus berikutnya semua kekurangan yang muncul pada siklus sebelumnya sudah diperbaiki. Pada siklus II perencanaan mengacu pada
hasil refleksi bersama dengan pengamat hal ini dilakukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus II. Sehingga berdasarkan