PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG MATERI PENGUKURAN SUDUT.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 5

E. Penjelasan Istilah ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A.Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Matematika ... 7

1. Pengertian Pendekatan Konstruktivisme ... 7

2. Prinsip dan Karakteristik Konstruktivisme ... 10

3. Tahapan Pembelajaran Konstruktivisme ... 11


(2)

1. PengertianHasilBelajar ... 14

2. RuangLingkupPenilaianHasilBelajar ... 15

C. Pembelajaran Matematika tentang Pengukuran Sudut Di Kelas IV SD/MI ... 16

1. Pengertian Pembelajaran Matematika ... 16

2. Pengertian Pengukuran Sudut ... 16

D. Pengukuran sudut dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme ... 20

E. Penelitian yang Relevan ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A.Metodologi Penelitian ... 24

B.Lokasi dan Subyek Penelitian ... 25

C.Instrumen Penelitian ... 26

D.Prosedur Penelitian ... 32

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A.Hasil Penelitian ... 39

1. Kondisi Awal ... 39

2. Hasil Kegiatan Pembelajaran ... 40

a. Siklus I ... 40

1) Perencanaan Pembelajaran ... 40

2) Pelaksanaan Pembelajaran ... 41

3) Observasi / Pengamatan ... 43


(3)

b. Siklus II ... 48

1) Perencanaan Pembelajaran ... 48

2) Pelaksanaan Pembelajaran ... 48

3) Observasi / Pengamatan ... 50

4) Refleksi ... 53

3. Analisis Peningkatan Hasil Belajar Siswa ... 53

4. Aktivitas Guru dan Siswa Pada Saat Pembelajaran ... 55

B.Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

1. Pembahasan Siklus I ... 56

2. Pembahasan Siklus II ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A.Kesimpulan ... 60

B.Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan bidang ilmu yang memiliki kedudukan penting dalam pengembangan dunia pendidikan. Hal ini disebabkan matematika merupakan ilmu dasar bagi pengembangan disiplin ilmu yang lain, oleh karena itu pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang potensial untuk diajarkan di seluruh jenjang pendidikan.

Pelajaran matematika telah memberikan manfaat yang nyata dalam kehidupan sehari-hari, sehingga matematika ditempatkan sebagai salah satu ilmu pengetahuan dasar yang penting untuk dipelajari. Namun bagi sebagian siswa untuk mempelajari matematika sedikit menyulitkan dan membosankan, bahkan mungkin sebagian siswa juga tidak menyukai pelajaran matematika, ini dikarenakan mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran berhitung dimana siswa harus berfikir abstrak, teliti, cermat dan mampu memahami keadaan lingkungan sekitar

Berdasarkan pengalaman peneliti pada tahun ajaran sebelumnya yaitu, tahun ajaran 2011/2012 di kelas IV, hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika sangat memprihatinkan, beberapa siswa bahkan mendapat nilai lebih rendah dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Supaya hal


(5)

tersebut tidak terulang kembali pada tahun pelajaran sekarang, maka diperlukan suatu pendekatan pembelajaran dalam menyampaikan materi matematika.

Selama ini pembelajaran matematika disampaikan dengan cara metode ceramah, dimana guru menjadi pusat belajar bagi siswa. Pembelajaran seperti ini untuk masa mendatang dipandang kurang efektif karena kurang melibatkan pengembangan kemampuan berpikir siswa dan kemampuan bertindak secara kritis, siswa kurang termotivasi dan kurang bertanggung jawab terhadap proses belajar yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi. Hal tersebut diakibatkan karena guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat dan mengalami sendiri serta mengemukakan hasil pemikirannya dalam pembelajaran. Model pembelajaran klasikal seperti ini dapat membuat siswa bosan dam membuat siswa malas dalam mengikuti pembelajaran matematika sehingga masalah tersebut berpengaruh kepada rendahnya pencapaian hasil belajar siswa.

Menurut H.W. Fowler “matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak, sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat mengupayakan

metode yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa.” (Surianta, 2008). Dengan demikian seorang guru harus berupaya mencari metode atau pendekatam yang tepat unrtuk menyampaikan materi pelajaran matematikaagar dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran serta kompetensi yang diharapkan.


(6)

: bilangan, geometri, dan pengukuranserta pengolahan data. Materi geometri dan pengukuran di dalamnya terdapat salah satu pokok bahasan mengenai pengukuran sudut.

Pembelajaran dalam menanamkan konsep pengukuran sudut sebaiknya dikaitkan dengan pengalaman siswa atau pengetahuan yang dimlikinya. Hal tersebut dapat membantu siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan dan memudahkan pemahaman. Untuk menyampaikan konsep tersebut dapat dicapai melalui kegiata memanipulasi alat peraga benda nyatadalam pengukuran sudut.

Dalam melakukan pengukuran sudut ternyata sebagian siswa masih kesulitan menggunakan alat ukur seperti penggaris dan busur derajat, contohnya sebagian siswa selalu tidak tepat dan tidak teliti dalam mengukur sudut, dan ada juga yang tidak tepat dalam membuat sinar garis. Kesulitan-kesulitan inilah yang mempengaruhi kurangnya hasil belajar siswa dalam mengukur sudut. Keadaan seperti itu sangat memprihatinkan sebab materi pengukuran sudut merupakan salah satu satu materi matematika yang harus dikuasai oleh siswa. Oleh sebab itu perlu ada jalan keluar untuk memecahkan berbagai masalah tersebut diatas salah satu diantaranya seorang guru menetapkan suatu pendekatan pembelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan pembelajaran sebelumnya.

Pendekatan konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika, yang dapat membangun pengetahuan siswa, membuat makna, mempertanyakan kejelasan dan bersikap kritis. Windayana, dkk


(7)

yang dikembangkan Piaget yang memposisikan siswa sebagai individu yang aktif mengkosntruksi sendiri pengetahuan”.

Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untik mencari bagamana cara mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang menekankan siswa untuk aktif membangun pengetahuan sendiri tentang konsep yang akan dipelajari yaitu mengenai pengukuran sudut dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran matematika tentang materi pengukuran sudut ?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran matematika tentang materi pengukuran sudut ?

c. Berapa besar peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran matematika tentang materi pengukuran sudut ?


(8)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengungkap :

a. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran matematika tentang materi pengukuran sudut.

b. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran matematika tentang materi pengukuran sudut.

c. Berapa besar peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran matematika tentang materi pengukuran sudut.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dengan dunia pendidikan, terutama guru dan siswa kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rohmah Kota Bandung yang langsung terlibat dalam proses pembelajaran di kelas, yaitu :

a. Bagi siswa, akan memperoleh pengalaman belajar mareti matematika yang lebih nyata, menarik menyenangkan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mmbangun sendiri pemahamannya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi guru, dapat menambah pengalaman, serta pemahaman perihal penggunaan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar


(9)

siswa kelas IV dalam pemahaman materi pengukuran sudut pada pembelajaran matematika.

c. Bagi sekolah, penelitian ini bermanfaat sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah khususnya pembelajaran matematika.

d. Bagi peneliti, dapat memperoleh informasi tentang persiapan, perencanaan, pelaksanaan serta hasil belajar siswa yang dicapai pada pembelajaran matematika tentang pengukuran sudut dengan mennggunakan pendekatan konstruktivisme.

e. Penjelasan Istilah

1. Pendekatan Konstruktivisme

Pendekatan konstruktivisme adalah suatu kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa membangun pengetahuan sendiri, membuat makna, mempertanyakan kejelasan dan bersikap kritis.

2. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran yang diukur dengan skor tes.

3. Pengukuran sudut

Pengukuran sudut adalah kegiatan untuk menentukan besarnya sudut menggunakan alat pengukur, yaitu busur derajat, sudut satuan dan miniatur jam.


(10)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar siswa yang berkaitan dengan perbaikan pembelajaran, jenis penelitian yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

Hermawan, Mujiono dan Suherman (2007:80) berpendapat bahwa :

Tujuan utama dari Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses belajar mengajar. Selanjutnya tujuan tersebut dapat tercapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam mencari solusi permasalahan yang terdapat di kelas, tujuan utama penelitian tindakan kelas ini adala pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi oleh guru di dalam kelas.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa maksud dari PTK adalah untuk meningkatkan kinerja para guru agar mencapai hasil maksimal dalam proses belajar mengajar.

Model PTK yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model spiral. Menurut Kemmis dan Taggart (Kasbolah,1998:113) ‘Model Spiral yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang dan berkelanjutan (siklus spiral)’. Artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat pencapaiannya.


(11)

Penelitian Tindakan Kelas model spiral ini merupakan suatu rangkaian lengkap yang terdiri dari empat komponen (Sukayati,2008:18), yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) refleksi (reflecting). Keempat komponen itu dipandang sebagai suaru siklus spiral atau siklus itu berulang terus sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan.

Adapun desain penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan terdiri dari dua siklus. Rangkaian siklus tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

SIKLUS I

SIKLUS II

Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Mc.Taggart B. Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Ar-Rohmah Sukajadi yang berlokasi di Jl. Sukajadi No.140, Kelurahan Pasteur Kecamatan Sukajadi kota Bandung. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV

Perencanaan selanjutnya sampai

berhasil Refleksi

Perencanaan II Perencanaan I Refleksi

Observasi

Observasi Tindakan


(12)

dengan jumlah siswa 20 orang, terdiri dai 11 orang siswa laki-laki dan 9 0rang siswa perempuan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP dapat diartikan sebagai prosespenyusunan materi pelajaran dengan memilih penggunaan media, pendekatan,metode, penilaian dan alokasi waktu tertentu yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS adalah lembaran kerja yang dikerjakan siswa selama pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui penilaian siswa.

2. Instrumen Pengumpul Data

Untuk memperoleh data yang benar dan sesuai dengan tujuan penelitian maka diperlukan instrumen pengumpul data yang tepat. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah :

a. Instrumen Tes

Tes adalah pelaksanaan penilaian dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab dengan benar. Instrumen tes yang digunakan berupa tes tertulis bertujuan untuk mengetahu pemahaman siswa melalui skor. Alat evaluasi yang baik dapat ditinjau berdasarkan hal-hal sebagai berikut :


(13)

1) Validitas Item Tes

Koefisien Validitas dihitung dengan menggunakan program Anates Versi 4.07 for windows, dengan rumus Pearson’s Product Moment (To Karno: 10) yaitu :

=

XY

− ∑

X

(

)

�∑

2

− ∑

)

2

�∑

2

(

)

2

}

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara x dan y

N = Banyaknya testi

X = skor tiap butir soal masing-masing siswa Y = skor total masing-masing siswa

Koefisien validitas ( rxy) diinterpretasikan dengan kriteria seperti

tercantum dalam tabel dibawah ini, menurut Guilford (Suherman, 2003:113)sebagai berikut :

Tabel 3.1

Klasifikasi Interpretasi Koefisien validitas

Nilai (rxy) Interpretasi

0,90 rxy 1,00 Sangat Tinggi

0,70 rxy 0,90 Tinggi

0,40 rxy 0,70 Sedang

0,20 rxy 0,40 Rendah

0,00 rxy 0,20 Sangat Rendah


(14)

2) Reliabilitas Item Tes

Perhitungan reliabilitas dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten atau ajeg), Uji reliabilitas ini menggunakan program Anates Versi 4.07 for windows dan rumusnya (To Karno, 2003:10) adalah sebagai berikut :

��

=

2 x r

gg

1 + r

gg Keterangan :

r

tt

=

koefisien reliabilitas

r

gg = koefisien korelasi ganjil-genap

Kriteria interpretasi koefisien reliabilitas menurut Nurgana (Ruseffendi, 2005 :160) dijelaskan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.2

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Interpretasi

0,80 rxy 1,00 Sangat Tinggi

0,60 rxy 0,80 Tinggi

0,40 rxy 0,60 Sedang

0,20 rxy 0,40 Rendah

0,00 rxy 0,20 Sangat Rendah

3) Daya Pembeda Item Tes

Untuk menghitung daya pembeda tiap butir soal dengan menggunakan program Anates Versi 4.07 for windows .Adapun rumusnya (To Karno,2003:14) adalah sebagai berikut :

��= BA−BB


(15)

Keterangan :

DP = Daya Pembeda

BA = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas

BB = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah

NA = Jumlah siswa pada salah satu kelompok A atau B

Kriteria untuk daya pembeda tiap butir soal dinyatakan pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda

4) Tingkat Kesukaran Item tes

Untuk mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal berbentuk uraian dengan menggunakan program Anates Versi 4.07 for windows, dan rumusnya (To Karno, 2003:15) adalah sebagai berikut :

=

B A+BB NA+NB

X 100% Keterangan :

TK = Indeks kesukaran butir soal tertentu

BA = Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok A

BB = Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok B

Daya Pembeda Kriteria

Negatif - 9% Sangat Jelek

10% - 19 % Jelek

20% - 9% Cukup

30% - 49% Baik


(16)

NB = Jumlah siswa pada kelompok B (bawah / asor)

Adapun klasifikasi indeks kesukaran tiap butir soal dinyatakan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.4

Kriteria Indeks Kesukaran

Setelah dilakukan uji coba soal, maka didapat validitas,reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran,untuk tes siklus I dan tes siklus II sebagai berikut :

Tabel 3.5

Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus I

No. Validitas Indeks Kesukaran Daya pembeda Keterangan

Skor (%) Kriteria Skor (%) Kriteria Skor (%) Kriteria

1 0,67 Sedang 54,17 Sedang 33,33 Baik Digunakan

2 0,23 Rendah 75,00 Mudah 16,67 Jelek Tidak digunakan

3 0,95 Sangat tinggi 53,33 Sedang 93,33 Sangat baik Digunakan

4 0,58 Sedang 52,78 Sedang 38,89 Baik Direvisi

5 0,39 Sedang 62,50 Sedang 25,00 Cukup Tidak digunakan

6 0,68 Sedang 53,33 Sedang 63,33 Sangat baik Digunakan

7 0,61 Sedang 45,83 Sedang 78,33 Sangat baik Digunakan

Reliabilitas item tes siklus I tersebut memiliki skor 0,82 yang berkriteria sangat tinggi. Berdasarkan uraian pada Tabel 3.5 di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat satu soal yang direvisi setelah dilakukan uji coba instrumen.

IK (Indeks Kesukaran) Interpretasi

0% - 15% Soal terlalu sukar

16% - 30% Soal sukar

31% - 70% Soal sedang

71% - 85% Soal mudah


(17)

Adapun soal tersebut adalah soal nomor 4, karena memilki validitas yang sedang dan indeks kesukaran sedang, soal ini hanya diubah dalam bentuk pertanyaannya saja.

Tabel 3.6

Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus II

No. Validitas Indeks Kesukaran Daya pembeda Keterangan

Skor (%) Kriteria Skor (%) Kriteria Skor (%) Kriteria

1 0,41 Sedang 79,77 Mudah 25,00 Cukup Tidak digunakan

2 0,78 Tinggi 62,50 Sedang 75,00 Sangat baik Digunakan

3 0,36 Rendah 54,17 Sedang 25,00 Cukup Tidak digunakan

4 0,78 Tinggi 60,83 Sedang 78,33 Sangat baik Digunakan

5 0,71 Tinggi 61,11 Sedang 44,44 Baik Digunakan

6 0,49 Sedang 50,00 Sedang 40,00 Baik Tidak digunakan

7 0,64 Sedang 45,83 Sedang 78,33 Sangat baik Digunakan

Reliabilitas item tes siklus II tersebut memiliki skor 0,65 yang berkriteria tinggi. Berdasarkan pada tabel 3.6 di atas ada empat soal yang digunakan dan soal yang lainya tidak digunakan.

b. Instrumen Non-tes

Instrumen pengumpul data non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Lembar observasi Kegiatan Guru

Lembar observasi kegiatan guru digunakan untuk memantau pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran hal ini dilakukan untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Lembar observasi diisi oleh


(18)

2) Lembar Observasi Kegiatan Siswa

Lembar observasi kegiatan siswa digunakan untuk memantau segala aktivitas siswa selama proses pembelajaran, dengan tujuan sebagai bahan refleksi bagi perbaikan pembelajaran untuk tindakan selanjutnya.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian disusun dalam dua siklus setiap siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Adapun prosedur penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perncanaan

1) Mempersiapkan materi pembelajaran.

2) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

3) Mempersiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pengukuran sudut dan tujuan yang akan dicapai.

4) Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijadikan apersepsi. 5) Mempersiapkan lembar kegiatan siswa (LKS) untuk mengeksplor

pengetahuan siswa.

6) Mempersiapkan lembar evaluasi siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi.

7) Mempersiapkan instrumen observasi.


(19)

b. Pelaksanaan

Setelah penyusunan perencanaan, maka pada tahap ini peneliti melaksanakan rancangan pembelajaran, diantaranya :

1) Memotivasi siswa agar dapat mengemukakan konsep awalnya berkenaan dengan pembahasan materi.

2) Memberikan pertanyaan-pertanyaan apersepsi.

3) Mengelompokan siswa terdiri dari 4 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari lima anggota yang heterogen.

4) Siswa melakukan diskusi kelompok dengan materi mengukur besar sudut dengan satuan tidak baku dan satuan baku, menggambar sudut dengan busur derajat dan membandingkan besar dua sudut.

5) Membahas hasil diskusi kelompok. Kemudian memberikan kesempatan kepada wakil dari kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. Kemudian memberikan penguatan terhadap jawaban siswa yang tepat.

6) Memberikan soal-soal evaluasi.

c. Observasi / Pengamatan

1) Mengamati jalannya proses pembelajaran

2) Mengamati kemampuan siswa dalam menyelesaikan lembar kegiatan siswa.


(20)

5) Mengamati siswa dalam menyelesaikan soal. d. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk menganalisis dan meninjau kembali kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung dengan melihat instrumen pengamatan. Maksud dari kegiatan ini adalah agar peneliti mengetahui kekurangan yang ada pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung selain itu juga agar mengetahui kritik dan saran dari rekan sejawat (observer) untuk perencanaan tindakan selanjutnya.

2. Siklus II

a. Perencanaan

1) Pada siklus kedua ini guru membuat perencanaan dengan memperhatikan refleksi pada siklus I.

2) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat satuan pendidikan (KTSP).

3) Mempersiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pengukuran sudut.

4) Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijadikan apersepsi.

5) Mempersiapkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) untuk mengeksplor pengetahuan siswa.

6) Mempersiapkan lembar evaluasi siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi.


(21)

8) Penelitian didampingi oleh seorang guru lain (observer) b. Pelaksanaan

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan pada siklus I.

2) Menanamkan konsep pengukuran sudut. Materi pada siklus II terdiri dari menentukan besar sudut satu putaran, setengah putaran dan seperempat putaran salam satuan derajat dan mengenal sudut siku-siku dengan menggunakan empat arah mata angin.

3) Melakukan diskusi kelompok dengan materi menentukan besar sudut satu putaran, setengah putran dan seperempat putaran dalam satuan derajat dan mengenal sudut siku-siku dengan menggunakan empat arah mata angin

4) Membahas hasil diskusi kelompok. Kemudian memberikan kesempatan kepada wakil dari kelompokuntuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. Serta memberikan penguatan terhadap jawaban siswa yang tepat.

5) Menimpulkan materi secara bersama-sama.

6) Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data dengan mudah memahami dan mencari penyelesaiannya.

c. Observasi/Pengamatan


(22)

2) Mengamati kemampuan siswa dalam menyelesaikan lembar kegiatan siswa

3) Mengamati keaktifan siswa dalam menyelesaikan lembar kegiatan siswa 4) Mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran

5) Mengamati siswa dalam menyelesaikan soal. d. Refleksi

Melakukan refleksi dengan menganalisis semua bahan pembelajaran yang sudah terencana menjadi data yang otentik dalam mencapai tujuan. Dengan refleksi berarti merenungkan sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar dan mencari solusinya.

E. Teknik Pengilahan dan Analisis Data

Pengolahan dan Analisis data dilakukan selama penelitian dari awal sampai akhir. Langkah analisis data yaitu penyeleksian data dengan mengolah data yang akurat yang dapat menjawab fokus penelitian dan memberikan gambaran tentang hasil penelitian. Data yang diperoleh digolongkan ke dalam data kualitatif dan kuantitatif.

1. Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa. Data-data kualitatif ini kemudian dipaparkan dalam bentuk deskripsi dan diintrerpretasikan berdasarkan sikap dan partisipasi siswa selama mengikuti pembelajaran.


(23)

2. Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari lembar evaluasi setiap siklus. Setelah data kuantitatif diperoleh kemudian dilakukan analisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Penskoran

Sebelum melakukan evaluasi akhir untuk setiap siklus, terlebih dulu ditentukan aturan penskoran untuk setiap butir soal.

Tabel 3.7

Aturan Penskoran Setiap Item Tes

skor Deskripsi

0 Siswa tidak merespons sama sekali

1 Siswa menulis cara penyelesaian salah, jawaban salah 3 Siswa tidak menulis cara penyelesaianm jawaban benar 5 Siswa menulis cara penyelesaian salah, jawaban benar 8 Siswa menulis cara penyelesaian benar, jawaban salah 10 Siswa menulis cara penyelesaian benar, jawaban benar

Diadaptasi dari Randall (Nurlaela, 2011)

b) Menghitung nilai rata-rata kelas denganrumus (Prabawanto, dalam Nurlaela:2011):

= ∑ �

� Keterangan :


(24)

� = Jumlah siswa

c) Menghitung presentase ketuntasa n belajar klasikal dengan rumus:

=

∑ 65

� X100%

Keterangan:

TB = ketuntasan belajar

∑ 65 = Jumlah siswa yang mendapat nilai lbih besar dari atau sama dengan 65

� = banyak siswa

100 = bilangan genap

d) Pada penelitian ini siswa dikatakan tuntas belajar bila siswa telah mencapai nilai KKM yang berlaku di kelas IV, yaitu 65. Dan kriteria ketuntasan yang ditetapkan Mulyasa (2006) adalah pembelajaran dikatakan telah belajar tuntas jika sekurang-kurangnya dapat mengerjakan soal dengan benar 65% dari skor nilai. Sedangkan daya serap klasikal dikatakan baik apabila sekurang-kurangnya 85% siswa telah mencapai ketuntasan belajar. Apabla siswa tuntas belajarnya 75% maka secara klasikal dikatakan cukup.


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pendekatan konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Tentang Materi Pengukuran Sudut di kelas IV MI Ar-Rohmah kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun ajaran 2012/2013, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstrruktivisme dalam pembelajaran metematika tentang materi pengukuran sudut, dibuat sebaik mungkin oleh peneliti, yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006. Dalam setiap perencanaan juga dipersiapkan instrumen penelitian dan instrumen pembelajaran yang tepat. Perbaikan demi perbaikan selalu dilakukan sesuai dengan hasil observasi pengamat, sehingga perencanaan untuk siklus berikutnya semua kekurangan yang muncul pada siklus sebelumnya sudah diperbaiki. Pada siklus II perencanaan mengacu pada hasil refleksi bersama dengan pengamat hal ini dilakukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus II. Sehingga berdasarkan hasil pengamatan observer, perencanaan pada siklus II terlihat adanya


(26)

2. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang sebelumnya sudah dibuat. Aktifitas guru pada siklus I masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki, namun pada siklus II aktifitas terlihat baik, guru bertindak sebagai fasilitator, serta mediator yang baik bagi siswa. Sedangkan aktifitas siswa pada siklus I, masih ada beberapa siswa yang tidak mau bergabung dengan kelompoknya pada saat presentasi kelompok beberapa perwakilan kelompok masih kaku dan malu-malu untuk tampil ke depan. Namun pada siklus ke II semuanya bisa diperbaiki, serta pembelajaran berjalan dengan lancar dan kondusif, siswa terllihat antusias mengikuti pembelajaran

3. Berdasarkan hasil tes siklus yang telah dilaksanakan dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas IV MI Ar Rohmah dengan pendekatan konstruktivisme mengalami peningkatan hal ini tampak pada rata-rata skor yang meningkat pada siklus I sampai siklus II. Rata-rata skor siklus I mencapai 53.1 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 7 orang. (35%). Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan terlihat pada nilai rata-rata kelas yaitu 77,35 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 17 orang. Dan pada ketuntasan hasil belajar secara klasikal peningkatan yang signifikan yaitu dengan perolehan presentase sebesar 85% pada siklus II. Aktifitas belajar siswa dari siklus I sampai siklus II juga mengalami peningkatan dilihat dari antusiasme siswa dalam bekerja secara berkelompok mereka aktif berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing kerjasama kelompok terjalin erat serta siswa juga aktif dalam mengajukan


(27)

pendapatnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan nasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika tentang materi pengukuran sudut di kelas IV MI Ar-Rohmah Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.

B. Saran

Untuk menindaklantjuti pembelajaran matematika tentang pengukuran sudut dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Sebagai upaya untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam pembelajaran, maka guru harus dapat mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang efektif sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu guru juga harus memperhatikan karakteristik usia siswa sekolah dasar, sehingga penggunaan metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran dan media yang digunakan dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa. Karena dengan memperhatikan hal-hal tersebut, siswa dapat dengan mudah memahami pembelajaran, maka hasil belajar siswapun akan meningkat. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran matematika di kelas IV dapat meningkatkan kemampuan matematika siswa khususnya siswa dalam subjek penelitian ini. Oleh karena itu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivismedapat digunakan


(28)

2. Bagi siswa

Penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya subyek yang ada pada penelitian ini. Maka disarankan untuk para siswa agar dapat terus memanfaarkan pengetahuan tersebut agar hasil belajar siswa terus meningkat.

3. Bagi Sekolah

Dapat menjadikan penggunaan pendekatan konstruktivisme ini sebagai pendekatan pembelajaran yang inovatif dan dapat memotivasi guru-guru untuk melakukan inovasi-inovasi pembelajaran yang lain dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Sekolah juga sebaiknya memberikan banyak pelatihan-pelatihan terhadap guru, pelatihan tersebut berupa pelatihan mengenai metode, pendekatan atau model pembelajaran yang bisa diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran di kelas lebih variatif, dan tidak membuat siswa bosan dalam belajar.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mujiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Asdi Mahasatya

Hamalik O..(2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hamsa.(2009). Pendekatan Konstruktivisme. Tersedia : http://aliefhamsa.blogspot.com/2009/10/konstruksi-berarti-membangun-dalam.html [2 Februari 2013]

Hermawan, R.. Mujionodan Ayi S. (2007).Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press

Indriyastuti. (2012). Dunia Matematika Kelas IV SD. Solo: Tiga Serangkai. Kasbolah, K.(1998).Penelitian Tindakan Kelas. Malang:Depdikbud

Khafid, M. Dan Suyati.(2008) Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas III Semester 2. Jakarta: Erlangga

Lentera Kecil.(2011).Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Tersedia: http:// lenterakecil.com/pembelajaran-matematika-di-sekolah-dasar/ [2 Februari 2012]

Munawar S. (2010). Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Operasi Bilangan Bulat. Skripsi Program PGSD FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Mulyasa. (2006). KTSP Sebuah Panduan Praktis. Bandung : Remaja Rosda Karya Mustaqiem B. dan Astuti A. (2008).Ayo Belajar Matematika untuk Kelas IV SD


(30)

Nurhasanah,N. (2010). Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sudut Di Kelas III Sekolah Dasar.Skripsi Program PGSD FIP UPI Bandung : Tidak diterbitkan. Nurlaela,Y. (2011).Penggunaan Alat Peraga Kancing Berwarna Untuk

Meningkatkan Pemahaman Matematika Siswa Tentang Bilangan Bulat. Skripsi Program PGSD FIP UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Prihandoko, A.C.(2006) Pemahaman dan Penyajian Konsep Matematika Secara Benar dan Menarik. Jakarta: Depdiknas.

Purwanto, N.(2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ruseffendi,E.T.(2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Eksak lainnya.Bandung.Tarsito

Sa’adah,L. (2009). Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa Tentang Penjumlahan Pecahan.Skripsi Program PGSD FIP UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Sagala,S.(2007). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: CV.Alfabeta Santrock, J.W. (2010). Psikologi Pendidikan,terj. Tri Wibowo B.S. Jakarta:

Kencana.

Suharmanto F.(2009). Arti Pengukuran Dalam Pendidikan [online]. Tersedia:

http://bangfajars.wordpress.com/2009/09/03/arti-pengukuran-dalam-pendidikan/. [27 Desember 2012].

Suherman,E.Dkk.(2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI

Sukayati.(2008). Penelitian Tindakan Kelas di SD. Yogyakarta: P4TK Matematika

Suparno, P.(1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan.Yogyakarta: Kanisius


(31)

Surianta, I.M. (2008). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Type STAD dengan Media VCD untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika

Siswa Kelas IX B SMP Negeri I Banjarangkan Tahun

2008/2009.[Online].Tersedia:http://disdikklungkung.net/content/view/73/4 6/[3 Desember 2012].

Sutardi, D. dan Sudirjo, E..(2007).Pembaharuan dalam PBM di SD. Bandung: UPI Press.

Suwangsih, E.dan Tiurlina.(2006).Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI Press

Tim MKPBM.(2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: FPMIPA UPI

To Karno (2003). Mengenal Analisis Tes. Bandung : UPI

Windayana, H., dkk.(2007). Modul Pendidikan Matematika I. Bandung: UPI Press

Yuli Irianto,S. dan Wasis. (2008). Fisika untuk Kelas VII SMP dan MTS. Jakarta: Depdiknas


(1)

2. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang sebelumnya sudah dibuat. Aktifitas guru pada siklus I masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki, namun pada siklus II aktifitas terlihat baik, guru bertindak sebagai fasilitator, serta mediator yang baik bagi siswa. Sedangkan aktifitas siswa pada siklus I, masih ada beberapa siswa yang tidak mau bergabung dengan kelompoknya pada saat presentasi kelompok beberapa perwakilan kelompok masih kaku dan malu-malu untuk tampil ke depan. Namun pada siklus ke II semuanya bisa diperbaiki, serta pembelajaran berjalan dengan lancar dan kondusif, siswa terllihat antusias mengikuti pembelajaran

3. Berdasarkan hasil tes siklus yang telah dilaksanakan dapat diketahui bahwa

hasil belajar siswa kelas IV MI Ar Rohmah dengan pendekatan konstruktivisme mengalami peningkatan hal ini tampak pada rata-rata skor yang meningkat pada siklus I sampai siklus II. Rata-rata skor siklus I mencapai 53.1 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 7 orang. (35%). Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan terlihat pada nilai rata-rata kelas yaitu 77,35 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 17 orang. Dan pada ketuntasan hasil belajar secara klasikal peningkatan yang signifikan yaitu dengan perolehan presentase sebesar 85% pada siklus II. Aktifitas belajar siswa dari siklus I sampai siklus II juga mengalami peningkatan dilihat dari antusiasme siswa dalam bekerja secara berkelompok mereka aktif berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing kerjasama kelompok terjalin erat serta siswa juga aktif dalam mengajukan


(2)

pendapatnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan nasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika tentang materi pengukuran sudut di kelas IV MI Ar-Rohmah Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.

B. Saran

Untuk menindaklantjuti pembelajaran matematika tentang pengukuran sudut dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Sebagai upaya untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam pembelajaran, maka guru harus dapat mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang efektif sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain itu guru juga harus memperhatikan karakteristik usia siswa sekolah dasar, sehingga penggunaan metode pembelajaran, pendekatan pembelajaran dan media yang digunakan dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa. Karena dengan memperhatikan hal-hal tersebut, siswa dapat dengan mudah memahami pembelajaran, maka hasil belajar siswapun akan meningkat. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran matematika di kelas IV dapat meningkatkan kemampuan matematika siswa khususnya siswa dalam subjek penelitian ini. Oleh karena itu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivismedapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika.


(3)

2. Bagi siswa

Penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya subyek yang ada pada penelitian ini. Maka disarankan untuk para siswa agar dapat terus memanfaarkan pengetahuan tersebut agar hasil belajar siswa terus meningkat.

3. Bagi Sekolah

Dapat menjadikan penggunaan pendekatan konstruktivisme ini sebagai pendekatan pembelajaran yang inovatif dan dapat memotivasi guru-guru untuk

melakukan inovasi-inovasi pembelajaran yang lain dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Sekolah juga sebaiknya memberikan banyak pelatihan-pelatihan terhadap guru, pelatihan tersebut berupa pelatihan mengenai metode, pendekatan atau model pembelajaran yang bisa diterapkan oleh guru dalam pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran di kelas lebih variatif, dan tidak membuat siswa bosan dalam belajar.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.

Dimyati dan Mujiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Asdi Mahasatya

Hamalik O..(2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hamsa.(2009). Pendekatan Konstruktivisme. Tersedia :

http://aliefhamsa.blogspot.com/2009/10/konstruksi-berarti-membangun-dalam.html [2 Februari 2013]

Hermawan, R.. Mujionodan Ayi S. (2007).Metode Penelitian Pendidikan Sekolah

Dasar. Bandung: UPI Press

Indriyastuti. (2012). Dunia Matematika Kelas IV SD. Solo: Tiga Serangkai. Kasbolah, K.(1998).Penelitian Tindakan Kelas. Malang:Depdikbud

Khafid, M. Dan Suyati.(2008) Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas

III Semester 2. Jakarta: Erlangga

Lentera Kecil.(2011).Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Tersedia:

http:// lenterakecil.com/pembelajaran-matematika-di-sekolah-dasar/ [2

Februari 2012]

Munawar S. (2010). Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Upaya

Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Operasi Bilangan Bulat. Skripsi

Program PGSD FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Mulyasa. (2006). KTSP Sebuah Panduan Praktis. Bandung : Remaja Rosda Karya Mustaqiem B. dan Astuti A. (2008).Ayo Belajar Matematika untuk Kelas IV SD


(5)

Nurhasanah,N. (2010). Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sudut Di Kelas III Sekolah Dasar.Skripsi Program PGSD FIP UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Nurlaela,Y. (2011).Penggunaan Alat Peraga Kancing Berwarna Untuk

Meningkatkan Pemahaman Matematika Siswa Tentang Bilangan Bulat.

Skripsi Program PGSD FIP UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Prihandoko, A.C.(2006) Pemahaman dan Penyajian Konsep Matematika Secara

Benar dan Menarik. Jakarta: Depdiknas.

Purwanto, N.(2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ruseffendi,E.T.(2005). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Eksak

lainnya.Bandung.Tarsito

Sa’adah,L. (2009). Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa Tentang Penjumlahan Pecahan.Skripsi Program PGSD

FIP UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Sagala,S.(2007). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: CV.Alfabeta

Santrock, J.W. (2010). Psikologi Pendidikan,terj. Tri Wibowo B.S. Jakarta: Kencana.

Suharmanto F.(2009). Arti Pengukuran Dalam Pendidikan [online]. Tersedia:

http://bangfajars.wordpress.com/2009/09/03/arti-pengukuran-dalam-pendidikan/. [27 Desember 2012].

Suherman,E.Dkk.(2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI

Sukayati.(2008). Penelitian Tindakan Kelas di SD. Yogyakarta: P4TK Matematika

Suparno, P.(1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan.Yogyakarta: Kanisius


(6)

Surianta, I.M. (2008). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Type STAD

dengan Media VCD untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika

Siswa Kelas IX B SMP Negeri I Banjarangkan Tahun

2008/2009.[Online].Tersedia:http://disdikklungkung.net/content/view/73/4

6/[3 Desember 2012].

Sutardi, D. dan Sudirjo, E..(2007).Pembaharuan dalam PBM di SD. Bandung: UPI Press.

Suwangsih, E.dan Tiurlina.(2006).Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI Press

Tim MKPBM.(2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: FPMIPA UPI

To Karno (2003). Mengenal Analisis Tes. Bandung : UPI

Windayana, H., dkk.(2007). Modul Pendidikan Matematika I. Bandung: UPI Press

Yuli Irianto,S. dan Wasis. (2008). Fisika untuk Kelas VII SMP dan MTS. Jakarta: Depdiknas