Berdasarkan rumusan diatas, tugas utama penyidik adalah: - mencari dan mengumpulkan bukti yang dengan bukti-bukti tersebut
membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi; - menemukan tersangka.
10
Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Pencurian 1.
Pengertian Pencurian
Dalam KUHP tindak pidana pencurian diatur dalam Pasal 362 pencurian dalam bentuk pokok, Pasal 363 pencurian dengan unsur-unsur yang
memberatkan, Pasal 364 pencurian ringan, Pasal 365 pencurian dengan
kekerasan, dan Pasal 367 pencurian dalam keluarga.
Tindak pidana pencurian Pasal 362 KUHP dirumuskan sebagai mengambil barang, seluruhnya atau sebagian milik orang lain, dengan tujuan memilikinya
secara melanggar hukum.
11
2. Unsur-Unsur Pencurian
Untuk mengetahui yang diatur didalam Pasal pencurian, perlu diketahui unsur objektif dan unsur subjektif dari pencurian dalam Pasal 362 dan 363 KUHP.
a. Pencurian dalam bentuk pokok Pasal 362 1 Unsur objektif:
10
Leden Marpaung, 2009, Proses Penanganan Perkara Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 11.
11
M. Sudradjat Bassar, 1986, Tindak-Tindak Pidana Tertentu, Bandung: Remadja Karya, hal. 63.
a. Mengambil, yaitu berarti menggerakkan tangan dan jari-jari, memegang, dan mengalihkannya ke lain tempat.
b. Barang, yaitu barang yang sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh pencuri sehingga menimbulkan kerugian bagi korban.
2 Unsur subjektif: Bertujuan memiliki dengan melanggar hukum, yaitu menjadikan diri
sebagai pemilik dari barang milik orang lain secara melawan hukum.
12
PEMBAHASAN A.
Peran Korban Dalam Mengungkap Tindak Pidana Pencurian.
Korban mempunyai peranan yang fungsional dalam terjadinya suatu kejahatan. Pada kenyataannya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin timbul suatu kejahatan kalau tidak ada
korban kejahatan, yang merupakan peserta utama dari tersangka dalam hal terjadinya suatu kejahatan dan hal pemenuhan kepentingan tersangka yang berakibat penderitaan bagi
korban. Dengan demikian dapat dikatakan korban mempunyai tanggungjawab fungsional dalam terjadinya kejahatan.
13
Agar tindak pidana pencurian yang menimpa korban dapat diatasi maka korban harus segera melakukan laporan atau pengaduan tindak pidana
pencurian ke Kepolisian. Dalam hal demikian korban juga memiliki fungsi sebagai pelapor. Selain sebagai pelapor, korban tindak pidana pencurian juga dapat berperan sebagai saksi
yaitu dengan menjelaskan secara jelas dan detail tentang kronologis kejadian tindak pidana
12
Wirjono Prodjodikoro, 1986, Tindak-Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, Bandung: Eresco Bandung, hal.14-16.
13
Arif Gosita, 1985, Masalah Korban Kejahatan, Jakarta: Akademika Pressindo, hal. 43.
pencurian tersebut. Meskipun saksi bukan satu-satunya alat bukti namun keterangan saksi bisa menentukan berhasil atau tidaknya dalam proses penangkapan tersangka tindak pidana
pencurian.
14
Akan tetapi penegak hukum dalam mencari dan menemukan kejelasan tentang tindak pidana yang dilakukan oleh pelaku tindak pidana sering mengalami kesulitan karena
tidak dapat menghadirkan saksi danatau korban karena berbagai macam alasan, misalnya saksi takut, khawatir, atau bahkan tidak mampu karena tidak punya biaya, depresi, terluka,
atau terbunuh. Konsep kejahatan dan siapa yang menjadi korban kejahatan adalah pangkal tolak untuk
menjelaskan bagaimana posisi hukum korban. Ada dua konsep kejahatan, pertama, kejahatan dipahami sebagai pelanggaran terhadap negara atau kepentingan publik yang
direpresentasikan oleh instrument demokratik negara. Kedua, kejahatan dipahami sebagai pelanggaran terhadap kepentingan orang perorangan dan juga melanggar kepentingan
masyarakat, negara, dan esensinya juga melanggar kepentingan pelakunya sendiri. Konssep yang pertama dilandasi oleh pemikiran yang berbasis pada konsep keadilan retributif dan
konsep yang kedua pada konsep keadilan restoratif. Keadilan restoratif berpijak pada hubungan yang manusiawi antara korban dengan pelanggar dan fokusnya pada dampak yang
ditimbulkan oleh kejahatan pada semua pihak, bukan hanya pada korban, tetapi juga pada masyarakat dan pelanggar sendiri.
15
Peranan korban kejahatan ini antara lain berhubungan dengan apa yang dilakukan pihak korban, bilamana dilakukan sesuatu, dimana hal tersebut dilakukan. Peranan korban ini
mempunyai akibat dan pengaruh bagi diri korban serta pihaknya, pihak lain dan
14
Ari Sumarwono, Wakasat Reskrim, Wawancara Pribadi, Polresta Surakarta, tanggal 8 Mei 2013, Pukul 10.30 WIB.
15
Teguh Prasetyo, 2010, Kriminalisasi Dalam Hkum Pidana, Bandung: Nusa Media, hal. 118.
lingkungannya. Antara pihak korban dan pelaku terdapat hubungan fungsional. Bahkan dalam terjadinya kejahatan tertentu pihak korban dikatakan bertanggungjawab.
16
Tindak pidana pencurian merupakan kejahatan yang sering terjadi di masyarakat. Tentu saja masyarakat mempunyai peranan penting dalam menanggulangi masalah tindak pidana
pencurian. Setiap masyarakat yang khususnya menjadi korban tindak pidana pencurian diharapkan bisa bekerjasama dengan kepolisian agar kasus yang menimpa korban dapat
segera ditangani oleh pihak kepolisian.
B. Perlindungan Yang Diberikan Kepolisian Kepada Korban Kejahatan Untuk