36
Atika Permata Sari, 2015 Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja
Awal Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
0,60 – 0,799
Kuat 0,80
– 1,000 Sangat Kuat
Sugiyono, 2008 Tingkat signifikansi pada uji korelasi ini yaitu 0.05, yang mempunyai
pengertian bahwa tingkat kepercayaan penelitian sebesar 95. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan SPSS versi 16, kriteria data signifikan apabila hasil
0.05, sebaliknya jika hasil 0.05 maka hubungan variabel tidak signifikan.
Atika Permata Sari, 2015 Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja
Awal Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini, peneliti akan menguraikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
A. Kesimpulan
Menurut penelitian yang telah dilakukan, secara umum tingkat egosentrisme remaja awal di Kota Bandung berada dalam kategori sedang artinya
remaja awal di Kota Bandung cukup memiliki tingkat egosentrisme yang ada dalam dirinya, tidak cenderung rendah maupun tidak cenderung tinggi sehingga
dapat dikatakan tingkat egosentrisme pada remaja awal di Kota Bandung biasa saja, hal ini dapat dikarenakan egosentrisme sudah merupakan karakteristik
perilaku remaja dari tahapan perkembangan remaja itu sendiri dan secara alamiah egosentrisme terjadi pada setiap remaja.
Remaja awal di Kota Bandung memiliki personal fable yang lebih menonjol daripada imaginary audience artinya, remaja awal di Kota Bandung
cukup memiliki kepercayaan dalam dirinya yang merasa bahwa dirinya unik atau spesial, paling berkuasa dan paling kebal daripada merasa cukup memiliki
kecenderungan untuk yakin bahwa dirinya menjadi pusat perhatian orang lain dalam situasi nyata ataupun dibayangkan.
Tingkat agresivitas mengemudi kendaraan bermotor pada remaja awal di Kota Bandung dalam kategori sedang, artinya adalah agresivitas mengemudi
kendaraan bermotor pada remaja awal di Kota Bandung cukup meningkatkan tingkat resiko tabrakan.
Korelasi antara egosentrisme dengan agresivitas mengemudi kendaraan bermotor pada remaja awal di Kota Bandung adalah positif, artinya bahwa
semakin tinggi tingkat egosentrisme maka semakin tinggi pula tingkat agresivitas mengemudi kendaraan bermotor.
56
Atika Permata Sari, 2015 Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja
Awal Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Orang Tua
Melalui penelitian ini diharapkan orang tua dapat mengawasi, dan membimbing anak-anaknya yang dibawah usia 17 tahun untuk tidak
mengemudi kendaraan bermotor sebelum mendapatkan surat izin
mengemudi. 2.
Bagi Pihak Sekolah
Melalui penelitian ini diharapkan kepada pihak sekolah untuk memberikan informasi kepada murid-muridnya yang berusia dibawah 17 tahun untuk tidak
mengemudi kendaraan bermotor sebelum mendapatkan surat izin mengemudi.
3. Bagi Lembaga Pemerintahan
Melalui penelitian ini diharapkan pemerintah dapat menerapkan peraturan yang lebih tegas bagi pengemudi kendaraan di bawah usia 17 tahun untuk
tidak mengemudi sebelum mendapat surat izin mengemudi agar mencegah terjadi kecelakaan yang lebih banyak lagi.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik mengenai fenomena agresivitas
mengemudi kendaraan bermotor disarankan untuk meneliti variabel lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi tingkat agresivitas mengemudi.
b. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik pada hubungan egosentrisme
dengan agresivitas mengemudi kendaraan bermotor pada remaja awal, disarankan untuk melakukan penelitian dengan metode kualitatif yang
lebih detail lagi sehingga data dapat lebih tergali lagi. c.
Diharapkan agar menghubungkan variabel egosentrisme dan variabel agresivitas mengemudi kendaraan bermotor dengan variabel lainnya.
57
Atika Permata Sari, 2015 Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja
Awal Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani, H. 2006. Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri. Bandung: PT Refika Aditama.
Albert, A. Elkind D, dan Ginsberg S. 2007. The Personal Fable and Risk-Taking in Early Adolescence. Journal Youth Adolescence, 36 1, hlm. 71-76.
Averill, J.R. 1983. Studies on Anger and Aggression: Implications for Theories of Emotion. University of Massachussets, Amherst. American Psychologist
Association.
Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Dimjati, M. M. 2000. Psikologi Anak dan Remaja. Yogyakarta: Yayasan Aksara
Indonesia. Djaali, dan Muljono, P. 2007. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:
Grasindo. Dula, C.S. dan Geller, E.S.R. 2003. Aggressive, or Emotional Driving:
Addressing the Need for Consistent Communication in Research. Journal of Safety Research, 34, hlm. 559-566.
Galanaki, E.P. 2012. “The Imaginary Audience and the Personal Fable: A Test of Elkind’s Theory of Adolescent Egocentrism”. Scientific Research. 3, 6,
hlm. 457-466.
Greene, K., dkk. 1996. The Utility of Understanding Adolescent Egocentrism in Designing Health Promotion Message. Health Communication. 8 2, hlm.
131-152.
Gunarsa, S.D. 1882. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: Gunung Mulia.
Hurlock, E.B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Ihsan, H. 2013. Metode Skala Psikologi. Bandung: Alfabeta