HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DENGAN AGRESIVITAS MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR PADA REMAJA AWAL DI KOTA BANDUNG.

(1)

HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DENGAN AGRESIVITAS MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR PADA REMAJA AWAL

DI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Departemen Psikologi

Oleh:

Atika Permata Sari 1000789

DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

Hubungan antara Egosentrisme dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor pada Remaja Awal di Kota Bandung

Oleh

Atika Permata Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada DepartemenPsikologi

© Atika Permata Sari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

Atika Permata Sari (1000789). “Hubungan antara Egosentrisme dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor pada Remaja Awal di Kota Bandung”. Skripsi Pada Departemen Psikologi UPI. Bandung (2015).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara egosentrisme dengan agresivitas mengemudi kendaraaan bermotor pada remaja awal di Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah 150 responden berusia 12-15 tahun berdomisili di Kota Bandung dan dapat mengemudi kendaraan bermotor. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari New Imaginary Audience Scale, New Personal Fable Scale, dan Skala Agresivitas Mengemudi. Teknik korelasi yang digunakan yaitu korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara egosentrisme dengan agresivitas mengemudi kendaraan bermotor pada remaja awal di Kota Bandung. Diharapkan kepada para orang tua untuk mengawasi dan membimbing anaknya agar tidak mengemudi kendaraan bermotor sebelum mendapatkan surat izin mengemudi, kepada pihak sekolah agar memberikan informasi kepada murid-muridnya untuk tidak mengemudi kendaraan bermotor sebelum mendapatkan surat izin mengemudi, dan diharapkan bagi lembaga pemerintahan untuk menerapkan peraturan yang lebih tegas bagi para pengemudi dibawah usia yang telah ditetapkan untuk tidak mengemudi demi mencegah terjadinya kecelakaan yang lebih banyak lagi.


(6)

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACT

Atika Permata Sari (1000789). "The Correlation between Egocentrism and Aggressive driving by Motorcycle Riders of Early Adolescent in Bandung". The Thesis at The Department of Psychology, UPI. Bandung (2015).

The purpose of this study was to find out the correlation between egocentrism and aggressive driving by motorcycle riders of early adolescent in Bandung. In this study, the quantitative method was applied by using a questionnaire. 150 respondents in aged 12-15 years old who lives in Bandung and able to ride a motorcycle were involved as the sample of this study. The instruments of this study consisted of a New Imaginary Audience Scale, New Personal Fable Scale, and Aggressive Driving Scale. This study made use of spearman correlation, in which the result showed that there was a significant correlation between egocentrism and aggressive driving by motorcycle riders of early adolescent in Bandung. Therefore, it is expected of parents to supervise and guide their children to not ride a motorcycle before getting a driver's license, to the school in order to provide information to students to not ride a motorcycle before getting a driver's license, and it is expected for government agencies to implement stricter regulations for drivers under the age specified for not driving to prevent the occurrence of accidents more often.


(7)

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 6

A. Konsep Egosentrisme ... 6

1. Definisi Egosentrisme ... 6

2. Teori Egosentrisme Remaja... 6


(8)

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Konsep Agresivitas ... 9

1. Pengertian Agresivitas... 9

2. Pespektif Teoritis Agresi ... 10

3. Pengertian Agresivitas Mengemudi ... 11

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Agresivitas Mengemudi ... 13

C. Konsep Remaja ... 16

1. Definisi Remaja ... 16

2. Teori Perkembangan Remaja ... 16

D.Penelitian Terdahulu yang Relavan yang Berkaitan dengan Egosentrisme dan Agresivitas Mengemudi... 20 E. Kerangka Berpikir ... 22

F. Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Metode dan Desain Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sample Penelitian ... 25

1. Populasi ... 25

2. Sample ... 25

C. Definisi Operasional ... 26

1. Egosentrisme ... 26


(9)

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Teknik Pengambilan Data ... 28

E. Instrumen Penelitian ... 29

1. Alat Ukur Egosentrisme ... 29

2. Alat Ukur Agresivitas Mengemudi ... ... 29

3. Penyekoran dan Penafsiran ... ... 30

4. Uji Validitas ... 31

5. Pemilihan Item yang Layak ... 32

6. Uji Reliabilitas ... 32

a. Reliabilitas Instrumen Egosentrisme ... 33

b.Reliabilitas Instrumen Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor... 33 7. Kategorisasi Skala ... 33

F. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 37

A. Hasil Penelitian ... 37

1. Gambaran Umum Demografis ... 37

2. Gambaran Umum Egosentrisme Pada Remaja Awal di Kota Bandung ... 39 a. Deskripsi Dimensi Imaginary Audience ... 41

b. Deskripsi Dimensi Personal Fable ... 41 3. Gambaran Umum Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor

Pada Remaja Awal di Kota Bandung ... 42


(10)

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Hasil Uji Korelasi... 44 5. Uji Komparasi ... 45 B. Pembahasan... 47

1. Gambaran Egosentrisme Pada Remaja Awal di Kota Bandung...

47

2. Gambaran Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal di Kota Bandung ...

51

3. Gambaran Korelasi antara Egosentrisme dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal di Kota Bandung...

53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 55 A. Kesimpulan... 55 B. Saran... 56 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Reaksi Orang Apabila Marah... 11

Tabel 2.2 Kerangka Berpikir ... 23

Tabel 3.1 Penyekoran Instrumen Imaginary Audience ... 30

Tabel 3.2 Penyekoran Instrumen Personal Fable... 31

Tabel 3.3 Penyekoran Instrumen Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor. 31 Tabel 3.4 Kategorisasi Skala... 33

Tabel 3.5 Kategorisasi Skala Dimensi ... 34

Tabel 3.6 One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test... 35

Tabel 3.7 Koefisien Korelasi Guilford ... 35

Tabel 4.1 Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

Tabel 4.2 Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia ... 38

Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Egosentrisme... 39

Tabel 4.4 Gambaran Egosentrisme ... 39

Tabel 4.5 Deskripsi Statistik Dimensi-Dimensi Egosentrisme... 40

Tabel 4.6 Dimensi Imaginary Audience ... 41

Tabel 4.7 Dimensi Personal Fable... 42

Tabel 4.8 Deskripsi Statistik Agresivitas Mengemudi... 43

Tabel 4.9 Gambaran Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor... 43


(12)

Tabel 4.11U-Test Egosentrisme Berdasarkan Jenis Kelamin... 45

Tabel 4.12 U-Test Imaginary Audience Berdasarkan Jenis Kelamin... 46

Tabel 4.13 U-Test Personal Fabel Berdasarkan Jenis Kelamin... 46

Tabel 4.14 U-Test Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Jenis Kelamin...


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 38


(14)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1Frekuensi dan Persentase Egosentrisme... 40

Grafik 4.2Dimensi Imaginary Audience ... 41

Grafik 4.3Dimensi Personal Fable ... 42


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pernyataan Expert Judgment... 62

Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Sebelum Uji Coba... 65

Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Setelah Uji Coba... 72

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian... 79

Lampiran 5 Data Skor Imaginary Audience... 86

Lampiran 6 Data Skor Personal Fable... 90

Lampiran 7 Data Skor Agresivitas Mengemudi... 95

Lampiran 8 Data Statistik dan Kategorisasi Egosentrisme... 101

Lampiran 9 Data Statistik dan Kategorisasi Agresivitas Mengemudi... 107

Lampiran 10 Reliabilitas dan Validitas... 117

Lampiran 11 Analisis Item... 120

Lampiran 12 Hasil Uji Hipotesis... 124

Lampiran 13 Hasil Uji Mann Whitney (U-Test)... 126

Lampiran 14 Hasil Wawancara... 128


(16)

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan dalam berkendaraan adalah hal yang perlu diperhatikan, namun terkadang seringkali pengemudi melalaikan keselamatan pada dirinya sehingga tak sedikit dari pengemudi yang melanggar peraturan lalu lintas. Akibatnya banyak pengemudi yang mengalami kecelakaan lalu lintas.

Kecelakaan lalu lintas merupakan sesuatu yang tidak diinginkan oleh setiap individu, apalagi kecelakaan lalu lintas tersebut menyebabkan kerugian yang cukup berat misalnya cacat hingga kematian. Menurut Kepolisian Republik Indonesia (dalam Badan Pusat Statistik, 2013) tercatat bahwa jumlah korban kecelakaan berjumlah 100.106 orang, korban meninggal 26.416 orang, luka berat 28.438 orang, luka ringan 110.448 orang, serta kerugian materi 255.864. Begitu juga menurut badan pusat statistik Jawa Barat (2012) tercatat bahwa jumlah kecelakaan lalu lintas pada Polrestabes Bandung yaitu kendaraan sepeda motor 1.113, mobil penumpang 472, mobil beban 58, bus 21, kendaraan khusus spesial 7 jumlah total 1.068. Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah kecelakaan dengan menggunakan sepeda motor merupakan kecelakaan terbanyak dibandingkan dengan kendaraan lainnya.

Peristiwa kecelakaan lalu lintas yang dialami oleh anak dibawah usia 17 tahun tidaklah sedikit. Badan Pusat Satistik Jawa Barat tahun 2012 mencatat bahwa korban kecelakaan lalu lintas yang berprofesi sebagai pelajar berjumlah 98 orang yang tercatat di Polrestabes Bandung. Padahal seperti yang diketahui dalam UU No. 22 Tahun 2009 bahwa surat izin mengemudi diberikan kepada individu yang telah memasuki usia 17 tahun.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan (2012) dengan judul “Penggunaan Sepeda Motor di Kalangan Pelajar SMA Negeri di Kota Bandung”, lebih dari 50% pelajar SMA tidak mematuhi peraturan lalu lintas pada saat mengemudi kendaraan bermotor, terutama pengemudi tanpa memiliki surat izin mengemudi (Ramadhan, 2012).


(17)

2

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Remaja yang berada dibawah usia 17 tahun banyak yang mengemudi kendaraan di jalan raya, salah satunya yaitu anak dari musisi Ahmad Dhani bernama AQJ yang berusia 13 tahun. AQJ mengendarai mobil Sedan Lanser dan mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. AQJ mengalami kecelakaan lalu lintas dan menabrak mobil lainnya, sehingga akibat dari kecelakaan tersebut menyebabkan setidaknya tujuh orang meninggal dunia dan beberapa orang lainnya mengalami luka serius termasuk AQJ sendiri. Kecelakaan AQJ ini menambah daftar kecelakaan anak dibawah usia 16 tahun. Pada angka kecelakaan 2012, tercatat bahwa setidaknya ada 104 kasus kecelakaan lalu lintas dengan pelaku utama anak-anak dibawah usia 16 tahun (Taufik, 2013). Kecelakaan pada anak-anak dibawah usia 16 tahun atau remaja ini dapat dikarenakan oleh ketidakseimbangan emosi atau ketidakmatangan emosi.

Menurut Muhaz (2013), menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kematangan emosi dengan agresivitas mengemudi, artinya adalah semakin tinggi kematangan emosi maka semakin rendah agresivitas mengemudi yang dilakukan, sebaliknya semakin rendah kematangan emosi maka semakin tinggi tingkat agresivitas mengemudi. Pada masa remaja juga cenderung mengalami ketidakstabilan dalam emosi (Sobur, 2009). Menurut Hurlock, masa remaja merupakan masa yang penuh tekanan, pada masa ini pula, terjadinya ketegangan emosi yang meninggi, hal ini dikarenakan oleh adanya perubahan fisik dan kelenjar (Hurlock, 1980). Ketegangan tersebut terjadi dikarenakan oleh pertentangan dalam diri remaja, kecenderungan untuk mencoba hal yang baru, mencoba untuk mencari pengalaman yang baru, dan mencoba melakukan sesuatu yang tabu (Joewana, 2005).

Pada masa remaja, remaja cenderung berpikir egosentrisme yaitu cenderung berpusat pada diri sendiri, hanya melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya sendiri, mau menang sendiri, hanya memikirkan diri sendiri, dan tidak mau melihat dari perspektif orang lain (Ismail, 1999).

Pemusatan pada diri remaja ini membuat remaja melakukan hal-hal yang sembrono, hal ini terjadi dikarenakan cenderung sering menunjukkan bahwa dirinya kuat dan tidak terkalahkan sehingga menghasilkan rasa kekebalan dan


(18)

3

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

khusus yang sering disebut dengan personal fable dalam egosentrisme (Albert, Elkind, & Ginsberg, 2007).

Menurut Elkind (dalam Albert, Elkind, & Ginsberg, 2007), personal fable yang dapat membuat remaja merasa kebal dan khusus, umumnya akan terkait dengan perilaku risk taking (perilaku mengambil resiko). Greene dll (1996), dalam penelitiannya yang berjudul “The Utility of Understanding Adolescent Egocentrism in Designing Health Promotion Message”, menyebutkan bahwa egosentrisme baik Imaginary Audience dan Personal Fable dapat digunakan dalam memprediksi niat remaja dalam berperilaku mengambil resiko (Greene dkk, 1996).

Perilaku pengambilan resiko yang ada dalam diri seseorang akan berpengaruh terhadap sikap mengemudi seseorang (Pardiningsih, 2008). Pada penelitian yang dilakukan Pardiningsih (2008), menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara agresivitas mengemudi dengan perilaku risk taking (perilaku mengambil resiko).

Penelitian yang dilakukan oleh Amy Albert, David Elkind, dan Stephen Ginsberg (2007) yang berjudul “The Personal Fable and Risk Taking in Early Adolescence” menyatakan bahwa tingkat egosentrisme akan lebih tinggi dialami pada remaja awal dibandingkan masa kanak-kanak dan masa remaja tengah.

Berdasarkan dari fenomena dan penjelasan diatas, peneliti termotivasi untuk menemukan apakah terdapat Hubungan antara Egosentrisme dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor pada Remaja Awal di Kota Bandung.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan yaitu “Adakah hubungan yang signifikan antara egosentrisme dengan agresivitas mengemudi kendaraan bermotor pada remaja awal di kota Bandung?”


(19)

4

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada penelitian ini berdasarkan rumusan masalah diatas adalah “Hubungan antara egosentrisme dengan agresivitas mengemudi kendaraan bermotor pada remaja awal di kota Bandung.”

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu psikologi khususnya psikologi perkembangan dan psikologi sosial, mengenai egosentrisme dengan agresivitas mengemudi kendaraan bermotor pada remaja awal di Kota Bandung.

2) Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti berupa penjelasan mengenai fenomena-fenomena yang terdapat pada masyarakat terutama fenomena agresivitas mengemudi kendaraan bermotor pada remaja awal.

E Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika yang akan dilakukan oleh peneleti pada penelitian ini yaitu : Judul

Halaman Pengesahan

Pernyataan tentang keaslian karya ilmiah dan bebas plagiarisme Kata Pengantar

Abstrak Daftar Isi Daftar Tabel


(20)

5

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Daftar Gambar Daftar Lampiran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat penelitian

E. Struktur Organisasi Skripsi BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka B. Kerangka Pemikiran C. Hipotesis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian B. Populasi dan Subjek Penelitian C. Definisi Operasional

D.Teknik Pengambilan Data E. Instrumen Penelitian F. Tekhnik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pemaparan Hasil

B. Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Daftar Pustaka


(21)

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan analisis korelasi. “Korelasi merupakan istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih” (Usman dan Akbar, 2003, hlm. 197). Pada penelitian ini peneliti mengkorelasikan antara variabel egosentrisme (x) dengan variabel agresivitas mengemudi (y), sama seperti pada tujuan dari penelitan ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara egosentrisme dengan agresivitas mengemudi kendaraan bermotor pada remaja awal di Kota Bandung.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja awal yang berada pada usia 12-15 tahun yang bisa mengemudi kendaraan bermotor dan berdomisili di Kota Bandung. Pemilihan usia pada penelitian ini karena menurut Elkind (Albert, Elkind, & Ginsberg, 2007), egosentrisme lebih tinggi dialami pada remaja awal dibandingkan masa kanak-kanak dan masa remaja tengah.

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling dengan jenis sampling incidental yaitu “teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik sampel atau cocok sebagai sumber data, dapat digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2008, hlm. 67). Adapun karakteristik sampel dalam penelitian ini yaitu:

1) Remaja yang berusia 12-15 tahun. 2) Bisa menggunakan kendaraan bermotor.


(22)

26

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3) Berdomisili di kota Bandung.

C. Definisi Operasional 1. Egosentrisme

Egosentrisme yang dimaksud dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai suatu ukuran untuk mengetahui seberapa tinggi kesadaran dalam diri remaja awal (berusia antara 12-15 tahun) di Kota Bandung yang berkeyakinan bahwa orang lain memiliki perhatian pada mereka, memiliki perasaan bahwa dirinya unik (berbeda dari orang lain) dan melihat sesuatu sesuai dengan sudut pandang mereka sendiri yang dilihat dari derajat skor yang diperoleh subjek terhadap item-item yang disusun berdasarkan teori Lapsley (1993), mengenai komponen egosentrisme yaitu imaginary audience dan personal fable.

a. Imaginary audience

Imaginary audience dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai suatu ukuran untuk mengetahui seberapa tinggi kecenderungan dalam diri remaja awal (berusia antara 12-15 tahun) di Kota Bandung yang mempunyai pandangan bahwa dirinya sebagai obyek perhatian orang lain, cenderung memperkirakan reaksi orang lain kepada dirinya dalam situasi nyata atau situasi yang dibayangkan.

b. Personal fable

Personal fable dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai suatu ukuran untuk mengetahui seberapa tinggi pandangan remaja awal (berusia 12-15 tahun) di Kota Bandung yang merasa bahwa dirinya berbeda dari orang lain (unik), merasa bahwa dirinya paling berkuasa, paling kebal, dan mengabaikan hal-hal yang berbahaya.

1) Paling berkuasa (Omnipotence) merupakan suatu ukuran untuk mengetahui perasaan remaja awal (berusia 12-15 tahun) di Kota Bandung yang merasa


(23)

27

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bahwa dirinya memiliki kekuasaan terhadap dirinya sendiri, orang lain, maupun situasi tertentu.

2) Paling kebal (Invulnerability) adalah suatu ukuran untuk mengetahui perasaan remaja awal (berusia 12-15 tahun) di Kota Bandung yang merasa bahwa mereka memiliki daya tahan yang lebih untuk dapat menghadapi suatu situasi, atau hal-hal yang dapat merusak atau membahayakan.

3) Unik atau special (Personal Uniqueness) adalah suatu ukuran untuk mengetahui perasaan remaja awal (berusia 12-15 tahun) di Kota Bandung yang merasa bahwa mereka berbeda dari orang lain, mereka merasa khusus, unik dan merasa istimewa.

2. Agresivitas Mengemudi

Agresivitas mengemudi yang dimaksud dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai suatu ukuran untuk mengetahui seberapa tinggi perilaku mengemudi kendaraan (bermotor) pada remaja awal (berusia 12-15 tahun) di Kota Bandung yang dengan sengaja meningkatkan resiko tabrakan atau hal-hal yang berbahaya lainnya pada saat mengemudi yang dilihat dari derajat skor yang diperoleh subjek terhadap item-item yang disusun berdasarkan teori Tasca (2000) yang diadaptasi oleh Utami (2010), mengenai komponen agresivitas mengemudi berupa:

a. Mengikuti mobil lain terlalu dekat, yaitu ketika remaja awal mengemudi kendaraan bermotor, mereka mengikuti pengemudi lainnya dengan mengemudi pada jarak yang terlalu dekat dibelakang mobil atau kendaraan lainnya.

b. Keluar masuk jalur, yaitu remaja awal mengemudi kendaraan bermotor dengan mengubah-ubah jalur secara cepat.

c. Melewati kendaraan lain secara tidak patut, yaitu perilaku remaja awal untuk memotong kendaraan lain pada saat mengemudi kendaraan bermotor secara tidak benar.


(24)

28

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

d. Memotong sangat dekat di depan kendaraan saat menyusul, yaitu perilaku memotong pada remaja awal saat mengemudi dengan jarak yang dekat pada kendaraan yang ingin disusul.

e. Melewati kendaraan lain di bahu jalan, yaitu perilaku remaja awal yang mengemudi kendaraan motor yang menyalip kendaraan lain di bahu jalan. f. Berpindah-pindah jalur tanpa memberikan tanda, yaitu perilaku

mengemudi kendaraanbermotor pada remaja awal yang melakukan perpindahan jalur tanpa menyalakan lampu pemberi tanda.

g. Menghalangi pengemudi lain untuk menyalip, yaitu perilaku remaja awal yang menghalang-halangi pengemudi lain untuk menyalip kendaraan bermotornya.

h. Tidak mau memberikan kesempatan pengemudi lain untuk masuk kedalam jalur, yaitu perilaku remaja awal yang tidak memberikan pengemudi lain kesempatan untuk memasuki jalur dalam berkendaraan.

i. Mengemudi dengan kecepatan tinggi yang kemudian menimbulkan tingkah laku membuntuti dan bepindah jalur, yaitu perilaku mengemudi kendaraan bermotor pada remaja awal yang mengemudi dengan kecepatan tinggi.

j. Melewati (melanggar) lampu merah, yaitu perilaku mengemudi kendaraan bermotor pada remaja awal yang menerobos lampu merah yang sedang menyala.

k. Melewati tanda yang mengharuskan berhenti sehingga dapat membahayakan pengguna jalan lainnya, yaitu perilaku mengemudi kendaraan bermotor yang menerobos tanda berhenti yang dilakukan oleh remaja awal.

D. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini dengan menggunakan kuesioner penelitian. Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu menemui siapa saja yang bertemu dengan peneliti di beberapa sekolah, bimbingan belajar, dan taman pendidikan Al-Quran. Apabila orang yang


(25)

29

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ditemui peneliti sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dan dapat dijadikan sumber data, maka peneliti menjelaskan maksud penelitian, dan bertanya kesediaan orang tersebut untuk membantu mengisi kuesioner pada penelitian ini. Apabila orang yang ditemui tersebut bersedia untuk membantu mengisi kuesioner penelitian, peneliti langsung memberikan penjelasan kepada orang tersebut tentang cara-cara dalam pengisian kuesioner penelitian tersebut.

E. Instrumen Penelitian 1. Alat Ukur Egosentrisme

Pada penelitian ini, dalam mengukur egosentrisme peneliti menggunakan alat ukur New Imaginary Audience Scale dan New Personal Fable Scale dari Lapslay (1993) yang diadaptasi oleh peneliti. Skala ini terdiri dari dimensi imaginary audience dan personal fable. Dimensi imaginary audience memiliki 42 (empat puluh dua) item pernyataan, dan dimensi personal fable memiliki 46 (empat puluh enam) item pernyataan. Total keseluruhan item pada variabel ini adalah 88 item pernyataan.

2. Alat Ukur Agresivitas Mengemudi

Alat ukur agresivitas mengemudi pada penelitian ini dimodifikasi dari Utami (2010) yang diturunkan dari Tasca. Skala ini terdiri dari 11 dimensi, yaitu:

1. Mengikuti mobil lain terlalu dekat 2. Keluar masuk jalur

3. Melewati kendaraan lain secara tidak patut

4. Memotong sangat dekat di depan kendaraan saat menyusul 5. Melewati kendaraan lain di bahu jalan

6. Berpindah-pindah jalur tanpa memberikan tanda 7. Menghalangi pengemudi lain untuk menyalip

8. Tidak mau memberikan kesempatan pengemudi lain untuk masuk kedalam jalur


(26)

30

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9. Mengemudi dengan kecepatan tinggi yang kemudian menimbulkan tingkah laku membuntuti dan bepindah jalur.

10.Melewati (melanggar) lampu merah.

11.Melewati tanda yang mengharuskan berhenti sehingga dapat membahayakan pengguna jalan lainnya.

Dari 11 dimensi pada agresivitas mengemudi tersebut, diturunkan menjadi 25 item pertanyaan yang kemudian dijadikan alat ukur pada variabel agresivitas mengemudi pada penelitian ini.

3. Penyekoran dan Penafsiran

Instrumen egosentrisme dan agresivitas mengemudi kendaraan bermotor ini menggunakan Skala Likert, yaitu “skala untuk menilai sikap atau tingkah laku yang diberikan oleh responden pada pernyataan yang diajukan peneliti di instrumen dalam skala ukur yang telah disediakan” (Sukardi, 2004, hlm 146). Pada penelitian ini, responden diminta untuk memilih pilihan yang sesuai terhadap dirinya dari pernyataan dalam empat kategori tersebut. Penyekoran dari jawaban yang diberikan oleh responden diberi bobot dalam rentang 1 sampai 4, berikut sistem penilaian pada instrumen.

Tabel 3.1

Penyekoran Instrumen Imaginary Audience

Item Nilai Item

Tidak Pernah Jarang Kadang-Kadang Sering

Favorable 1 2 3 4

Penyekoran instrumen imaginary audience diatas menjelaskan bahwa nilai item “tidak pernah” mempunyai skor 1, nilai item “jarang” mempunyai skor 2,


(27)

31

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.2

Penyekoran Instrumen Personal Fable

Item Nilai Item

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju

Favorable 1 2 3 4

Unfavorable 4 3 2 1

Pada penyekoran instrumen personal fable diatas dapat dijelaskan bahwa, pada pernyataan yang favorable nilai item “sangat tidak setuju” mempunyai skor 1, nilai item “tidak setuju” mempunyai skor 2, nilai item “setuju” mempunyai skor

3, dan nilai item “sangat setuju” mempunyai sekor 4. Sebaliknya, apabila pada

pernyataan unfavorable, nilai sangat tidak setuju” mempunyai skor 4, nilai item “tidak setuju” mempunyai skor 3, nilai item “setuju” mempunyai skor 2, dan nilai item “sangat setuju” mempunyai sekor 4.

Tabel 3.3

Penyekoran Instrumen Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor

Item Nilai Item

Tidak Pernah Kadang-Kadang Sering Selalu

Favorable 1 2 3 4

Penyekoran instrumen agresivitas mengemudi kendaraan bermotor diatas menjelaskan bahwa nilai item “tidak pernah” mempunyai skor 1, nilai item

“kadang-kadang” mempunyai skor 2, “sering” mempunyai skor 3, dan “selalu”

mempunyai skor 4.

4. Uji Validitas

Uji validitas adalah “derajat yang menunjukkan suatu tes yang mengukur

apa yang hendak diukur” (Sukardi, 2004, hlm. 123-124). Untuk melihat ketepatan


(28)

32

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menunjukkan suatu tes mengukur sebuah konstruk sementara. Proses melakukan validitas konstruk dapat dilakukan dengan melakukan uji KMO melalui program

SPSS versi 16. “Uji KMO adalah nilai indeks yang digunakan untuk menguji

ketepatan analisis faktor” (Djaali & Muljono, 2007, hlm. 81).

5. Pemilihan Item yang Layak

Pemilihan item yang layak pada penelitian ini dilakukan melalui uji coba instrumen. Setelah mendapatkan hasil uji coba, peneliti melakukan pemilihan item melalui corrected item-total correlation yang merupakan “korelasi antara sekor

item dengan sekor total dari sisa item lainnya” (Ihsan, 2013, hlm.55).

“Item yang dipilih menjadi item final adalah item yang memiliki korelasi

item-total sama dengan atau lebih besar dari 0.30 atau dapat diturunkan menjadi 0.20” (Ihsan,2013, hlm.55). Uji coba instrumen dilakukan kepada kedua instrumen baik egosentrisme maupun agresivitas mengemudi kendaraan bermotor. Pada instrumen egosentrisme dalam penelitian ini tidak dilakukan pembuangan item, karena apabila melihat corrected item-total correlation, item yang terbuang pada alat ukur egosentrisme ini terlalu banyak sehingga ditakutkan item-item yang tersedia tidak mewakili variabel egosentrisme ini. Oleh karena itu, item yang kurang layak dalam intrumen egosentrisme ini dilakukan perbaikan.

Berdasarkan perhitungan uji coba yang dilakukan pada instrumen agresivitas mengemudi kendaraan bermotor, item yang sebelumnya berjumlah 27 item, tersisa menjadi 25 item. Item yang dibuang adalah item yang memiliki korelasi item total dibawah 0.20 sehingga 2 item yang dinyatakan tidak layak, dan tidak dipakai dalam penelitian ini.

6. Uji Reliabilitas

“Uji reliabilitas adalah menguji bagaimana konsistensi alat ukur yang


(29)

33

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menggunakan rumus cronbach alpha melalui program SPSS versi 16. Cronbach alpha ini digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen skala likert (Usman dan Akbar, 2008).

a. Reliabilitas Instrumen Egosentrisme

Hasil uji reliabilitas instrumen egosentrisme pada penelitian ini dengan menggunakan SPSS versi 16, menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0.896, koefisien tersebut menunjukkan bahwa instrumen ini bersifat sangat reliabel.

b. Reliabilitas Instrumen Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor

Setelah melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS versi 16, maka didapatkan reliabilitas instrumen agresivitas mengemudi kendaraan bermotor sebesar 0.918, sedangkan koefisien relibilitas ketika uji coba ialah 0.882, koefisien tersebut menunjukkan bahwa instrumen ini bersifat sangat reliabel.

7. Kategorisasi Skala

Kategorisasi skala pada variabel penelitian ini yaitu dengan dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Kategorisasi tersebut didapatkan berdasarkan uji mean dan standar deviasi yang kemudian dimasukkan ke dalam perhitungan skor Z dan skor T. Skor T dari data statistik tersebut dikonversikan ke dalam kategorisasi skala dengan menggunakan Rumus Tiga Level (Ihsan, 2013, hal. 62-63). Berikut rincian kategorisasi skala egosentrisme dan skala agresivitas mengemudi kendaraan bermotor.

Tabel 3.4

Kategorisasi Skala Variabel

Rumus Kategori

T > 60 Tinggi


(30)

34

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

T < 40 Rendah

Peneliti juga melakukan kategorisasi skala pada dimensi-dimensi dalam tiap variabel yaitu dengan mengelompokkan menjadi 2 kategori, rendah dan tinggi. Mengelompokkan menjadi 2 kategori ini dilakukan karena pada beberapa dimensi mengalami ketidakseimbangan ketika menggunakan Rumus Tiga Level, sehingga dalam mengkategorisasikan dimensi-dimensi tiap variabel ini peneliti menggunakan Rumus Dua Level. Kategorisasi tersebut didapatkan berdasarkan uji mean dan standar deviasi yang kemudian dimasukkan kedalam perhitungan skor Z dan skor T. Skor T dari data statistik tersebut dikonversikan ke dalam kategorisasi skala dengan menggunakan Rumus Dua Level (Ihsan, 2013. Hal. 62-63). Berikut rincian kategorisasi dimensi-dimensi pada skala egosentrisme dan skala agresivitas mengemudi kendaraan bermotor.

Tabel 3.5

Kategorisasi Skala Dimensi

Rumus Kategori

T ≥ 50 Tinggi

T < 50 Rendah

F. Teknik Analisis Data

Sebelum melakukan uji korelasi maka peneliti terlebih dahulu melakukan uji normalitas sehingga dapat mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan peneliti yaitu dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dari SPSS versi 16. Berikut tabel hasil uji normalitas.


(31)

35

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.6

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

EGOSENTRISME

AGRESIVITAS. MENGEMUDI

N 150 150

Normal Parametersa

Mean 230.9667 37.1267

Std. Deviation 24.80485 10.08308

Most Extreme Differences

Absolute .066 .131

Positive .035 .131

Negative -.066 -.115

Kolmogorov-Smirnov Z .805 1.606

Asymp. Sig. (2-tailed) .536 .011

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan pada tabel 3.6, dapat diketahui bahwa data egosentrisme berdistribusi normal pada tingkat signifikan 0.536 (>0.05) dan data agresivitas mengemudi tidak berdistribusi normal pada tingkat signifikan 0.011 (<0.05). Maka data tersebut merupakan data yang tidak berdistribusi normal, karena data telah diketahui tidak berdistribusi normal maka peneliti tidak melakukan uji linearitas.

Teknik analisis data yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah menggunakan korelasi spearman rank. Menurut Sugiyono, “teknik korelasi spearman rank digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk data ordinal, dan data dari kedua variabel tidak harus membentuk distribusi normal” (Sugiyono, 2008, hlm. 244), dan data pada penelitian ini tidak berdistribusi normal.

Tabel 3.7

Koefisien Korelasi Guilford Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah


(32)

36

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat (Sugiyono, 2008)

Tingkat signifikansi pada uji korelasi ini yaitu 0.05, yang mempunyai pengertian bahwa tingkat kepercayaan penelitian sebesar 95%. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan SPSS versi 16, kriteria data signifikan apabila hasil <0.05, sebaliknya jika hasil > 0.05 maka hubungan variabel tidak signifikan.


(33)

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti akan menguraikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

A. Kesimpulan

Menurut penelitian yang telah dilakukan, secara umum tingkat egosentrisme remaja awal di Kota Bandung berada dalam kategori sedang artinya remaja awal di Kota Bandung cukup memiliki tingkat egosentrisme yang ada dalam dirinya, tidak cenderung rendah maupun tidak cenderung tinggi sehingga dapat dikatakan tingkat egosentrisme pada remaja awal di Kota Bandung biasa saja, hal ini dapat dikarenakan egosentrisme sudah merupakan karakteristik perilaku remaja dari tahapan perkembangan remaja itu sendiri dan secara alamiah egosentrisme terjadi pada setiap remaja.

Remaja awal di Kota Bandung memiliki personal fable yang lebih menonjol daripada imaginary audience artinya, remaja awal di Kota Bandung cukup memiliki kepercayaan dalam dirinya yang merasa bahwa dirinya unik atau spesial, paling berkuasa dan paling kebal daripada merasa cukup memiliki kecenderungan untuk yakin bahwa dirinya menjadi pusat perhatian orang lain dalam situasi nyata ataupun dibayangkan.

Tingkat agresivitas mengemudi kendaraan bermotor pada remaja awal di Kota Bandung dalam kategori sedang, artinya adalah agresivitas mengemudi kendaraan bermotor pada remaja awal di Kota Bandung cukup meningkatkan tingkat resiko tabrakan.

Korelasi antara egosentrisme dengan agresivitas mengemudi kendaraan bermotor pada remaja awal di Kota Bandung adalah positif, artinya bahwa semakin tinggi tingkat egosentrisme maka semakin tinggi pula tingkat agresivitas mengemudi kendaraan bermotor.


(34)

56

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B. Saran

Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Orang Tua

Melalui penelitian ini diharapkan orang tua dapat mengawasi, dan membimbing anak-anaknya yang dibawah usia 17 tahun untuk tidak mengemudi kendaraan bermotor sebelum mendapatkan surat izin mengemudi.

2. Bagi Pihak Sekolah

Melalui penelitian ini diharapkan kepada pihak sekolah untuk memberikan informasi kepada murid-muridnya yang berusia dibawah 17 tahun untuk tidak mengemudi kendaraan bermotor sebelum mendapatkan surat izin mengemudi.

3. Bagi Lembaga Pemerintahan

Melalui penelitian ini diharapkan pemerintah dapat menerapkan peraturan yang lebih tegas bagi pengemudi kendaraan di bawah usia 17 tahun untuk tidak mengemudi sebelum mendapat surat izin mengemudi agar mencegah terjadi kecelakaan yang lebih banyak lagi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik mengenai fenomena agresivitas mengemudi kendaraan bermotor disarankan untuk meneliti variabel lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi tingkat agresivitas mengemudi. b. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik pada hubungan egosentrisme

dengan agresivitas mengemudi kendaraan bermotor pada remaja awal, disarankan untuk melakukan penelitian dengan metode kualitatif yang lebih detail lagi sehingga data dapat lebih tergali lagi.

c. Diharapkan agar menghubungkan variabel egosentrisme dan variabel agresivitas mengemudi kendaraan bermotor dengan variabel lainnya.


(35)

57

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri. Bandung: PT Refika Aditama.

Albert, A. Elkind D, dan Ginsberg S. (2007). The Personal Fable and Risk-Taking in Early Adolescence. Journal Youth Adolescence, 36 (1), hlm. 71-76.

Averill, J.R. (1983). Studies on Anger and Aggression: Implications for Theories of Emotion. University of Massachussets, Amherst. American Psychologist Association.

Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dimjati, M. M. (2000). Psikologi Anak dan Remaja. Yogyakarta: Yayasan Aksara Indonesia.

Djaali, dan Muljono, P. (2007). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Dula, C.S. dan Geller, E.S.R. (2003). Aggressive, or Emotional Driving: Addressing the Need for Consistent Communication in Research. Journal of Safety Research, 34, hlm. 559-566.

Galanaki, E.P. (2012). “The Imaginary Audience and the Personal Fable: A Test of Elkind’s Theory of Adolescent Egocentrism”. Scientific Research. 3, (6), hlm. 457-466.

Greene, K., dkk. (1996). The Utility of Understanding Adolescent Egocentrism in Designing Health Promotion Message. Health Communication. 8 (2), hlm. 131-152.

Gunarsa, S.D. (1882). Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: Gunung Mulia.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.


(36)

58

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ismail, A. (1999). Selamat Berbhakti. Jakarta: Gunung Mulia.

Joewana, S. (2005). Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Pengguna Zat Psikoaktif: Penyalahgunaan Napza/Narkoba, E.2. Jakarta: Gramedia.

Jowkar, B dan Noorafshan, L. (2011). Gender Different Between Imaginary Audience and Personal Fable with Resilience among Male and Female. Social and Behacioral Sciences. 29, hlm 422-425.

Koeswara, E. (1988). Agresi Manusia. Jakarta: PT Eresco.

Krahe, B. (2005). Perilaku Agresif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lapsley, DK. (2003). Toward an integrated theory of adolescent ego development: the" new look" at adolescent egocentrism.American Journal of Orthopsychiatry. 63 (4), hlm. 562-571.

Liu, X. (2011). Relationship among The Personal Fable, Drug Use and Parental Monitoring in Adolescent and Young Adults. Skripsi Sarjana Psikologi pada Departement of Technology, Learning and Culture West Virginia University. Morgantown: diterbitkan.

Madon, Z., dan Ahmad, M.S. (2004). Remaja Modern. Malaysia: PTS Professional Publishing.

Marita, G.A.D., Yuliadi, S., & Karyanta, N.A. (2014). Hubungan antara Body Image dan Imaginary Audience dengan Kepercayaan Diri pada Siswi Kelas X SMA Negeri 2 Nganjuk. Jurnal Ilmiah Psikologi CandraJiwa. 3 (3), hlm. 145-155.

Muhaz, M. (2013). Kematangan Emosi dengan Aggresive Driving pada Mahasiswa. Jurnal Online Psikologi.01. (02). 343-355.

Najmuddin, H. (2003). Memahami dan Membimbing Remaja Nakal. Kuala Lumpur: PTS Profesional.

Nurihsan, A.J. dan Agustin, M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja (Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan). Bandung: PT Refika Aditama.


(37)

59

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pardiningsih, N. (2008). Hubungan Antara Risk Taking Behavior dengan Aggressive Driving. Skripsis Sarjana pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta: diterbitkan.

Philippe, F.L. Et al. (2009). Passion for Driving and Agressive Driving Behavior: A Look at Their Relationship. Journal Compilation. 39. (12). 3020-3043.

Pratama, TR. (2011). Hubungan antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua dengan Egosentrisme Remaja dalam Menggunakan Facebook Pada Siswa SMP Laboratatorium Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan UPI Bandung: diterbitkan.

Rahman, F. (2010). Hubungan Egosentrisme dengan Kompetensi Sosial Remaja Siswa SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang. Skripsi Sarjana Psikologi pada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatulah Jakarta: diterbitkan.

Rahman, N.A. (1983). Dangerous Driving Behavior Ditinjau dari Big Five Factor Personality. Jurnal Online Psikologi. 02. (02), hlm. 373-390.

Ramadhan, R.A. (2012). Laporan Penelitian Penggunaan Sepeda Motor di Kalangan Pelajar SMA Negeri di Kota Bandung. Bandung: Karya Ilmiah Fakultas Tekhnik.

Santrock, J.W. (2012). Life-span Development. Perkembangan masa-hidu (edisi ketigabelas). Jakarta: Erlangga.

Santrock, J.W. (2003). Adolescence. Perkembangan Remaja (edisi keenam). Jakarta: Erlangga.

Santrock, J.W. (2002). Life-span Development (Perkembangan Masa Hidup) (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S.W. dan Meinarno, E.A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Sears, D.O., Freedman, J.L. dan Peplau, L.A. (1985). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.


(38)

60

Atika Permata Sari, 2015

Hubungan Antara Egosentrisme Dengan Agresivitas Mengemudi Kendaraan Bermotor Pada Remaja Awal Di Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Schreer, G.E. (2008). Narcissism and Agrression: Is Inflated Self-Esteem Related to Aggressive Driving?. North American Journal of Pshychology. 4, (3), hlm. 333-342.

Sobur, A. (2009). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Sinar Grafika Offset.

Tasca, L. 2000. A review of the Literature on Aggressive Driving Research. Canada: Ontario Advisory Group on Safe Driving Secretariat.

Taufik, M. (2012). Kecelakaan lalu lintas melibatkan anak-anak melonjak 160 persen. [Online]. Tersedia: http://www.merdeka.com/peristiwa/kecelakaan-lalu-lintas-melibatkan-anak-anak-melonjak-160-persen.html. [Diakses 9 September 2013]

Usman, H., dan Akbar, P. (2003). Pengantar Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Utami, N. (2010). Hubungan Persepsi Risiko Kecelakaan dengan Aggressive Driving Pengemudi Motor Remaja. Skripsi Sarjana Psikologi pada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta: tidak diterbitkan.

Willis, S.S. (2010). Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabet.

Yulie, Y., dan Hatmoko, J.T. (2005). Perilaku Agresif Menyebabkan Resiko Kecelakaan Saat Mengemudi. Jurnal Tekhnik Sipil, 6 (1), hlm. 60-73.

Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Zeid, M.A., Kaysi, I., dan Al-Naghi, H. (2011). Measuring Aggressive Driving Behavior Using A Driving Simulator: An Exploratory Study. Submitted to the 3rd International Conference on Road Safety and Simulation, American University of Beirut, Indianapolis, USA.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti akan menguraikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

A. Kesimpulan

Menurut penelitian yang telah dilakukan, secara umum tingkat egosentrisme remaja awal di Kota Bandung berada dalam kategori sedang artinya remaja awal di Kota Bandung cukup memiliki tingkat egosentrisme yang ada dalam dirinya, tidak cenderung rendah maupun tidak cenderung tinggi sehingga dapat dikatakan tingkat egosentrisme pada remaja awal di Kota Bandung biasa saja, hal ini dapat dikarenakan egosentrisme sudah merupakan karakteristik perilaku remaja dari tahapan perkembangan remaja itu sendiri dan secara alamiah egosentrisme terjadi pada setiap remaja.

Remaja awal di Kota Bandung memiliki personal fable yang lebih menonjol daripada imaginary audience artinya, remaja awal di Kota Bandung cukup memiliki kepercayaan dalam dirinya yang merasa bahwa dirinya unik atau spesial, paling berkuasa dan paling kebal daripada merasa cukup memiliki kecenderungan untuk yakin bahwa dirinya menjadi pusat perhatian orang lain dalam situasi nyata ataupun dibayangkan.

Tingkat agresivitas mengemudi kendaraan bermotor pada remaja awal di Kota Bandung dalam kategori sedang, artinya adalah agresivitas mengemudi kendaraan bermotor pada remaja awal di Kota Bandung cukup meningkatkan tingkat resiko tabrakan.

Korelasi antara egosentrisme dengan agresivitas mengemudi kendaraan bermotor pada remaja awal di Kota Bandung adalah positif, artinya bahwa semakin tinggi tingkat egosentrisme maka semakin tinggi pula tingkat agresivitas


(2)

B. Saran

Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Orang Tua

Melalui penelitian ini diharapkan orang tua dapat mengawasi, dan membimbing anak-anaknya yang dibawah usia 17 tahun untuk tidak mengemudi kendaraan bermotor sebelum mendapatkan surat izin mengemudi.

2. Bagi Pihak Sekolah

Melalui penelitian ini diharapkan kepada pihak sekolah untuk memberikan informasi kepada murid-muridnya yang berusia dibawah 17 tahun untuk tidak mengemudi kendaraan bermotor sebelum mendapatkan surat izin mengemudi.

3. Bagi Lembaga Pemerintahan

Melalui penelitian ini diharapkan pemerintah dapat menerapkan peraturan yang lebih tegas bagi pengemudi kendaraan di bawah usia 17 tahun untuk tidak mengemudi sebelum mendapat surat izin mengemudi agar mencegah terjadi kecelakaan yang lebih banyak lagi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik mengenai fenomena agresivitas mengemudi kendaraan bermotor disarankan untuk meneliti variabel lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi tingkat agresivitas mengemudi. b. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik pada hubungan egosentrisme

dengan agresivitas mengemudi kendaraan bermotor pada remaja awal, disarankan untuk melakukan penelitian dengan metode kualitatif yang lebih detail lagi sehingga data dapat lebih tergali lagi.

c. Diharapkan agar menghubungkan variabel egosentrisme dan variabel agresivitas mengemudi kendaraan bermotor dengan variabel lainnya.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri. Bandung: PT Refika Aditama.

Albert, A. Elkind D, dan Ginsberg S. (2007). The Personal Fable and Risk-Taking in Early Adolescence. Journal Youth Adolescence, 36 (1), hlm. 71-76. Averill, J.R. (1983). Studies on Anger and Aggression: Implications for Theories

of Emotion. University of Massachussets, Amherst. American Psychologist Association.

Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Dimjati, M. M. (2000). Psikologi Anak dan Remaja. Yogyakarta: Yayasan Aksara

Indonesia.

Djaali, dan Muljono, P. (2007). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Dula, C.S. dan Geller, E.S.R. (2003). Aggressive, or Emotional Driving: Addressing the Need for Consistent Communication in Research. Journal of Safety Research, 34, hlm. 559-566.

Galanaki, E.P. (2012). “The Imaginary Audience and the Personal Fable: A Test of Elkind’s Theory of Adolescent Egocentrism”. Scientific Research. 3, (6), hlm. 457-466.

Greene, K., dkk. (1996). The Utility of Understanding Adolescent Egocentrism in Designing Health Promotion Message. Health Communication. 8 (2), hlm. 131-152.

Gunarsa, S.D. (1882). Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: Gunung Mulia.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.


(4)

Ismail, A. (1999). Selamat Berbhakti. Jakarta: Gunung Mulia.

Joewana, S. (2005). Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Pengguna Zat Psikoaktif: Penyalahgunaan Napza/Narkoba, E.2. Jakarta: Gramedia.

Jowkar, B dan Noorafshan, L. (2011). Gender Different Between Imaginary Audience and Personal Fable with Resilience among Male and Female. Social and Behacioral Sciences. 29, hlm 422-425.

Koeswara, E. (1988). Agresi Manusia. Jakarta: PT Eresco. Krahe, B. (2005). Perilaku Agresif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lapsley, DK. (2003). Toward an integrated theory of adolescent ego development: the" new look" at adolescent egocentrism.American Journal of Orthopsychiatry. 63 (4), hlm. 562-571.

Liu, X. (2011). Relationship among The Personal Fable, Drug Use and Parental Monitoring in Adolescent and Young Adults. Skripsi Sarjana Psikologi pada Departement of Technology, Learning and Culture West Virginia University. Morgantown: diterbitkan.

Madon, Z., dan Ahmad, M.S. (2004). Remaja Modern. Malaysia: PTS Professional Publishing.

Marita, G.A.D., Yuliadi, S., & Karyanta, N.A. (2014). Hubungan antara Body Image dan Imaginary Audience dengan Kepercayaan Diri pada Siswi Kelas X SMA Negeri 2 Nganjuk. Jurnal Ilmiah Psikologi CandraJiwa. 3 (3), hlm. 145-155.

Muhaz, M. (2013). Kematangan Emosi dengan Aggresive Driving pada Mahasiswa. Jurnal Online Psikologi.01. (02). 343-355.

Najmuddin, H. (2003). Memahami dan Membimbing Remaja Nakal. Kuala Lumpur: PTS Profesional.

Nurihsan, A.J. dan Agustin, M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja (Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan). Bandung: PT Refika Aditama.


(5)

Pardiningsih, N. (2008). Hubungan Antara Risk Taking Behavior dengan Aggressive Driving. Skripsis Sarjana pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta: diterbitkan.

Philippe, F.L. Et al. (2009). Passion for Driving and Agressive Driving Behavior: A Look at Their Relationship. Journal Compilation. 39. (12). 3020-3043. Pratama, TR. (2011). Hubungan antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua

dengan Egosentrisme Remaja dalam Menggunakan Facebook Pada Siswa SMP Laboratatorium Universitas Pendidikan Indonesia. Skripsi Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan UPI Bandung: diterbitkan.

Rahman, F. (2010). Hubungan Egosentrisme dengan Kompetensi Sosial Remaja Siswa SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang. Skripsi Sarjana Psikologi pada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatulah Jakarta: diterbitkan.

Rahman, N.A. (1983). Dangerous Driving Behavior Ditinjau dari Big Five Factor Personality. Jurnal Online Psikologi. 02. (02), hlm. 373-390.

Ramadhan, R.A. (2012). Laporan Penelitian Penggunaan Sepeda Motor di Kalangan Pelajar SMA Negeri di Kota Bandung. Bandung: Karya Ilmiah Fakultas Tekhnik.

Santrock, J.W. (2012). Life-span Development. Perkembangan masa-hidu (edisi ketigabelas). Jakarta: Erlangga.

Santrock, J.W. (2003). Adolescence. Perkembangan Remaja (edisi keenam). Jakarta: Erlangga.

Santrock, J.W. (2002). Life-span Development (Perkembangan Masa Hidup) (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S.W. dan Meinarno, E.A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Sears, D.O., Freedman, J.L. dan Peplau, L.A. (1985). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.


(6)

Schreer, G.E. (2008). Narcissism and Agrression: Is Inflated Self-Esteem Related to Aggressive Driving?. North American Journal of Pshychology. 4, (3), hlm. 333-342.

Sobur, A. (2009). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Sinar Grafika Offset.

Tasca, L. 2000. A review of the Literature on Aggressive Driving Research. Canada: Ontario Advisory Group on Safe Driving Secretariat.

Taufik, M. (2012). Kecelakaan lalu lintas melibatkan anak-anak melonjak 160 persen. [Online]. Tersedia: http://www.merdeka.com/peristiwa/kecelakaan-lalu-lintas-melibatkan-anak-anak-melonjak-160-persen.html. [Diakses 9 September 2013]

Usman, H., dan Akbar, P. (2003). Pengantar Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Utami, N. (2010). Hubungan Persepsi Risiko Kecelakaan dengan Aggressive

Driving Pengemudi Motor Remaja. Skripsi Sarjana Psikologi pada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta: tidak diterbitkan.

Willis, S.S. (2010). Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabet.

Yulie, Y., dan Hatmoko, J.T. (2005). Perilaku Agresif Menyebabkan Resiko Kecelakaan Saat Mengemudi. Jurnal Tekhnik Sipil, 6 (1), hlm. 60-73.

Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Zeid, M.A., Kaysi, I., dan Al-Naghi, H. (2011). Measuring Aggressive Driving Behavior Using A Driving Simulator: An Exploratory Study. Submitted to the 3rd International Conference on Road Safety and Simulation, American University of Beirut, Indianapolis, USA.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARA ORANGTUA DAN REMAJA DENGAN AGRESIVITAS PADA REMAJA

0 3 77

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU AGRESIVITAS DENGAN PELANGGARAN LALU LINTAS PADA REMAJA Hubungan Antara Perilaku Agresivitas Dengan Pelanggaran Lalu Lintas Pada Remaja di SMA N 8 Surakarta.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU AGRESIVITAS DENGAN PELANGGARAN LALU LINTAS PADA REMAJA Hubungan Antara Perilaku Agresivitas Dengan Pelanggaran Lalu Lintas Pada Remaja di SMA N 8 Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN KECENDERUNGAN AGRESIVITAS PADA REMAJA Hubungan Antara Kesepian Dengan Kecenderungan Agresivitas Pada Remaja.

0 7 17

HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN KECENDERUNGAN AGRESIVITAS PADA REMAJA Hubungan Antara Kesepian Dengan Kecenderungan Agresivitas Pada Remaja.

0 9 17

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECENDERUNGAN AGRESIVITAS PADA REMAJA DI SMK NEGERI 3 Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Kecenderungan Agresivitas Pada Remaja Di SMK Negeri 3 Yogyakarta.

0 2 19

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN AGRESIVITAS PADA REMAJA Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Dengan Agresivitas Pada Remaja.

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN AGRESIVITAS PADA REMAJA Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Dengan Agresivitas Pada Remaja.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA.

0 0 10

HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DENGAN AGRESIVITAS MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR PADA REMAJA AWAL DI KOTA BANDUNG - repository UPI S PSI 1000789 Title

0 0 4