Identifkasi Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Simpulan

Universitas Kristen Maranatha Dari latar belakang di atas penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul: PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK STUDI CV BATARA EKA JAYA.

1.2 Identifkasi Masalah

1. Metode apakah yang digunakan dalam menentukan harga pokok produksi di CV BATARA EKA JAYA. 2. Bagaimanakah cara perhitungan harga jual produk di CV BATARA EKA JAYA. 3. Apakah ada perbedaan besarnya harga jual produk pada CV BATARA EKA JAYA dengan menggunakan perhitungan traditional costing dan activity based costing.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam menentukan harga pokok produksi di CV BATARA EKA JAYA. 2. Untuk mengetahui cara perhitungan harga jual produk di CV BATARA EKA JAYA. 3. Untuk mengetahui perbandingan besarnya harga jual produk dengan menggunakan traditional costing dan activity based costing pada CV BATARA EKA JAYA.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Memberikan pengetahuan mengenai penerapan activity based costing dalam kaitannya dengan penentuan harga jual produk. Universitas Kristen Maranatha 2. Memberikan alternatif cara perhitungan harga jual produk dengan menggunakan konsep activity based costing. 3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan cara perhitungan harga jual produk dengan menggunakan konsep activity based costing. 4. Membantu CV BATARA EKA JAYA dalam menghitung dan menentukan harga jual produk dengan menggunakan activity based costing. 93 Universitas Kristen Maranatha BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian dan analisis di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. CV BATARA EKA JAYA menggunakan metode full costing di dalam penentuan harga pokok produksinya. Hal ini sesuai dengan teori, dimana harga pokok produksi dihitung dengan menjumlahkan seluruh biaya produksi yang terjadi dalam periode tertentu. 2. Harga pokok produksi yang dihitung CV BATARA EKA JAYA terdiri dari biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Di mana harga pokok per unit dihasilkan melalui harga pokok produksi dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Setelah mendapatkan harga pokok produksi per unit maka harga pokok poduksi per unit tersebut ditambah dengan biaya komersil sebesar 3 dari harga pokok produksi per unit sehingga menghasilkan total harga pokok produksi per unit. Dan akhirnya dalam menentukan harga jual maka total harga pokok produksi per unit tersebut ditambahkan dengan laba yang diharapkan sebesar 15 dari total harga pokok produksi per unit. 3. Jika dibandingkan dengan traditional costing maka activity based costing memberikan hasil harga jual yang lebih besar untuk setiap ukuran dari kedua model tersebut. Dengan selisih untuk model 1 XL Rp 500,00, model 1 L Rp 450,00, model 1 M Rp 400,00, model 1 S Rp 400,00, model 2 XL Rp 500,00, model 2 L Rp 450,00, model 2 M Rp 400,00, dan model 2 S 400,00. Perbedaan yang terjadi antara harga jual dengan menggunakan traditional costing Universitas Kristen Maranatha perusahaan dan activity based costing disebabkan karena dalam perhitungan activity based costing ditambah dengan biaya penyusutan mesin sedangkan dalam perhitungan traditional costing perusahaan tidak menambahkan biaya penyusutan mesin. Selain itu perbedaan tersebut disebabkan pada pembebanan biaya overhead masing-masing produk. Pada traditional costing biaya overhead pada masing- masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead. Sedangkan pada activity based costing, biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyak cost driver. Sehingga activity based costing telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap ukuran secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.

5.2 Saran