Uji Normalitas Uji Multikolinearitas

a. Jika nilai Asymp. Sig 2-tailed 0,05 maka, H0 diterima. Artinya data berdistribusi normal. b. Jika nilai Asymp. Sig 2-tailed 0,05 maka, H0 ditolak. Artinya data tidak berdistribusi normal. Berikut Output Hasil Uji Normalitas yang telah dilakukan. Tabel 4.2 H a s i l U j i K o l m o g D Dapat dilihat dari Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov yang menyatakan bahwa Asymp. Sig. 2- tailed 0,05 yaitu 0,064. Artinya bahwa H0 diterima sehingga data berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Cara nya yaitu dengan melihat nilai Tolerance atau nilai VIF-nya . Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Jika Tolerance 0,10 dan VIF 10 maka, H0 ditolak. Artinya dalam model tersebut terdapat multikolinearitas. b. Jika Tolerance 0,10 dan VIF 10 maka, H0 diterima. Artinya dalam model tersebut tidak terdapat multikolinearitas. Berikut Hasil Uji Multikolinearitas dengan menggunakan SPSS 16.0: One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 70 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.43624764E5 Most Extreme Differences Absolute .157 Positive .157 Negative -.136 Kolmogorov-Smirnov Z 1.312 Asymp. Sig. 2-tailed .064 a. Test distribution isNormal. Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant - 29412.432 68987.237 -.426 .671 PAD .379 .125 .182 3.030 .003 DAU 1.665 .120 .832 13.821 .000 a. Dependent Variable: ABD Sumber : Data yang diolah Dari hasil output SPSS 16.0 tersebut, dapat dijelaskan bahwa nilai Tolerance-nya 0,10 dan nilai VIF 10 sehingga, H0 diterima. Hal itu bermakna bahwa di dalam model regresi tersebut tidak terdapat multikolinearitas antar variable bebas nya.

3. Uji Autokorelasi

Untuk melakukan Uji Autokorelasi ada beberapa cara yang dapat digunakan, salah satunya dengan Uji Durbin-Watson DW test. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif. b. Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Dibawah ini adalah Hasil Uji Durbin- Watson DW test menggunakan program SPSS 16.0 : Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson dimension0 1 ,872 a ,761 ,753 1,45753E5 1,432 a. Predictors: Constant, DAU, PAD b. Dependent Variable: ABD Berdasarkan data diatas, di peroleh nilai dari DW test adalah sebesar 1,168. Hal tersebut menunjukkan nilai DW test berada di sekitar angka -2 sampai +2 yang berarti bahwa dalam model regresi tersebut tidak teerdapat masalah Autokorelasi.

4. Uji Heteroskedastisitas

Kriteria dalam melakukan Uji Glejser adalah :

a. Jika t hitung lebih kecil dari t

table dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedestisitas.

b. Jika t hitung lebih besar dari t

table dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka akan terjadi heteroskedestisitas . Tabel 4.5 Uji Heteroskedestisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -1.570E- 11 68987.237 .000 1.000 PAD .000 .125 .000 .000 1.000 DAU .000 .120 .000 .000 1.000 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual Dari hasil output SPSS 16.0 tersebut, dapat dijelaskan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t table dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedestisitas.

C. Analisis Regresi Linier Berganda

Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan program SPSS 16.0 akan didapatkan model regresi dari model penelitian tersebut. Rincian dan keterangan dari model tersebut akan dijelaskan dalam tabel berikut : Tabel 4.6 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -29412.432 68987.237 -.426 .671 PAD .379 .125 .182 3.030 .003 DAU 1.665 .120 .832 13.821 .000 a. Dependent Variable: ABD Dari tabel 4.7, model regresi dari penelitian tersebut adalah : Y = -29412.432+ .379X 1 + 1.665X 2 + e Y = Variable dependen ABD X 1 = Variabel independen PAD X 2 = Variabel independen DAU e = Variabel lain yang mempengaruhi variable dependen diluar PAD dan DAU. Angka-29412.432menyatakan konstanta dari model regresi. Jika variable-variabel independennya PAD dan DAU bernilai 0, maka nilai Y variable dependen atau ABD akan berkurang sebesar -29412.432. Angka 0.379 menyatakan nilai tetapan konstanta dari variable X 1 PAD terhadap variable Y ABD. Artinya, apabila jika dalam penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal pada Kota di Pulau Sumatera

3 155 93

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Provinsi Aceh

5 75 107

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Pendapatan lain-lain yang Dianggap Sah Terhadap Belanja Pemerintahan Daerah : Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara.

7 108 82

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Lain-lain Pendapatan terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara)

1 39 84

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dan Dana Bagi Hasil (DBH) Terhadap Belanja Langsung Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Jambi

1 37 98

Pengaruh Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Dana Alokasi Umum (DAU) Pada Pemerintahan Kota Tanjung Balai

2 42 103

Pengalokasian Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah Dalam Belanja Pemerintah Kota Di Sumatera Utara

3 30 131

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Terhadap Belanja Modal dengan Pertumbuhan Ekonomi sebagai Variabel Moderator (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten/Kota Sumatera Utara Tahun 2010-2014)

2 38 106

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Provinsi se Indonesia

0 36 72

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH Pengaruh Dana Alokasi Umum Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Alokasi Belanja Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Surakarta).

0 2 12