Sikap keberagamaan anggota majlis taklim Nurussa'adah Gandaria Selatan setelah menyaksikan sinetron religius

'1f>6 /Zt I?
SIKAP KEBERAGAMAAN ANGGOTA MAJLIS TAKLIM
NURUSSA'ADAH GANDARIA SELATAN SETELAH
MENYAKSIKAN SINETRON RELIGIUS

ofefi:
Sugifiarto
:NI:M: 101070022991

Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS !SLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKAFagaimana suatu pengertian dikembangkan oleh subyek di sekitar peristiwa
lalam kehidupan mereka.

セッァ、。ョ@

dan Taylor (seperti dikutip Moleong, 2004) mendefinisikan metode
セオ。ャゥエヲ@


セ。エMォ@

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data cleskriptif berupa
tertulis atau lisan dari orang-orang perilaku yang dapat diamati. Dalam

>endekatan kualitatif tidak dipaksakan untuk mencari hubungan yang pasti antar
rariabel, namun lebih ditujukan untuk mencari dinamika masalah. Karena dalam
>endekatan kualitatif lebih mengutamakan proses daripada hasil, dengan alasan

29
1ubungan antara elemen-elemen yang sedang diteliti akan lebih jelas teramati
falam proses.

3erdasarkan latar belakang tersebut dan masalah yang akan dijawab dalam
Jenelitian ini, sepertinya pendekatan kualitatif lebih sesuai untuk menggali
naealah tentang bagaimana sikap keberagamaan anggota majlis taklim
lLirussa'adah setelah menyaksikan sinetron religius. Dengan p1endekatan
cualitatif memungkinkan peneliti memahami gejala-gejala yang subyek alami
>ecara mendalam.


)edangkan metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk
nengumpulkan bukti-bukti empiris (Poerwandari, 1998). Metodt3 penelitian yang
ligunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Robert K. Yin (2002)
nendefinisikan studi kasus sebagai suatu inkuiri empiris yang menyelidiki
enomena di dalam konteks kehidupan nyata bilamana batas-batas antara
9nomena dan konteks tidak tampak dengan tegas dan ada di mana multi
umber bukti dimanfaatkan.

:.2. Subjek Penelitian
.2.1. Karakteristik Subjek
lalam penelitian ini peneliti menggunakan pengambilan subyek dengan kriteria
lrtentu. Dengan tehnik seperti ini peneliti mengambil subyek seisuai dengan
Jjuan penelitian berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya.

30
)ubyek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah subyek-subyek yang
nemenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Pernah menyaksikan sinetron religius, minimal 2 kali dalam satu minggu..
b. Berusia dewasa (antara 40 sampai 60 tahun). Hal ini dikarenakan pada

usia dewasa seseorang telah memiliki kematangan emosi dan berfikir
kritis terhadap sesuatu hal yang ditemuinya, khususnya menyaksikan
sinetron religius.
c. Rutin mengikuti kegiatan Majlis Taklim Nurussa'adah.

1.2.2. Jumlah Subjek
)arantakos (seperti dikutip Poerwandari, 1998) mengemukakan tentang jumlah
iUbyek dalam penelitian kualitatif yang tidak diarahkan pada jurnlah subyek yang
1esar, melainkan pada kasus-kasus tipikal sesuai dengan kekhiususan masalah
1enelitian. Tidak juga ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah
1aik dalam hal jumlah maupun karakteritik subyeknya sesuai demgan
1emahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian. Dan dalam
1enelitian ini, peneliti hanya mendapatkan 4 (empat) subyek yang dapat diteliti.
Ceempat subyek yang diteliti telah memenuhi kriteria yang telah peneliti
entukan.

ll

Teknil< Pengumpulan Data
セNS@

セNSQ@

Metode Pengumpulan Data

lerdasarkan karakter penelitian kualitatif yang terbuka dan luwes, maka metode
Ian tipe pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat bEiragam,
lisesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian, serta sifat obyek yang diteliti
Poerwandari, 1996). Dan dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa
netode pengumpulan data, diantaranya adalah

i.3.1.1. Wawancara Mendalam (In-Depth Interview)
;urbakti (2003) mendefinisikan In-depth interview sebagai cara pengumpulan
lata yang dilakukan melalui pencacahan sampel dengan ュ・ョYQセオ。ォ@

daftar

1ti pernyataan dimana semua informasi yang akan dikumpulkan harus
:ikembangkan sendiri oleh pewawancara.

:. Kristi Poerwandari (1998) menyatakan bahwa 'Wawancara adalah

'ercakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu".
ledangkan menurut Lexy J. Moleong (2004) Wawancara adalah pecakapan
ang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (Interviewer) yang
1engajukan pertanyaan dan terwawancara (Interviewee) yang memberikan
1waban atas pertanyaan tersebut.

32
Benister dkk (seperti d:kutip Poeiwandari, 1998) mengemukakan bahwa Di
:lalam penelitian kualitatif wawancara dilakukan peneliti untuk rnemperoleh
)engetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan
jengan topik yang sedang diteliti, dan bermaksud mengeksplorasi terhadap topik
ersebut. Suatu hal yang tidak dimiliki oleh pendekatan lain. Dan dalam penelitian
ni peneliti juga menggunakan pedoman wawancara umum (general interview
7uide approach).

3eperti halnya dengan metode pengumpulan data yang lain, wawancara juga
nemiliki kelebihan dan kekurangan. Di antara kelebihan dari m•etode wawancara
idalah peneliti dapat berhubungan langsung dengan subyek yang diteliti,
nemperoleh jawaban yang mendalam, menghasilkan banyak informasi, bersifat
leksibel, dan sebagainya. Sedangkan kekurangan yang bersifat praktis dari

netode ini adalah membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk mendapatkan
nformasi dari satu subyek saja membutuhkan waktu yang lama:. Hal ini
>erdampak pada biaya dan tenaga ekstra.

セNSQR@

Observasi
)bservasi adalah metode pengumpulan data kedua yang peneliti gunakan.
'atton menegaskan bahwa observasi atau pengamatan merupakan metode
rang esensial dalam penelitian kualitatif (dalam Poeiwandari, 1998). Dan dalam
>enelitian ini peneliti melakukan hanya observasi selama berlangsungnya
vawancara dan mencatat perilaku subyek selama wawanacara dan kondisi di

33

sekitar tern pat berlangsungnya wawancara. Selain mencatat ーQセイゥャ。ォオ@

dan kondisi

:Ji sekitar wawancara, lembar observasi juga mencatat beberapa pertanyaan

nendalam yang diajukan oleh peneliti.

1.3.2. lnstrumen Penelitian
セァ。イ@

memudahkan dalam proses pengumpulan data, maka peneliti
nembutuhkan alat bantu yang digunakan selama proses pengumpulan data.
Jntuk wawancara peneliti menggunakan pedoman wawancara dan alat perekam
tape recorder). Pedoman wawancara digunakan agar data dari wawancara yang

iperoleh tidak menyirnpang dari tujuan penelitian. Pedoman wawancara juga
apat digunakan sebagai alat bantu untuk melaksanakan kategorisasi jawaban
ehingga memudahkan dalam menganalisa data.

lat perekam peneliti gunakan untuk memudahkan dalam menganalisa kembali
3sil wawancara dan menghubungi kembali apabila di kemudan hari terdapat
>