monitoring Emiten atas pemenuhan kewajiban-kewajibannya dan ketentuan lain mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola BPJKD kepada penyusunan dan pengajuan anggaran; 4. pengendalian strategik; memeriksa, memutus dan menyeles
1
Wali amanat
Penggunaan istilah wali amanat dalam sebuah organisasiinstitusi di Negara Indonesia sudah banyak ditemukan. Mulai dair institusi pendidikan, institusi pemerintah, lembaga sosial
masyarakat dan organ dalam lingkup undang-undang Pasar Modal. Namun, sampai saat ini belum ada perangkat hukum yang secara khusus mengatur tentang konsep dari wali amanat
itu sendiri. Hanya di dalam UU No. 8 Tahun 1995 didapatkan definisi tentang wali amanat. Definisi yang diberikan sendiri dalam undang-undang tersebut tidak sama dengan wali
amanat yang digunakan dalam institusi pendidikan, institusi pemerintah dan lembaga sosial masyarakat. Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana konsep wali amanat itu dipakai
dalam lembaga-lembaga tersebut, berikut ini akan dipaparkan penggunaan istilah wali amanat di beberapa organisasiinstitusi.
Konsep Wali Amanat di beberapa Organisasiinstitusi
Pertama, dalam undang-undang Pasar Modal UU No. 8 Tahun 1995, Wali Amanat
didefinisikan sebagai pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat utang
baik di dalam maupun di luar pengadilan. Oleh karena efek bersifat utang merupakan surat pengakuan utang yang bersifat sepihak dari pihak penerbit Emiten dan para kreditur
investor jumlahnya relatif banyak, maka perlu dibentuk suatu lembaga yang mewakili kepentingan seluruh kreditur. Aspek-aspek yang menyangkut kegiatan Wali Amanat di Pasar
modal, diantaranya mencakup: 1. penyusunan kontrak perwaliamanatan dengan Emiten