A. Pendekatan konseling karir Trait and Factor
Pendekatan ini memiliki latar belakang sejarah pada bidang psikologi yang difokuskan pada identifikasi dan pengukuran perbedaan individu dalam
tingkah laku manusia. Teori ini merupakan satu dari keseluruhan orientasi dalam proses psikologi vokasional untuk menggambarkan dan menjelaskan
pembuatan keputusan karir berdasarkan kesesuaian individu dengan pekerjaan. Terbentuk dari tiga asumsi atau prinsip :
Berdasarkan karakteristik khusus psikologisnya setiap pekerja disesuaikan setepat mungkin pada suatu jenis pekerjaan yang khusus.
Kelompok pekerja yang berbeda pekerjaan mempunyai karakteristik psikologi yang berbeda.
Berbagai penyesuaian kerja langsung dengan perjanjiannya antara karakteristik pekerja dengan tuntutan kerja.
a. Model
Model pendekatan konseling karir ini lebih menekankan pada tiga hal : a individu, b pekerjaan, c hubungan antar keduanya, sehingga Parson
dianggap sebagai pelopor yang menggabungkan pengalaman-pengalaman pada perkembangan psikometrik dan okupasionologi yang terbaru. Yang
dibuat dalam tes Minnesota yaitu minat, keterampilan manual, persepsi ruang dan lainnya. Secara filosofis, teori konseling karir trait and factor telah
mempunyai komitmen kuat terhadap keunikan individu. Secara psikologis nilai ini bermanfaat dalam waktu yang lama untuk prinsip psikologi
differensial. Sebagai konsekuensi, terdapat dua implikasi signifikan untuk model ini. Pertama hal ini sangat bersifat teoritis daripada pemasukan
proporsi perbedaan individu. Kedua, analisa dan atomistic yang berorientasi ini memberikan contoh yang disebut psikograf dimana profil konseling lebih
skematis.
b. Metode
Metode yang digunakan dalam pendekatan ini sebagai refleksi dari pendekatan rasionalistik dan kognitif. Teknik-teknik yang digunakan adalah
wawancara, prosedur interpretasi tes dan menggunakan informasi pekerjaan yang selanjutnya akan disusun untuk membantu menyelesaikan masalah
konseli dan membantu membuat keputusan karir. Konselor tidak hanya melakukan pengumpulan data dengan sembarangan saja tetapi juga harus
melakukan teknik-teknik tertentu seperti wawancara yang harus sesuai
dengan petunjuk yang ada. Dalam hal ini konselor bias memahami perasaan, emosi dan sikap klien.
c. Materi
Untuk menggambarkan model dan metode konseling karir trait dan factor dengan materi kasus actual. Seorang perwakilan konseli dari Universitas
konseling telah dipilih. Seorang pria berusia 18 tahun, Mark S. melakukan tiga wawancara setiap minggunya. Seperti dalam kaitan dengan konseling
jabatan, Mc. Daniel dalam Munandir, 1996 langkah-langkah yang dilewati dalam proses konseling pilihan pekerjaan yakni : a langkah awal, b testing
dan penafsiran, c mempelajari infomasi pekerjaan, d menyempitkan bidang pekerjaan yang dikaji, e meninjau kemajuan, dan f penempatan
dan tindak lanjut. Dari enam langkah tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
Dalam langkah awal, konselor membina hubungan baik dengan klien dengan tujuan agar klien merasa enak dan bebas. Konselor menstruktur situasi
konseling dengan tujuan agar jelas bagi klien apa yang memegang peranan besar dalam penyelesaian masalah.
Langkah testing dan penafsiran bias berlangsung dalam beberapa kali pertemuan wawancara. Tes yang umum diberikan adalah untuk mengukur
minat, kemampuan akademik umum, dan bakat.
Dalam langkah mempelajari informasi kerja, klien dibantu memperoleh pemahaman tentang sejumlah pekerjaan yang mengandung kemungkinan
dengan mempertimbangkan kemampuan bakat dan minat.
Langkah keempat membantu klien mengaitkan kualifikasi dengan pilihan pekerjaan dan bertujuan menyempitkan bidang pekerjaan, menyusun
rencana program sesuai dengan pilihan pekerjaan, bagi siswa ini berarti pemilihan program pengajaran dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Di latar sekolah, peninjauan atas kemajuan siswa dilakukan pada akhir tahun pelajaran. Setelah peninjauan atas kemajuan yang telah dicapai kemudian
dibuat rencana vokasional yang lebih pasti, rencana yang sebelumnya masih bersifat tentatif.
Langkah-langkah dalam rangka penempatan siswa, dilakukan ketika ia duduk di kelas tertinggi SMA, apakah penempatan di dunia kerja atau ke perguruan
tinggi.
B. Pendekatan konseling karir berpusat pada klien