TEORI DAN PENDEKATAN KONSELING MODERN DA

TEORI DAN PENDEKATAN KONSELING
MODERN DAN POST MODERN

Sebuah Pengantar

UNDAR PRESS

2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Keberartian Konseling
Memurut

Gibson

(1981)

Sejarah

perkembangan


konseling

pada manusia terjadi ketika nabi Adam

mendapat konsekuensi akibat makan buah terlarang di
Taman Firdaus.
Menurut Habsy (2016) konseling sudah ada sejak Ki Lurah Semar
memberikan Konseling pada arjuna yang sedang mengalami konflik batin.
Bentuk konseling primitif pada masa lalu diparktikkan oleh kepala suku,
tabib, dukun, peramal yang dianggap mampu untuk menenangkan hati,
atau memberikan prediksi pada masa depan.
Disiplin Ilmu Konseling adalah

ilmu pengetahuan yang menggunakan

Apa Itu Konseling

metode ilmiah dalam melahirkan
berbagai


teori

dan

praksis

konseling. Subjek kajian utamanya
adalah hakekat,

aktivitas, dan

komuinikasi antar pribadi
yang

berdimensi

nilai

manusia

filosofis,

psikologis, sosiologis, anthropologis,

Hubungan
Konseling
dikultuskan
Sebagai
Hubungan
Membantu

Konseling dimaknai
sebagai upaya
memandu,
menyembuhkan,
memfasifilatai,
memodifikasi,
merstrukturasi,
mengembangkan,
mempengaruhi,

mengkomunikasi dan
mengorganisasi

dan budaya yang religious.
Konseling merupakan suatu profesi yang komprehensif. Makna
Konseling menurut the American Counseling Association (ACA) (dalam
Gladding, 2012 dalam Habsy, 2016), konseling adalah penerapan prinsipprinsip kesehatan mental, perkembangan psikologis atau manusia, melalui
intervensi kognitif, afektif, perilaku, atau sistemik, dan strategi yang
mencanangkan kesejahteraan, pertumbuhan pribadi, atau perkembangan
karir, dan juga patologi. Definisi ini dikemukakan untuk mencoba dan
memenuhi kebutuhan berbagai tipe dan gaya konseling yang dipraktekkan
oleh anggota ACA. Unsur-unsur definisi tersebut sangat penting untuk
dipahami.
Bakhrudin All Habsy-Teori-Teori Konseling Modern
dan Post Moder n|1

Menurut Feltham dan Dryden (1993) konseling adalah sebuah
profesi untuk penanganan masalah konseli yang berada dalam tekanan
atau dalam kebingungan, yang berhasrat berdiskusi dan memecahkan
semua itu dalam sebuah hubungan yang lebih terkontrol dan lebih pribadi

dibandingkan pertemanan, dan mungkin lebih simpatik/tidak memberikan
cap tertentu dibandingkan dengan hubungan pertolongan dalam praktik
medis tradisional atau setting psikiatrik.
Konseling adalah sebuah profesi yang terfokus pada relasi dan
interaksi antara individu dan lingkungan dengan tujuan untuk membina
perkembangan diri, dan mengurangi pengaruh hambatan-hambatan
lingkungan yang mengganggu keberhasilan hidup dan kehidupan individu.
Konseling berkaitan dengan kesejahteraan, pertumbuhan pribadi, karir,
dan masalah patologis.
Falsafah saya tentang konseling secara ekslusif adalah
upaya penyelesaian masalah yang mengarah pada upaya
pengembangan yang secara psikologis.
Dalam Pelaksanaan Konseling, para konseli belajar membuat
keputusan dan merumuskan cara baru dalam berbuat, berperasaan,
dan berfikir, berkaitan dengan tujuan yang ditentukannya sendiri
(dan bukan tujuan yang ditentukan oleh konselor).
Konselor mempunyai paradigma para konseli dengan cukup berbeda
karena para konseli merupakan pribadi yang unik dan memiliki
kompetensi-kompetensi dari pada memandang mereka secara pasif
dan melabeli mereka dengan cara patologis.

Menurut Burks dan Steffler (dalam George dan Cristiani, 1981)
konseling sebagai suatu hubungan profesional antara konseli (orang yang
menerima layanan konseling) dengan konselor (professional yang memiliki
kewenangan untuk memberikan layanan konseling). Terdapat profesional
yang memiliki kewenangan untuk memberikan konseling sepanjang ia
memiliki latar belakang pendidikan yang dipersyaratkan seperti psikolog
dan psikoterapis.

Bakhrudin All Habsy-Teori-Teori Konseling Modern
dan Post Moder n|2

Hubungan konseling bersifat antar pribadi, dapat
melibatkan lebih dari dua orang. Hubungan tersebut
dirancang

untuk

membantu

konseli


memperoleh

pemahaman dan memperjelas pandangan tentang diri
dan kehidupannya, serta belajar mencapai tujuan-tujuan yang
ditetapkan sendiri. Proses konseling dilakukan dengan cara
memilih atau memanfaatkan informasi yang valid dan bermakna
dan melalui pemecahan masalah-masalah emosional atau masalah
interpersonal.

B. Teori dalam Konseling
Konseling merupakan suatu kegiatan ilmiah

sehingga dalam

praktiknya ia harus didasarkan pada landasan teori yang jelas. Ada
beberapa

aspek-aspek


filsafiah

yang

perlu

dijadikan

landasan

pengembangan Konseling sebagai ilmu pengatahuan dan pengembangan
praksis Bimbingan dan Konseling. Aspek-aspek itu sekurang-kurangnya
mencakup: (1) Hakekat Manusia, (2) Hakekat Komunikasi, (3) Hakekat
Kelompok (4) Hakekat Keluarga, (5) Hakekat Karir, (6) Hakekat
Perkembangan, (7) Hakekat Cinta, dan (8) Sistem Nilai dan Etika.
Teori dalam konseling digunakan sebagai model pendekatan atau
kerangka kerja untuk mengembangkan hipotesis tentang masalah konseli
dan rencana perlakuan. Lebih lanjut teori juga digunakan sebagai suatu
standar untuk mengukur kemajuan atau hasil-hasil perilaku konseli
setelah


diberikan

bantuan.

Dengan

menggunakan

teori

konselor

mengkonseptualisasikan masalah konseli untuk mengembangkan rencana
program perlakuan, Menurut Corey (2010: 313) mengemukakan bahwa
semua teori psikologi merepresentasikan kedudukan yang berbeda-beda
bagi pemahaman tingkah laku manusia, namun, tidak mengandung arti
bahwa seorang teori memiliki “kebenaran”, sedangkan yang lainnya salah.

Bakhrudin All Habsy-Teori-Teori Konseling Modern

dan Post Moder n|3

Teori

mengandung

kebenaran-kebenaran

yang

sifatnya tidak mutlak tetapi relatif. Suatu teori
selalu memiliki kelemahan dan tingkat kelemahan itu
tergantung pada seberapa jauh prinsip-prinsip ilmiah
yang digunakan dalam mengembangkan teori.
Berdasar asumsi bahwa struktur teori ilmiah berada dalam konteks
fondasi yang bersifat probabilistik maka teori ilmiah akan selalu
mengalami perubahanseiring dengan perkembangan waktu. Sejarah
ilmu membuktikan bahwa terjadinya perubahan teori menunjukkan
masa penerimaan terhadap kebenaran suatu teori yang bersifat
temporer. Dalam dunia ilmu, teori selalu mengalami perkembangan

searah dengan perkembangan waktu di mana ditemukannya teori
baru yang lebih dapat diterima oleh suatu komunitas ilmiah tertentu
(Hanurawan, 2012).

Para teoris berusaha untuk memahami
kehidupan dengan cara mengkonstruksikan suatu
kerangka kerja (framework) yang memungkinkan
mereka untuk dapat membuat penjelasan yang
logis (nalar atau masuk akal) tentang peristiwaperistiwa. Teori merupakan suatu sistem yang
terkomposisikan dari data empirik yang diperoleh
melalui
pengamatan-pengamatan
dan/atau
percobaan-percobaan
serta
interpretasinya
(Wolman, 1973).

Teori
dikembangkan dari
latar belakang
budaya dan era
tertentu yang
bersifat Personal,
historis, Sosiologis
dan Filosofis

Meskipun suatu teori mengandung kebenaran-kebenaran itu sifatnya
tidak mutlak tetapi relatif. Suatu teori selalu memiliki kelemahan dan
tingkat kelemahan itu tergantung pada seberapa jauh prinsip-prinsip
ilmiah yang digunakan dalam mengembangkan teori. Jadi, suatu teori
selalu terbuka untuk dievaluasi, dikritisi dan diverifikasi. Apa yang
Bakhrudin All Habsy-Teori-Teori Konseling Modern
dan Post Moder n|4

dikatakan benar oleh suatu teori pada suatu waktu boleh jadi akan
berubah menjadi salah pada waktu berikutnya.
Jadi, suatu teori selalu berada dalam suatu proses

being

formulated,

merupakan

kegiatan

memverifikasi

teori selalu berada
dalam suatu
proses being
formulated, tidak
statis

pengamatan

tidak

teori

baru

statis.

paling
yang

sudah

terhadap

Penelitian

ilmiah

untuk

ada.

Melalui

peristiwa-peristiwa

dapat muncul inferensi dan hipotesis baru dan ini
tentu saja akan mempengaruhi struktur teori.

Suatu teori yang murni hanyalah memberikan suatu formulasi
tentang suatu posisi atau interpretasi, subyek untuk beberapa bentuk
verifikasi, pengujian kembali, dan formulasi ulang (Williamson, 1965).
Menurut Corey tanpa teori konselor tidak akan
pernah

mampu

membawa

konseli

mencapai

perubahan. Teori konseling merupakan suatu upaya
untuk

menjelaskan

proses

melalui

seperangkat

kegiatan konseling. Meskipun teori sangat diperlukan

teori konseling

dalam setiap praktik konseling, kita tidak perlu

merupakan “peta”

melihat suatu teori sebagai suatu struktur yang

proses konseling

kaku

yang

mempreskripsikan

tentang

serta apa yang

langkah-

harus dilakukan
oleh konselor untuk

langkah khusus yang harus kita lakukan dalam proses
konseling,

tetapi

kita

melihat

teori

membantu klien

sebagai

mencapai tujuan

seperangkat aturan umum yang dapat kita gunakan

yang diinginkan

untuk menetapkan apa yang perlu kita lakukan.
Menurut

Corey

(2010,

313),

semua

teori

konseling

dan

psokoterapi merepresentasikan kedudukan yang berbeda-beda bagi
pemahaman tingkah laku manusia, sehingga tidak diperkenankan terpaku
pada suatu doktrin tunggal, dan tidak mengikuti suatu model disertai
sikap seakan-akan yang lain salah, tidak layak, tidak menarik, dan
sebagainya.

Peta

konsep

pembahasan

konseling

dalam

buku

divisualisasikan dalam gambar 1.1 sebagai berikut:

Bakhrudin All Habsy-Teori-Teori Konseling Modern
dan Post Moder n|5

ini

Gambar 1.1
Peta Konsep Bahasan Pendekatan Konseling
C. Kemaslahatan Teori
Sebagai

suatu

berusaha untuk

layanan

bantuan,

mengkonseptualisasikan

seorang
proses

konselor
konseling

harus
yang

dilakukannya berdasar atas teori-teori yang telah dikembangkan,
sehingga dapat lebih dipahami dan diimplementasikan secara tepat.
Bagi konselor yang sudah berpengalaman, teori-teori yang ada dapat
digunakan untuk lebih memahami tentang perilaku manusia berdasar
atas peristiwa, gejala, fenomena yang terjadi dalam proses konseling.
Sedangkan bagi konselor pemula atau yang masih mengikuti program
pendidikan, disamping

dapat dijadikan

media

untuk

membantu

memahami perilaku yang muncul berdasar atas gejala, peristiwa, atau
fenomennya, sekaligus dapat dijadikan penuntun atau pembimbing
terhadap apa yang harus dilakukan dalam proses konseling.

Bakhrudin All Habsy-Teori-Teori Konseling Modern
dan Post Moder n|6

Pepper (Burk dan Stefflre, 1979) menyebutkan
bahwa teori adalah kaidah-kaidah atau konvensi
manusia untuk menyimpan keteraturan data. Hal ini
diperlukan karena ingatan manusia dapat salah,
sehinga teori tidak hanya sekedar baik sekali
(convenient) tetapi memang diperlukan.
Melalui teori seseorang dapat memperoleh penjelasan
terhadap sesuatu permasalahan yang terjadi. Karena itu
teori disamping harus berisi data yang lengkap juga
harus berisi struktur keterkaitannya, sehingga dapat
diperoleh informasi yang jelas tentang hubungan antara
fakta atau kejadian yang satu dengan yang lain.
Menurut Burk dan Stefflre (1979) teori secara umum
mengandung dua elemen, yaitu realitas dan keyakinan.
Realitas adalah data atau perilaku yang kita amati dan
Teori
Terdiri
dari
Realitas
dan
Keyakinan

mendorong kita untuk menjelaskan. Sedangkan keyakinan
adalah cara kita untuk mencoba memaknai data dengan
menghubungkan apa yang kita amati tersebut dengan
penjelasan

yang

dapat

memperkaya

hal

tersebut,

sehingga dapat diterima secara meyakinkan.

Konseling merupakan pekerjaan professional, karena itu dalam
dalam melaksanakan profesinya tidak boleh mengandung kesalahan
konseptual (serius dan mendalam) sehingga sulit untuk diperbaiki dan
dapat berakibat fatal.
bagi

Teori

konseling

dapat

memberikan

jalan

terhindarnya pelaksanaan profesi konseling tersebut dari

kesalahan konseptual. Dalam merespon pernyataan klien seorang
konselor harus melakukannya berdasar atas dugaan tentang makna
yang dikemukakan klien, apakah makna pernyataan tersebut dalam
kehidupan klien, apakah sesuai dengan tujuan konseling, apa fungsi
konselor, apakah teknik-teknik yang dapat berhasil untuk mengerakkan
ke arah tujuannya.
Menurut Burk dan Stefflre, (1979) Secara umum teori yang baik
memiliki 4 atribut formal, yaitu : (1) jelas, dapat dengan mudah
Bakhrudin All Habsy-Teori-Teori Konseling Modern
dan Post Moder n|7

dipahami

oleh

pembacanya,

serta

tidak

bertentangan

(2)

komprehensif, memiliki skope dan account untuk banyak tingkah
laku, dapat menjelaskan apa yang terjadi pada banyak orang dalam
banyak situasi, atau mampu menjelaskan fenomena secara menyeluruh,
(3) eksplisit, memiliki ketepatan, karena setiap penjelaan didukung
dengan data-data yang dapat diuji, (4) parsimonious, sederhana, tidak
menjelaskan fenomena secara berlebihan dan jelas, mampu merangsang
peneliti untuk mengembangkan teorinya.
D. Paradigma, Visi dan Misi Konseling di Sekolah
1. Paradigma
Paradigma konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan
dalam bingkai budaya. Artinya, pelayanan konseling berdasarkan
kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi
yang dikemas dalam kaji-terapan pelayanan konseling yang
diwarnai oleh budaya lingkungan konseli.
2. Visi
Visi

pelayanan

konseling

adalah

terwujudnya

kehidupan

kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan
bantuan

dalam

pemberian

dukungan

perkembangan

dan

pengentasan masalah agar konseling berkembang secara optimal,
mandiri dan bahagia.
3. Misi
Misi pelayanan konseling meliputi:
a.

Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta
didik melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dalam
kehidupan keseharian dan masa depan.

b.

Misi

pengembangan,

yaitu

memfasilitasi

pengembangan

potensi dan kompetensi peserta didik di dalam lingkungan
sekolah/ madrasah, keluarga dan masyarakat.

Bakhrudin All Habsy-Teori-Teori Konseling Modern
dan Post Moder n|8

c.

Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan
masalah peserta didik mengacu pada kehidupan efektif
sehari-hari.

Bakhrudin All Habsy-Teori-Teori Konseling Modern
dan Post Moder n|9