TEORI DAN PENDEKATAN KONSELING ANALISIS

TEORI DAN PENDEKATAN KONSELING
ANALISIS TRANSAKSIONAL

makalah

disusun untuk memenuhi tugas dan bahan presentasi
mata kuliah jurusan bimbingan dan konseling
Model-Model Konseling

Oleh
KELOMPOK X

Syufiyatuddin Indah Haqqun

1206104030032

Rayyan

1206104030031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH
2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah membantu dan
mengizinkan kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini, shalawat beriring
salam tak lupa kami sanjung sajikan kepada Nabi penerang umat Nabi
Muhammad saw, yang mana beliau telah memberi pencerahan tentang ilmu
pengetahuan.
Makalah yang berjudul “Pendekatan Teori Analisis Transaksional” ini
kami buat untuk melengkapi tugas-tugas kelompok mata kuliah Model-model
Konseling. Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca sebagai
penambah ilmu pengetahuan. Demikian, apabila terdapat kesalahan kami mohon
maaf, dan semoga makalah ini dapat berguna nantinya.

Banda Aceh,

Desember 2015

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1

Latar Belakang..........................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3

Tujuan Penulisan.......................................................................................2


BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1

Sejarah Perkembangan teori Transaksional...............................................3

2.2

Pengertian Analisis Transaksional.............................................................3

2.3

Pemahaman Individu.................................................................................4

2.4

Perkembangan Perilaku.............................................................................5

2.5


Hakikat Konseling.....................................................................................8

2.6

Kondisi Pengubahan..................................................................................8

2.7

Mekanisme Pengubahan..........................................................................10

2.8

Kelemahan Dan Kelebihan......................................................................11

3

2.9

Contoh Kasus Analisis Transaksional.....................................................13


BAB III PENUTUP..............................................................................................23
3.1

Simpulan..................................................................................................23

3.2

Saran........................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

4

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Transaksional

Analisis


merupakan

salah

satu

pendekatan

psysikoterapi dalam konseling yang mana dalam pendekatan TA ini lebih
mengutamakan interaksi antara individu yang satu dengan yang lainnya baik
verbal maupun non verbal. Pendekatan ini dapat diberikan baik dalam konseling
individual maupun kelompok, tapi akan lebih mudah diamati bila dilakukan dalam
kelompok karena konselor secara langsung bisa melihat interaksi dan komunikasi
antara semua anggota kelompok (games people play ).
Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan. Melalui
perjanjian ini tujuan dan arah proses terapi dikembangkan sendiri oleh konseli,
juga dalam proses terapi ini menekankan pentingnya keputusan-keputusan yang
diambil oleh konseli. Maka proses terapi mengutamakan kemampuan konseli
untuk membuat keputusan sendiri, dan keputusan baru, guna kemajuan hidupnya

sendiri.
Transaksional Analisis (TA) dikembangkan oleh Eric Berne tahun 1960.
Dalam mengembangkan pendekatan ini Eric Berne menggunakan berbagai bentuk
permainan antara orang tua, orang dewasa dan anak. Dalam eksprerimen yang
dilakukan Berne mencoba meneliti dan menjelaskan bagaimana status ego anak,
orang dewasa dan orang tua, dalam interaksi satu sama lain, serta bagaimana
gejala hubungan interpersonal ini muncul dalam berbagai bidang kehidupan
seperti misalnya dalam keluarga, dalam pekerjaan, dalam sekolah, dan
sebagainya.
1.2

Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

9.

Bagaimana sejarah perkembangan analisis transaksional ?
Bagaimana pengertian analisis transaksional ?
Bagaimana pemahaman individu pada analisis transaksional ?
Bagaimana perkembangan perilaku pada analisis transaksional ?
Bagaimana hakikat konseling pada analisis transaksional ?
Bagaimana kondisi pengubahan pada analisis transaksional ?
Bagaimana mekanisme pengubahan pada analisis transaksional ?
Bagaimana kelemahan dan kelebihan analisis transaksional ?
Bagaimana contoh kasus analisis transaksional ?
1

1.3

Tujuan Penulisan
1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.

Mengetahui dan memahami sejarah perkembangan analisis transaksional
Mengetahui dan memahami pengertian analisis transaksional
Mengetahui dan memahami pemahaman individu
Mengetahui dan memahami perkembangan perilaku
Mengetahui dan memahami hakikat konseling
Mengetahui dan memahami kondisi pengubahan
Mengetahui dan memahami mekanisme pengubahan
Mengetahui dan memahami kelemahan dan kelebihan analisis

transaksional
9. Mengetahui dan memahami contoh kasus analisis transaksional

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Sejarah Perkembangan teori Transaksional
Analisis transaksional merupakan karya besar Eric Berne (1961). Berne

merupakan ahli ilmu jiwa terkenal di Amerika, lahir di Montreal 10 Mei 1910,
memulai karirnya sebagai psikiatris tahun 1941 sebagai psikoanalisis. Namun
pada akhirnya berne menciptakan teori baru karena kecewa dengan pelaksanaan
psikoanalisa yang membutuhkan waktu lama sampai bertahun tahun dalam
menganalisa pasien. Gagasan tentang AT mulai dikenalkan ke publik tahun 1949
melalui makalah yang berjudul “ the nature of intuition”, tetapi dalam tulisan
tersebut konsep AT belum dirumuskan dengan jelas. Konsep AT secara resmi
mulai diperkenalkan pada berbagai forum ilmiah, antara lain pada “ weatern
regional meeting of the american group psychoteraphy association “ di Los
Angles Amerika Serikat tahun 1957 melalui makalah yang berjudul “
Transctional Analysis : A New and effective Method Of Group Therapy”.
Eric berne melakukan percobaan selama hampir 15 tahun dan akhirnya
berne merumuskan hasil percobaanya itu dalam suatu teori yang disebut “ Analisis
Transaksional dalam psikoterapi” yang diterbitkan pada tahun 1961, selanjutnya
tahun1964 dia menulis pula tentang “ games people play “dan tahun 1966

menerbitkan “Principles of Group treatment”. Pengikut Eric Berne adalah
Thomas Harris, Mc Neel J. dan R.Grinkers. Sejak kematian Berne, 1970,
pengikutnya selalu berupaya mengembangkan AT ini. AT yang pada mulanya
dipergunakan Berne untuk terapi kelompok, sekarang telah meluas pula untuk
terapi Individual dan tersebar luas baik di Amerika Serikat maupun di Amerika
Selatan, Eropa, India atau Jepang.

2.2

Pengertian Analisis Transaksional
Analisis Transaksional (AT) adalah salah satu pendekatan Psychotherapy

yang menekankan pada hubungan interaksional. Transaksional maksudnya ialah
hubungan komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Adapun hal yang

3

dianalisis yaitu meliputi bagaimana bentuk cara dan isi dari komunikasi mereka.
Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan apakah transaksi yang terjadi
berlangsung secara tepat, benar dan wajar. Bentuk, cara dan isi komunikasi dapat
menggambarkan apakah seseorang tersebut sedang mengalami masalah atau tidak.
Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dlm suatu hubungan. Dlm
komunikasi antar pribadi juga dikenal transaksi yang dipertukarkan adalah pesanpesan, baik verbal maupun non verbal.

AT dikembangkan oleh Eric Berne tahun 1960 yang ditulisnya dalam buku
Games People Play. Analisis Transaksional (AT) dapat digunakan dalam konseling
individual, tetapi lebih cocok digunakan dalam konseling kelompok. Analisis
Transaksional melibatkan suatu kontrak yang dibuat oleh klien, yang dengan jelas
menyatakan tujuan-tujuan dan arah proses konseling. Pendekatan ini menekankan
pada aspek perjanjian dan keputusan. Melalui perjanjian ini tujuan dan arah proses
terapi dikembangkan sendiri oleh klien, juga dalam proses terapi ini menekankan
pentingnya keputusan-keputusan yang diambil oleh klien. Maka proses terapi
mengutamakan kemampuan klien untuk membuat keputusan sendiri, dan
keputusan baru, guna kemajuan hidupnya sendiri.

2.3

Pemahaman Individu

Pandangan analisis transaksional tentang hakekat manusia ialah :

1. Pada dasarnya manusia mempunyai keinginan atau dorongan – dorongan
untuk memperoleh sentuhan atau “stroke”.

2. Kehidupan manusia bukanlah merupakan sesuatu yang telah ditentukan
(anti deterministik)

4

3. Manusia mampu memahami keputusan-keputusannya pada masa lalu &
kemudian dapat memilih untuk memutuskan kembali atau menyesuaikan
kembali keputusan yang pernah diambil

4. Manusia mempunyai kebebasan untuk memilih & dalam tingkat kesadaran
tertentu individu dapat menjadi mandiri dalam menghadapi persoalan
hidupnya

5. Hakekat manusia selalu ditempatkan dalam interaksi sebagai dasar
pertumbuhan dirinya.

6. Manusia dapat ditingkatkan, dikembangkan dan diubah secara langsung
melalui proses yang aman, menggairahkan dan bahkan menyenangkan.

2.4

Perkembangan Perilaku

1. Struktur Kepribadian
Ketika Berne menghadapi klien, ia menemukan bahwa kliennya kadangkadang berfikir, berperasaan dan berperilaku seperti anak-anak, tapi di
lain kesempatan terlihat seperti orang tua atau orang dewasa.
Berdasarkan pengalamanya dengan klien itu, Berne berkesimpulan
bahwa manusia memiliki berbagai bentuk kondisi ego, atau disebutnya
dengan ego states yaitu unsur-unsur kepribadian yang terstruktur dan itu
merupakan satu kesatuan yang utuh.
Menurut Eric Berne bahwa status ego seseorang terdiri dari unsur-unsur
sebagai berikut:

(1) Orang tua (Parent)
(2) Dewasa (Adult)
(3) Anak (Child).

5

Gambar dalam bentuk diagram strruktur kepribadian adalah sebagai
berikut:
Orang
Tua

O

Dewasa

D

Anak

A

Gambar. Diagram Struktur Kepribadian

a. Status Ego orang tua. (ego state parent)Yaitu bagian dari kepribadian
yg menunjukkan sifat-sifat orang tua, berisi perintah (harus &
semestinya). Jika individu merasa dan bertingkah laku sebagaimana
orang tuanya dahulu, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut
dalam status ego orang tua. Status ego orang tua merupakan suatu
kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang mirip dengan
bagaimana orang tua individu merasa dan bertingkah laku terhadap
dirinya.

b. Status Ego dewasa (Ego state adult)Yaitu bagian dari kepribadian yg
objektif, stabil, tidak emosional, rasional, logis, tidak menghakimi,
berkerja dengan fakta dan kenyataan-kenyataan, selalu berusaha untuk
menggunakan informasi yang tersedia untuk menghasilkan pemecahan
yang terbaik dalam pemecahan berbagai masalah. Dalam status orang
dewasa selalu akan berisi hal-hal yang produktif, objektif, tegas, dan
efektif dan bertanggung jawab dalam menghadapi kehidupan. Jika
individu bertingkah laku sesuai dengan yang telah disebutkan tadi,
maka individu tersebut dikatakan dalam status ego dewasa..
c. Status ego anak (ego state child)Yaitu bagian dari kepribadian yang
menunjukkan ketidakstabilan, reaktif, humor, kreatif, serta inisiatif,
masih dalam perkembangan, berubah-ubah, ingin tahu dan sebaginya.
6

Status ego anak berisi perasaan, tingkah laku dan bagaimana berpikir
ketika masih kanak-kanak dan berkembang bersama dengan
pengalaman semasa kanak-kanak.

2. Sikap dasar manusia.

Sehubungan dengan penilaian seseorang terhadap dirinya (I) dan orang
lain (you), Thomas Harris (1985 : 50) mengklasifikasikan adanya 4
macam sikap dasar sesuai dengan perkembangan manusia.

a. Posisi pertama

: I’m Not OK – You’re OK

Posisi ini menunjukkan bahwa pada diri seseorang merasakan bahwa
ia lebih rendah dari orang lain. Posisi ini adalah sikap umum yang
yang pertama dimiliki oleh anak pada masa awal kanak-kanak.

b. Posisi kedua

: I’m Not OK – You’re Not OK

Yaitu sikap dasar yang memandang jelek baik atas dirinya maupun
kepada orang lain. Kondisi seperti ini menandakan seseorang
bermasalah atau depresi.Keadaan ini lebih parah dan berbahaya dari
posisi pertama

c. Posisi ketiga

: I’m OK – You’re Not OK

Yaitu sikap yang memandang jelek terhadap orang lain.Posisi hidup
ini menunujukkan adanya kecenderungan pada diri seseorag untuk
menuntut

seseorang,

menyalahkan

mengkambinghitamkan orang lain, menuduh orang lain.

7

seseorang,

d. Posisi keempat

: I’m OK – You’re OK

Posisi ini adalah posisi hidup yang baik atau kepribadian yang sehat
dan menunjukkan adanya suatu keseimbangan pada diri seseorang.
Posisi ini menunjukkan adanya pengakuan akan orang lain yang
memiliki hak yang sama dengan dirinya.

3. Pribadi sehat dan bermasalah.

a. Pribadi sehat.

Dalam pandangan teori ini kepribadian individu yang sehat adalah
sebagai berikut;



Memiliki posisi kehidupan I’M ok – You ‘re OK



Status ego berfungsi secara tepat



Relatif bebas dari script



Memahami dirinya dan orang lain

b. Pribadi bermasalah.

Kepribadian yang dipandang tidak normal menurut teori ini adalah
sebagai berikut;



Posisi kehidupan I’am not OK – You ‘re OK

8

2.5



Posisi kehidupan I’am OK – You ‘re not OK



Posisi kehidupan I’am not OK – You ‘re not OK



Kontaminasi status ego



Eksklusi (batas status ego yang kaku).

Hakikat Konseling

Hakikat Konseling dalam pendekatan Analisis transaksional yaitu
perancangan status ego klien dalam bertransaksi sehingga klien mampu
mempromosikan dirinya dengan tepat. Serta berupaya untuk merangsang rasa
tanggung jawab pribadi klien atas tingkah lakunya sendiri, pemikiran yang logis,
rasional, tujuan-tujuan yang realistis, berkomunikasi dengan terbuka, wajar, dan
pemahaman dalam berhubungan dengan orang lain. Konseling dalam pendekatan
ini cenderung ke arah aspek-aspek kognitif dan behavioral dan dirancang untuk
membantu orang-orang dalam mengevaluasi putusan-putusan yang telah
dibuatnya menurut kelayakan sekarang.

2.6

Kondisi Pengubahan

1.Tujuan Konseling Analisis Transaksional

Menurut Eric Berne 1966 (Dewa Ketut Sukardi 1984:223), mengemukakan
empat tujuan yang ingin dicapai dalam konseling analisis transaksional, yaitu:

9

a. Konselor membantu klien yang mengalami kontaminasi status ego yang
berlebihan.

b. Konselor membantu mengembangkan kapasitas diri klien dalam
menggunakan semua status egonya yang cocok, mencakup memperoleh
kebebasan dan kemampuan yang dapat ditembus diantara status egonya.

c. Konselor berusaha membantu klien dalam mengembangkan seluruh status
ego dewasanya. Pengembangan ini pada hakikatnya adalah menetapkan
pikiran dan penalaran individu, untuk itu individu membutuhkan
kemampuan serta kapasitas yang optimal dalam mengatur hidupnya
sendiri.

d. Konselor membantu klien dalam membebaskan dirinya dari posisi hidup
yang kurang cocok serta menggantinya dengan rencana hidup yang baru
yang lebih produktif.

2. Sikap, Peran Dan Tugas Konselor

Konselor dalam AT berperan sebagai guru, pelatih, narasumber dan sebagai
fasilitator yang bersikap Terbuka, tanggung jawab, Hangat, perhatian dan
Tulus.

10

a. Sebagai guru, konselor menerangkan konsep-konsep seperti analisis
struktural, analisis transaksional analisis skenario, dan analisis
permainan.

b. Sebagai pelatih, konselor mendorong dan mengajari agar klien
mempercayai ego dewasanya sendiri, membantu klien agar terampil
melaksanakan hubungan antar pribadi dengan menggunakan status ego
yang tepat.

c. Sebagai nara sumber, Konselor Membantu klien dalam hal menemukan
kondisi masa lalu yg tdk menguntungkan.

d. Sebagai fasilitator, Konselor menolong klien mendapatkan perangkat yg
diperlukan, menyediakan lingkungan yang menunjang untuk mencapai
perubahan klien atau keseimbangan ego state klien.

3. Sikap,Peran dan Tugas Klien

a. Klien mampu dan bersedia memahami dan menerima kontrak konseling

b. Klien harus aktif dalam proses konseling

c. Klien memperlihatkan kesediaan untuk berubah dg benar-benar berbuat.

4.Situasi Hubungan

11

Ada beberapa implikasi yang menyangkut hubungan konselor dan klien,
yaitu:

a. Tidak ada jurang pengertian yang tidak bisa dijembatani di antara
konselor dan klien. Konselor dan klien berbagi kata-kata dan konsepkonsep yang sama, dan keduanya memiliki pemahaman yang sama
tentang situasi yang dihadapi.

b. Klien memiliki hak-hak yang sama dan penuh dalam konseling.

Berarti klien tidak bisa dipaksa untuk menyingkapkan hal-hal yang
tidak ingin diungkapkannya.

c. Kontrak memperkecil perbedaan status dan menekankan persamaan di
antara konselor dan klien.

2.7

Mekanisme Pengubahan

1. Tahap – Tahap Konseling

Menurut Harris, proses konseling AT ada beberapa tahapan, yaitu:

a. Pada bagian pendahuluan digunakan untuk menentukan kontrak dengan
klien, baik mengenai masalah maupun tanggung jawab kedua pihak.

b. Pada bagian kedua baru mengajarkan Klien tentang ego statenya dengan
diskusi bersama Klien ( Shertzer & Stone, 1980 : 209).

c. Kemudian membuat kontrak yang dilakukan oleh klien sendiri, yang
berisikan tentang apa yang akan dilakukan oleh klien, bagaimana klien
12

akan melangkah kearah tujuan yang telah ditetapkan, dan klien tahu
kapan kontraknya akan habis. Kontrak bagi Dusay (Cosini, 1984 : 419 )
adalah berbentuk pernyataan klien – konselor untuk bekerja sama
mencapai tujuan dan masing-masing terikat untuk saling bertangung
jawab.

d. Setelah kontrak ini selesai, baru kemudian konselor bersama klien
menggali ego state dan memperbaikinya sehingga terjadi dan tercapainya
tujuan konseling.

2. Teknik Konseling

Dalam AT konseling diarahkan kepada bagaimana klien bertransaksi dengan
lingkungannya. Karena itu, dalam melakukan konseling ini, konselor
memfokuskan perhatian terhadap apa yang dikatakan klien kepada orang
lain dan apa yang dikatakan orang lain kepada klien. Untuk itu, teknik yang
sering digunakan dalam AT diantaranya adalah analisis struktur, analisis
transaksional, analisis mainan dan analisis skript.

a. Analisis Struktur

Analisis struktur maksudnya adalah analisis terhadap status ego yang
menjadi dasar struktur kepribadian klien yang terlihat dari respons atau
stimulus klien dengan orang lain.

b. Analisis transaksional

13

Konselor menganalisis pola transaksi dalam kelompok, sehingga
konselor dapat mengetahui ego state yang mana yang lebih dominan
dan apakah ego state yang ditampilkan tersebut sudah tepat atau belum.

c. Analisis Mainan

Analisis mainan adalah analisis hubungan transaksi yang terselubung
antara Klien dengan konselor atau dengan Lingkungannya. Konselor
menganalisis suasana permainan yang diikuti oleh klien untuk
mendapat

sentuhan, setelah itu

dilihat

apakah klien mampu

menanggung resiko atau malah bergerak kearah resiko yang tingkatnya
lebih rendah.

d. Analisis Skript
Analisis Skript ini merupakan usaha konselor untuk mengenal proses
terbentuknya skript yang dimiliki klien. Analisis skript ini hendaknya
sampai menyelidiki transaksi seseorang sejak dalam asuhan orang tua,
pada masa ini terjadi transaksi antara orang tua dengan anak-anaknya.
Dan pada akhirnya terbentuk suatu tujuan hidup dan rencana hidup
(script atau naskah). Hal ini dilakukan apabila konselor sudah meyakini
bahwasanya kliennya terjangkit posisi hidup yang tidak sehat.
2.8

Kelemahan Dan Kelebihan

Dengan melihat Konsepsi, penekanan, serta pelaksanaanya, maka ada
beberapa kelebihan dan kelemahan dari AT.

1.

Kelebihan AT antara lain :

a. Punya Pandangan Optimis dan Realistis tentang Manusia.

14

AT memandang manusia dapat berubah bila dia mau. Manusia punya
kehendak dan kemauan. Kemauan inilah yang memungkinkan manusia
berubah, tidak statis. Sehingga manusia bermasalah sekalipun dapat
berubah lebih baik, bila kemauannya dapat tumbuh.

b. Penekanan Waktu Sekarang dan Di sini.

Tujuan pokok terapi AT adalah mengatasi masalah klien agar dia punya
kemampuan dan memiliki rasa bebas untuk menentukan pilihannya. Hal
ini dimulai dengan menganalisis interaksinya dengan konselor atau orang
lain. Dan itu adalah persoalan interaksi sekarang. Kini dan di sini (here
and now).

c. Mudah Diobservasi.

Pada umumnya teori yang muncul dari laboratorium itu sulit diamati
karena itu terlihat abstrak, sehingga kadang-kadang tak jarang pula yang
hanya merupakan konstruk pikiran manusia penemunya. Berbeda dengan
AT, ajaran Berne tentang status ego ( O, D dan A) adalah konsep yang
dapat diamati secara nyata dalam setiap interaksi atau komunikasi
manusia.

d. Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi

Fokus AT terpusat pada cara bagaimana klien berinteraksi, maka treatment
juga

mengacu

pada

interaksi,

cara

bebicara,

kata-kata

yang

dipergunakannya dalam berkomunikasi. Karena itu, AT tidak hanya
berusaha memperbaiki sikap, persepsi, atau pemahamannya tentang
dirinya

tetapi sekaligus

mempunyai

sumbangan

positif terhadap

keterampilan berkomunikasi dengan orang lain. Hal semacam ini tidak
dimilliki oleh pendekatan lainnya.

15

2. Kelemahan yang dimiliki AT antara lain :

a. Kurang Efisien terhadap Kontrak Treatment

AT mengharapkan, kontrak treatment antara konselor-klien harus terjadi
antara status ego Dewasa-dewasa. Artinya menghendaki bahwa klien
mengikat kontrak secara realistis. Tetapi dalam kenyataannya, cukup
banyak ditemui bahwa banyak klien yang punya anggapan jelek terhadap
dirinya, atau tidak realistis. Karena itu, sulit tercapainya kontrak, karena
ia

tidak

dapat

mengungkapkan

tujuan

apa

yang

sebenarnya

diinginkannya. Sehingga memerlukan beberapa kali pertemuan. Hal
semacam ini dianggap tidak efisien dalam pelaksanaannya.

b. Subyektif dalam Menafsirkan Status Ego.

Apakah ungkapan klien termasuk status Ego Orang tua, Dewasa, atau
Anak-anak merupakan penilaian yang subyektif. Mungkin dalam hal
yang ekstrim tidak ada perbedaan dalam menafsirkannya. Tapi bila
pernyataan itu mendekati dua macam status ego akan sulit ditafsirkan,
dan mungkin berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya.
Perbedaan dalam memahami status ego ini, menyebabkan sulitnya
kesamaan dalam menakar egogram klien.

2.9

Contoh Kasus Analisis Transaksional

NO

1

CE /
CO
CE

DIALOG VERBATIN

“Tok…tok…tok….assalammu’alaikum
ibu….” (sambil mengetuk pintu ruang BK )

16

TAHAP/TEHNIK

“Waalaikum salam, oohhh Irma, ayo sini
masuk,
CO

Opening
silahkanduduk Irma ! ( sambil menunjuk
sofa )

2

3

CE

“Makasih bu “ ( sambil duduk )

CO

“Gimana kabarnya Irma ?” ( sambil
duduk )

CE

“Alhamdulillah,
baik-baik
saja
bu ( sambil menunduk menyembunyikan
sesuattu di wajahnya

CO

“Syukurlah kalau semuanya dalam keadaan
baik?”
Oh ya sekarang apa kegiatanmu ir ?’

4

5

CE

“ Sementara ini kegiatan di rumah engga Topik netral, masih
ada bu, tapi kalau kegiatan di sekolah saya opening
masih ikut ekstrakurikuler PMR bu”
( sambil matanya menatap langit-langit
ruangan )

CO

“Wah itu bagus Irma, sepertinya kamu
senang kegiatan social ya ?” ( sambil terus
memperhatikan
reaksi
Irma
yang
menyembunyika seseutau )

CE

“ Saya senang bu kegiatan PMR karena
saya bisa membantu orang lain dalam
kegiatan social”
“Bagus

sekali

jalan

17

pikiranmu

Irma,

6

CO

ngomong-ngomomg apa cita-citamu nanti Reiforcement
kalau sudah lulus SMA?’ ( sambil
memperhatikan bahasa tubuh Irma yang
mulai gelisah )

CE

“ Yaaahhh itulah bu..???!!!” ( Irma menarik
nafas berat sambil menerawang )

CO

7

CE

CO

8

CE

CO

“lo..lo…kok begitulah…Irma kan anak
yang cerdas dan selalu mendapatkan
peringkat kelas, kenapa Irma sepertinya
Irma bingung ?”

“nnnggg…. ( menggaruk kepala ), gini
bu saya kan maunya masuk jurusan IPS
tapi……..????” ( mulai berkaca-kaca
matanya )
“Tapi kenapa Irma, kan sekarang Irma di Mulai menganalisa
jurusan IPA, jurusan yang diidam-idamkan
semua orang”
kasus

“Itulah bu, akhir-akhir ini, saya ada beban
pikiran, cemas dan takut tidak bisa
memberikan yang terbaik di jurusan IPA in
sesuai harapan orang tuaku” ( tampak
bingung )
“Baiklah Irma, sebelumnya ibu ucapkan
terimakasih Irma mau bertemu ibu di Proses Analisa
ruangan ini yang berarti Irma percaya
penuh sama ibu untuk membantu mencari
jalan keluar, mau menceritakan segala hal
18

yang menjadi beban Irma, dan ibu akan
menjaga kepercayaan ini. Jadi Irma tidak
usah ragu atau khawatir. Apa yang aka kita
bicarakan disini menjadi rahasia kita,
bagaiman Irma ?”

9

CE

CO

Penghargaan akan
kesediaan konseli
dan
menekankan
azas
kerahasiaan
untuk
meningkatkan
kepercayaan
konseli

“Ya bu, saya mengerti dan senang kok bisa
bercerita sama ibu” ( ekspresi gembira
dengan tersenyum )
“Nah Irma sekarang kita ada waktu sekitar
30 menit, karena ibu akan masuk kelas
juga, jadi kalau belum selesai kita akan
meneruskan pada pertemuan berikutnya,
bagaimana Irma, apa Irma setuju ?”
( sambil tersenyum menawarkan rencana)
Kontrak

10

CE

CO

“Ya bu saya setuju, habis ini saya juga ada
keperluan dan janjian dengan guru fisika” (
Irma tersenyum sambil membetulkan
duduknya )
“Hm, baiklah Irma kita mulai dan kita
gunakan waktu yang tidak banyak ini,
sekarang coba ceritakan sama ibu apa
sebenarnya yang mengganjal dan menjadi

19

beban pikiranmu saat ini sehingga kamu
cemas dan khawatir ?” ( sambil berdehem )
Proses Analisis
11

CE

“Begini bu, jurusan yang sekarang saya
jalani ini karena kemauan orang tua saya
bukan atas pilihan saya bu.” ( sambil
menunduk sedih )
“Pilhan orang tuamu ?”

CO
12

CE

“Benar
bu,
jurusan
IPA
akan
mempermudah saya masuk fakultas
kedokteran katanya, terus orang tua saya
juga minta saya menjadi dokter biar bisa
memberikan contoh adik-adik saya kan
saya anak pertama bu” ( sambil tertunduk
memainkan kerudungnya )
“Waaahh, waahh, waaahh banyak sekali ya
Ir permintaan orang tua kamu” ( sambil
menggeleng-gelengkan kepala )

CO

13

CE

“Bukan itu saja bu, orang tua saya juga
selalu marah-marah kalau nilai saya turun,
pokoknya saya harus belajar dan belajar,
kan capek bu !”
20

Proses Sintesis

“Apa alasannya Irma, kok orang tuamu
memperlakukanmu seperti itu?”
CO
14

CE

“Kata orang tuaku jurusan IPA itu bagus
jadi saya harus serius dalam belajar, tapi
saya nggak nyaman bu di jurusan IPA”
( sambil menghentakkan kakinya ke
lantai )
“Pada intinya orang tuamu yang
memilihkan dan menentukan jurusan IPA
itu”

CO
15

CE

“Benar bu itu yang menjadi beban pikiran
saya karena saya inginnya masuk jurusan
IPS” ( sambil menarik nafas kesal)
“Bagaiman dengan nilaimu selama satu
semester ini di jurusan IPA ?”

CO
16

CE

“Nilai saya untuk semester satu lumayan
bagus pak, tapiiii….??” ( menghentikan
ucapannya, tanpak ragu-tagu )
“Tapi kenapa Irma, kan nilaimu bagus tadi
berarti Irma termasuk anak yang pintar dan
mampu di jurusan IPA “

CO
17

CE

“Nah itu dia bu, di semester dua ini
sepertinya nilai saya turun, saya enggak
suka bu di jurusan yang dipilihkan orang
tua saya ini, saya tidak nyaman ibu !!!”
21

( emosi tampak diwajahnya )

CO
18

CE

“Ohh jadi Irma merasa tidak suka dan tidak
nyaman di jurusan IPA ini karena bukan
pilihan Irma sendiri”

Reinforcement

“Benar bu, bahkan orang tua saya juga
sudah memilih Perguruan Tingginya juga,
kan saya cemas bu kalau saya enggak bias
memenuhi harapan itu…..” ( matanya Proses Diagnosa
mulai berkaca-kaca )
“Ohh…….gitu…bukannya
bagus, ibu yakin Irma bisa “

nila-nilaimu

CO
19

CE

“Iya sih bu tapi yang namanya enggak suka
ya pasti jadi jenuh, apalagi pas kuliah nanti
disuruh masuk kedokteran lagi, aduuhhhh
enggak deh bu, saya kan juga puya hak Diagnosa
menentukan pilihan bu, tapi saya juga
enggak bisa menolak keinginan orang tua
saya “ ( mulai meneteskan air mata )
“Hm…ibu mngerti kok Irma, coba
sekarang tarik nafas, tenangkan diri dulu
lalu ceritakan ke bagaimana hubunganmu
dengan orang tuamu ? ( sambil menepuk
bahu Irma untuk menenangkannya sambil
memberinya tissue )

CO

22

20

CE

“Juga Orang tua saya sangat perhatian bu
sama anak-anaknya, semua kebutuhan
kami terpenuhi, falitas rumah lengkap bu,
secara materi kami tak kurang satu apapun
bu, orang tua kami sangat menyayangi
kami, tapi terlalu banyak menuntut dan
mengatur atas nilai dan masa depan kami
bu, bahkan kalau nilai kami jelek,
wahh..!!!!”
“Loh…kenapa memangnya Ir “

CO
21

CE

“Pasti marah besar bu dan kami enggak
boleh keluar rumah” ( sambil menunduk
sedih )
“Seberapa besar sih marahnya orang tuamu
kok Irma takutnya kayak melihat hantu ?” (
sambil tersenyum )

CO
22

CE

“Bukan begitu bu, sebenarnya orang tua
saya baik dan perhatian” ( sambil
tersenyum juga )

23

23

CO

“Nah itu bagus, lalu apa yang harus
ditakutkan kalau teryata orang tuamu baik
dan perhatian “

CE

“Nggak tahulah bu Irma hanya merasa
ketakutan aja….adakalanya orang tuaku
marah kalau tidak sesuai dengan
kehendaknya” ( sambil tersenyum tipis
mengenang orang tuanya)
“Dengan kejadian ini apa yang bisa Irma
lakukan supaya apa yang kamu cemaskan
bias dihindari ?

CO
24

CE

CO
25

26

“Gimana ya bu, saya bingung ?” ( sambil
menggaruk kepalanya yang tertutup jilbab )
“Jurusan apa yang benar-benar diminati
Irma ? ( sambil menatap Irma )

CE

“Jelas jurusan IPS bu” ( matanya berbinar )

CO

“Bagaimana dengan nilaimu di bidang
IPS?”

CE

“Alhamdulillah
bagus
bu,
saya
menbidamng dapatkan nilai sempurna
diatasnya nilai IPA, meskipun nilai IPA
saya juga bagus, cuma mulai di semester
dua ini turun bu nilai IPA saya, enggak tahu
bu ( menarik nafas ), mungkin karena saya
enggak nyaman tadi kali bu ya “
“Wah awal yang bagus kalau nilaimu
sempurna, tapi Irma harus tetap semangat,
optimis dan mencoba menjelaskan ke
24

orang tua Irma tentang jurusan IPA ini,
tentang kecemasan Irma”
CO
27

CE

“Iya bu, saya pernah menyampaikan
keluhan saya bahwa saya tidak suka masuk
jurusan
IPA,
dan
saya
juga
mengungkapkan kalau saya suka ambil
Jurusan IPS karena saya ingin jadi Akuntan
bukan
Dokter,
tapi…”
(
Irma
menghentikan
ucapannya
sambil
menunduk sedih ingat masalah tersebut )
“Hm…oohh….trs….?” (sambil menggeser
duduknya untuk lebih dekat dengan
Konsele )

CO
28

CE

“Tapi orang tua saya marah-marah bu
bahkan ketika saya tahu nilainya turun,
ehhh malah tambah marah dan menyuruh
saya untuk lebih serius belajar enggak
boleh main-main, gitu bu katanya” ( Irma
mengusap air matanya yang mulai jatuh )
“ya sudah…sudah…ibu bisa merasakan
betapa berat tanggung jawab yang harus
kamu pikul.” ( sambil mengelus kepala
Irma )

CO
29

CE

“Makasih bu, tapi saya akan coba lagi

25

bicara dengan orang tua saya bu, kalau
orang tua saya masih tetap bersikeras
dengan kehendaknya, saya enggak tahu
harus bagaimana bu “ ( pecahlah tangis
Irma )
(sambil memberikan tissue) “Iya Irma biar
masalahnya cepat selesai dan tidak
berlarut-larut, agar nilai Irma yang turun
masih bisa diperbaiki”
CO
30

CE

CO
31

CE

CO

32

33

CE

“Ya bu saya akan coba bicara lagi, tapi
kira-kira orang tuaku marah enggak ya
bu ?“
“Dicoba aja, ibu doakan moga berhasil “

Reinforcement

“Baik bu, oh ya bu kira-kira apa yang harus
saya lakukan jika tidak membuahkan
hasil ??” ( sambil memainkan jarinya,
pertanda Irma bimbang )
“Irma harus berani mengambil keputusan
yang sama-sama enak, orang tua Irma tidak
tersinggung dan Irma juga nyaman, kapan Proses Prognosis
rencananya Irma mau bicara dengan orang
tua ? “
“InsaAlloh bu nanti malam saya akan
bicara dengan orang tua saya”

CO

“Bagus sekali, ibu hargai keberanian
Irma.Untuk mengingatkan rencana Irma
tadi ini ibu siapkan format perjanjian
beberapa alternative yang kita sepakati “

CE

“Tujuannya buat apa bu? ( terlihat heran )
26

34

CO

“Agar Irma tidak lupa dengan rencana Irma


CE

“oh gitu ya bu “
“Nah kalau Irma dapat melaksanakan
rencan ini dengan baik, ibu kasih hadiah
khusus buat Irma, gimana Ir “

35

CE

“Wahh mau bu, siap deh bu “ (sambil
tersenyum)”

CO
“Baiklah Irma sepertinya waktu kita sudah
habis
sekalai
lagi
ibu
ingatkan 5kesepakatan kita ya, yang
pertama : Irma paham kan kalau semua
orang tua pasti menginginkan yang terbaik
untuk anaknya walau terkadang jalan yang
diambil salah.

Proses
treatment
ada
perjanjian
dalam pengambilan
keputusan nanti

ke dua: berbicara dengan baik-baik tentang
bakat dan keinginan Irma untuk ke
depannya.
ke tiga: Irma harus berusaha berbicara
dengan sikap yang dewasa.,, tidak
kekanak-kanakkan.
ke empat: Irma harus paham bahwa jurusan Transaksi
IPA itu kemungkinan pilihan di Perguruan
Tinggi lebih luas dan menjadi pilihan yang
didambakan oran.
Yang
terakhir:
Irma
harus
bisa
membuktikan kepada orang tua bahwa
jurusan IPSpun baik dan Irma mampu
sertabisa menjadi akuntan yang suksesdan
tidak mengecewakan orang tuanya, nah

27

giman Irma sudah
maksudkan ?“
36

CE

CO
37

CE
CO

38

CE

CO

39

CE

CO

paham yang

ibu

“Iya bu mudah-mudahan ya bu orang tua
saya mau mengerti jalan pikiran saya’
“Amin, good luck ya Irma, semangat !!!”
(sambil menepuk nepuk pundak Irma )

“Terimakasih bu “ (sambil tersenyum )
“Oh ya masih ada yang mau Irma
sampaikan ke ibu ?
“Saya rasa tidak ada lagi bu, sudah cukup,
terimakasih banyak ya bu” ( sambil
bersalaman )
“Baiklah kalau begitu, Irma “ ( membalas
jabatan tangan Irma )
“Assalammualaikum
bu“
(
sambil
meninggalkan ruangan taman Bimbingan
Konseling )
“Wa’alaikumsalam
Irma”
(
sambil
mengantar sampai di pintu ruangan )

28

Beberapa langkah dalam membantu pengentasan masalah dihadapi oleh Irma :

1. Analisis

a. Dari Segi Fisik

Sebagai anak yang penurut dan patuh Irma tumbuh menjadi seorang gadis
yang cantik dan semampai. Bentuk tubuhnya yang ideal sesuai dengan
gadis-gadis lain. Tak ada kekurangan dalam penampilan fisiknya.

b. Dari Segi Psikis

Tampak di raut wajahnya yang cantik kesedihan dan ketidak nyamanan
dirinya, ia terlihat sering gelisah, tertutup, suka melamun, mudah
tersinggung dan marah.

c. Dari Segi Tingkah laku Sosial

Irma jarang bergaul dengan teman-temannya, kuper, karena sifatnya yang
tertutup Irma tak pernah menceritakan masalahnya kepada orang lain
sehingga ia stres. Irma kurang percaya diri dalam bergaul seperti anakanak lain seusianya.

d. Dari Sisi Keluarga

29

Irma anak pertama dari 3 bersaudara, karna ia anak yang paling besar
maka ia harus memberikan contoh kepada adik-adiknya walaupun
terkadang hatinya berontak. Kedua orang tuanya tergolong keluarga yang
mapan maka dari itu segala sesuatu yang ada dalam keluarganya
ditentukan oleh kedua orangtuanya termasuk masa depan dan citacitaIrma juga ditetapkan oleh mereka tanpa mau melihatbakat dan minat
yang dimiliki oleh Irma.

e. Kemajuan Akademis

Berdasarkan kemampuan akademik yang dimiliki oleh Irma tercatat
bahwa dari TK hingga SMA, dia selalu memiliki nilai yang baik.
Akantetapi padasemester dua kelas XI nilainya mengalami penurunan
dratis karena jurusan yang dipilihnya merupakan pilihan kedua orang
tuanya sehingga bertentangan dengan minat Irma sendiri yaitu ia ingin
masuk jurusan IPS karena ia ingin jadi seorang akuntan.

2. Sistesis

Berdasarkan kemampuan akademik yang dimiliki oleh Irma, tercatat bahwa
dari TK hingga SMA, dia selalu memiliki nilai yang baik. Akan tetapi pada
semester dua kelas XI nilainya mengalami penurunan karena jurusan yang
dipilihnya merupakan pilihan kedua orang tuanya sehingga bertentangan
dengan bakat dan minat Irma sendiri yaitumasuk jurusan IPS.

3. Diagnosa

30

Berdasarkan data dari hasil sintesis yang diperoleh bahwa sebab dari
masalah Imaadalah ketidak mampuan Irma dalam menolak keinginan kedua
orang tuanya yang meninginkan dia masuk IPA padahal bakat dan minat Irma
adalah masuk IPS agar di Perguruan TInggi nanti ia bias masuk Fakultas
Akutansi sehingga ia jadi soranga Akuntansesuai dengan bakatnya yang suka
dengan hal hitung menghitung. Maka dari itu langkah awal yang harus
dilakukan adalah mengajak kedua belah pihak terkait untuk berbicara
bersama agar bisa saling terbuka sehingga dapat mengetahui apa yang
diinginkan oleh kedua belah pihak yang terkait.

4. Prognosis

Adalah langkah awal dalam upaya memprediksi kemungkinan-kemungkinan
yang terjadi jika masalah Irma tidak segera ditangani. Apakah kondisi Irma
akan lebih buruk jika terus di jurusan IPA atau Irma bisa meningkatkan
nilainya yang dibawah standar sekolah? Kemungkinan jika masalah Irma
tidak segera dibantu : Irma akan semakin tertekan, stress dan tidak bisa
nyaman dalam menjalani sekolahnya serta kemungkinan terburuknya Irma
tidak bisa mencapai cita-citanya. Dan kemungkinan jika masalah Irma
dibantu, maka Irma akan dengan nyaman menjalani jurusan pilihan orang
tuanya, lebih bisa konsentrasi sehingga nilainya masih sempat diperbaiki dan
yang paling penting Irma akan lebih focus mengarahkan dirinya demi
menggapai cita-citanya jadi seorang Akuntan.

31

5. Treatment/proses konseling

Berdasarkan data yang telah diperoleh maka kegiatan konseling pun
dilaksanakan dan dari hasil proses konseling tersebut menghasilkan beberapa
alternatif yaitu sebagai berikut :

a. Memberikan pemahaman kepada Irma bahwa setiap orangtua hanya
menginginkan anaknya berhasil tapi terkadang cara yang mereka lakukan
kurang tepat bagi anak hingga akhirnya menyebabkan ketidakenakan hati.

b. Berusaha untuk berbicara baik-baik dengan kedua orangtua mengenai
bakat dan minat yang dimiliki Irma (dalam melakukan cara ini hendaknya
tidak hanya 1 atau 2 kali saja tapi usahakan semaksimal mungkin agar
kedua orangtua menyadarinya karena sekeras apa pun pendirian orang tua
bila selalu kita bicarakan dengan baik-baik pasti akan luluh juga pada
akhirnya).

c. Berusaha agar Irma dapat memahami keinginan kedua orang tunya
dengan menggunakan ego dewasa Irma karena setiap manusia memiliki
tiga ego yaitu ego anak, ego dewasa dan ego orang tua.

d. Memberikan pemahaman dan pengertian kepada Irma bahwa jurusan
IPAmerupakan incaran banyak orang karena selain jurusan IPA itu lebih
leluasa ketika masuk Perguruan Tinggi di Fakultas apa saja.

e. Irma harus bisa membuktikan kepada kedua orang tuanya bahwa
jurusan IPSjuga bisa berhasil tidak hanya jadi seorang Akuntan saja tapai
bisa terjun ke dunia bisnis, jika Irma memang bersikeras mengambil
jurusan IPS.

32

6. Follow up

Setelah melakukan proses konseling harapannya Irma dapat mengambil
keputusan yang tepat dan tidak menyakiti perasaan kedua orang tuanya
(sama-sama nyaman, I am Ok, You’r OK). Namun bila ternyata hasil dari
proses konseling yang telah dilakukan tidak dapat membantu Irma maka akan
dilakukan proses alih tangan kasus berdasarkan kesepakatan bersama
(perjanjian antara Irma dan Konselor).

33

BAB III PENUTUP
3.1

Simpulan
Analisis Transaksional (AT) adalah salah satu pendekatan Psychotherapy

yang menekankan pada hubungan interaksional. Transaksional maksudnya ialah
hubungan komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Adapun hal yang
dianalisis yaitu meliputi bagaimana bentuk cara dan isi dari komunikasi mereka.
3.2

Saran
Analisis transaksional dapat berhasil bila digunakan sebagai penyuluh

kelompok. Karena orang yang sehat kreteria AT adalah yang punya perasaan
bebas untuk menentukan pilihannya. Transaksi yang digunakan adalah terciptanya
transaksi antar status ego Dewasa. Kemungkinan tumbuh dan berkembang
transaksi antar ego Dewasa ini lebih besar dengan teman sebaya. Jadi kondisi ini
memungkinkan konselor menerapkan AT sebagai penyuluh kelompok di sekolah.

34

DAFTAR PUSTAKA

Dewa Ketut, Sukardi.1984. Pengantar Teori Konseling. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Muhammad Surya. 2003. Teori-teori Konseling. Bandung: Pustaka Bany Quraisy.
Harris, T. 1981. Saya Oke-Kamu Oke, terjemahan, Jakarta: Yayasan Cipta Loka.
Corey Gerald. 2005. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi . Bandung:
Rafika Aditama.
Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
http://zulisttya.blogspot.com/2012/05/analisis-transaksional.html. Diakses pada
29 November 2015.
http://counselingcare.blogspot.com/2012/06/konseling-analisistransaksional.html.Diakses pada 29 November 2015.
http://selvia-organis.blogspot.com/2012/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html.
Diakses pada 29 November 2015.
http://rwiewied.blogspot.com/2011/03/pendekatan-konseling-analisa.html.
Diakses pada 29 November 2015.

35