merkuri yang berbahaya, maka penyebaran logam ini perlu diawasi agar
penanggulangannya dapat dilakukan sedini mungkin secara terarah. Selain itu, untuk
menekan jumlah limbah merkuri, maka perlu dilakukan perbaikan sistem. Untuk mencapai
hal tersebut di atas, maka diperlukan upaya pendekatan melalui penanganan tailing atau
limbah B3 yang berwawasan lingkungan dan sekaligus peningkatan efisiensi penggunaan
merkuri.
Pendataan sebaran unsur merkuri di wilayah pertambangan emas yang
menggunakan merkuri sebagai media untuk mengambil emas perlu dilakukan sebagai
implementasi dari pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
1.2. Maksud dan Tujuan
Pendataan sebaran unsur merkuri pada wilayah pertambangan emas dimaksudkan
untuk menginventarisir sebaran merkuri dan logam berat lainnya, untuk dapat digunakan
sebagai dasar pertimbangan dalam pencegahan penurunan kualitas lingkungan.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui zona sebaran merkuri dan logam berat lainnya
sehingga penyebarluasan logam berbahaya ini dapat dicegah sedini mungkin, serta daerah
yang mengalami penurunan kualitas lingkungan dapat dideteksi agar tidak terjadi pencemaran
lingkungan yang lebih luas. 1.3. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan di daerah Gunung Pani, wilayah usaha pertambangan KUD Dharma
Tani Marisa, KP DU.360Sulut dan sekitarnya, secara administratif sebagian besar termasuk
kedalam wilayah Desa Hulawa, Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, Provinsi
Gorontalo, pada bagian timur terutama di Daerah Sungai Batudulanga dan sekitarnya
termasuk ke dalam Kecamatan Paguat, secara geografis terletak di antara : 121° 59 36
122° 0008 BT, 0° 33 17 0° 33 50LU.
Untuk mencapai lokasi kegiatan dapat ditempuh dari Jakarta menuju Gorontalo atau
Manado dengan pesawat terbang dan selanjutnya ke Kota Marisa dapat memakai
kendaraan darat melalui jalan Lintas Sulawesi berjarak 200 km dari Gorontalo. Dari Kota
Marisa menuju lokasi G. Pani dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan khusus
lapangan atau sepeda motor dengan jarak
± 15 km.
2. METODOLOGI
Kegiatan pendataan penyebaran unsur merkuri pada wilayah pertambangan emas di
daerah Gunung Pani, Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, Propinsi Gorontalo
dilakukan dengan metodologi geokimia sebagai berikut :
• Pengumpulan data sekunder dan penentuan
lokasi pengambilan contoh geokimia dengan melakukan pengeplotan rencana
lokasi pengambilan contoh pada peta wilayah kegiatan.
• Pengumpulan data primer dengan
melakukan pendataan di lapangan meliputi pengamatan dan pencatatan geologi,
penambangan dan pengolahan, lingkungan geokimia, lokasi usaha pertambangan, serta
pengambilan contoh geokimia berupa tanah, tailing, air permukaan, endapan
sungai aktif dan batuan.
• Analisis laboratorium
• Pengolahan data, evaluasi dan penyusunan
laporan hasil kegiatan.
2.1. Pengambilan Contoh Pengambilan contoh geokimia untuk
analisis kandungan logam di laboratorium dengan metodologi sebagai berikut.
2.1.1. Contoh Endapan Sungai Aktif
Contoh sedimen sungai ± 100 gram berat
kering diambil secara sistematis pada cabang- cabang sungai dengan mempertimbangkan
Daerah Aliran Sungai dimana terdapat usaha pertambangan emas rakyat dengan
menggunakan saringan berukuran 80 mesh. Contoh dimasukkan ke dalam kantong plastik
dan ditutup rapat untuk menghindari menguapnya air raksa.
Selain itu diambil juga contoh endapan sungai pada daerah dekat kegiatan
pertambangan, tetapi tidak ada pembuangan limbah penambangan dan pengolahan, yang
diharapkan akan menghasilkan cerminan dari rona awal.
Mengingat lokasi penambangan dan pengolahan umumnya berada pada puncak-
puncak bukit G. Pani dan bukit di sekitarnya yang berpola aliran radier, maka kedudukan
contoh endapan sungai sebagian besar berada di bagian hilir dari lokasi pengolahan dan
penambangan. Analisis laboratorium contoh endapan sungai aktif meliputi kandungan unsur
Cu, Pb, Zn, As, Cd, dan Hg.
2.1.2. Contoh Tanah
Contoh tanah diambil dengan berat kering ± 100 gram pada daerah sekitar kegiatan
Hasil Kegiatan Subdit Konservasi TA. 2005
15 - 2
pengolahan serta daerah hilir dari pengolahan dimana limpasan air banjir dapat mencapai
daerah tersebut. Analisis laboratorium contoh tanah meliputi kandungan unsur Cu, Pb, Zn, As,
Cd, dan Hg 2.1.3. Contoh Tailing
Tailing atau ampas dari pengolahan bijih emas diambil pada bak penampung tailing dekat
instalasi tromol. Contoh tailing masing-masing ± 100 gram berat kering. Analisis laboratorium
contoh tailing meliputi kandungan unsur Cu, Pb, Zn, As, Cd, Hg, Ag dan Au.
2.1.4. Contoh Batuan
Contoh batuan merupakan bijih emas yang ditambang, diambil seberat minimal 100 gr
kering. Batuan yang diambil diharapkan akan memberikan gambaran tentang kandungan
mineralisasi logam. Analisis laboratorium contoh batuan meliputi kandungan unsur Cu,
Pb, Zn, As, Cd, Hg, Ag dan Au. 2.1. 5. Contoh Air
Contoh air 400-500 ml diambil dari sungai baik di daerah hulu maupun di bagian
hilir, serta di sekitar tempat pengolahan emas. Contoh air dimasukkan ke dalam botol dan
ditetesi asam nitrat 2N untuk mengikat air raksa. Analisis laboratorium contoh air meliputi
kandungan unsur Cu, Pb, Zn, As, Cd, dan Hg.
2.2. Analisis Laboratorium