PENDAHULUAN Pendataan Sebaran Unsur Merkuri Pada Wilayah Pertambangan Gunung Pani dan Sekitarnya, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo

PENDATAAN SEBARAN UNSUR MERKURI PADA WILAYAH PERTAMBANGAN GUNUNG PANI DAN SEKITARNYA KABUPATEN POHUWATO, PROVINSI GORONTALO Oleh : Sabtanto JS, Suhandi SARI Daerah Gunung Pani terdapat kegiatan pertambangan rakyat, yang melakukan kegiatannya di wilayah KUD Dharma Tani Marisa dan sekitarnya. Secara administratif Daerah Gunung Pani termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Marisa dan Paguat, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Mineralisasi emas primer di daerah G. Pani, terjadi pada batuan lava riodasit, breksi dan batuan piroklastik lainnya, tipe cebakan berupa porfiri Au yang menempati daerah perbukitan di sekitar G. Pani. Bijih emas primer selain mengandung perak, juga logam Cu, Pb, Zn, Cd, As dan Hg. Cebakan emas sekunder dijumpai pada residual soil, dan sebagai endapan emas aluvial yang menempati lembah sungai di sekitar G. Pani menerus sampai Sungai Marisa. Penambangan dengan sistim tambang dalam yang mengambil bijih emas urat kuarsa, serta penambangan terbuka yang menambang residual soil dari endapan primer serta endapan aluvial sungai dan koluvial. Pengolahan emas primer menggunakan gelundungtromol, sedangkan emas sekunder menggunakan sluice box. Kedua sistem pengolahan tersebut, untuk menangkap emas dengan proses amalgamasi, yaitu menggunakan merkuri sebagai medianya. Proses pengolahan bijih emas dengan proses amalgamasi kurang optimal, recovery pengolahan rendah, biasanya 60. Tailing sisa proses pengolahan bijih emas primer maupun sekunder yang masih mengandung emas dan merkuri umumnya langsung dibuang pada lahan sekitarnya atau sebagian ke badan sungai. Cara penanganan tailing hasil pengolahan dan penggunaan merkuri oleh para penambang mempunyai potensi mencemari lingkungan di sekitarnya. Potensi pencemaran terutama pada tahapan pembuangan tailing dan penggaranganpembakaran amalgam. Kegiatan penambangan dan pengolahan juga menyebabkan kekeruhan pada aliran air sungai, dan pendangkalan di bagian hilir. Sebaran merkuri dan logam logam yang terkandung dalam bijih mempunyai pola meninggi sangat signifikan pada daerah sekitar pengolahan, dan cenderung mengecil ke arah hilir. Peninggian merkuri dijumpai pula pada saluran irigasi untuk persawahan. Kandungan merkuri yang tinggi dijumpai juga pada tanah di sekitar lokasi pengolahan serta daerah bantaran banjir. Tingginya merkuri pada contoh endapan sungai diakibatkan oleh tiga faktor, yaitu peninggian alami akibat proses dispersi unsur merkuri dari tubuh bijih yang telah berlangsung dalam kurun waktu geologi, unsur merkuri dari tailing hasil pengolahan bijih mengandung mineralisasi Hg, serta merkuri yang diimbuhkan untuk proses amalgamasi terbuang bersama tailing atau saat penggarangan amalgam. Optimalisasi penambangan dan pengolahan perlu ditingkatkan dengan mempertimbangkan aspek pemanfaatan bahan galian yang ada dengan tetap mempertimbangkan daya dukung lingkungan di sekitarnya. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konservasi sumber daya mineral merupakan upaya pemanfaatan bahan galian secara optimal, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Pembangunan sumber daya mineral berkelanjutan sebagai salah satu tujuan konservasi merupakan upaya pemanfaatan sumber daya mineral secara optimal dengan menjaga keseimbangan antara aspek pemanfaatan dan daya dukung lingkungan. Usaha pertambangan oleh sebagian masyarakat sering dianggap, selalu menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan. Sebagai contoh, pada kegiatan usaha pertambangan emas sekala kecil, pengolahan bijih dilakukan dengan proses amalgamasi yaitu menggunakan merkuri sebagai media untuk mengikat emas, apabila tidak dikelola dengan hati-hati berpotensi mencemari lingkungan sekitarnya. Merkuri telah lama digunakan oleh para penambang emas di Indoensia. Mengingat sifat Hasil Kegiatan Subdit Konservasi TA. 2005 15 - 1 merkuri yang berbahaya, maka penyebaran logam ini perlu diawasi agar penanggulangannya dapat dilakukan sedini mungkin secara terarah. Selain itu, untuk menekan jumlah limbah merkuri, maka perlu dilakukan perbaikan sistem. Untuk mencapai hal tersebut di atas, maka diperlukan upaya pendekatan melalui penanganan tailing atau limbah B3 yang berwawasan lingkungan dan sekaligus peningkatan efisiensi penggunaan merkuri. Pendataan sebaran unsur merkuri di wilayah pertambangan emas yang menggunakan merkuri sebagai media untuk mengambil emas perlu dilakukan sebagai implementasi dari pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.

1.2. Maksud dan Tujuan

Pendataan sebaran unsur merkuri pada wilayah pertambangan emas dimaksudkan untuk menginventarisir sebaran merkuri dan logam berat lainnya, untuk dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pencegahan penurunan kualitas lingkungan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui zona sebaran merkuri dan logam berat lainnya sehingga penyebarluasan logam berbahaya ini dapat dicegah sedini mungkin, serta daerah yang mengalami penurunan kualitas lingkungan dapat dideteksi agar tidak terjadi pencemaran lingkungan yang lebih luas. 1.3. Lokasi Kegiatan Lokasi kegiatan di daerah Gunung Pani, wilayah usaha pertambangan KUD Dharma Tani Marisa, KP DU.360Sulut dan sekitarnya, secara administratif sebagian besar termasuk kedalam wilayah Desa Hulawa, Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, pada bagian timur terutama di Daerah Sungai Batudulanga dan sekitarnya termasuk ke dalam Kecamatan Paguat, secara geografis terletak di antara : 121° 59 36 122° 0008 BT, 0° 33 17 0° 33 50LU. Untuk mencapai lokasi kegiatan dapat ditempuh dari Jakarta menuju Gorontalo atau Manado dengan pesawat terbang dan selanjutnya ke Kota Marisa dapat memakai kendaraan darat melalui jalan Lintas Sulawesi berjarak 200 km dari Gorontalo. Dari Kota Marisa menuju lokasi G. Pani dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan khusus lapangan atau sepeda motor dengan jarak ± 15 km.

2. METODOLOGI