G. Tujuan Konseling
Dari pandangan Rogers tentang kepribadian, Rogers menaruh perhatian pada keadaan psikologis yang sehat. Artinya bahwa setiap proses konseling
diharapkan dapat membantu klien dalam menemukan konsep dirinya. Secara ideal tujuan konseling berpusat pada person terbatas oleh tercapainya pribadi
yang kongruensi.
Rogers mengemukakan tujuan konseling pada dasarnya sama dengan tujuan kehidupan yaitu
fully fuctioning person
, yaitu pribadi yang berfungsi sepenuhnya, meskipun memiliki sedikit perbedaan.
Secara singkat tujuan konseling itu sendiri mencakup: terbuka terhadap pengalaman, adanya kepercayaan terhadap organismenya sendiri, kehidupan
ekstensial yaitu sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan, perasaan bebas dan kreatif.
G. Layanan Konseling 1. Pendekatan yang digunakan
Pendekatan yang digunakan adalah
Person Centered Counseling
. Karakteristik perilaku bermasalah adalah pengasingan yaitu orang yang
tidak memperoleh penghargaan secara positif dari orang lain, ketidakselarasan antara pengalaman dan self tidak kongruensi,
mengalami kecemasan yang ditunjukkan oleh ketidakkonsistenan mengenai
konsep dirinya,
defensif, dan
perilaku yang
salah penyesuaiannya.
2. Langkah- langkah Konseling
a. Langkah pertama, konseli datang ke konselor dalam kondisi penyesuaian diri yang tidak baik.
b. Langkah kedua, saat konseli menjumpai konselor dengan penuh harap dapat memperoleh bantuan jawaban atas permasalahan yang sedang
dialami, dan menemukan jalan atas kesulitan-kesulitannya. Perasaan yang ada pada konseli adalah ketidakmampuan mengatasi kesulitan
hidupnya.
c. Langkah ketiga, pada awal konseling konseli menunjukkan perilaku, sikap, dan perasaannya yang kaku. Dia menyatakan permasalahan yang
dialami kepada konselor secara permukaan dan belum menyatakan pribadi yang dalam. Pada awal-awal ini konseli cenderung
mengeksternalisasi perasaan dan masalahnya. Karena kondisi yang diciptakan konselor kondusif, dengan sikap empati dan penghargaan,
konselor terus membantu konseli untuk mengeksplorasi dirinya secara lebih terbuka.
d. Langkah keempat, Konseli mulai menunjukkan sikapnya yang lebih menyatakan diri yang sesungguhnya. Konseli mulai menghilangkan sikap
dan perilaku yang kaku, membuka diri terhadap pengalamannya, dan belajar untuk bersikap lebih matang dan lebih teraktualisasi, dengan jalan
menghilangkan pengalaman yang didistorsinya diputar balikkan.
3. Pelaksanaan Konseling
Hari Tanggal : Rabu, 27 Agustus 2014
Waktu : 10.00- 10.15 Istirahat pertama
Tempat : Ruang BK
H. Evaluasi 1. Hasil yang Ingin Dicapai
Konseli ingin memperbaiki hubungan yang baik dengan temannya tersebut dan konseli berharap temannya tersebut mau memaafkan
kesalahannya.
2. Hasil yang Telah Dicapai
Konseli mampu terbuka kepada konseli dengan menceritakan isi hatinya yang sedang merasa kebingungan dengan masalah yang
dihadapinya. Konseli berusaha untuk meminta maaf kembali kepada temannya, dan menjelaskan maksud awal dari permasalahan tersebut agar
tidak terjadi
miss-comunication
.
I. Rencana Tindak Lanjut