1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi rasa aman pada seluruh Warga Negara.
2. Membangun tata kelola Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka Negara Kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia. 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial.
9 AGENDA PRIORITAS NAWACITA
Slide - 7
PERPRES NO.60 TAHUN 2015 TENTANG RKP 2016
Slide - 8
KERANGKA PENDEKATAN PENYUSUNAN RKP 2016
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Slide - 9
Tema RKP 2016
DIMENSI PEMBANGUNAN
MANUSIA
Pendidikan
Perumahan Kesehatan
Mental Karakter
DIMENSI PEMBANGUNAN
SEKTOR UNGGULAN Kedaulatan Pangan
Kemaritiman dan Kelautan Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan
Pariwisata dan Industri DIMENSI
PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN
Antar Kelompok Pendapatan Antar Wilayah
Faktor-faktor dan kebijakan yang mendorong pertumbuhan
ekonomi Pemerataan dan penanggulangan
kemiskinan
KERANGKA EKONOMI MAKRO
Peningkatan kesejahteraan manusia dan masyarakat yang inklusif dan berbasis luas
Pertumbuhan ekonomi yang tidak menurunkan daya dukung lingkungan dan ekosistem
Mengurangi pengangguran dan kemiskinan Pemerataan pendapatan antar golongan dan antar
wilayah
SASARAN AKHIR
Arah Kebijakan dan Sasaran serta Kegiatan Prioritas
Didukung Kondisi Perlu Prasyarat Keberhasilan
RPJMN 2015 2019
PERPRES 22015
KERANGKA PENDEKATAN PENYUSUNAN RKP 2016
Slide - 10
ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Slide - 11
ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO
Indikator 2015
2016 APBN APBNP
KEM-PPKF Kesepakatan
DPR RAPBN
a. Pertumbuhan ekonomi , yoy 5,8
5,7 5,8 6,2
5,6 6,0 5,8
b. Inflasi ,yoy 4,4
5,0 3,0 5,0
3,0 5,0 4,0
c. Tingkat bungan SPN 3 bulan 6,0
6,2 4,0 6,0
4,0 6,0 5,5
d. Nilai tukar RpUS 11.900 12.500 12.800 13.200 13.000 13.400 13.200
e. Harga Minyak Mentah Indonesia USbarel 105
60 60 80
60 70 65
f. Lifting Minyak ribu barel per hari 900
825 830 850
800 830 830
g. Lifting Gas ribu barel setara minyak per hari 1.248
1.221 1.100 1.200
1.100 1.300 1.150
Indikator 2015
APBNP 2016
Kesepakatan DPR
Angka Kemiskinan 10,3
9,0 10,0 Tingkat Pengangguran
5,6 5,2 5,5
Gini Ratio 0,40
0,39 IPM Indeks Pembangunan Manusia
69,4 70,1
Keterangan : Kesepakatan Pembicaraan Pendahuluan Badan Anggaran dilaksanakan sejak pertengahan Mei 2015, Rapat Paripurna direncanakan dilaksanakan awal Juli 2015.
Target Pembangunan 2015 2016
Slide - 12
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL
Dimensi Pembangunan Kondisi Perlu
Slide - 13
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
STRATEGI PEMBANGUNAN
Disiapkan oleh KIB II, kemudian direvisi melalui Perpres No. 32015 tentang Perubahan RKP 2015
RKP 2015 RKP 2015
MELANJUTKAN REFORMASI BAGI
PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
YANG BERKEADILAN
RKP 2016 RKP 2016
MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK
MELETAKKAN FONDASI PEMBANGUNAN YANG
BERKUALITAS MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR UNTUK MELETAKKAN FONDASI
PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS
RKP 2017 RKP 2017
Ditentukan dalam proses penyusunan
RKP 2017
RKP 2018 RKP 2018
Ditentukan dalam proses penyusunan
RKP 2018
RKP 2019 RKP 2019
Ditentukan dalam proses penyusunan
RKP 2019
Slide - 14
TEMA RKP 2016
Permasalahan utama yang menghambat percepatan realisasi investasi adalah adanya keterbatasan infrastruktur, termasuk pasokan listrik.
Pemenuhan ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu prasyarat utama yang harus dilakukan dalam pembangunan yang berkualitas.
Pembangunan berkualitas : Membangun untuk manusia dan masyarakat, yang inklusif dan berbasis
luas, dan mengurangi ketimpangan antar golongan dan antar wilayah. Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung
lingkungan dan keseimbangan ekosistem. Menghasilkan pertumbuhan, dan kesejahteraan yang berkelanjutan.
Infrastruktur diperlukan, utamanya untuk mendukung agenda prioritas kedaulatan pangan, kedaulatan energi, kemaritiman, pariwisata dan
industri dengan sasaran kelompok sosial yang luas dan sasaran wilayah yang
meningkatkan pemerataan.
Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Meletakkan Fondasi Pembangunan yang Berkualitas
Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Meletakkan Fondasi Pembangunan yang Berkualitas
Slide - 15
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA
Slide - 16
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
Slide - 17
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
Indikator 2014
Baseline 2016
2019
Rata-rata lama sekolah penduduk usia diatas 15 tahun 8,1
tahun 8,5
tahun 8,8
tahun
Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun 94,1
95,1 96,1
Prodi Perguruan Tinggi Minimal Terakreditasi B 50,4
2013 58,8
68,4
Persentase SDMI berakreditasi minimal B 68,7
76,5 84,2
Persentase SMPMT berakreditasi minimal B 62,5
71,8 81,0
Persentase SMAMA berakreditasi minimal B 73,5
79,1 84,6
Persentase Kompetensi Keahlian SMK berakreditasi minimal B 48,2
56,6 65,0
Rasio APK SMPMTs antara 20 penduduk termiskin dan 20 penduduk terkaya
0,84 2013
0,87 0,90
Rasio APK SMASMKMA antara 20 penduduk termiskin dan 20 penduduk terkaya
0,57 2013
0,58 0,60
Pendidikan Anak Usia Dini
Angka Partisipasi PAUD 66,81
70,85 77,23
Pendidikan Dasar
Angka Partisipasi Murni SDMI 91,28
91,79 94,78
Angka Partisipasi Kasar SD MI SDLB Paket A 111,04
111,14 114,09
Angka Partisipasi Murni SMPMTs 79,42
80,87 82,02
Angka Partisipasi Kasar SMPMTsPaket B 101,57
104,47 106,94
Pendidikan Menengah
Angka Partisipasi Murni SMAMASMK 55,26
60,84 67,48
Angka Partisipasi Kasar SMA MA SMK Paket C 79,22
85,51 91,63
Pendidikan Tinggi
Angka Partisipasi Kasar PT 28,51
31,31 36,73
Arah Kebijakan
1. Melanjutkan upaya untuk memenuhi hak seluruh
penduduk mendapatkan layanan pendidikan dasar
berkualitas. 2. Memperluas dan meningkatkan
pemerataan pendidikan menengah yang berkualitas.
3. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan anak usia
dini PAUD. 4. Meningkatkan kualitas
pembelajaran. 5. Meningkatkan relevansi
pendidikan kejuruan dengan kebutuhan dunia kerja.
6. Meningkatkan kualitas, pengelolaan dan penempatan
guru, serta jaminan hidup dan fasilitas pengembangan
keilmuan dan karir bagi guru di daerah khusus.
7. Meningkatkan pemerataan akses, kualitas, relevansi, dan
daya saing pendidikan tinggi.
Slide - 18
TAHUN 2016
KEGIATAN SASARAN a.l
KL
Penyediaan bantuan pendidikan melalui Kartu Indonesia Pintar
• 11.563.606 siswa SDMIsederajat
• 5.715.584 siswa SMPMTssederajat
• 4.401.047 siswa SMASMKMAsederajat
Kemdikbud, Kemenag
Pemerataan fasilitas pendidikan di seluruh wilayah terutama wilayah yang tingkat dan pelayanan
pendidikan rendah dan buruk •
Unit sekolah baru USB: 15 SD; 245 SMPMTs; 218 SMASMKMA •
Ruang kelas baru RKB: 2.515 SDMI; 3.363 SMPMTs; 10.026 SMASMKMA
• Rehabilitasi ruang kelas rusak: 6.875 ruang kelas SDMI; 6.123 ruang
kelas SMPMTs; 3.612 SMASMKMA •
Perpustakaan: 3.040 paket •
Laboratorium IPABahasaKomputer: 3.320 paket Kemdikbud,
Kemenag
Penyediaan tunjangan khusus bagi guru di wilayah terpencil
• 2.430 guru TKTKLB;
• 106.750 guru Dikdas;
• 8.616 guru Dikmen; dan
• 7.969 guru madrasah dan pendidikan agama
Kemdikbud, Kemenag
Beasiswa peningkatan kualifikasi S1 bagi guru •
10.565 guru TKPAUD •
85.270 guru Dikdas •
4.512 guru Dikmen •
13.285 guru pendidikan agama dan pendidikan keagamaan Kemdikbud,
Kemenag
Penyediaan bantuan BIDIKMISI •
306.173 mahasiswa Kemristekdikti
Penyediaan subsidi perguruan tinggi negeri untuk pengembangan IPTEK unggulan
• 12.000 judul penelitian dari dana BOPTN
• Terlaksananya penelitian inovasi di 118 PTN
Kemristekdikti Beasiswa peningkatan kualifikasi S2S3 bagi dosen
• S2S3 luar negeri: 996 dosen PT
• S3 dalam negeri: 3.425 dosen PT
• S2 dalam negeri: 1.805 dosen PT
• S2S3: 2.449 dosen PTA
Kemristekdikti, Kemenag
Catatan: Pembangunan SMK baru dan perkuatan program kejuruan SMK diarahkan untuk mendukung 5 sektor unggulan: kelautan, pertanian, energi, industri, dan pariwisata
Slide - 19
PEMBANGUNAN KESEHATAN
Slide - 20
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Arah Kebijakan
1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut
Usia yang Berkualitas 2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat
3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
4. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN Bidang
Kesehatan 5. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan
Dasar yang Berkualitas 6. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan
Rujukan yang Berkualitas 7. Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran,
dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan
8. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan
Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan 9. Meningkatkan Pengawasan Obat dan
Makanan
PEMBANGUNAN KESEHATAN
No Pembangunan
Baseline 2014 Sasaran 2016
Sasaran 2019 Kesehatan
1. Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat
• Persentase persalinan di fasilitas pelayanan
kesehatan PF 70,4 2013
77 85
• Persentase ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal ke empat K4 70,4 2013
74 80
• Persentase kunjungan neonatal pertama KN1
71,3 2013 78
90 •
Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap
90 2014 91,5
93 •
Prevalensi kekurangan gizi underweight pada anak balita persen
19,6 2013 18,3
17 •
Prevalensi stunting pendek dan sangat pendek pada anak baduta bawah dua tahun persen
32,9 2013 30,5
28 2.
Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular •
Prevalensi Tuberkulosis TB per 100.000 penduduk
297 2013 271
245 •
Prevalensi HIV persen 0,46 2014
0,5 0,5
• Prevalensi tekanan darah tinggi persen
25,8 2013 24,6
23,4 •
Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+ tahun persen
15,4 2013 15,4
15,4 •
Prevalensi merokok penduduk usia 18 tahun 7,2 2013
6,4 5,4
3.
Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan
• Jumlah kecamatan yang memiliki minimal satu
puskesmas yang tersertifikasi akreditasi 0 2014
700 5.600
• Persentase kabupatenkota yang mencapai 80
persen imunisasi dasar lengkap pada bayi 71,2 2013
80 95
• Jumlah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis
tenaga kesehatan 1.015 2013
2.000 5.600
Prevalensi HIV cenderung meningkat dengan cepat dari 0,2 2010 menjadi 0,46 2014 sehingga target ditetapkan tidak melebihi 0,5 persen sesuai standar internasional.
Prevalensi obesitas cenderung naik dari 11,7 2007 menjadi 15,4 2013 sehingga target prevalensi obesitas ditetapkan tidak mengalami kenaikan sesuai kesepakatan global.
Slide - 21
TAHUN 2016
NO KEGIATAN
SASARAN a.l: KL
1 Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat khususnya Kartu Indonesia
Sehat KIS KIS pembiayaan melalui PBI: 99,6 Juta orang 23,7 juta RTS termasuk
Penyandang Masalah Kesejahteraan SosialPMKS, penghuni lapas, bayi lahir dari PBI, dan buffer untuk menuju penduduk 40 berpendapatan terbawah
Kementerian Kesehatan
Bantuan Operasional Kesehatan BOK Untuk Puskesmas - 9.865 Puskesmas Jumlah RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana prasarananya 14 RS
Jumlah RS Rujukan Regional yang memenuhi sarana parasarana dan alat SPA sesuai standar 130 RS
Jumlah RS pratama yang dibangun 10 RS Penyediaan obat dan vaksin di puskesmas
sebesar 80 ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi
sebesar 74 ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat K4 dan 77 persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan PF
2 Penguatan Pengawasan Obat
dan Makanan Persentase obat yang memenuhi syarat : 92,5
Badan POM Persentase makanan yang memenuhi syarat : 88,6
Persentase obat tardisional yang memenuhi syarat : 81
Slide - 22
PEMBANGUNAN PERUMAHAN
Slide - 23
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PEMBANGUNAN PERUMAHAN
SASARAN 2014
Baseline 2016
2019 Pembangunan Perumahan, Air Minum dan Sanitasi
• Akses Air Minum
Layak 70
76,1 yang terdiri akses 4K 67,5 dan
akses dasar 8,6 100 yang terdiri
akses 4K 85 dan akses dasar 15
• Akses Sanitasi
Layak 60,5
77,4 yang terdiri dari akses layak
66,3 dan akses dasar 11,1
100 akses layak 85 dan
akses dasar 15
• Kawasan
Permukiman Kumuh Perkotaan
5,6 Juta rumah
tangga Pengurangan 30
Kawasan Permukiman Kumuh
dari total 38.431 Ha Terciptanya Kawasan
Permukiman Kumuh
• Angka kekurangan
tempat tinggal Backlog perspektif
kepenghunian 6,5 juta
5 juta
Keterangan: •
Akses 4K Air Minum : Akses memenuhi prinsip 4K yaitu Kualitas, Kuantitas, Kotinuitas
dan Keterjangkauan. 60 literoranghari •
Akses Dasar Air minum : Akses memenuhi kebutuhan dasar sebanyak 15 literoranghari
• Akses Layak Sanitasi
: Akses sanitasi layak dengan target 15 sistem setempat dan 85 sistem terpusat
• Akses Dasar Sanitasi
: Akses dasar terhadap sanitasi atau basic improved sanitation untuk daerah berisiko sanitasi rendah dan kawasan berkepadatan
rendah Perilaku Hidup Bersih Sehat, Cubluk, dll
ARAH KEBIJAKAN 1. Penyusunan dokumen perencanaan pembangunan perumahan
dan kawasan permukiman baik di tingkat pusat maupun daerah
berupa: a Peta Jalan Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman; b Pendataan perencanaan pembangunan
perumahan hingga tahun 2019; c Housing Career System; serta d Buku Putih dan Strategi Penanganan Kumuh Daerah KabKota.
2. Peningkatan keterlibatan setiap pemangku kepentingan dalam fasilitasi penyediaan hunian layak bagi MBR dan penanganan
kumuh melalui: a peningkatan kapasitas perencanaan dan
advokasi Pemerintah Daerah dalam mengelola pembangunan perumahan dan kawasan permukiman; b menciptakan iklim
investasi yang kondusif untuk mendorong keterlibatan swasta; c mendorong peran Perumnas dalam menyediakan hunian dan SMF
dalam memfasilitasi pembiayaan perumahan untuk MBR; serta d peningkatan kapasitas masyarakat dalam membangun dan
memelihara rumah, termasuk melakukan pemetaan kumuh swadaya.
3. Pengembangan inovasi pembiayaan perumahan dalam