Deputi Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah – Kementerian PPN/Bappenas

(1)

ARAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DALAM

RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP)

TAHUN 2016

Oleh:

Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah

Kementerian PPN/Bappenas

Disampaikan dalam:

Rapat Kerja Nasional Keuangan Daerah Tahun 2015

Jakarta, 2 Juli 2015

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL


(2)

Pengantar

Kerangka Pendekatan Penyusunan RKP 2016

Asumsi Dasar Ekonomi Makro

Strategi Pembangunan Nasional

(Dimensi Pembangunan & Kondisi Perlu)

Arah Kebijakan dan Sasaran

Highlight

Kegiatan Prioritas


(3)

PENGANTAR

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL


(4)

UU 17/2003 tentang Keuangan Negara

Pasal 12 : Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada Rencana

Kerja Pemerintah

UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Pasal 4 : RKP merupakan penjabaran RPJMN Nasional, memuat

prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro yang

mencakup gambaran ekonomi secara menyeluruh termasuk arah

kebijakan fiskal, serta program Kementerian/Lembaga, lintas

Kementerian/Lembaga, kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi

dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif

Pasal 25 : RKP menjadi pedoman penyusunan RAPBN


(5)

TAHAPAN PELAKSANAAN PENYUSUNAN RKP 2016

Rapat Koordinasi

Pembangunan (Rakorbang)

Pusat I dan II

Musrenbang

Provinsi

Sidang Kabinet

DOKUMEN

RKP

Tema RKP

Prioritas Nasional

Musrenbang Nasional

Pra Musrenbangnas

Musrenbangnas

Pasca Musrenbangnas

Disampaikan

oleh Pemerintah

kepada DPR RI


(6)

VISI PEMBANGUNAN NASIONAL untuk tahun 2015-2019 adalah

:

"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan

Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong"

7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN, yaitu:

1.

Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang

kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan

kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2.

Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara

hukum.

3.

Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara

maritim.

4.

Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

5.

Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6.

Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan

kepentingan nasional.

7.

Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.


(7)

1. Menghadirkan kembali negara untuk

melindungi segenap bangsa dan memberi

rasa aman

pada seluruh Warga Negara.

2. Membangun

tata kelola Pemerintahan

yang bersih, efektif, demokratis dan

terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran

dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka Negara Kesatuan.

4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan

reformasi sistem dan

penegakan hukum

yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

5. Meningkatkan

kualitas hidup manusia dan masyarakat

Indonesia.

6. Meningkatkan

produktivitas rakyat dan daya saing

di pasar internasional.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan

sektor-sektor

strategis

ekonomi domestik.

8. Melakukan

revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh

kebhinekaan

dan memperkuat restorasi sosial.

9 AGENDA PRIORITAS NAWACITA


(8)

(9)

KERANGKA PENDEKATAN PENYUSUNAN

RKP 2016

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL


(10)

Tema

RKP 2016

DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA Pendidikan Perumahan Kesehatan

Mental / Karakter

DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

Kedaulatan Pangan

Kemaritiman dan Kelautan Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan

Pariwisata dan Industri DIMENSI

PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN

Antar Kelompok Pendapatan Antar Wilayah

Faktor-faktor dan kebijakan yang mendorong pertumbuhan

ekonomi

Pemerataan dan penanggulangan kemiskinan

KERANGKA EKONOMI MAKRO

Peningkatan kesejahteraan manusia dan masyarakat yang inklusif dan berbasis luas

Pertumbuhan ekonomi yang tidak menurunkan daya dukung lingkungan dan ekosistem

Mengurangi pengangguran dan kemiskinan

Pemerataan pendapatan antar golongan dan antar wilayah

SASARAN AKHIR

Arah Kebijakan dan Sasaran serta Kegiatan Prioritas Didukung Kondisi Perlu

(Prasyarat Keberhasilan)

RPJMN

2015 2019

(PERPRES 2/2015)


(11)

ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL


(12)

ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO

Indikator

2015

2016

APBN APBNP

KEM-PPKF

Kesepakatan

DPR *)

RAPBN

a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy)

5,8

5,7

5,8 6,2

5,6 6,0

5,8

b. Inflasi (%,yoy)

4,4

5,0

3,0 5,0

3,0 5,0

4,0

c. Tingkat bungan SPN 3 bulan (%)

6,0

6,2

4,0 6,0

4,0 6,0

5,5

d. Nilai tukar (Rp/US$)

11.900 12.500 12.800 13.200 13.000 13.400 13.200

e. Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barel)

105

60

60 80

60 70

65

f.

Lifting

Minyak (ribu barel per hari)

900

825

830 850

800 830

830

g.

Lifting

Gas (ribu barel setara minyak per hari)

1.248

1.221

1.100 1.200

1.100 1.300

1.150

Indikator

APBNP

2015

Kesepakatan DPR *)

2016

Angka Kemiskinan

10,3%

9,0 10,0%

Tingkat Pengangguran

5,6%

5,2 5,5%

Gini Ratio

0,40

0,39

IPM (Indeks Pembangunan Manusia)

69,4

70,1

*) Keterangan : Kesepakatan Pembicaraan Pendahuluan Badan Anggaran (dilaksanakan sejak pertengahan Mei 2015), Rapat Paripurna direncanakan dilaksanakan awal Juli 2015.


(13)

STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL

(Dimensi Pembangunan & Kondisi Perlu)

Slide - 13

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


(14)

STRATEGI PEMBANGUNAN

*) Disiapkan oleh KIB II, kemudian direvisi melalui Perpres No. 3/2015 tentang Perubahan RKP 2015

RKP 2015*)

RKP 2015*) MELANJUTKAN REFORMASI BAGI

PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI

YANG BERKEADILAN

RKP 2016

RKP 2016

MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK

MELETAKKAN FONDASI PEMBANGUNAN YANG

BERKUALITAS

MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK

MELETAKKAN FONDASI PEMBANGUNAN YANG

BERKUALITAS

RKP 2017 RKP 2017

Ditentukan dalam proses penyusunan

RKP 2017

RKP 2018 RKP 2018

Ditentukan dalam proses penyusunan

RKP 2018

RKP 2019 RKP 2019

Ditentukan dalam proses penyusunan


(15)

TEMA RKP 2016

Permasalahan utama yang

menghambat percepatan realisasi investasi

adalah adanya keterbatasan infrastruktur

, termasuk pasokan listrik.

Pemenuhan

ketersediaan infrastruktur

merupakan salah satu

prasyarat

utama

yang harus dilakukan dalam pembangunan yang berkualitas.

Pembangunan berkualitas :

Membangun untuk manusia dan masyarakat, yang inklusif dan berbasis

luas, dan mengurangi ketimpangan antar golongan dan antar wilayah.

Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung

lingkungan dan keseimbangan ekosistem. Menghasilkan pertumbuhan,

dan kesejahteraan yang berkelanjutan.

Infrastruktur diperlukan, utamanya untuk

mendukung agenda prioritas

kedaulatan pangan, kedaulatan energi, kemaritiman, pariwisata dan

industri

dengan sasaran kelompok sosial yang luas dan sasaran wilayah yang

meningkatkan pemerataan.

Mempercepat Pembangunan Infrastruktur

untuk Meletakkan Fondasi Pembangunan yang Berkualitas

Mempercepat Pembangunan Infrastruktur

untuk Meletakkan Fondasi Pembangunan yang Berkualitas


(16)

DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL


(17)

PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

Slide - 17

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


(18)

SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

Indikator (Baseline)2014 2016 2019

 Rata-rata lama sekolah penduduk usia diatas 15 tahun 8,1

(tahun) (tahun)8,5 (tahun)8,8

 Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun 94,1% 95,1% 96,1 %

 Prodi Perguruan Tinggi Minimal Terakreditasi B 50,4%

(2013) 58,8% 68,4 %

 Persentase SD/MI berakreditasi minimal B 68,7% 76,5% 84,2 %

 Persentase SMP/MT berakreditasi minimal B 62,5% 71,8% 81,0 %

 Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B 73,5% 79,1% 84,6%

 Persentase Kompetensi Keahlian SMK berakreditasi minimal B 48,2% 56,6% 65,0 %

 Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan 20%

penduduk terkaya (2013)0,84 0,87 0,90

 Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk termiskin dan 20%

penduduk terkaya (2013)0,57 0,58 0,60

Pendidikan Anak Usia Dini

Angka Partisipasi PAUD 66,81 70,85 77,23

Pendidikan Dasar

Angka Partisipasi Murni SD/MI 91,28 91,79 94,78 Angka Partisipasi Kasar SD/ MI/ SDLB/ Paket A 111,04 111,14 114,09 Angka Partisipasi Murni SMP/MTs 79,42 80,87 82,02 Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B 101,57 104,47 106,94

Pendidikan Menengah

Angka Partisipasi Murni SMA/MA/SMK 55,26 60,84 67,48 Angka Partisipasi Kasar SMA/ MA/ SMK/ Paket C 79,22 85,51 91,63

Pendidikan Tinggi

Angka Partisipasi Kasar PT 28,51 31,31 36,73

Arah Kebijakan

1. Melanjutkan upaya untuk memenuhi hak seluruh penduduk mendapatkan layanan pendidikan dasar berkualitas.

2. Memperluas dan meningkatkan pemerataan pendidikan

menengah yang berkualitas. 3. Meningkatkan akses dan

kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD).

4. Meningkatkan kualitas pembelajaran.

5. Meningkatkan relevansi pendidikan kejuruan dengan kebutuhan dunia kerja. 6. Meningkatkan kualitas,

pengelolaan dan penempatan guru, serta jaminan hidup dan fasilitas pengembangan

keilmuan dan karir bagi guru di daerah khusus.

7. Meningkatkan pemerataan akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi.


(19)

HIGHLIGHT

KEGIATAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

TAHUN 2016

KEGIATAN SASARAN a.l K/L

Penyediaan bantuan pendidikan melalui Kartu

Indonesia Pintar •• 11.563.606 siswa SD/MI/sederajat5.715.584 siswa SMP/MTs/sederajat • 4.401.047 siswa SMA/SMK/MA/sederajat

Kemdikbud, Kemenag Pemerataan fasilitas pendidikan di seluruh wilayah

terutama wilayah yang tingkat dan pelayanan pendidikan rendah dan buruk

• Unit sekolah baru (USB): 15 SD; 245 SMP/MTs; 218 SMA/SMK/MA • Ruang kelas baru (RKB): 2.515 SD/MI; 3.363 SMP/MTs; 10.026

SMA/SMK/MA

• Rehabilitasi ruang kelas rusak: 6.875 ruang kelas SD/MI; 6.123 ruang kelas SMP/MTs; 3.612 SMA/SMK/MA

• Perpustakaan: 3.040 paket

• Laboratorium IPA/Bahasa/Komputer: 3.320 paket

Kemdikbud, Kemenag

Penyediaan tunjangan khusus bagi guru di wilayah

terpencil •• 2.430 guru TK/TKLB;106.750 guru Dikdas; • 8.616 guru Dikmen; dan

• 7.969 guru madrasah dan pendidikan agama

Kemdikbud, Kemenag Beasiswa peningkatan kualifikasi S1 bagi guru • 10.565 guru TK/PAUD

• 85.270 guru Dikdas • 4.512 guru Dikmen

• 13.285 guru pendidikan agama dan pendidikan keagamaan

Kemdikbud, Kemenag Penyediaan bantuan BIDIKMISI • 306.173 mahasiswa Kemristekdikti Penyediaan subsidi perguruan tinggi negeri untuk

pengembangan IPTEK unggulan •• 12.000 judul penelitian dari dana BOPTNTerlaksananya penelitian inovasi di 118 PTN

Kemristekdikti Beasiswa peningkatan kualifikasi S2/S3 bagi dosen • S2/S3 luar negeri: 996 dosen PT

• S3 dalam negeri: 3.425 dosen PT • S2 dalam negeri: 1.805 dosen PT • S2/S3: 2.449 dosen PTA

Kemristekdikti, Kemenag Catatan: Pembangunan SMK baru dan perkuatan program kejuruan SMK diarahkan untuk mendukung 5 sektor unggulan: kelautan,


(20)

PEMBANGUNAN KESEHATAN

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL


(21)

Arah Kebijakan

1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas

2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat 3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan

4. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang Kesehatan

5. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas

6. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas

7. Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia

Kesehatan

8. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan 9. Meningkatkan Pengawasan Obat dan

Makanan

SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN KESEHATAN

No Pembangunan Baseline 2014 Sasaran 2016 Sasaran 2019

Kesehatan

1. Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat

• Persentase persalinan di fasilitas pelayanan

kesehatan (PF) 70,4 (2013) 77 85

• Persentase ibu hamil yang mendapatkan

pelayanan antenatal ke empat (K4) 70,4 (2013) 74 80

• Persentase kunjungan neonatal pertama (KN1) 71,3 (2013) 78 90 • Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat

imunisasi dasar lengkap 90 (2014) 91,5 93

• Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada

anak balita (persen) 19,6 (2013) 18,3 17

• Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek)

pada anak baduta (bawah dua tahun) (persen) 32,9 (2013) 30,5 28 2. Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular

• Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000

penduduk 297 (2013) 271 245

• Prevalensi HIV (persen) 0,46 (2014) <0,5* <0,5* • Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013) 24,6 23,4 • Prevalensi obesitas pada penduduk usia 18+

tahun (persen) 15,4 (2013) 15,4** 15,4**

• Prevalensi merokok penduduk usia 18 tahun 7,2 (2013) 6,4 5,4

3. Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan

• Jumlah kecamatan yang memiliki minimal satu

puskesmas yang tersertifikasi akreditasi 0 (2014) 700 5.600

• Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80

persen imunisasi dasar lengkap pada bayi 71,2 (2013) 80 95

• Jumlah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis

tenaga kesehatan 1.015 (2013) 2.000 5.600

* Prevalensi HIV cenderung meningkat dengan cepat dari 0,2% (2010) menjadi 0,46% (2014) sehingga target ditetapkan tidak melebihi 0,5 persen sesuai standar internasional.

**Prevalensi obesitas cenderung naik dari 11,7% (2007) menjadi 15,4% (2013) sehingga target prevalensi obesitas


(22)

HIGHLIGHT

KEGIATAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

TAHUN 2016

NO KEGIATAN SASARAN a.l: K/L

1 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat khususnya Kartu Indonesia Sehat (KIS)

KIS (pembiayaan melalui PBI): 99,6 Juta orang (23,7 juta RTS termasuk Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial/PMKS, penghuni lapas, bayi lahir dari PBI, danbufferuntuk menuju penduduk 40% berpendapatan terbawah)

Kementerian Kesehatan

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Untuk Puskesmas - 9.865 Puskesmas Jumlah RS Rujukan Nasional yang ditingkatkan sarana prasarananya 14 RS Jumlah RS Rujukan Regional yang memenuhi sarana parasarana dan alat (SPA) sesuai standar 130 RS

Jumlah RS pratama yang dibangun 10 RS Penyediaan obat dan vaksin di puskesmas

sebesar 80% ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas

Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi sebesar 74% ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat (K4) dan 77% persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF)

2 Penguatan Pengawasan Obat

dan Makanan Persentase obat yang memenuhi syarat : 92,5%Persentase makanan yang memenuhi syarat : 88,6% Badan POM Persentase obat tardisional yang memenuhi syarat : 81%


(23)

PEMBANGUNAN PERUMAHAN

Slide - 23

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


(24)

SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN PERUMAHAN

SASARAN (Baseline)2014 2016 2019

Pembangunan Perumahan, Air Minum dan Sanitasi

• Akses Air Minum

Layak 70% akses 4K (67,5%) dan76,1% yang terdiri akses dasar (8,6%)

100% yang terdiri akses 4K (85%) dan

akses dasar (15%)

• Akses Sanitasi

Layak 60,5 % 77,4% yang terdiridari akses layak (66,3%) dan akses

dasar (11,1%)

100% akses layak (85%) dan

akses dasar (15%)

• Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan 5,6 Juta rumah tangga*) Pengurangan 30% Kawasan Permukiman Kumuh dari total 38.431 Ha

Terciptanya Kawasan Permukiman Kumuh

0%

• Angka kekurangan

tempat tinggal (Backlog perspektif

kepenghunian) 6,5 juta 5 juta

Keterangan:

• Akses 4K Air Minum : Akses memenuhi prinsip 4K yaitu Kualitas, Kuantitas, Kotinuitas

dan Keterjangkauan. (60 liter/orang/hari)

• Akses Dasar Air minum : Akses memenuhi kebutuhan dasar sebanyak 15 liter/orang/hari • Akses Layak Sanitasi : Akses sanitasi layak dengan target 15% sistem setempat dan 85%

sistem terpusat

• Akses Dasar Sanitasi : Akses dasar terhadap sanitasi ataubasic improved sanitation

untuk daerah berisiko sanitasi rendah dan kawasan berkepadatan rendah (Perilaku Hidup Bersih Sehat, Cubluk, dll)

ARAH KEBIJAKAN

1. Penyusunan dokumen perencanaan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman baik di tingkat pusat maupun daerah berupa: (a) Peta Jalan Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman; (b) Pendataan perencanaan pembangunan perumahan hingga tahun 2019; (c) Housing Career System; serta (d) Buku Putih dan Strategi Penanganan Kumuh Daerah (Kab/Kota).

2. Peningkatan keterlibatan setiap pemangku kepentingan dalam fasilitasi penyediaan hunian layak bagi MBR dan penanganan kumuh melalui: (a) peningkatan kapasitas perencanaan dan advokasi Pemerintah Daerah dalam mengelola pembangunan perumahan dan kawasan permukiman; (b) menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk mendorong keterlibatan swasta; (c) mendorong peran Perumnas dalam menyediakan hunian dan SMF dalam memfasilitasi pembiayaan perumahan untuk MBR; serta (d) peningkatan kapasitas masyarakat dalam membangun dan memelihara rumah, termasuk melakukan pemetaan kumuh swadaya.

3. Pengembangan inovasi pembiayaan perumahan dalam meningkatkan kualitas hidup MBR melalui: (a) pendelegasian lembaga mikro pembiayaan perumahan dalam penanganan kumuh dan (b) perluasan penyaluran KPR swadaya.

4. Peningkatan keamanan dan keselamatan bangunan gedung

termasuk keserasiannya terhadap lingkungan.

5. Menjamin ketahanan air melalui peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan sikap dan perilaku dalam pemanfaatan air minum dan sanitasi.

6. Penyediaan infrastruktur produktif dan manajemen layanan air minum dan sanitasi.

7. Peningkatan kualitas rencana dan implementasi Rencana Induk-Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) dan Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK).

8. Penguatan pengelolaan pengetahuan (knowledge management) termasuk pengelolaan data dan informasi.

*) Pada tahun 2014 dilakukan perhitungan kembali sesuai data actual dan pembaharuan metode perhitungan.


(25)

KEGIATAN

SASARAN

K/L

Tersedianya air bersih

Terbangunnya 224.106 SR SPAM IKK

Terbangunnya 104.350 SR SPAM Ibu Kota

Pemekaran/Perluasan

Terbangunnya 1.082.720 SR SPAM Perdesaan Berbasis

Masyarakat

Terbangunya 74.522 SR SPAM di Kawasan Kumuh

Perkotaan

Terbangunya 20.000 SR SPAM di Kawasan Nelayan

Terbangunnya 189.493 SR SPAM Regional

Terbangunnya infrastruktur limbah dengan sistem

terpusat skala kota/regional di 9 kab/kota, skala komunal

di 786 kawasan dan skala kawasan di 20 kawasan

Terbangunnya Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di

32 kota/kab

Kemen PU & PR

Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Pulau-pulau Kecil

Terbangunya 105.280 SR SPAM di Kawasan Rawan

Air/Perbatasan/Pulau Terluar

Kemen PU & PR

Meletakkan dasar-dasar bagi

dimulainya desentralisasi asimetris

untuk melindungi kepentingan

nasional Indonesia di

kawasan-kawasan perbatasan, memperkuat

daya saing ekonomi Indonesia secara

global, dan untuk membantu

daerah-daerah yang kapasitas

berpemerintahan belum cukup

memadai dalam memberikan

pelayanan publik

Terbangunnya TPA di 46 kota/kab

Terbangunnya TPST/3R skala komunal di 70 kota/kab

Terbangunnya Infrastruktur Fasilitas Pengolahan Akhir

Sampah di 4 kota/kab

Pengurangan genangan seluas 50 Ha

Terbangunya 105.280 SR SPAM di Kawasan Rawan

Air/Perbatasan/Pulau Terluar

Kemen PU & PR

HIGHLIGHT

KEGIATAN PEMBANGUNAN

PERUMAHAN TAHUN 2016 (1/2)


(26)

HIGHLIGHT

KEGIATAN PEMBANGUNAN

PERUMAHAN TAHUN 2016 (2/2)

KEGIATAN

SASARAN

K/L

Rumah susun murah dengan subsidi

Meningkatnya kualitas permukiman di 6.766 Ha daerah

perkotaan

Terbangunnya 550.000 unit sarusun (satuan rumah susun)

yang dilengkapi dengan PSU pendukungnya

Terbangunnya rumah khusus di daerah pasca

bencana/konflik, maritim dan perbatasan negara

Kemen PU & PR

Pembangunan Desa dan Kawasan

Perdesaan

Meningkatnya kualitas permukiman di 340 Ha daerah

perdesaan

Kemen PU & PR

Rumah kampung deret

Terwujudnya keswadayaan masyarakat untuk peningkatan

kualitas dan pembangunan rumah/hunian yang layak dan

terjangkau bagi 2.200.000 MBR dalam lingkungan yang

aman, sehat, teratur dan serasi


(27)

REVOLUSI MENTAL/KARAKTER

Slide - 27

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


(28)

SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN REVOLUSI MENTAL

ARAH KEBIJAKAN

Kedaulatan Politik

1. Peningkatan kualitas peran dan fungsi lembaga-lembaga demokrasi; 2. Pemantapan iklim kondusif bagi terpeliharanya stabilitas sosial

politik;

3. Peningkatan kepatuhan dan penegakan hukum serta reformasi peradilan secara konsisten dan berintegritas;

4. Peningkatan kontribusi dan kualitas peran kebijakan luar negeri Indonesia dalam berbagai forum internasional.

Kemandirian Ekonomi

1. Peningkatan kemandirian ekonomi nasional;

2. Pemberdayaan pelaku usaha kecil-menengah, ekonomi dan industri kreatif, ekonomi rakyat dan ekonomi subsisten;

3. Penguatan nilai-nilai persaingan usaha yang sehat; 4. Peningkatan pemasyarakatan budaya produksi;

5. Peningkatan dan pengembangan iklim yang kondusif bagi inovasi.

Kepribadian dalam Kebudayaan

1. Peningkatan pendidikan yang berkualitas; 2. Peningkatan kualitas lembaga pendidikan; 3. Peningkatan peran keluarga;

4. Pengembangan karakter dan jati diri bangsa;

5. Peningkatan kampanye publik melalui berbagai untuk menggerakkan revolusi mental.

SASARAN

Kedaulatan Politik

1. Mantapnya proses konsolidasi demokrasi; 2. Meningkatnya stabilitas sosial politik;

3. Efektifnya penegakan hukum dan meningkatnya budaya hukum dalam bentuk kepatuhan pada hukum dan aturan;

4. Meningkatnya peran Indonesia dalam forum-forum internasional; 5. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan birokrasi pemerintahan

dan layanan perizinan.

Kemandirian Ekonomi

1. Meningkatnya kemandirian ekonomi nasional yg berdaya saing; 2. Berkembangnya ekonomi nasional yang bertumpu pada budaya

maritim; dan

3. Meningkatnya budaya produksi sejalan dengan meningkatnya budaya inovasi di masyarakat yang didukung oleh sistem logistik nasional yang baik untuk mendukung distribusi bahan produksi dan konsumsi.

Kepribadian dalam Kebudayaan

1. Meningkatnya penguatan karakter bangsa untuk menegaskan identitas nasional dan meneguhkan jati diri bangsa;

2. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang unggul, maju, mandiri, berakhlak mulia, berbudaya, dan berkeadaban; dan 3. Meningkatnya partisipasi publik dalam berbagai kegiatan untuk


(29)

HIGHLIGHT

KEGIATAN REVOLUSI MENTAL

TAHUN 2016

KEGIATAN SASARAN a.l K/L

Kedaulatan Politik

Peningkatan Kesadaran Hukum Masyarakat 300 desa Kementerian Hukum dan HAM Pembentukan sistem politik berintegritas pada

penyelenggara Pemilu, peserta atau kandidat, dan pemilih

30 kegiatan* (meliputi pemetaan korupsi, pembekalan kepada calon Gubernur, Walikota, Bupati terkait dengan Pilkada bersih)

KPK

Inovasi dan Sistem Informasi Pelayanan Publik 400 inovasi Kementerian PAN dan RB

Kemandirian Ekonomi

Pembinaan Keteknikan, Perlindungan Lingkungan

dan Usaha Penunjang Mineral dan Batubara 6.700 Ha Reklamasi wilayah bekas tambang98% Perusahaan yang memenuhi batu mutu lingkungan

Kementerian ESDM Pengawasan Persaingan Usaha 50% dunia usaha memahami nilai-nilai persaingan

usaha yang sehat Komisi Pengawas PersainganUsaha (KPPU) Peningkatan kualitas SDM koperasi dan UKM 2.420 orang yang dilatih diklat perkoperasian

termasuk perkoperasian syariah Kementerian Koperasi danUKM Pemberdayaan Dagang Kecil, Menengah dan

Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri 92,5% kontribusi produk dalam negeri dalamkonsumsi rumah tangga nasional Kementerian Perdagangan

Kepribadian Dalam Kebudayaan

Pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas

dan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler Semua jenjang pendidikan Kemdikbud, Kemenag Peningkatan kualitas guru sebagai figur teladan Seluruh guru Kemdikbud, Kemenag Penghargaan Tokoh Inspiratif Bidang Kebudayaan Tokoh Masyarakat dan Tokoh Budaya Kemdikbud

Peningkatan Sensor Film 46.200 produk film Kemdikbud Pemanfaatan Modal Sosial dan Modal Budaya Keluarga dan Kelembagaan Sosial Masyarakat Kemsos Pemenuhan Hak Anak Bidang Lingkungan dan

Penanaman Nilai-Nilai Luhur (PNNL) K/L dan Provinsi/Kab/Kota yang difasilitasi tentangpelaksanaan Kebijakan Pemenuhan Hak Anak bidang Lingkungan dan Penanaman Nilai-Nilai Luhur

Kementerian PP dan PA


(30)

DIMENSI PEMBANGUNAN

SEKTOR UNGGULAN

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL


(31)

KEDAULATAN PANGAN

Slide - 31

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


(32)

INDIKATOR (baseline)2014 2016 2019 Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan

- Produksi padi (juta ton) 70,6 76,2 82,0 - Produksi jagung (juta ton) 19,13 21,4 24,1 - Produksi kedelai (juta ton) 0,92 1,8 2,6 - Produksi gula (juta ton) 2,6 3,3 3,8 - Produksi daging sapi (juta ton) 0,45 0,59 0,76 - Produksi ikan (juta ton) 12,4 14,8 18,8

Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi:

- Pembangunan dan Peningkatan Jaringan irigasi air permukaan , air tanah dan rawa

(juta ha)* 8,9 9,1 9,89 - Rehabililitasi jaringan irigasi permukaan,

air tanah dan rawa (juta ha) 2,71** 1,29*** 3,01*** - Pembangunan dan Peningkatan irigasi

tambak (ribu ha)* 189,75 198,7 304,75 - Pembangunan waduk 21** 18*** 49***

ARAH KEBIJAKAN

1.Peningkatan produksi padi,

jagung dan kedelai untuk

mencapai swasembada dan

peningkatan produksi protein

hewani daging dan Gula :

2.Stabilisasi harga dan pasokan

pangan

3.Perbaikan kualitas konsumsi

pangan dan gizi masyarakat

4.Penanganan Gangguan

Ketahanan Pangan

* Angka kumulatif dari tahun 2010; ** Total 2010-2014;

*** Total kumulatif sejak 2015 (sd 2019). Untuk angka 2016 belum termasuk irigasi dari DAK 2016, sementara 3 juta irigasi tersier dan kuarter sedang dilaksanakan di 2015

SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

KEDAULATAN PANGAN


(33)

KEGIATAN

SASARAN

K/L

Dukungan peningkatan

produksi

Perluasan areal tanam dan penerapan pengelolaan tanaman terpadu

kedelai 1 juta ha

Penyaluran bantuan budidaya padi 550 ribu ha dan jagung 350 ribu ha

Penyaluran bantuan alat dan mesin pertanian 12.300 unit

Penyediaan dan Penyaluran pupuk bersubsidi 10 juta ton

Pengembangan areal tanaman tebu 42 ribu ha

Pengembangan bibit ternak potong 535 ribu ekor dan budidaya ternak

potong 1.075 kelompok

Pengembangan kawasan cabai 5.100 ha dan bawang merah 4.500 ha

Kementan

Pembangunan

infrastruktur pertanian

Pengembangan jaringan irigasi dan optimasi air di tingkat usaha tani,

termasuk didalamnya perbaikan irigasi 500 ribu ha.

Kementan

Pembangunan gudang dan fasilitas pengolahan hasil pertanian 693

unit

Kementan

Pembangunan pasar tradisional tipe A & B 220 unit

Kemendag

Perluasan sawah baru

Pencetakan areal sawah baru 200 ribu ha

Kementan

Pembangunan Desa

Mandiri benih

Pemantapan pembangunan 1.000 desa mandiri benih (lanjutan dari

tahun 2015)

Pengawasan dan sertifikasi benih

Kementan

HIGHLIGHT

KEGIATAN KEDAULATAN PANGAN

TAHUN 2016 (1/2)


(34)

KEGIATAN

SASARAN

K/L

Pemulihan Kesuburan

Lahan

Optimasi Lahan dan Pemulihan Kesuburan lahan Pertanian 275

ribu ha

Kementan

Perluasan pertanian lahan

kering di luar Jawa dan

Bali

Perluasan tanaman hortikultura, perkebunan dan tanaman

hijau makanan ternak di lahan kering 43 ribu ha

Kementan

Pengembangan Pertanian

Organik

Pengembangan pertanian organik berbasis tanaman pangan

(SRI) 250 ribu ha (600 desa)

Kementan

Pengembangan pertanian

di lahan kering

Perluasan tanaman rempah dan penyegar, tanaman tahunan, di

lahan kering 15.400 Ha

Kementan

Peningkatan Produksi Ikan

dan Garam

Pembangunan kapal ikan > 30 GT 53 unit dan 10-30 GT 100 unit

Pengembangan perbenihan 687 unit dan benih induk unggul

Pembangunan sarana dan prasarana budidaya air tawar, air

payau, mina politan dan tambak

Pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha

garam

KKP

Reformasi Agraria

Inventarisasi P4T (Pendataan Pemilikan dan Penguasaan Tanah)

3,2 juta bidang;

Redistribusi Tanah 500 ribu bidang;

Legalisasi aset tanah 2,1 juta persil

Kementerian

Agraria dan TR

HIGHLIGHT

KEGIATAN KEDAULATAN PANGAN

TAHUN 2016 (2/2)


(35)

KEDAULATAN ENERGI

Slide - 35

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


(36)

SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

KEDAULATAN ENERGI

ARAH KEBIJAKAN:

1. Meningkatkan produksi energi primer

terutama minyak dan gas bumi

2. Meningkatkan pemanfaatan gas bumi

dan batubara nasional

3. Meningkatkan jangkauan dan kualitas

pelayanan energi dan ketenagalistrikan

4. Meningkatkan peranan Energi Baru

Terbarukan dalam Bauran Energi

5. Meningkatkan pengelolaan subsidi

energi yang lebih transparan dan tepat

sasaran

* Dengan badan usaha

INDIKATOR 2014 2016 2019

Rasio elektrifikasi 81,5% 91,09% 96,61% Konsumsi Listrik

Perkapita 843 KWH 1.058 KWH 1.200 KWH

Produksi SD Energi:

Minyak Bumi (ribu

BM/hari) 818 830 700 Gas Bumi (ribu SBM/hari) 1.224 1.150 1295

Batubara (Juta Ton) 421 419 400

Penggunaan DN (DMO):

Gas bumi DN 53% 61% 64% Batubara DN 24% 26% 60%

Pembangunan Sarana dan Prasarana Energi:

FSRU/regasification/LNG

terminal (unit) 2 2 7 Jaringan pipa gas (km) 11.960 km 15.330 km 18,322 km Pembangunan SPBG (unit) 40 30 118

Jaringan gas kota

(sambungan rumah) 188 ribu 121,5 ribu 1,1 Juta Pembangunan kilang baru

(unit)* - Kilang MinyakEPC & PMC

1 unit berkapasitas 300 mboepd


(37)

HIGHLIGHT

KEGIATAN KEDAULATAN ENERGI

TAHUN 2016 (1/2)

KEGIATAN

SASARAN

K/L

Tata Kelola Industri Migas dan

Energi

80 Izin niaga migas;

Rancangan Regulasi (RUU MIGAS)

KESDM

Percepatan pembangunan

pembangkit listrik

Penambahan Kapasitas Pembangkit 4213 MW

KESDM

Peningkatan penggunaan

batubara dan gas

Pembangunan 1 Pabrik Methanol berbasis gasifikasi

batubara (low rank coal) dengan kapasitas 500.000

ton/tahun;

Kemenperin

Rekomendasi Teknologi Kogenerasi s/d 5 MW (1 unit)

Inovasi dan Layanan Teknologi Produksi dan Pemanfaatan

Gas (1 unit)

BPPT

Realokasi subsidi BBM ke

biofuel

Pembangunan Storage BBN 8 unit dan 1 unit laboratorium

KESDM

Peningkatan kapasitas tangki

Kapasitas Kilang Penyimpanan BBM 20 Ribu KL

KESDM


(38)

HIGHLIGHT

KEGIATAN KEDAULATAN ENERGI

TAHUN 2016 (2/2)

KEGIATAN

SASARAN

K/L

Pembangunan

Energi Baru

Terbarukan

PLT Bioenergi 2069,4 kW;

PLT EBT 150 unit

KESDM

Reaktor Daya Eksperimental (1 unit)

Dokumen Teknis Pengelolaan Kegiatan Konstruksi RDE

BATAN

Unit usaha pengolahan hasil peternakan (biogas) 12 unit usaha

Kementan

Usaha pemanfaatan hutan produksi untuk bioenergi (20 ha)

Pengelolaan sampah menjadi energi terbarukan di 380 kota.

KLHK

Energi laut/pilot (1 lokasi) Provinsi Riau

KKP

Inovasi dan Layanan Teknologi Green Petroleum (1 unit)

Inovasi dan Layanan Teknologi PPO dan Bio-oil (1 unit)

Inovasi dan Layanan Teknologi Biomethanol, Bio DME /Biohythene dari

Biomassa (1 unit)

BPPT

Pengalihan

transportasi

berbasis BBM

ke gas

LPG nelayan 38.000 nelayan;

30 SPBG

KESDM


(39)

PEMBANGUNAN MARITIM DAN KELAUTAN

Slide - 39

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


(40)

INDIKATOR (BASELINE)2014 2016 2019 Memperkuat Jatidiri sebagai negara Maritim

 Penyelesaian pencatatan/deposit

pulau-pulau kecil ke PBB 13.466 500 * 17.466

Pemberantasan Tindakan Perikanan Liar

• Meningkatnya ketaatan pelaku

perikanan 52% 73% 87%

Membangun Konektivitas Nasional:

 Pengembangan pelabuhan utama untuk

menunjang tol laut --** 24 24

 Pengembangan pelabuhan

penyeberangan 210 227 270

 Pembangunan kapal perintis 50 unit 67 unit 104 unit

Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan

 Produksi hasil perikanan (juta ton ) 22,4 29,51 juta ton 40-50

 Pengembangan pelabuhan perikanan 21 unit 22 unit 24 unit

 Peningkatan luas kawasan konservasi

laut/perairan 15,7 juta ha 17,1 juta ha 20 juta ha

ARAH KEBIJAKAN:

1. Penyelesaian tata batas dan batas landas kontinen di luar 200 mil laut, serta penamaan pulau-pulau dan pendaftarannya;

2. Pengaturan dan pengendalian ALKI; 3. Penguatan lembaga pengawasan laut; 4. Peningkatan Koordinasi Dalam Penanganan

Pelanggaran Tindak Pidana;

5. Meningkatkan pembangunan sistem transportasi multimoda;

6. Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan;

7. Percepatan pengembangan ekonomi kelautan;

8. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas, daya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan laut;

9. Meningkatkan wawasan dan budaya bahari serta penguatan SDM dan Iptek kelautan; 10. Meningkatkan harkat dan taraf hidup

nelayan serta masyarakat pesisir

SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

KEMARITIMAN

* Tambahan penamaan tahun yang bersangkutan untuk didaftarkan/dicatatkan ke PBB ** Pengembangan pelabuhan utama untuk menunjang tol laut baru dimulai tahun 2015


(41)

HIGHLIGHT

KEGIATAN KEMARITIMAN

TAHUN 2016 (1/3)

KEGIATAN

SASARAN

K/L

MEMPERKUAT JATIDIRI

SEBAGAI NEGARA

MARITIM

75% perundingan dalam rangka penyelesaian penetapan

batas wilayah di laut dan darat

Kemenlu

12 operasi keamanan laut secara bersama di wilayah

peraiaran yuridiksi Indonesia

Bakamla

30% penurunan gangguan keamanan pada jalur aktivitas

masyarakat yang menggunakan moda transportasi laut

Polri

PEMBERANTASAN

TINDAKAN PERIKANAN

LIAR

Operasi kapal pengawas kegiatan IUU

Fishing

dan

kegiatan yang merusak SDKP di WPP 280 hari (35

kapal)

KKP

Pengadaan 8 kapal pengawas

KKP

1639 kelompok masyarakat pengawas

KKP

60 PPNS perikanan baru dan 100 polisi khusus

pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang

baru

KKP


(42)

HIGHLIGHT

KEGIATAN KEMARITIMAN

TAHUN 2016 (2/3)

KEGIATAN

SASARAN

K/L

PENGEMBANGAN

EKONOMI MARITIM

DAN KELAUTAN

102 trayek perintis dan PSO

Pembangunan 67 kapal Perintis Penumpang dan Barang

Pengerukan Alur Pelayaran di 17 lokasi

Pembangunan 332 Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) dan

Pembangunan/Pengadaan 61 Fasilitas Pendukung Kenavigasian

Kemenhub

Pengembangan Pelabuhan pada 24 Lokasi untuk Tol Laut

Pelindo

600.000 ha penambahan luas kawasan konservasi

Rehabilitasi kawasan pesisir di Pantura Jawa berupa penanaman 3 juta

batang bakau, 2,7 sabuk pantai, 7,6 km rekayasa hybrid

KKP

25 Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT) yang difasilitasi pengembangan

ekonominya

20 Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT) tidak berpenduduk yang dikelola

KKP

pengembangan dan pembangunan 22 pelabuhan perikanan UPT Pusat

pengembangan 20 pelabuhan perikanan di lokasi sentra perikanan terpadu

dan SEKAYA maritim

pengembangan sarana informasi mendukung Sistem Informasi Nelayan

Pintar di 20 lokasi

pengembangan 200 kampung nelayan yang mandiri, indah, dan maju

(SEKAYA MARITIM) berupa bantuan kapal perikanan, alat tangkap dan alat

bantu penangkapan ikan beserta kelembagaannya

KKP

Terevitalisasinya industri galangan kapal di 9 lokasi


(43)

HIGHLIGHT

KEGIATAN KEMARITIMAN

TAHUN 2016 (3/3)

KEGIATAN

SASARAN

K/L

Pengembangan 36 sentra kebun bibit rumput laut

662 kelompok usaha pembudidaya ikan yang diberdayakan di

kawasan budidaya/ minapolitan/ industrialisasi

KKP

22

cold storage

yg dibangun dan beroperasi di 100 sentra

perikanan

KKP

Peningkatan kualitas air di perairan pantai pada 1 kawasan

pesisir (

National Capital Integrated Coastal Development

/NCICD, Semarang, dan Bali)

2 unit pilot project IPAL di perkampungan nelayan yang

terbentuk

10 kawasan yang terpulihkan fungsi ekosistemnya pada pesisir

prioritas : pantai, lamun, seagrass, terumbu karang

3 KHG ekosistem gambut yang dipetakan kesatuan hidrologis

gambutnya

KLHK

10 Pelabuhan yang memperoleh layanan informasi cuaca

maritim dan prakiraan tinggi gelombang dengan akurasi 75%

-80 %

BMKG


(44)

PEMBANGUNAN PARIWISATA DAN INDUSTRI

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL


(45)

INDIKATOR

(Baseline)

2014

2016

2019

Pariwisata

Wisatawan

Mancanegara (Orang)

9 juta

12juta

20 juta

Wisatawan Nusantara

(Kunjungan)

250 juta

260 juta

275 juta

Devisa (triliun rupiah)

120

172

260

Industri

Pertumbuhan Industri

Pengolahan (%)

4,6

6,1-6,6

8.6

Kontribusi dalam PDB

21,0%

21,3%

21,6%

ARAH KEBIJAKAN: PARIWISATA

1. Mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan manca negara melalui kegiatan pemasaran dan penguatan citra Indonesia sebagai destinasi wisata dunia.

2. Peningkatan Daya Tarik Destinasi Wisata Diprioritaskan pada daerah yang dapat diakses dengan mudah dari bandara internasional ; 3. Fasilitasi pembangunan kawasan wisata

percontohan antara lain Mandalika - NTB dan Mandeh Sumatera Barat

4. Meningkatkan daya saing sumber daya manusia pariwisata nasional

INDUSTRI

1. Pengembangan Perwilayahan Industri di luar Pulau Jawa, secara bertahap mrmbangun 14 Kawasan Industri dan 22 Sentra Industri Kecil dan Menengah 2. Penumbuhan Populasi Industri dengan mendorong

investasi baru industri

3. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas (Nilai Ekspor dan Nilai Tambah Per Tenaga Kerja)

SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

PARIWISATA DAN INDUSTRI


(46)

HIGHLIGHT

KEGIATAN PARIWISATA

TAHUN 2016

KEGIATAN

SASARAN

K/L

Percepatan Pembangunan Akses

Transportasi

Armada angkatan laut nasional

Subsidi angkutan laut perintis

Fasilitasi peningkatan penerbangan langsung dari

luar negeri ke bandara internasional (meningkatkan

akses ke destinasi wisata)

Kementerian

Perhubungan

Peningkatan Infrastruktur

Pengembangan Budaya Lokal

15 destinasi wisata alam dan buatan termasuk

wisata budaya yang dikembangkan

Kementerian

Pariwisata

Peningkatan Tata Kelola Destinasi

dan Pemberdayaan Masyarakat

5000 masyarakat yang menjadi sadar wisata

Kementerian

Pariwisata

Peningkatan Kualitas SDM

Lokal/Sekitar Obyek Pariwisata

Fasilitasi pembangunan sekolah periwisata

2500 tenaga kerja di sektor pariwisata yang

disertifikasi

Kementerian

Pariwisata

Percepatan Pembangunan Akses

Informasi dan Komunikasi untuk

promosi dan pembangunan citra

pariwisata nasional

Terselenggaranya promosi melalui media cetak,

elektronik, dan dijital di negara asal wisman dan di

simpul-simpul perjalanan internasional;

Keikutsertaan dalam pameran wisata dan berbagai

even promosi di dalam dan di luar negeri.

Kementerian

Pariwisata


(47)

KEGIATAN SASARAN K/L Pengembangan Fasilitasi Industri

Wilayah I (Sumatera dan Kalimantan) •• Pengembangan 2 WPPIPengembangan 10 KPI di Sumatera dan Kalimantan

• Fasilitasi pembangunan secara bertahap 7 kawasan Industri

Kementerian Perindustrian Pengembangan Fasilitasi Industri

Wilayah II (Jawa dan Bali) •• Pengembangan 2 WPPI di Jawa dan BaliPengembangan 10 KPI di Jawa dan Bali

Kementerian Perindustrian Pengembangan Fasilitasi Industri

Wilayah III • Fasilitasi pembangunan secara bertahap 7 kawasan industri KementerianPerindustrian Revitalisasi & Penumbuhan Industri

Tekstil dan Aneka • 120 Perusahaan Industri Tekstil dan Aneka yang revitalisasipermesinannya direvitalisasi KementerianPerindustrian Revitalisasi & Penumbuhan Industri

Kimia Hilir •• 18 Standar Produk (RSNI/SNI Wajib)Pengembangan 3 komoditi Industri Kimia Hilir

Kementerian Perindustrian Revitalisasi & Penumbuhan Industri

Kimia Dasar • 3 klaster industri petrokimia KementerianPerindustrian

Revitalisasi & Penumbuhan Industri

Hasil Hutan dan Perkebunan •• 3 komoditas industri Hasil Hutan dan Perkebunan2 komoditas industri oleokimia dan kemurgi

Kementerian Perindustrian Penumbuhan Industri Alat Transportasi

Darat •• Fasilitas penumbuhan industri otomotifBidang Industri Alat Transportasi Darat

Kementerian Perindustrian Penumbuhan Industri Elektronika dan

Telematika • Pembangunan 5 pusat pengembangan teknologi dan industridi bidang informasi, komunikasi, dan telekomunikasi (ICT) KementerianPerindustrian Pengembangan Industri Hijau • 125 industri yang mengikuti expo produk-produk industri

hijau di dalam dan luar negeri KementerianPerindustrian

HIGHLIGHT

KEGIATAN INDUSTRI

TAHUN 2016


(48)

DIMENSI PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL


(49)

PEMERATAAN ANTAR PENDAPATAN

Slide - 49

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/


(50)

SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

DIMENSI PEMERATAAN ANTAR PENDAPATAN

INDIKATOR (Baseline)2014 2016 2019

Perlindungan sosial bagi Penduduk Kurang Mampu (40% penduduk termiskin)

 Kepemilikan Jaminan Kesehatan (%) 86,0% 96,2% 100,0%

 Akses Pangan (beras dan pangan lainnya)-(%) 60% 60% *) 100% **)

 Akses thd Pelayanan Keuangan (%) 4,2% 11,9% 25,0%

Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)

 Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga yang ditandai dengan meningkatnya keterampilan kerja/usaha,

tersedianya alternatif usaha/kerja sebagai sumber penghidupan, tersedianya sarana prasarana pendukung ekonomi, meningkatnya akses pasar bagi usaha mikro/kecil

Peningkatan daya saing tenaga kerja

 Penyediaan lapangan kerja (2015-2019) 1,73juta > 2 juta 10 juta (rata-rata 2 juta/thn)

 Persentase tenaga kerja formal 40,5% 43,6% 51,0%

Kepesertaan Program SJSN Ketenagakerjaan (akumulatif)

 Pekerja formal 29,5 juta 40,0 juta 62,4 juta

 Pekerja Informal < 1,0 juta 3,2 juta 12,3 juta

Meningkatkan keahlian tenaga kerja

 Jumlah pelatihan

 Jumlah sertifikasi 523.870124.000 810.000125.000 840.000250.000

 Pekerja berkeahlian menengah yang kompeten 30,0% 35% 42,0%

 Kinerja lembaga pelatihan berbasis kompetensi 5,0% 15% 25,0%

Peningkatan daya saing UMKM dan koperasi

 Pertumbuhan nilai PDB UMKM & koperasi (rata-rata/tahun)

 Peningkatan produktivitas UMKM (rata-rata/tahun)

5,5% 4,0% 6,5-7,5% 5,0-7,0% 6,5-7,5% 5,0-7,0% SASARAN

Menurunnya tingkat kemiskinan menjadi 9,0%-10,0 persen dan pengangguran terbuka menjadi

5,2%-5,5% di tahun 2016.

ARAH KEBIJAKAN

1. Memperkuat fondasi ekonomi untuk menciptakan kesempatan kerja berkualitas.

2. Perlindungan sosial yang

komprehensif melalui penataan asistensi sosial, perluasan cakupan dan manfaat, serta perbaikan desain program, termasuk inovasi penyaluran menggunakan uang elektronik (UNIK).

3. Pemenuhan pelayanan dasar yang efektif dan efisien di tingkat lokal dengan fokus pada perbaikan tata kelola peningkatan akses dan kualitas seta pemberdayaan. 4. Mendorong masyarakat kurang

mampu untuk lebih mandiri secara ekonomi dan lebih kuat dalam hal kohesi sosial.

*) 60% dari 40 % penduduk termiskin=15,5 juta RTS (rumah tangga sasaran).


(51)

HIGHLIGHT

KEGIATAN DIMENSI PEMERATAAN

ANTAR PENDAPATAN TAHUN 2016 (1/2)

KEGIATAN SASARAN INSTITUSI PELAKSANA

Perlindungan dan Jaminan Sosial (Bantuan Tunai Bersyarat)

• Tersalurkannya bantuan tunai bersyarat untuk 3.500.000 KSM • Penyaluran bantuan melalui uang elektronik untuk 500.000

KSM

Kementerian Sosial Bantuan pangan bagi

masyarakat berpenghasilan rendah (Raskin)

• Tersalurkannya Raskin untuk 15,5 juta RTS

• Penguatan pelaksanaan melalui perbaikan mekanisme

penyaluran Raskin

Kementerian Sosial,

Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koordinator PMK, Bulog

Penerima bantuan iuran jaminan kesehatan nasional (Kartu Indonesia Sehat/KIS)

• Cakupan Kartu Indonesia Sehat mencapai 99,6 juta jiwa (23,7

juta RTS termasuk Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial/PMKS, penghuni lapas, bayi lahir dari PBI, danbuffer

untuk menuju penduduk 40% berpendapatan terbawah)

• Perluasan cakupan JKN untuk penduduk sektor informal

Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Dewan Jaminan Sosial Nasional, BPJS Kesehatan

Beasiswa bagi masyarakat

kurang mampu • Cakupan Kartu Indonesia Pintar (KIP) mencapai 21,7 jutasiswa Kementerian Pendidikandan Kebudayaan Pelayanan dan Rehabilitasi

Sosial Rehabilitasi dan pelayanan sosial untuk 264.003 anak telantar,lanjut usia, penyandang disabilitas, dan korban penyalahgunaan NAPZA

Kementerian Sosial Penanggulangan Kemiskinan

Perdesaan •• 111.090 keluarga fakir miskin dan rentan penerima KUBE70.000 penerima KUBE-PKH • 3.200 keluarga fakir miskin dan rentan penerima Bantuan

Stimulan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni

Kementerian Sosial Penanggulangan Kemiskinan

Perkotaan •• 66.161 keluarga fakir miskin dan rentan penerima KUBE2.200 keluarga fakir miskin dan rentan penerima Bantuan

Stimulan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni

Kementerian Sosial


(52)

KEGIATAN SASARAN INSTITUSI PELAKSANA Peningkatan Kesejahteraan

Keluarga berbasis

Pemberdayaan Masyarakat

215 Kecamatan Kantong Kemiskinan Kementerian Desa,

PDT, dan Transmigrasi Pengembangan Ekonomi

Kawasan Perdesaan 5.300 Kecamatan yang terfasilitasi pengembangan Dana AmanahPemberdayaan Masyarakat (DAPM) Kementerian Desa,PDT, dan Transmigrasi Pengembangan Tenaga Kerja

Rentan 23.000 Masyarakat kurang mampu yang mengikuti pelatihankewirausahaan, keterampilan dan keahlian KementerianKetenagakerjaan Peningkatan Penghidupan

Berkelanjutan Berbasis Usaha Mikro

• Peningkatan kapasitas SDM melalui diklat bagi 25.000 usaha

mikro

• Pendampingan bagi 27.520 usaha mikro dan kecil untuk

mengakses & mengelola kredit, dan 2000 UMK yang mendapat sertifikasi tanah

• 155 Koperasi/sentra usaha mikro ditingkatkan produktivitas • Revitalisasi 90 pasar rakyat

Kementerian KUKM

Pemberdayaan Nelayan dalam

Mendukung Sekaya Maritim 200 kampung nelayan/ desa pesisir (di 20 sentra perikananterpadu) Kementerian Kelautandan Perikanan Layanan Kependudukan dan

KB untuk Masyarakat Miskin • Persentase peserta KB bagi PUS yang mendapatkan jaminanketersediaan alat dan obat kontrasepsi melalui SJSN kesehatan mencapai 53 persen

• Terbentuk 8.086 kelompok UPPKS yang terbentuk dan mendapat

pembinaan

BKKBN

Pembangunan dan

Pemberdayaan Masyarakat Desa

• 499 kecamatan mendapatkan pelayanan pemberdayaan

masyarakat dalam mengakses layanan pendidikan dan kesehatan (PNPM Generasi)

Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi

Pengembangan Perumahan • Meningkatnya kualitas permukiman di 6.766 Ha daerah perkotaan • Terbangunnya 550.000 unit sarusun (satuan rumah susun) yang

dilengkapi dengan PSU pendukungnya

• Terbangunnya rumah khusus di daerah pasca bencana/konflik,

maritim dan perbatasan negara

Kementerian PU dan Pera

HIGHLIGHT

KEGIATAN DIMENSI PEMERATAAN

ANTAR PENDAPATAN TAHUN 2016 (2/2)


(53)

HIGHLIGHT

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

TENAGA KERJA DAN UMKM DAN KOPERASI

DALAM RANGKA PEMERATAAN ANTAR PENDAPATAN TAHUN 2016

KEGIATAN SASARAN a.l INSTITUSI PELAKSANA

Pengembangan Standardisasi Kompetensi

Kerja dan Pelatihan Kerja •• 50 SKK yang ditetapkan110.896 tenaga kerja mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi

Kementerian Ketenagakerjaan Peningkatan Penyelenggaraan Pemagangan

Dalam dan Luar Negeri •• 11.000 peserta mengikuti pemagangan dalam negeri1500 lulusan pemagangan mendapat sertifikat kompetensi

Kementerian Ketenagakerjaan Pengembangan Sistem dan Pelaksanaan

Sertifikasi Kompetensi Profesi •• 100 LSP terlisensi dan 12 kualifikasi MRA diterapkan112.338 tenaga kerja mendapat sertifikat kompetensi

Kementerian Ketenagakerjaan Peningkatan Kualitas SDM Industri • 20.000 pelatihan berbasis spesialisasi dan kompetensi

• 20 SKKNI bidang industri ditetapkan

Kementerian Perindustrian Pelatihan Kelautan dan Perikanan 15.000 masyarakat kelautan dan perikanan mendapatkan pelatihan

kompetensi Kementerian Kelautan danPerikanan Pengembangan Standarisasi dan Sertifikasi

SDM KUKM 1.680 SDM KUKM ditingkatkan kompetensinya melalui SKKNI Kementerian KUKM Pengembangan Kompetensi SDM

Kepariwisataan 25.000 tenaga kerja di sektor pariwisata disertifikasi Kementerian Pariwisata Penumbuhan kewirausahaan dan

pendampingan usaha Diklat kewirausahaan bagi 9.000 orang, akses modal awal bagi 3.400wirausaha, dan pendampingan usaha oleh 43 Pusat Layanan Usaha Terpadu

Kementerian KUKM Peningkatan standardisasi mutu dan

sertifikasi produk Penerapan standardisasi dan mutu produk, merek, standar kemasan dansertifikasi produk bagi 1.250 KUMKM Kementerian KUKM Peningkatan akses pemasaran dan

kemitraan Fasilitasi pemasaran melalui promosi, trading house, serta fasilitasikemitraan investasi dan rantai nilai/pasok bagi 1.200 KUMKM Kementerian KUKM Peningkatan tata laksana UMKM Registrasi 1 juta UMKM Kementerian KUKM Penataan organisasi dan tata kelola koperasi RPP Perkoperasian, perbaikan sistem badan hukum koperasi, serta

penerapan tata kelola yang baik bagi 450 koperasi Kementerian KUKM


(54)

PEMERATAAN ANTAR WILAYAH

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL


(55)

PENGURANGAN KESENJANGAN ANTAR WILAYAH

Sasaran Pokok

Baseline

2014

2016

2019

Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah

Peran Wilayah dalam

Pembentukan PDB Nasional

2013

Proyeksi 2016

Proyeksi 2019

Sumatera

23,8

24,3

24,6

Jawa

58,0

56,9

55,1

Bali Nusa Tenggara

2,5

2,5

2,6

Kalimantan

8,7

9,1

9,6

Sulawesi

4,8

4,9

5,2

Maluku - Papua

2,2

2,3

2,9

Keterangan :

Asumsi target pertumbuhan PDB Nasional 8% di tahun 2019

Perhitungan proyeksi masih menggunakan atas dasar harga konstan tahun 2000.

Perhitungan proyeksi dapat berubah dengan adanya perubahan harga konstan tahun dasar 2010.


(56)

Indikator (Baseline)2014 2016 2019 Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan

a. Penurunan desa tertinggal

-- s.d. 1000 desa tertinggal

s.d. 5,000 desa tertinggal b. Peningkatan desa

mandiri --400 desa menjadi desa mandiri paling sedikit 2,000 desa

Pengembangan Kawasan Perbatasan

a. Pengembangan Pusat Ekonomi Perbatasan (Pusat Kegiatan Strategis Nasional/PKSN) 3 PKSN (111 lokasi prioritas) 10 PKSN (100 lokasi prioritas)* 10 PKSN (187 lokasi prioritas) b. Peningkatan keamanan dan kesejahteraan masyarakat perbatasan 12 pulau-pulau kecil terluar berpenduduk 10 pulau kecil terluar/ terdepan 92 pulau kecil terluar/ terdepan ARAH KEBIJAKAN

Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan

1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa, termasuk

permukiman transmigrasi, sesuai dengan kondisi

geografisnya.

2. Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat Desa termasuk permukiman transmigrasi.

3. Pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keberdayaan, dan pembentukan modal sosial budaya masyarakat Desa termasuk permukiman transmigrasi.

4. Pengawalan implementasi UU Desa secara sistematis, konsisten, dan berkelanjutan melalui koordinasi, fasilitasi, supervisi, dan pendampingan.

5. Pengembangan kapasitas dan pendampingan aparatur pemerintah desa dan kelembagaan pemerintahan desa secara berkelanjutan.

6. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan perdesaan termasuk di kawasan transmigrasi.

7. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan termasuk kawasan transmigrasi untuk mendorong keterkaitan desa-kota

Pengembangan Kawasan Perbatasan

1. Peningkatan keamanan wilayah perbatasan sebagai halaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman. 2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat wilayah perbatasan

melalui peningkatan penyediaan kebutuhan fasilitas sosial dan ekonomi, akses infrastruktur.

SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

PEMERATAAN ANTAR WILAYAH (1/3)

• 50 Lokpri penanganan baru tahun 2016 ditambah 50 Lokpri lanjutan dari tahun 2015 • ** 16 PKSN Lainnya dalam tahap persiapan pengembangan


(57)

HIGHLIGHT

RENCANA PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DESA

DAN KAWASAN PERDESAAN TAHUN 2016

Kerangka Pendanaan

Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan di tahun 2016 diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kemandirian Desa

melalui sumber pendanaan APBN, APBD, dan, APBDesa sesuai dengan amanat UU No 6 Tahun 2014,

serta kontribusi swasta dan masyarakat

Kerangka Kelembagaan

Kerangka Kelembagaan

Kerangka kelembagaan tahun 2016 meliputi: (1)

Penguatan Pemerintah Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa; (2) Penguatan lembaga

kemasyarakatan Desa; (3) Penguatan peran

Lembaga Ekonomi Desa seperti Badan Usaha

Milik Desa dan lainnya; (4) Peningkatan fasilitasi,

pelatihan dan pendampingan secara berjenjang

Kerangka regulasi tahun 2016 meliputi: (1)

pengaturan mengenai pembangunan Desa; (2)

pengaturan mengenai Pembangunan Kawasan

Perdesaan; (3) pengaturan mengenai Penataan

Desa; (4) pengaturan mengenai

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, dan

pengaturan mengenai Keuangan Desa dan Aset

Desa.

Kerangka Regulasi

Kerangka Regulasi

Peningkatan aspek pelayanan dasar, kondisi infrastruktur, aksesibilitas, pelayanan publik,

dan penyelenggaraan pemerintahan desa

pada:

(a) 1000 desa tertinggal, dan (b) 400 desa berkembang menjadi desa mandiri.

Peningkatan aspek pelayanan dasar, kondisi infrastruktur, aksesibilitas, pelayanan publik,

dan penyelenggaraan pemerintahan desa

pada:

(a) 1000 desa tertinggal, dan (b) 400 desa berkembang menjadi desa mandiri.


(58)

HIGHLIGHT

RENCANA PENCAPAIAN SASARAN

PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2016

Kerangka Pendanaan

Kerangka Pendanaan

Pembangunan kawasan perbatasan negara bersumber dari APBN berupa Dana Tugas Pembantuan, Dana Dekonsentrasi, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), serta Dana APBD

Kerangka Kelembagaan

Kerangka Kelembagaan

Peningkatan kemampuan kelembagaan adalah sebagai berikut:

(1) Penguatan kelembagaan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) khususnya terkait mekanisme koordinasi, integrasi, sinergi, dan sinkronisasi di Pusat maupun di Daerah,

(2) Pembentukan kelembagaan pelayanan lintas batas negara satu atap terpadu (Bea Cukai, Imigrasi, Karantina, dan Keamanan), dan

(3) Penguatan dan harmonisasi kelembagaan diplomasi batas antarnegara.

Percepatan pembangunan kawasan perbatasan negara maka kerangka regulasi yang diperlukan adalah sebagai berikut:

(1) Melakukan revisi atas Perpres Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan;

(2) Peraturan turunan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 361 tentang kawasan perbatasan negara, khususnya Pembagian kewenangan dan kewajiban Pusat-Pusat, Sumber Pendanaan serta Pusat-Daerah dalam pengelolaan pembangunan kawasan perbatasan negara.

Kerangka Regulasi

Kerangka Regulasi

DUKUNGAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN

a. Meningkatnya akses pelayanan masyarakat terhadap infrastruktur fisik dan sosial di 100 Kecamatan Lokasi Prioritas (50 Prioritas Penanganan awal tahun 2016 dan 50 penanganan lanjutan dari tahun 2015);

b. Berkembangnya 10 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dan perdagangan lintas batas negara yang kondusif;

c. Terwujudnya 7 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu sebagai kelembagaan pelayananCostum, Imigration, Quarantine, Security (CIQS) terpadu;

d. Meningkatkan kualitas dan pengamanan batas wilayah darat dan laut termasuk di pulau-pulau kecil terluar.

DUKUNGAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN

a. Meningkatnya akses pelayanan masyarakat terhadap infrastruktur fisik dan sosial di 100 Kecamatan Lokasi Prioritas (50 Prioritas Penanganan awal tahun 2016 dan 50 penanganan lanjutan dari tahun 2015);

b. Berkembangnya 10 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dan perdagangan lintas batas negara yang kondusif;

c. Terwujudnya 7 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu sebagai kelembagaan pelayananCostum, Imigration, Quarantine, Security (CIQS) terpadu;


(59)

Indikator (Baseline)2014 2016 2019 Pembangunan Daerah Tertinggal

a. Rata-rata pertumbuhan ekonomi

di daerah tertinggal 7,1% *) 7,13 % 7,24% b. Persentase penduduk miskin di

daerah tertinggal 16,64% 15,42% 14,0% c. Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) di daerah tertinggal 68,46

**) 68,49**) 69,59**)

Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa

a. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

di Luar Jawa 7 7 14***) b. Kawasan Industri n.a. 14 14

c. Kawasan Perdagangan Bebas

dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) 4 4 4

ARAH KEBIJAKAN Pengembangan Daerah Tertinggal

1. Promosi potensi daerah tertinggal untuk mempercepat pembangunan

2. Pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar publik. 3. Pengembangan perekonomian masyarakat yang

didukung SDM yang berkualitas.

4. Pembangunan infrastruktur/konektivitas antara daerah tertinggal dan pusat pertumbuhan

Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa

1. Percepatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah, terutama di Luar Jawa (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua) dengan memaksimalkan keuntungan aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah dan peningkatan efisiensi dalam penyediaan infrastruktur.

2. Pengembangan potensi dan keunggulan wilayah, melalui pengembangan industri manufaktur, industri pangan, industri maritim, dan pariwisata.

*) rata-rata 2010-2014

**) Dengan perhitungan Metode Baru

***) di Pulau Jawa ada 1 KEK (KEK Tanjung Lesung)

SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

PEMERATAAN ANTAR WILAYAH (2/3)


(60)

HIGHLIGHT

RENCANA PENCAPAIAN SASARAN

PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2016

Kerangka Pendanaan

Kerangka Pendanaan

Dalam mendukung percepatan pembangunan daerah tertinggal diperlukan sinergi sumber-sumber pembiayaan

yang terdiri dari APBN, APBD, Dana yang berasal dari laba BUMN dan pihak swasta, serta dana dari masyarakat.

Kerangka Kelembagaan

Kerangka Kelembagaan

Sebagai pembangunan lintas sektor, diperlukan

peningkatan koordinasi antar lembaga, baik di

pusat dan daerah sebagai upaya percepatan

pembangunan daerah tertinggal

Untuk mendukung percepatan pembangunan daerah

tertinggal, diperlukan harmonisasi antar regulasi

terutama yang memberikan afirmasi terhadap daerah

tertinggal.

Kerangka Regulasi

Kerangka Regulasi

Pembangunan daerah tertinggal dalam rangka mendukung pencapaian sasaran sebagai berikut:

(a) Meningkatnya rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal menjadi 7,13 persen pada

tahun 2016; (b) Berkurangnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi 15,40

persen pada tahun 2016; dan (c) Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia di daerah

tertinggal yang ditunjukkan oleh peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) menjadi 68,49

pada tahun 2016.

Pembangunan daerah tertinggal dalam rangka mendukung pencapaian sasaran sebagai berikut:

(a) Meningkatnya rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal menjadi 7,13 persen pada

tahun 2016; (b) Berkurangnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi 15,40

persen pada tahun 2016; dan (c) Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia di daerah

tertinggal yang ditunjukkan oleh peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) menjadi 68,49


(61)

HIGHLIGHT

RENCANA PENCAPAIAN SASARAN

PEMBANGUNAN KAWASAN STRATEGIS TAHUN 2016

Kerangka Pendanaan

Kerangka Pendanaan

Dalam mendukung kegiatan pengembangan kawasan strategis tahun 2016, pendanaan bersumber pada APBD, Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN), dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Selain itu, akan didorong dalam penggunaan sumber-sumber

pendanaan dari Swasta meliputi Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS), CSR, dan sumber pendanaan dari PMA/PMDN.

Kerangka Kelembagaan

Kerangka Kelembagaan

Diperlukan upaya dalam penataan kelembagaan sebagai berikut:

(a) Perlu penegasan tugas dan wewenang pada badan pengelola kawasan. Hal ini perlu didukung dengan evaluasi kapasitas dan kemampuan terhadap struktur organisasi dan Sumberdaya Manusia (SDM) badan pengelola/pengusaha kawasan;

(b) Pembenahan fungsi koordinasi, fasilitasi, dan mediasi kelembagaan pengelolaan kawasan; dan

(c) Penguatan kelembagaan KPBPB untuk menarik investasi bisnis internasional.

Kerangka regulasi yang diperlukan adalah:

(a) Pembentukan PP terkait perluasan wilayah KPBPB, pengaturan keluar masuk barang di KPBPB, dan tata ruang KPBPB;

(b) Pelimpahan kewenangan kepada otoritas di Kawasan Strategis; dan

(c) Pengaturan upah dan sistem ketenagakerjaan.

Kerangka Regulasi

Kerangka Regulasi

DUKUNGAN PEMBANGUNAN KAWASAN STRATEGIS

a. beroperasinya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei dan KEK Tanjung Lesung, Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam, Sabang, Bintan, dan Karimun sesuai potensi dan produk unggulan masing-masing kawasan dan

b. terfasilitasinya penguatan kelembagaan pengelola dan persiapan pembangunan infrastruktur di 7 lokasi KEK 6 lokasi KEK yang telah ditetapkan, 14 Kawasan Industri (KI), dan 13 pusat-pusat pertumbuhan penggerak ekonomi daerah pinggiran lainnya.

DUKUNGAN PEMBANGUNAN KAWASAN STRATEGIS

a. beroperasinya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei dan KEK Tanjung Lesung, Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam, Sabang, Bintan, dan Karimun sesuai potensi dan produk unggulan masing-masing kawasan dan

b. terfasilitasinya penguatan kelembagaan pengelola dan persiapan pembangunan infrastruktur di 7 lokasi KEK 6 lokasi KEK yang telah ditetapkan, 14 Kawasan Industri (KI), dan 13 pusat-pusat pertumbuhan penggerak ekonomi daerah pinggiran lainnya.


(62)

Indikator (Baseline)2014 2016 2019 Pembangunan Kawasan Perkotaan

a. Penguatan peran, fungsi, dan manajemen

pembangunan di Kawasan Perkotaan Metropolitan yang sudah ada

2 2 Metropolitan7 Kawasan Eksisting b. Berkembangnya peran dan

fungsi Kawasan

Metropolitan baru di luar Pulau Jawa Bali

- 2

5 Usulan Kawasan Metropolitan

Baru c. Optimalisasi 20 kota

otonomi berukuran sedang di Luar Jawa sebagai PKN/PKW dan penyangga urbanisasi di Luar Jawa

43 kota belum optimal

perannya 5

20 dioptimalkan

perannya d. Penguatan 39 pusat

pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

-- 7 pusatpertumbu han baru 39 pusat pertumbuhan yang diperkuat e. Pembangunan 10 Kota Baru

Publik -- Kota baru3 Kota Baru10

ARAH KEBIJAKAN

1. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional.

2. Percepatan pemenuhan Standar

Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk

mewujudkan kota aman, nyaman, dan

layak huni.

3. Pembangunan kota hijau yang

berketahanan iklim dan bencana.

4. Pengembangan kota cerdas yang berdaya

saing dan berbasis teknologi dan budaya

lokal.

5. Peningkatan kapasitas tata kelola

pembangunan perkotaan.

SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

PEMERATAAN ANTAR WILAYAH (3/3)


(1)

INDIKATOR

(baseline)

2014

2016

2019

Kepastian dan Penegakan Hukum

Indeks Perilaku Anti Korupsi

3.6

3.8

4.0

Keamanan dan Ketertiban

Penurunan potensi gangguan

keamanan dan ketertiban di

daerah

25 Polda

29 Polda

32

Polda

Pembinaan potensi keamanan

melalui kerjasama POLRI

dengan masyarakat

30% dari

total desa

55%

dari

total

desa

80%

dari

total

desa

ARAH KEBIJAKAN

1. Kepastian dan Penegakan Hukum

i. Peningkatan keterpaduan dalam Sistem

Peradilan Pidana

ii. Pelaksanaan Sistem Peradilan Pidana Anak

iii. Reformasi Sistem Hukum Perdata yang

mudah dan cepat

iv. Pelayanan Hukum

v. Pencegahan korupsi

vi. Penegakan HAM

vii.Optimalisasi bantuan hukum dan layanan

peradilan bagi masyarakat

viii.Penanganan kekerasan terhadap

perempuan dan anak

ix. Pendidikan HAM

2. Keamanan dan Ketertiban:

i. Peningkatan pelaksanaan Quick Wins dan

Quick Responses Polri;

ii. Peningkatan Kemampuan Flash Point;

iii. Pemantapan Pelaksanaan

Community

Policing;

iv. Pengembangan sarana dan prasarana dalam

rangka meningkatkan pelayanan publik dan

penguatan pelaksanaan tugas polri

.

SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

KONDISI PERLU (1/2)


(2)

INDIKATOR

(baseline)

2014

2016

2019

Politik dan Demokrasi

Persentase pemutakhiran data pemilih di

tingkat kelurahan di seluruh Indonesia 1 kali/Prov 100% 100% Peningkatan daya tangkal masyarakat dari

pengaruh radikal terorisme - 30% 60% Presentase perundingan yang berhasil

diselenggarakan dalam rangka upaya penyelesaian penetapan batas wilayah di laut serta penegasan batas wilayah di darat. (Kementerian Luar Negeri)

12 kali (indikator lama menggunakan jumlah, bukan presentase) 75% 90%

Tata Kelola & Reformasi Birokrasi

- % instansi pemerintah dengan nilai

Indeks RB Baik (kategori B):

K/L

Provinsi

Kab/Kota

47%

NA

NA

58%

30%

15%

75%

60%

45%

- Opini WTP atas Laporan Keuangan:

K/L

Provinsi

Kab

Kota

74%

52%

18%

33%

82%

64%

34%

44%

95%

85%

60%

65%

- % instansi pemerintah yang

akuntabilitas kinerjanya baik (skor B):

K/L

Provinsi

Kab/Kota

60,2%

30,3%

2,38%

70%

48%

21%

85%

75%

59%

- Indeks integritas pelayanan publik:

Pusat

Daerah

7,4

6,8

7,9

7,3

8,5

9

ARAH KEBIJAKAN

3. Politik dan Demokrasi:

(i) Meningkatkan peran

kelembagaan demokrasi dan mendorong kemitraan

lebih kuat antara pemerintah, swasta dan masyarakat

sipil; (ii) Memberi jaminan dan pemenuhan kebebasan

sipil, hak-hak dan kewajiban politik rakyat, dan

meningkatkan keterwakilan perempuan dalam politik;

(iii) Menciptakan iklim kondusif untuk penanganan

terorisme dan meningkatkan kesadaran masyarakat

terhadap ancaman terorisme; (iv) Memperkuat

diplomasi maritim untuk mempercepat penyelesaian

persoalan perbatasan Indonesia dengan 10 negara

tetangga, menjamin integritas wilayah NKRI, kedaulatan

maritim dan keamanan/kesejahteraan pulau-pulau

terdepan, dan mengamankan sumber daya alam dan

Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), melalui strategi, antara

lain: percepatan penyelesaian masalah perbatasan

maritim dan darat

4. Tata Kelola & Reformasi Birokrasi.

(i) penguatan

kapasitas RB Nasional, (ii) penerapan manajemen ASN

berbasis merit, (iii) penataan kelembagaan, (iv)

peningkatan kualitas implementasi sistem manajemen

dan pelaporan kinerja instansi pemerintah, (v)

penerapan e-government, (vi) penerapan open

government, (vii) peningkatan kualitas pelayanan publik.

SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

KONDISI PERLU (2/2)


(3)

HIGHLIGHT

KEGIATAN KONDISI PERLU

TAHUN 2016 (1/3)

KEGIATAN

SASARAN

K/L

Pengembangan model penyimpanan

aset sitaan hasil kejahatan tindak pidana

korupsi

Pembangunan Rupbasan (rumah

penyimpanan barang sitaan negara)

Percontohan di Jakarta Barat

Kementerian Hukum dan HAM

Pemberian bantuan hukum untuk orang

miskin yang sedang berhadapan dengan

hukum

6365 orang masyarakat miskin yang

memperoleh bantuan hukum litigasi,

7245 kegiatan bantuan hukum non litigasi

kepada orang atau kelompok masyarakat

miskin

Kementerian Hukum dan HAM

Kepastian dan Penegakan Hukum

Keamanan dan Ketertiban

KEGIATAN

SASARAN

K/L

Pembinaan Pemeliharaan Keamanan

dan Ketertiban Kewilayahan

Peningkatan 45% operasi kepolisian yang

menjadi kebutuhan masyarakat

POLRI

Percepatan penindakan tindak pidana

Persentase penyelesaian 80% tindak pidana

umum; 88% tindak pidana terorisme; 95%

tindak pidana narkoba


(4)

Politik dan Demokrasi

HIGHLIGHT

KEGIATAN KONDISI PERLU

TAHUN 2016 (2/3)

KEGIATAN

SASARAN a.l

K/L

Penyediaan Data, Informasi, Sarana

dan Prasarana Teknologi Informasi

Pemilu

100% pemutakhiran data pemilih di

tingkat kelurahan di seluruh Indonesia.

Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Peningkatan Daya Tangkal

Masyarakat dari Pengaruh Radikal

Terorisme

30% peningkatan daya tangkal

masyarakat dari pengaruh radikal

terorisme

Badan Nasional Penanggulangan

Terorisme (BNPT)

Perundingan batas wilayah (Palau,

Malaysia, Singapura, Filipina,

Vietnam, India, Thailand, PNG,

Australia, dan Timor Leste)

75% perundingan yang berhasil

diselenggarakan dalam rangka upaya

penyelesaian penetapan batas wilayah di

laut serta penegasan batas wilayah di

darat.


(5)

Tata Kelola & Reformasi Birokrasi

HIGHLIGHT

KEGIATAN KONDISI PERLU

TAHUN 2016 (3/3)

KEGIATAN SASARAN a.l K/L

Penyempurnaan kualitas reformasi birokrasi dan perluasan pelaksanaannya pada instansi pusat dan daerah

- Penguatan payung hukum reformasi birokrasi: Revisi Grand Design dan Road Map RB

- Terlaksananya fasilitasi, asistensi dan bimbingan teknis pelaksanaan RB

- Meningkatnya Indeks Reformasi Birokrasi : KL:54% ; Prov: 30%, dan Kab/Kota: 15%

Kementerian PAN dan RB

Pemantapan implementasi sistem akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah - Meningkatnya instansi pemerintah yang akuntabilitas kinerjanya baik (Nilai B):KL:70% ; Prov: 48%, dan Kab/Kota: 21% Kementerian PAN danRB Pengawasan intern akuntabilitas kinerja

program prioritas nasional - 9 sektor prioritas pengawasan (infrastruktur, perhubungan, pendidikan,perlindungan sosial, pariwisata, kesehatan, ketahanan pangan, kemaritiman dan ketahanan energi)

BPKP Integrasi sistem pengadaan dengan

e-government - 460 LPSE yang terstandarisasi- 24 cloud data center LPSE LKPP Pengembangan dan perluasan e-cataloq - 50.000 produk yang masuk e-cataloq LKPP

Implementasi UU Aparatur Sipil Negara - 200 intansi pemerintah yang telah menerapkan promosi terbuka untuk JPT Kementerian PAN dan RB/ KASN

Peningkatan kompetensi dan profesionalisme

ASN -50 peserta diklat Reform Leaders Academy-100 peserta TOT Diklat Revolusi Mental dalam Pelayanan Publik -120 Peserta Diklatpim I

LAN Penilaian kompetensi Jabatan Pimpinan Tinggi

(Profil Kompetensi) - 1.600 ASN yang memangku JPT yang terpetakan kompetensinya BKN Peningkatan kualitas pengawasan pelayanan

publik - meningkatnya kepatuhan terhadap implementasi UU Pelayanan Publik: KL:80%;Lembaga:35%; Prov: 70% ; Kab/Kota: 20% Ombudsman RI Penyelarasan pembangunan nasional dan

daerah 1 dokumen konsep Pembangunan Wilayah berbasis pengembangan kawasanstrategis di 35 Kabupaten di 9 Provinsi KementerianPPN/BAPPENAS Pengembangan eGov di Kemenkominfo secara

komprehsif, integral 20% instansi yang memanfaatkan infrastruktur dan teknologi eGovernment yangterkonsolidasi, terintegrasi, aman dan berkualitas untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan berbasis TIK nasional

Kementerian Komunikasi dan Informatika


(6)