Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir

2. Jarak KehamilanKelahiran Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga berencana BKKBN jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, kerena jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya. 3. Paritas Paritas secara luas mencakup gravidajumlah kehamilan, prematurjumlah kelahiran, dan abortusjumlah keguguran. Sedang dalam arti khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibuwanita melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan kesehatannya akan mulai menurun, sering mengalami kurang darah anemia, terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang ataupun melintang. 4. Kadar Hemoglobin Hb Kadar hemoglobin Hb ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Menurut Sarwono 2007, seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya dibawah 12 grdl. Data Depkes RI 2008 diketahui bahwa 24,5 ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi berat lahir rendah BBLR, risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat Depkes RI, 2008. Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada plasenta yang akan berpengaruh pada fungsi plasenta terhadap janin. 5. Status Gizi Status gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam selular tubuh Supariasa, 2002. 6. Pemeriksaan Kehamilan Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang terpenting ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat persalinan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera mengetahui apabila terjadi gangguan kelainan pada ibu hamil dan bayi yang dikandung, sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan Depkes RI, 2008. Menurut Sarwono 2007 pemeriksaan kehamilan dilakukan setelah terlambat haid sekurang-kurangnya 1 bulan, dan setelah kehamilan harus dilakukan pemeriksaan secara berkala, yaitu : a. Setiap 4 minggu sekali selama kehamilan 28 minggu b. Setiap 2 minggu sekali selama kehamilan 28 – 36 minggu c. Setiap minggu atau satu kali seminggu selama kehamilan 36 minggu sampai masa melahirkan. Selain dari waktu yang telah ditentukan di atas ibu harus memeriksakan diri apabila terdapat keluhan lain yang merupakan kelainan yang ditemukan. BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL A. KERANGKA KONSEP Landasan berfikir dalam melakukan penelitian dalam kerangka konsep penelitian sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Dependen Skema.1 Kerangka Konsep

B. HIPOTESIS

Berdasarkan dari konsep penelitian diatas maka dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah adanya hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil trimester III dengan BBLR.

C. DEFENISI OPERASIONAL

Tabel 1. Defenisi Operasional N O Variabel Penelitian Defenisi Operasion al Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1 Independen: Hb ibu hamil Trimester III Suatu kadar sel darah merah yang berada di dalam tubuh. Alat Hb: Hb sahli observasi Normal 11grdl Anemia ringan 8- 10grdl Anemia berat 7grdl Rasio Haemoglobin ibu hamil trimester III Kejadian BBLR 2 Dependen : BBLR Suatu keadaan dimana berat badan bayi baru lahir kurang dari 2500 gram Timbangan bayi observasi BBLR 2500gram Normal 2500- 3500gram Rasio