BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang hampir sama dengan negara yang sedang berkembang
lainnya. Karakteristik perekonomian tersebut yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, persentase pengangguran yang besar, kualitas hidup yang buruk,
tingkat produktivitas cukup rendah serta banyaknya permasalahan-permasalahan dalam proses pembangunannya.
Sektor informal merupakan bagian penting dari kehidupan ekonomi, sosial, dan politik di sebagian besar negara yang sedang berkembang serta
beberapa negara maju. Konferensi Internasional Statistik Perburuhan ICLS ke- 15 mendefenisikan sektor informal sebagai unit produksi dalam usaha rumah
tangga yang dimiliki oleh rumah tangga. Mereka yang bekerja di sektor informal terdiri dari semua orang yang selama periode acuan tertentu bekerja setidaknya di
satu unit produksi yang memenuhi konsep sektor informal, terlepas dari status mereka dalam pekerjaan tersebut baik merupakan pekerjaan utama maupun
sekunder. Berdasarkan hasil Survei Tenaga Kerja Nasional Sakernas februari 2013
dari 114,02 juta orang yang bekerja, sebanyak 58,48 atau sebanyak 60,98 juta orang merupakan penduduk Indonesia bekerja pada sektor informal. Di Provinsi
Sumatera Utara sendiri pekerja di sektor informal mecapai 58,68. Keberadaan
Universitas Sumatera Utara
dan kelangsungan kegiatan sektor informal dalam sistem ekonomi kontemporer bukanlah hal yang negatif, melainkan lebih sebagai realitas ekonomi kerakyatan
yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Ketika program pembangunan tidak mampu menyerap angkatan kerja yang ada, sektor informal
mampu menjadi alternatif terbaik bagi angkatan kerja. Pengertian sektor informal sering dikaitkan dengan ciri - ciri utama
pengusaha dan pelaku sektor informal, antara lain : kegiatan usaha bermodal utama pada kemandirian rakyat, memanfaatkan teknologi sederhana, pekerjanya
terutama berasal dari tenaga kerja keluarga tanpa upah, bahan baku usaha kebanyakan memanfaatkan sumber daya lokal, sebagian besar melayani
kebutuhan rakyat kelas menengah ke bawah, pendidikan dan kualitas sumberdaya pelaku tergolong rendah.
Pengusaha dalam kegiatan usahanya harus didukung oleh perbankan. Perbankan bekerja untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang
diberikan bank adalah jasa lalu lintas peredaran uang. Melalui bank, pengusaha dapat memperoleh kredit atau pinjaman uang untuk usaha yang dijalankannya
atau mmanfaatkan jasa bank yang dapat memperlancar kegiatannya. Perbankan berfungsi sebagai lembaga intermediasi karena merupakan lembaga yang
melayani pembiayaan dalam dunia usaha. Aksessibilitas dunia usaha terhadap perbankan dalam rangka pembiayaan sangat tergantung pada mekanisme pasar
yang sangat kompetitif. Pemahaman para pengusaha tentang suku bunga pinjaman merupakan hal
yang perlu diperhatikan oleh pihak perbankan. Tingkat suku bunga yang tinggi
Universitas Sumatera Utara
akan mengakibatkan pengusaha semakin sulit dalam mengakses dana dari bank. Bank sebagai sebuah industri jasa keuangan harus betul - betul dipersiapkan
dengan baik dimana bank adalah sumber dana bagi kebutuhan perkembangan dunia usaha. Dunia usaha pada saat ini dihadapkan pada permasalahan tingginya
tingkat suku bunga, dimana suku bunga merupakan salah satu komponen dalam mempengaruhi investasi. Dengan terciptanya suku bunga yang stabil dan wajar
akan menciptakan iklim investasi yang kondusif dan akan berpengaruh terhadap permodalan bagi pengusaha.
Selain untuk memperoleh kredit atau pinjaman uang untuk modal usaha yang dijalankannya, pengusaha juga seharusnya memanfaatkan jasa - jasa bank.
Adapun beberapa jenis jasa bank yaitu ; menerima setoran - setoran, melayani pembayaran - pembayaran, melayani transfer, Inkaso, Kliring, Safe deposit box,
Bank card, Bank draft, Letter of kredit dan lain-lain. Semakin baik kemampuan pengusaha untuk mengakses jasa bank juga dapat menunjang aktivitas kegiatan
usaha yang lebih baik. Namun berbeda pada pengusaha di sektor formal, pengusaha sektor
informal dalam kenyataannya masih mengalami beragam hambatan untuk mengakses produk dan jasa - jasa lembaga perbankan. Misalnya pinjaman atau
kredit modal usaha, menurut pengusaha sektor informal persyaratan – persyaratan yang dibuat oleh pihak bank terlalu rumit dan tidak terjangkau oleh kebanyakan
dari mereka. Sehingga para pengusaha sektor informal lebih memilih memperoleh modal dari lembaga lain di luar bank. Karena peranan lembaga perbankan bagi
para pengusaha sangatlah penting, maka diharapkan mampu membantu para
Universitas Sumatera Utara
pengusaha dalam menjalankan aktivitas usahanya. Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah diatas maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian
dengan judul “Tingkat Kemampuan Pengusaha Sektor Informal Dalam Mengakses Lembaga Perbankan Di Kota Medan”.
1.2 Perumusan Masalah