Manfaat teoritis Komponen sikap

1. Manfaat teoritis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan untuk pengembangan kajian Psikologi Sosial khususnya dalam Psikologi Budaya, terutama budaya Batak Toba. b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian mengenai Dalihan na tolu, khususnya pada mahasiswa Batak Toba.

2. Manfaat praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan memberi informasi bagi pembaca mengenai gambaran sikap mahasiswa Batak Toba terhadap Dalihan na tolu. b. Penelitian ini mampu mengajak para pembaca, khususnya generasi Batak Toba untuk lebih mengetahui konsep dasar Dalihan na tolu dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga budaya Dalihan na tolu tetap dijaga dan dilestarikan.

E. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I

: Pendahuluan Berisi uraian singkat mengenai gambaran latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Universitas Sumatera Utara BAB II : Landasan Teori Berisi tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan. Memuat dasar teori tentang Sikap, aspek-aspek sikap, faktor yang mempengaruhi sikap dan Dalihan na tolu. BAB III : Metodologi Penelitian Berisi penjelasan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian yang mencakup variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengambilan data, validitas dan reliabilitas alat ukur, prosedur penelitian dan metode analisis data. BAB IV : Hasil penelitian dan Pembahasan Pada bab ini diuraikan gambaran subjek penelitian, hasil penelitian utama dan hasil penelitian tambahan serta pembahasan. BAB V : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan bedasarkan hasil analisis dan interpretasi hasil data penelitian, serta saran metodologis dan praktis. Universitas Sumatera Utara 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. SIKAP 1. Definisi Sikap

Sikap attitude adalah evaluasi terhadap objek psikologis terhadap dimensi atribut seperti baik-buruk, berbahaya-menguntungkan menyenangkan- tidak menyenangkan, dan disukai atau tidak disukai Ajzen Fishbein 2000, Eagly Chaiken tahun 1993, Petty et al 1997. Sikap mengacu pada evaluasi seseorang terhadap berbagai aspek dunia sosial Olson Maio, 2003; Petty, Wheeler Tormala, 2003 dalam Baron 2002. Seseorang bisa memiliki reaksi yang mendukung atau tidak mendukung isu, ide, individu tertentu, kelompok sosial dan objek tertentu. Menurut Ajzen 2005, sikap adalah disposisi untuk berespon secara favorable atau unfavorable terhadap benda, orang, institusi, atau kejadian. Psikolog Sosial menyetujui bahwa sikap adalah evaluasi berupa pernyataan setuju, tidak setuju, suka tidak suka Edwards 1957; Osgood et al 1957; Bern 1970; Fishbein dan Ajzen 1975; Bukit 1981; Oskamp 1991; Eagly dan Chaiken 1993. Ajzen 1988 mendefinisikan sikap sebagai predisposisi yang dipelajari individu untuk memberikan respon suka atau tidak suka secara konsisten terhadap objek sikap. Respon suka atau tidak suka itu adalah hasil proses evaluasi terhadap keyakinan-keyakinan beliefs individu terhadap objek sikap Fishbein Ajzen, 1975. Universitas Sumatera Utara Allport dalam Hogg, 2002 mendefinisikan sikap sebagai sebuah kecenderungan untuk bertingkah laku dengan cara tertentu dalam situasi sosial. Hogg 2002 mendefiniskan sikap sebagai suatu respon evaluatif individu yang sebenarnya terhadap aspek dunia sosial. Individu akan menunjukkan respon suka atau tidak suka terhadap suatu isu, ide, individu tertentu, kelompok sosial maupun objek tertentu. Evaluasi yang dilakukan bisa positif dan negatif terhadap seseorang, objek, ataupun isu tertentu. Sikap seseorang terhadap terhadap subatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak favorable maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak unfavorable pada objek tertentu Berkowitz, 1972. Sementara Second Backman dalam Azwar 2010 mendefinisikan sikap sebagai keteraturan dalam hal perasaan afeksi, pemikiran kognisi dan predisposisi tindakan konasi seseorang terhadap suatu aspek lingkungan sekitar. Robbins 2008 mendefinisikan sikap sebagai pernyataan evaluatif baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, orang, atau peristiwa. Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi seseorang untuk bereaksi secara positif maupun negatif seperti baik-buruk, berbahaya-menguntungkan menyenangkan-tidak menyenangkan, dan disukai atau tidak disukai terhadap objek tertentu yang dibentuk dari interaksi antara komponen kognitif, afektif, dan konatif perilaku. Universitas Sumatera Utara

2. Komponen sikap

Sikap dapat disimpulkan dari respon kognitif, afektif, dan konatif terhadap objek sikap. Hal ini mengasumsikan bahwa setiap kategori respon mencerminkan komponen teoritis dari sikap Smith 1947; Katz dan Stotland 1959; McGuire 1985; Eagly dan Chaiken 1998. Dalam pandangan ini, sikap adalah multidimensi yang terdiri dari kognisi, afeksi, dan konasi. Respon Kognitif adalah tanggapan yang mencerminkan persepsi, dan pikiran tentang objek sikap. Respon afektif adalah tanggapan dari yang sikap dapat disimpulkan memiliki hubungan dengan evaluasi dan perasaan terhadap objek sikap. Respon konatif adalah tanggapan yang bersifat konatif adalah kecenderungan perilaku, niat, komitmen, dan tindakan sehubungan dengan objek sikap atau menunjukkan bagaimana seseorang tidak atau akan bertindak sehubungan dengan objek. Hal yang sama mengenai komponen sikap diungkaapkan oleh Mcquire dalam Hogg 2002 yang didasarkan pada Three-component attitude model.yang menyatakan bahwa sikap attitude terdiri dari komponen kognitif, afektif, dan komponen perilaku. Hal ini sesuai dengan pendapat Travers 1977; Gagne 1977 dan Cronbach 1977; Allport dalam Mar’at 2006; Ahmadi, 2009 yang menyatakan bahwa sikap terdiri dari 3 komponen yang saling berhubungan yaitu: a. Komponen kognitif yaitu berupa pengetahuan, kepercayaan atau pikiran yang didasarkan pada informasi yang dimiliki yang berhubungan dengan objek. Aspek kognitif adalah aspek yang berhubungan dengan gejala mengenal pikiran yaitu pengolahan, pengalaman, dan keyakinan serta Universitas Sumatera Utara harapan-harapan individu tentang objek atau kelompok obejk tertentu. Pemikiran seseorang tentang objek tertentu seperti fakta, pengetahuan, dan keyakinan Ahmadi, 2009. Komponen kognitif merupakan komponen yang berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap b. Komponen afektif yaitu perujuk pada dimensi emosional yaitu emosi yang berhubungan dengan objek yaitu dapat berupa perasaan senang atau tidak senang. Emosi dan perasaan seseorang terhadap stimulus, khusunya evaluasi positif dan negatif Ahmadi, 2009 c. Komponen perilaku yaitu melibatkan salah satu predisposisi untuk bertindak terhadap objek. Komponen ini berhubungan dengan tendensikecenderungan untuk berbuat sesuatu terhadap objek atau disebut dengan action tendency. Menurut Ahmadi 2009, sikap dapat dibedakan menjadi 2 antara lain: 1. Sikap positif Sikap positif adalah sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, menerima, mengakui, menyetujui serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana individu berada. Apabila individu memiliki sikap yang positif maka ia akan siap membantu, memperhatikan, berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi objek tertentu. Universitas Sumatera Utara 2. Sikap negatif Sikap negatif adalah sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui norma-norma yang berlaku dimana individu berada. Apabila individu memiliki sikap yang negatif terhadap suatu objek, maka ia akan mencela, menyerang bahkan menghilangkan objek tersebut. Psikolog sosial memandang sikap sebagai hal yang penting bukan hanya karena sikap itu sulit untuk diubah, tetapi karena sikap sangat mempengaruhi pemikiran sosial individu meskipun sikap tidak selalu direfleksikan dalam tingkah laku yang tampak dan juga karena sikap seringkali mempengaruhi tingkah laku individu terutama terjadi saat sikap yang dimiliki kuat dan mantap Baron, 2002.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap