‘Adam H Arti Lima Sifat Mustahil Allah

Pendidikan Agama Islam untuk SD Kelas III 80 Sifat ‘adam ini jangan dihubungkan dengan keberadaannya yang tidak bisa dilihat. Keberadaan Allah hanya bisa kita yakini dan dibuktikan dengan ciptaan-Nya. Sebagaimana Allah berirman dalam Al-Qur’an. ÁÁÁ r p9çQäY xéE ga _eä5 qsvã ueã v ÁÁÁ ... La ilaha illa huwa khaliqu kulli syai’in fa‘buduh ... Artinya: “... Tidak ada Tuhan selain Dia, Pencipta segala sesuatu maka sembahlah Dia ...” {Q.S. Al-An‘am 6: 102} Seperti halnya penjahit, tidak mungkin penjahit tidak ada. Sedangkan setiap hari kita memakai baju dan toko-toko baju selalu berjualan setiap hari. Kalau tidak ada penjahit, lalu siapa yang membuat baju? Baju tidak mungkin ada dengan sendirinya. Begitupun dengan Allah.

2. H

. udus . H . udus . artinya baru. Maksudnya, Allah tidak mungkin bersifat baru diadakan. Allah itu tidak ada permulaan, karena Allah bersifat terdahulu qidam. Allah pun bersifat kekal, sehingga kalau Allah bersifat baru maka Allah akan mengalami kerusakan. Zat yang bersifat h . udus . adalah ciptaan Allah, misalnya manusia. Setiap hari selalu ada manusia yang lahir, artinya selalu ada manusia yang baru. Karena manusia bersifat h . udus . , maka manusia akan mengalami kerusakan dan kematian. Sifat Mustahil Allah 81 Sumber: dokumentasi Adang Rahmat, 2010 Gambar 6.3 Allah tidak mungkin bersifat h . udus . seperti manusia Ketidakmungkinan Allah bersifat h . udus . diirmankan dalam Al-Qur’an sebagai berikut. oÊäçeãp =säÏeãp =5vãp dp vãqs Huwal-awwalu wal-akhiru waz.-z.ahiru wal-bat.in Artinya: “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin.” {Q.S. Al-H . adid 57: 3}

3. Fana’

Fana’ artinya rusak atau binasa. Allah tidak mungkin mengalami kerusakan, bahkan kebinasaan. Sifat fana’ ini hanya dimiliki oleh ciptaan Allah. Meskipun alam semesta ini mengalami kehancuran, Allah akan tetap kekal dan abadi. Pendidikan Agama Islam untuk SD Kelas III 82 Sumber: dokumentasi Adang Rahmat, 2010 Gambar 6.4 Allah tidak akan rusak seperti ciptaan-Nya Bukti bahwa Allah tidak bersifat fana’, yaitu adanya keteraturan di alam ini. Jika Allah mengalami kerusakan, misalnya sakit, maka alam ini akan kacau. Hal itu dikarenakan Allah Maha Pemelihara, sehingga tidak ada yang memelihara alam. Allah mustahil bersifat fana’ tercantum dalam surah Al-Qur’an berikut. hã=a vãp gf.eã p: cæ u-p ûç}p Wa yabqa wajhu rabbika z . ul-jalali wal-ikram Artinya: “Tetapi wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan tetap kekal.” {Q.S. Ar-Rah . man 55: 27}