Keputusan Mahkamah Internasional Mekanisme Penyelesaian Sengketa Melalui Mahkamah Internasional

Sebagai suatu lembaga tetap, Mahkamah terus menerus mengingatkan pada negara-negara bahwa ada jalur-jalur hukum melalui dimana penyelesaian secara damai bagi perselisihan internasional dapat dipikirkan. Sekali lagi karena merupakan lembaga tetap prosedur dan yurisdiksi Mahkamah dikenal oleh masyarakat internasional. Dalam analisis terakhir peran Mahkamah dimasa depan tidak terletak oleh Mahkamah tetapi oleh negara- negara Statuta Mahkamah menetapkan untuk perlindungan bagi yurisdiksinya oleh negara- negara. Tetapi negara-negara harus menyerahkan perselisihan-perselisihan mereka kepada pengadilan yang tidak memihak. 81 Ada bebarapa hal menyangkut dikeluarkan putusan oleh Mahkamah Internasional yaitu: a. Putusan diterbitkan untuk masyarakat luas; b. Pendapat para hakim. Pendapat para hakim dalam suatu sengketa termuat secara lengkap dalam laporan- laporan putusan report of judgment. Pendapat para hakim dapat berbentuk; a. Dissenting opinion, adalah suatu pendapat hakim yang tidak setuju dengan satu atau beberapa hal dari putusan Mahkamah, khususnya dasar hukum dan argumentasi dari putusan dan akibatnya mengeluarkan putusan atau pendapat yang menentang putusan Mahkamah tersebut; b. Separate opinion, adalah suatu pendapat yang menyatakan dukungan seorang hakim terhadap putusan mahkamah khususnya mengenai ketentuan hukum yang digunakan dan beberapa aspek yang menurutnya 81 Rebbeca M.M. Wallace, International Law London, Sweet Maxwell, 1986 Terjemahan: Bambang Arumanadi, Cetakan Pertama, Semarang: IKIP Semarang Press, 1993, hlm. 296 penting. namun tidak serupa dengan semua atau beberapa dokumentasi mahkamah meskipun akhirnya isi putusan sama dengan Mahkamah; c. Putusan mengikat para Pihak; d. Penafsiran dan perubahan putusan. Sebagai salah satu lembaga peradilan internasional banyak negara-negara yang mempercayakan penyelesaian sengketa antar negara pada Mahkamah Internasional termasuk juga sengketa perbatasan antara dua negara, maupun sengketa klaim kedaulatan negara atas suatu wilayah. 82 Konvensi juga mengatur beberapa cara penyelesaian sengketa damai, salah satunya melalui Mahkamah Internasional. Cara ini merupakan prosedur wajib yang menghasilkan keputusanan yang mengikat. Sepanjang pada saat menandatangani atau meratifikasi Statuta Mahkamah Internasional negara bersangkutan tidak mereservasi ketentuan tersebut. Dengan demikian mahkamah yang dimaksud akan mempunyai yuridiksi terhadap setiap sengketa yang di ajukan kepadanya. 83 82 Ibid. 83 Ibid. III METODE PENELITIAN Penelitian hukum pada dasarnya adalah suatu kewajiban ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari suatu gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya, dan dapat juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudiian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. Metode penelitian merupakan suatu cara yang dipergunakan dalam pelaksanaan suatu penelitian guna mendapatkan, dan menyimpulkan data yang dapat memecahkan suatu permasalahan. 85

A. Pendekatan Masalah

Penelitian ini mendeskripsikan tentang Kronologis asal mula sengketa antar Peru dengan Chile yang kemudian dibawa ke Mahkahamah Internasional Internatonal Court of Justice dan mengkaji peraturan hukum internasional yang mengatur mengenai penyelesaian sengketa antar negara. Pendekatan masalah yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan studi kasus dengan metode penelitian hukum normatif-empristerapan. Penelitian hukum normatif- 85 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Perss, Jakarta, 2000, hlm. 25 empiristerapan mengkaji pelaksanaan atau implementasi ketentuan hukum positif perundang-undangan dan kontrak scecara faktual pada peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penelitian hukum normatif –empiristerapan bermula dari ketentuan hukum positif yakni melalu penelaahan terhadap peraturan perundang-undangan yang ada, putusan-putusan oleh lembaga penyelesaian perkara baik secara litigasi maupun non litigasi, konsep-konsep, pandangan-pandangan secara perumusan –perumusan yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian dengan cara studi kasus melalui kajian mengenai hukum normatif perundang-undangan dan kontrak yang berlaku dan kajian hukum empiris berupa penerapan implementasi. Dalam penelitian hukum normatif-empiristerapan membutuhkan data sekunder dan data primer yang digunakan sebagai sumber data dalam penuisan skripsi ini. 86

B. Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian penulisan skripsi ini adalah data sekunder atau data yang diperoleh dari bahan pustaka. Data sekunder ini sendiri berupa bahan-bahan yang terbagi atas: 1. Bahan hukum primer, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, Statuta Mahkamah Internasional International Court Of Justice Konvensi Hukum Laut 1982 United Convention Laws of Sea 1982. 86 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Adirya Bakti, Bandung, 2004, hlm.53 2. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang bersifat memberikan penjelasan bahan-bahan primer dan dapat membantu menganalisa serta memahami bahan hukum primer; yang berupa literatur-literatur, makalah-makalah, dan jurnal-jurnal yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam penulisan skripsi ini. 3. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang berguna untuk memberikan penjelasan atau petunjuk terhadap bahan hukum sekunder seperti internet dan surat kabar yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini.

C. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis pergunakan adalah studi kasus yang menggunakan penelitian hukum normatif-empiristerapan yaitu dengan cara mengkaji mengenai hukum positif Konvensi, Statuta dan Perjanjian batas negara dan mengkaji hukum empiris berupa penerapan implementasi pada peristiwa hukum. Penelitian melalui studi kasus dengan menggunakan penelitian hukum normatif-empiris terapan bertujuan untuk mendapatkan data primer dan data sekunder, dilakukan dengan tahapan seperti membaca, mempelajari, membuat catatan, dan menganalisis data dari berbagai literatur dan perundang-undangan yang berlaku dan mengkaji mengenai penerapan implementasi pada peristiwa hukum yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti dalam penulisan skripsi ini.