dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2014. Dalam penelitian dilakukan pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi,
angket, dan tes. Data-data yang diperoleh berasal dari validator yang terdiri atas 2 dosen ahli, 2 guru sebagai reviewer dan 3 peer reviewer, serta responden yang
terdiri atas 126 dan 133 siswa dari dua SMA yaitu SMA N 1 Boyolali dan SMA N 1 Teras. Teknik sampling yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah
purposive sampling . Hasil penelitian ditunjukkan bahwa media pembelajaran pada
materi hidrolisis garam untuk SMA kelas XI semester 2 di SMA Negeri 1 Boyolali dan SMA Negeri 1 Teras, ditunjukkan juga media pembelajaran berupa
buletin dalam bentuk buku saku berbasis hirarki konsep pada materi hidrolisis garam layak digunakan oleh guru sebagai bahan ajar di kelas dan juga sebagai
sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran individual siswa di SMA Negeri 1 Boyolali dan SMA Negeri 1 Teras.
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar siswa mata pelajaran PKn kelas IV
SDN Tambakaji 02 rendah. Hal ini ditandai dengan rata-rata nilai PKn masih di bawah Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan mata pelajaran lainnya,
meskipun guru menggunakan metode pembelajaran yang aktif melalui diskusi, ceramah maupun tanya jawab. Disamping itu, media pembelajaran yang dipakai
guru berbentuk buku teks pelajaran. Media pembelajaran buku yang tersedia hanya 1 berupa buku BSE. Namun metode-metode tersebut belum mampu
meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal. Siswa cenderung bosan dan belum memahami materi PKn yang luas, serta belum terciptanya lingkungan
belajar yang kondusif karena masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa lebih senang
mengobrol diluar materi pembelajaran saat guru sedang menjelaskan maupun ketika diskusi kelompok. Selain itu beberapa siswa tidak belajar terlebih dahulu di
rumah. Sebanyak 26 siswa dari 28 siswa 92,76 hanya memiliki satu buku
pegangan PKn. Hanya dua siswa yang mempunyai buku lebih dari satu. Siswa tersebut memiliki 2 buku pegangan atau referensi. Media pembelajaran yang dapat
digunakan oleh semua siswa adalah media visual atau cetak. Media cetak memiliki kelebihan yaitu menjadi bahan ajar mandiri serta dapat digunakan oleh
setiap siswa. Guru dapat menggunakan media pembelajaran berbentuk media visual yang inovatif dan variatif.
Buku saku PKn merupakan media dengan karakteristik mandiri, utuh, sistematis, mempunyai tujuan dan komunikatif. Dilihat dari ukurannya, buku saku
memiliki ukuran yang kecil sehingga memudahkan untuk belajar dimana pun dan kapan pun. Buku saku memiliki kelayakan materi dan tampilan penyajian yang
ringkas sehingga akan memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran PKn.
Buku saku yang disajikan menggunakan gambar dan warna akan memberikan tampilan yang menarik. Siswa dapat belajar lebih praktis kapan saja
baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Penggunaan mind mapping dalam buku
saku akan memudahkan siswa dalam memahami materi karena mind mapping merupakan cara termudah dan cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara
langsung akan memetakkan pikiran kita. Sehingga dengan adanya buku saku berbasis mind mapping akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Penyusunan buku saku berbasis mind mapping dilakukan dengan menyusun prototipe atau rancangan pengembangan media untuk mengembangkan
media dengan melakukan analisis kebutuhan guru dan siswa terlebih dahulu. Selanjutnya akan dilakukan validasi oleh validator ahli, dan respon siswa, serta uji
coba produk terhadap siswa. Selanjutnya dilakukan perbaikan atau revisi terhadap media pembelajaran buku saku berbasis mind mapping jika diperlukan. Setelah
media dilakukan revisi, kemudian dilakukan uji coba pemakaian media pembelajaran buku saku berbasis mind mapping. Berdasarkan kajian teori dan
kajian empiris tersebut, dapat dirumuskan kerangka berpikir dalam bentuk fishbone
tulang ikan. Kerangka berpikir berbentuk fishbone memiliki kelebihan yaitu secara visual diagramnya jelas serta dapat menggali ide dari pemikiran
beberapa orang secara detail Hari Agung dkk, 2013:219. Gambar kerangka berpikir dalam bentuk fishbone digambarkan ke dalam sebuah gambar sebagai
berikut.
Gambar 2.1:
Kerangka Berpikir dalam Bentuk Fishbone
2.4 HIPOTESIS