Gambar 16.  Menunjukkan hasil pengamatan pembesaran seedling Phalaenopsis pada media MS dan Growmore dengan atau tanpa arang aktif.
4.1.4 Percobaan IV. Respon pertumbuhan dan perkembangan planlet
anggrek
Phalaenopsis terhadap pemberian  BA dan GA pada masa aklimatisasi.
Plantlet anggrek Phalaenopsis yang digunakan untuk percobaan berasal dari kultur anggrek yang telah siap diaklimatisasi. Pertumbuhan dan perkembangan
plantlet diamati mulai dikeluarkan dari botol hingga berumur 16 minggu selama periode aklimatisasi pengamatan  dilakukan pada umur 16 minggu meliputi :
jumlah daun,diameter daun, jumlah akar, dan bobot segar tanaman.
Tabel 6. Hasil analisis ragam Respon pertumbuhan dan perkembangan planlet anggrek Phalaenopsis terhadap pemberian  BA dan GA  pada masa
aklimatisasi.
Variabel pengamatan Perlakuan BA atau GA
Jumlah daun ns
Diameter daun Jumlah akar
Bobot segar tanaman
ns
menunjukkan tidak berbeda nyata pada α 0.05 menunjukkan berbeda nyata pada taraf α 0.05
menunjukkan berbeda nyata pada α 0.05 dan α 0.01
Hasil analisis ragam pada Tabel 4 terlihat bahwa pemberian BA dan GA pada planlet Phalaenopsis yang di aklimatisasai tidak berpengaruh pada jumlah daun,
tetapi berpengaruh  sangat nyata terhadap diameter daun dan jumlah akar serta berpengaruh  nyata  terhadap bobot segar tanaman.
Gambar 17.  Jumlah daun helai masa aklimatisasi. 4,66 a
5,93 a 5,06 a
2 4
6 8
10
KO BA
GA
Ju m
lah D
au n
H el
ai BNT 0,05 = 1,42
Jumlah daun  yang di hasil kan oleh seedling Phalaenopsis, setelah di beri perlakuan dengan BA dan GA  pada 4 bulan masa aklimatisasi tidak berbeda satu
sama lain , yaitu  pada kontrol 4,7 nilai pada perlakuan GA  5,1  dan  nilai pada perlakuan BA 6,0. Tampak pada Gambar 17.
Gambar 18. Diameter daun cm pada masa aklimatisasi.
Pada Gambar 18 diameter daun  dari hasil pengamatan   masa aklimatisasi planlet Phalaenopsis selama empat bulan   pemberian BA 20mgl dapat meningkatkan
diameter daun yang semula hanya 20,8 mm pada kontrol menjadi  26,1 mm sedangkan pemberian GA  tidak berpengaruh hanya besar  22,1 mm . Gambar  18.
20,83 b 26,06 a
22,06 b
5 10
15 20
25 30
KO BA
GA D
iam et
er D
au n
cm BNT 0,05 = 2,84
Gambar 19. Jumlah akar helai pada masa  aklimatisasi  anggrek Phalaenopsis
.
Jumlah akar dari hasil pengamatan pada masa aklimatisasi pada gambar 19 terlihat bahwa  berbeda nyata  yang semula jumlah akar  yaitu pada kontrol  4,4
helai BA 7,0 helai dan pada GA 6,0 helai. Penampilan tanaman phalaenopsis yang tidak diberi ZPT, disemprot dengan BA
dengan disemprot dengan GA disajikan pada gambar 20.
Gambar 20.  Tanaman phalaenopsis yang tidak diberi perlakuan ZPT kiri yang disemprot dengan BA tengah, dan yang disemprot dengan GA
kanan 4,36 c
6,93 a 5,7 b
1 2
3 4
5 6
7 8
KO BA
GA
Ju m
lah A
k ar
BNT 0,05 = 0,24
4.2 Pembahasan
4.2.1 Percobaan I: Persilangan dialel lengkap dua tetua angrek Phalaenopsis.
Persilangan dialel lengkap yang dilakukan pada kedua tetua angrek Phalaenopsis semua menghasilkan  polong buah berbiji. Perbandingan dari 4 persilangan
1:2:3:3 sehingga terdapat empat persilangan yaitu P1 x P1, P1 x P2, P2 x P1 dan P2 x P2. Tetua yang disebutkan pertama adalah tetua betina, sedangkan yang
disebutkan berikutnya adalah tetua jantan. Semua tetua yang disilangkan dengan dialel lengakap adalah kompatibel.
Dugaan  tentang tetua Phalaenopsis tidak menghasilkan polong buah berbiji atau tidak kompataibel disebabkan karena terbatasnya kuntum bunga sebagai bahan
persilangan  dan kondisi kuntum bunga masih dalam keadaan  siap atau tidak untuk diserbuki sehingga hasil persilangan dialel lengkap ada yang tidak
menghasilkan polong berbiji atau tidak kompatibel. Faktor kesesuaian compatibility juga menentukan faktor keberhasilan dalam proses penyerbukan.
Pemilihan tetua tentunya disesuaikan dengan hasil yang diinginkan dalam suatu proses persilangan. Secara garis besar tanaman induk harus sehat, yang dicirikan
dengan penampilan fisik segar, hijau, tumbuh tegak, kuat dan kokoh.
Perkawinan suatu tanaman normal akan menghasilkan tanaman baru dengan kromosom genap 2n., sedangkan apabila kromosomnya bejumlah 3n atau triploid
tetua anggrek tersebut mengalami fertilisasi. Tetua yang kromosomnya yang tidak genap akan menghasilkan buah yang cepat rontok adapun yang mempunyai